DISUSUN OLEH
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
Unit (ESU). Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Peralatan Bedah dan Anesthesi di STIKES Widya Husada
Semarang.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusun
DAFTAR
ISI
a) Tampilan alat
Gambar 8. Nessy
Gambar 9. Foot switch
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengaman listrik :
1. Arus lebih
Apabila terjadi beban lebih akibat hubungan
singkat atua kerusakan komponen dalam
rangkaian, maka sekering yang berfungsi sebagai
pengaman akan putus. Sekering harus diganti
dengan yang sesuai.
2. Frekuensi rendah
Pada pembangkitan frekwensi tinggi ada
kemungkinan frekwensi rendah masuk, sehingga
menimbulkan dampak negatif pada pasien. Untuk
menghindari hal antara rangkaian penguat dan
rangkaian out put dipasang filter frekwensi
rendah, hal ini untuk mencegah efek faradik pada
pasien.
3. Elektroda netral
Apabila kabel penghubung netral elektroda putus,
maka aktif elektroda akan berfungsi sebagai
pemancar frekwensi tinggi ke ground, sehingga
bagian tubuh pasien yang terhubung ke ground
akan mengakibatkan terjadinya luka bakar. Untuk
menghindari hal ini, pada salah satu penghubung
elektroda dipasang rangkaian alarm yang dapat
mendeteksi terhubung atau tidaknya netral
elektroda.
Cara kerja dari blok diagram di atas adalah adalah mengalirkan arus
bolak-balik dengan frekuensi tinggi melalui tubuh patient dengan besar
arus atau daya tertentu. Power supply sebagai penyuplai dari semua
komponen tersebut, kemudian oscillator akan membangkitkan arus bolak-
balik frekuensi tinggi arus bolak-balik frekuensi tinggi, lalu masuk ke
driver dan frekuensi tersebut di modulasikan di modulator dan
dikembalikan ke driver menuju HF filter utuk disaring frekuensinya,
hanya frekuensi tinggi yg bisa lolos dan dikuatkan pada penguat arus atau
power amplifier, setelah melalui pengontrolan dosis. Arus dari ESU
dialirkan melalui elektroda aktif, ke tubuh patient, menuju elektroda
netral dan kembali, sehingga pada kontak yang kecil yaitu antara ujung
elektroda aktif dengan tubuh patient akan terjadi arus besar dan terjadi
pembakaran.
3.4. Cara Kerja ESU Berdasarkan Wiring Diagram
Dari wiring diagram di atas dapat kita pahami bahwa ESU bekerja
ketika mendapat catu daya dari jala-jala listrik sehingga blok power suplay
akan menghasilkan variasi tegangan sesuai kebutuhan tiap-tiap komponen
pada alat tersebut. Pada rangkaian osilator terdapat R36 yang berfungsi
mengatur pengisian dan pengosongan C9 sehingga R36 berperan untuk
mengatur frekuensi yang dihasilkan, sedangkan pada rangkaian modulator
terdapat R3 dan R4 yang berfungsi untuk mengatur sinyal modulasi, R3
untuk mengatur modulasi cutting sedangkan R4 untuk mengatur modulasi
koagulasi, setelah itu sinyal hasil osilasi dan modulasi akan dicampur oleh
diver sehingga menjadi sinyal modulasi dengan frekuesi tinggi yang dapat
kita atur, output dari driver akan dikuatkan oleh rangkaian trafo step up
yang nilai penguatan outputnya dapat diatur melalui R1 dan R2, setelah itu
output dari penguatan trafo dikirim ke penguatan utama dan setelah itu
menuju rangkaian switch untuk memilih mode cutting maupun coagulation
switch cut akan menyebabkan K1 bekerja dan switch coagulation akan
menyebabkan K2 bekerja, pada penguatan utama ada sinyal umpan balik
overload yang digunakan ketika terjadi overload sehingga otomatis alat
akan berhenti beroperasi.
Dibawah ini adalah output dari MP ketika ESU berfungsi dengan
baik :
B. Pemeliharaan Tahunan
1. Lakukanlah pengkalibrasian pada alat. Yang dikalibrasi
yaitu pada saat memilih cutting atau koagulasi. Caranya
yaitu :
a) Pastikan semua peraaltan yang digunakan dalam
kondisi yang baik.
b) Persiapkan peralatan ESU dan pasang seluruh
kelengkapannya.
c) Lakukan pengukuran keselamatan listrik dengan
menggunakan Electrical Safety Analyzer sesuai
dengan kelas dan tipe alat.
d) Persiapkan ESU Analyzer.
e) Hubungkan 8 kabel dibagian kiri ESU
Analyzer
Kabel hijau dengan grounding ruangan.
Kabel putih dengan body alat yang terbuat
dari logam.
Kabel hitam dengan pasian plate ESU.
Kabel merah dengan elektroda aktif.
f) Hidupkan semua peralatan dan tunggu selama 15
menit.
g) Perhatikan range dan load impedance dengan ESU
yang akan diukur, kemudian pindahkan posisi
selector output power sesuai range range dan load
impedance ESU yang akan diukur.
h) Posisikan switch selector RF leakage pada
pengukuran output power.
i) Pilih menu cutting pada ESU dan tentukan
intensitasnya dari yang paling kecil ke yang paling
tinggi.
j) Tekan foot Switch dan lakukan pembacaan pada
display ESU analyzer.
k) Catat hasil pada lembar kerja masing-masing 6 data
untuk tiap-tiap intensitas menu cutting yang akan
diukur.
l) Kemudian pilih menu coagulating dan ulangi
langkah h sampai k diatas.
m) Pilih menu Bipolar (bila ada) dan ulangi langkah
h sampai k diatas.
n) Setelah selesai, matikan semua peralatan.
o) Catat suhu dan kelembapan akhir ruangan pada
lembar kerja.
p) Lepaskan semua kabel yang digunakan dan
rapikan kembali.
q) Lakukan perhitungan ketidakpasrtian dan
kesimpulan dari kegiatan kalibrasi.
2. Uji keamanan alat.
B. Langkah :
a) Lakukan pengukuran tegangan dari jala-jala PLN.
b) Lakukan pengukuran pada MP10 karena itu adalah
output power suplay.
c) Cek kondisi Fuse, jika putus maka gantilah dengan
Fuse yang spesifikasinya sama.
C. Keterangan :
a) putus sehingga dilakukan penggantian fuse.
B. Langkah :
a) Periksa sambungan kabel elektroda netral, jika putus
maka sambunglah/ ganti.
b) Jika relay tidak mendapat tegangan maka ukurlah
output di MP10.
C. Keterangan :
a) Kabel elektroda netra putus, sehingga dilakukan
penyambungan.
3. Alat hidup namun tidak dapat melakukan Cut/Coag
A. Analisa :
a) Arus dan teganagan yang keluar tidak cukup kuat untuk
melakukan cutting atau coagulation.
B. Langkah :
a) Terdapat masalah pada rangkaian penguatan arus dan
tegangan.
C. Keterangan :
a) R7 mengalami kerusakan, sehingga harus diganti.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Electrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan
menggunakan energy RF(Radio Frekuensi) 300kHz sampai dengan 3 MHz
untuk memotong dan membekukan tissue/ jaringan, yang mana tergantung
pada efek panas yang disebabkan oleh arus listrik frekuensi tinggi melalui
tepi yang tajam.
Pada cut current mode, jaringan dipotong menggunakan elektroda
yang mengenai jaringan dan kapiler yang mana goresan tersebut tersegel
kembali (kering) karena jaringan menyusut. Oleh karena itu cara ini sering
disebut Bloodless Surgery/ Bedah tanpa darah.
Pada Coag Current Mode, Jaringan dibekukan dengan
menggunakan discharging RF dari elektroda ke jaringan, sehingga terjadi
loncatan energy yang dapat menghentikan pendarahan. Dengan prosedur
yang tepat, proses kesembuhan pasca operasi akan menjadi lebih cepat.
4.2. Saran
Demikian makalah ini saya buat, apabila ada kekurangan atau ada
salah dalam penulisan dalam makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA