Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE

Disusun Oleh :
INDANA ZULFA ( 2014901064)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2020/ 2021
A. Pengertian
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari. (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
1.Trimester I: dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan kehamilan.
2.Trimester II: dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan kehamilan.
3.Trimester III: dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002:89

Antenatal care adalah, pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan


pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sedangkan
pengawasan sebelum persalinan terutama yang ditujukan pada ibu disebut ante
partal care. Antenatal adalah perawatan fisik dan mental sebelum persalinan
yaitu sejak masa kehamilan.
Antenatal ini bersifat preventife care dan tujuan secara umumnya adalah
mencegah hal-hal yang kurang baik bagi bayi maupun ibu (Prof Sulaiman Sastra
Winata).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).
B. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-
juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran
telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri
(plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas),
nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel
telur di tuba pallofi. Terjadi pada 1/3 distal tuba. Mengalami
pembelahan: zigot- morula- balstula.

4. Nidasi (implantasi )
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Terjadi hari ke 4-7 hari setelah konsepsi.
5. Plasentasi:
Tumbuh kembangnya khorion dan desidua. Pembentukan plasenta. Pada
akhir bulan ke-4 plasenta terbentuk lengkap.
C. Perubahan fisiologi wanita hamil
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat
kandung, dan juga organ lainnya.
1. Uterus
Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
Berat : dari 30 gr – 1000 gr, panjang 32 cm dan lebar 24 cm.
Posisi : Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis,
akhir ; rongga perut sampai hati.
Menurut spiegelberg, mengukur TFU dari simfisis:
a. Kehamilan 22 - 28 minggu : 24 - 25 cm dari simfisis
b. Kehamilan 28 minggu : 26,7 cm dari simfisis
c. Kehamilan 30 minggu : 29,5 - 30 cm dari simfisis
d. Kehamilan 34 minggu : 31 cm dari simfisis.
e. Kehamilan 36 minggu : 32 cm dari simfisis.
f. Kehamilan 38 minggu : 33 cm dari simfisis.
g. Kehamilan 40 minggu : 37,7 cm dari simfisis
Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak
sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.
Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah tetapi
pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya
tidak sama. Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh
terjadinya gangguan perimbangan hormonal dimana estrogen dan
progesteron berubah konsentrasinya sehingga progesteron mengalami
penurunan
2. Serviks
Servik menjadi lebih lunak karena pembuluh darah dalam serviks bertambah
disebut tanda “goodell”
3. Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti sampai terbentuknya uri. Ovarium yang mengandung
korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
4. Vagina dan vulva
Kekenyalan atau elastisitas bertambah artinya daya regang bertambah
sebagai persiapan persalinan.
Tanda Chadwicks: Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh
darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-
biruan.
5. Perubahan pada organ dan sistem lainnya :
a. Sistem sirkulasi darah
1) Volume darah serum darah meningkat 25-30 %, sel darah
bertamabah 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%
2) Protein darah Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I
secara bertahap meningkat sampai akhir kehamilan.
3) Hitung jenis dan Hb Hematokrit menurun karena volume plasma
darah eritrosit meningkat untuk kebutuhan oksigen.
4) Nadi dan TD TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/mnt
5) Jantung Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun
pada minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke
kiri 2)
b. Sistem pernapasan
Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat
pembesaran rahim, Kapasitas vital paru meningkat., Napas dalam dan
yang lebih menonjol pernapasan dada.
c. Sistem pencernaan
1) nafsu makan meningkat,
2) sekresi usus berkurang,
3) aktivitas peristaltik menurun akibatnya bising usus menghilang
karena konstipasi.
4) Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat menyebabkan
haemoroid.
5) Saliva meningkat,
6) mual dan muntah
7) Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas
8) Muntah (emesis gravidarum) pada hari (morning sickness) pengaruh
hormon HCG
d. Tulang dan gigi
1) Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak
2) Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi
kebutuhan kalsium janin
e. Kulit: Terjadi hiperpigmentasi pada :
1) Muka : cloasma gravida
2) Payudara : putting susu dan areola payudara
3) Perut : striae gravidarum (garis-garis memanjang atau serong pada
perut, memanjang dari simpisis ke umbilikalis), cicatrix (selulit)
f. Kelenjar endokrin
1) Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
2) Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
3) Kelenjar adrenal : tidak satu berpengaruh ( – )
g. Payudara
1) Payudara bertambah besar, tegang dan berat
2) Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli
3) Bayangan vena lebih membiru
4) Kaku diperas keluar kolostrum berwarna kuning.
h. Metabolisme
1) BMR meningkat 15 – 20% terutama trimester ketiga
2) Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara.
Laktasi
3) Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.
4) Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak.
5) BB bumil meningkat 6,5 – 16 kg disebabkan oleh - Janin, uri, air
ketuban, uterus - Payudara, uri, darah, lemak, protein, retensi urine.
6) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi
6. Kenaikan berat badan
a. trimester I : 1 Kg
b. trimester II: 5 kg
c. trimester III: 5,5 kg
D. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan)
untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal
pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu:
1. timbang berat badan
2. ukur tinggi badan
3. ukur tekanan darah
4. pemberian imunisasi TT
5. ukur tinggi fundus uteri serta pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama
masa kehamilan.
E. Jadwal kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
1. Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan
2. 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali
3. Di atas 36 minggu setiap minggu sekali).
Kecuali jika ditemukan kelainan atau faktor resiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.

4. Untuk ibu hamil:


Trimester Kunjungan
I dan II Sebulan a. Pemeriksaan laboratorium.
sekali. b. Pemeriksaan ultrasonografi.
c. Nasehat diet tentang menu seimbang.
d. Observasi adanya penyakit yang dapat
mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi
kehamilan.
e. Rencana untuk pengobatan penyakit,
menghindari terjadinya komplikasi kehamilan,
dan imunisasi Tetanus Toksoid I.
III Dua minggu a. Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil
sekali pengobatan.
sampai ada b. Diet menu seimbang.
tanda c. Pemeriksaan ultrasonografi.
kelahiran. d. Imunisasi Tetanus Toksoid II.
e. Observasi adanya penyakit yang dapat
mempengaruhi kehamilan, komplikasi
kehamilan.
f. Rencana untuk pengobatan.
g. Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana
harus datang untuk melahirkan.

F. Tahap pengkajian
1. Anamnesis
a. Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun.
Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,
kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang
pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi
untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia,
ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.
b. Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa
hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
c. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari
pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting
untuk memperkirakan usia kehamilan menstruasi dan memperkirakan
saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk
siklus 28 + x hari.
Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau
belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun
tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes
mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya.
Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi
kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
f. Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan
dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak
hidup. Ada/tidaknya masalah2 pada kehamilan / persalinan sebelumnya
seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan
sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan,
penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan
lahir jika masih ingat.
g. Riwayat menarche: siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid
lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. kapan HPHT, hali ini
penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan
memperkirakan atau menentukan tanggal persalinan menggunakan
rumus Naegele:
1.) Januari – Maret: 7+9+0
2.) April – Desember: 7-3+1
h. Riwayat kontrasepsi,
Lama pemakaian, ada masalah/tidak.
i. Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.
2. Objektif
a. Status generalis / pemeriksaan umum
1) Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi.
2) Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat
badan. Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm,
berat badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90
mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi
plasenta).
3) Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,
hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut).
4) Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
5) Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi,
gigigeligi.
6) Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.
7) Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises,
simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk
panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus
dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
b. Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetric
1) Proses
Sebelum palpasi abdominal: Kosongkan kandung kemih. Baringkan
ibu terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga bantal
2) Abdomen
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mungkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda
dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran
uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur
dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi
atas simfisis os pubis).
a) Leopold I
Tujuan:
- Menentukan umur kehamilan melalui tinggi fundus uteri
dengan menggunakan jari atau meteran.
- Meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak
tangan
- Menyimpulkan bagian yang teraba di fundus:
o Kepala: teraba keras, bundar dan melenting
o Bokong: kurang bundar dan kurang melenting
o Letak lintang: fundus uteri kosong
b) Leopold II
Tujuan:
- Menentukan letak punggung janin dan letak bagian terkecil
janin (letak membujur)
- Meraba kepala janin disebelah kanan atau kiri (letak lintang
- Menyimpulkan bagian punggung dan bagian terkecil:
o Punggung: bila pemeriksa merasakan adanya tahanan
uterus dari atas kebawah seperti memapan
o Bagian kecil: pada arah yang berlawanan dari
punggung teraba benjolan kecil (kaki dan tangan
janin)
c) Leopold III
Tujuan:
Menentukan bagian janin apa yang terdapat dibagian bawah ibu
Menyimpulkan:
- Kepala: besar, bulat, keras, melenting (bila belum masuk
PAP) b
- Bokong: besar tidak keras
- Lintang: tidak teraba bagian besar
d) Leopold IV
Tujuan:
Menentukan sampai dimana bagian terbawah janin sudah masuk
PAP.
Menyimpulkan:
- Convergen: belum masuk PAP (kedua jari tangan bisa
bertemu) kepala belum masuk PAP.
- Divergen: sudah masuk ke rongga panggul/PAP (tangan tidak
bisa bertumpu/sejajar), kepala sudah masuk PAP.
Taksiran berat janin (TBJ) Rumus “Johnson-Tossec”:
TFU (cm) - (11/12) x 155 gram. Atau BB = (Md – 11/12) x 155
gram.
11: divergen (leopold 1-3)
12: convergen (leopold 4)
3) Auskultasi : Dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang
ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5
detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4
untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya pemeriksaan
auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin dihitung
seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung janin
normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi menunjukkan
adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal
stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi
beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin).
4) Genitalia eksterna Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya
tanda radang, luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia
dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.
Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia
dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco
(cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian
di dalam liang vagina diputar 90º sehingga horisontal, lalu dibuka.
Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan
ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat
keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau
kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan
dikeluarkan dari vagina.
5) Genitalia interna Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua
jari sebelah tangan dan BIMANUAL dengan tangan lain menekan
fundus dari luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan
ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan uterus
dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah
(JANGAN LUPA, SELALU PALPASI BIMANUAL PADA
PEMERIKSAAN VAGINAL.
Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan
pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi
fetopelvik/sefalopelvik. Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :
a) perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena
kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus
perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja
operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat
hati-hati)
b) ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran
infeksi (korioamnionitis).
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan
pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi.
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk
kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada usia
kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran,
letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan
lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan
persalinan normal pervaginam.
Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu,
elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal, akan
sulit dan sakit untuk eksplorasi. Pemeriksaan rektal (rektal
touché) dilakukan atas indikasi.
6) Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
a) Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b) Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c) Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
Pemeriksaan panggul dilakukan :
a) Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil (primigravida)
b) Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada persalinan
yang lalu
c) Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah
memeriksakan diri terutama pada primipara
7) Ukuran-ukuran panggul luar yang penting :
a) Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran
normal 23 – 26 cm.
b) Distantia cristarum
Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri, ukuran
normal : 26 – 29 cm
c) Distantia tuburum
Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas
ischii kanan dan kiri, ukuran normal : 10,5 – 11 cm.
d) Conyugata eksterm
Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus
(ruas tulang lumbal lima).
e) Lingkar panggul
Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri,
kepertengahan spina iliaca anterior superior kiri, kemudian
kembali ke atas sympisis, ukur normal : 80 – 90 cm.

8) Pertumbuhan janin
a. 0 – 4 minggu
pertumbuhan yang cepat, gigi, sistem pusat saraf, jantung mulai
berdenyut, jari mulai keluar/nampak.
b. 4 – 8 minggu
Pertumbuhan cel yang cepat, kepala, muka, genitalia eksterna mulai
tampak tapi jenis kelamin belum ada, janin bergerak (USG).
c. 8 – 12 minggu
mata, ginjal mulai berfungsi untuk pengeluaran urin (10mg), sirkulasi
fetal lancar, mulai mengisap/menelan, sex terlihat, bergerak bebas,
beberapa refleks primitive mulai.
d. 12 – 16 minggu
berkembang skeletal, meconium ada di usus,lanugo ada, spetum
hidung dan palatum menyatu.
e. 16 – 20 minggu
quecning – ibu merasakan, auskultasi, verniks kaseosa, jari dapat
terlihat, selaput kulit.
f. 20 – 24 minggu
sebagian organ mampu berfungsi, respon pada suara, kulit merah
keriput.
g. 24 – 28 minggu
kelangsungan hidup dapat – lahir pergerakan kelompak mata –
respon pernapasan.
h. 28 – 32 minggu
mengisap, lemak dan besi, testis turun skrotum, lanugo tidak ada di
muka, kulit mulai putih dan keriput kurang.
i. 32 – 36 minggu
meningkatnya lemak seluruh tubuh, lanugo tidak ada, rambut kepala
panjang, kuku sampai ujung jari, tulang rawan, telinga, rambut.
j. 38 – 40 minggu
batas untuk lahir, tulang tengkorak kuat

9) Pemeriksaan lanjutan
Idealnya seperti di atas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan,
29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan di atas 36 minggu setiap
minggu sekali).
Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :
a) Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri.
b) Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi
dan letak janin, denyut jantung janin, aktifitas janin, perkiraan
volume cairan amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan
dengan USG).
10) Nasehat untuk perawatan umu atau sehari-hari:
a) Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang),
istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring
dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat,
dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga dapat
ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi
melebihi 140 kali per menit. Jika ada gangguan / keluhan yang
mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per
vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.
b) Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau
berhubungan dengan radiasi / bahan kimia, terutama pada usia
kehamilan muda.
c) Imunisasi
Terutama tetanus toksoid (2x). Imunisasi lain sesuai indikasi.
d) Mandi dan cara berpakaian
Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus / antiseptik
vagina tidak dianjurkan karena justru dapat mengganggu flora
normal vagina. Selain itu aplikasi sabun vaginal dengan alat
semprot dapat menyebabkan emboli udara atau emboli cairan
yang dapat berbahaya. Berpakaian sebaiknya yang
memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang
leluasa.
e) Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar
cairan dari kemaluan, harus dihentikan (abstinentia). Jika ada
riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia
kehamilan di atas 16 minggu, di mana diharapkan plasenta sudah
terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Beberapa
kepustakaan menganjurkan agar coitus mulai dihentikan pada 3-4
minggu terakhir menjelang perkiraan tanggal persalinan. Hindari
trauma berlebihan pada daerah serviks / uterus. Pada beberapa
keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, keluar
cairan pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan
pervaginam, abortus iminens atau abortus habitualis, kehamilan
kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan
dilakukan.
f) Perawatan mammae dan abdomen
Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual
dengan pelan. Striae / hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu
dikuatirkan berlebihan.
g) Merokok / minuman keras / obat-obatan
Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan
sampai persalinan, nifas dan menyusui selesai. Obat-obat
depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin dan
menekan perkembangan susunan saraf pusat pada janin.
h) Gizi / nutrisi
Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar
kecukupan gizi untuk ibu hamil. Untuk pencegahan anemia
defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe.
i) Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia
kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam
hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan
dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat
psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan
acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif.
Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis
calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
j) Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara
teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan
kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
G. Konsep Dasar Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
a. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu),
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir.
Denyut nadi meningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik pendek dapat
terjadi sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema
ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester
terakhir).
b. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
c. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati
umum terjadi, penambahan BB 2 – 4 kg trimester pertama.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton
hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
f. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi
pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus,
pernapasan torakal.
g. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan
daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu),
gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi
gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada
pada bukan keempat dan kelima.
h. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea
mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan
payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas,
lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan
pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda
goodell, hegar, Chadwick positif.
i. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor
kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif
dan mendukung sampai disfungsional.
j. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan
terhadap anak, stabilitas ekonomik.
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Golongan darah ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
b. Usap vagina/rectal Tes untuk neisseria gonorrhoea, chlamydia
c. Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
d. Skrining Terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
e. Titer rubella > a : ad menunjukkan imunitas
f. Papanicoloan Smear Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe
II
g. Urinalisis Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan,
infeksi, diabetes, penyakit ginjal).
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman
pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
1) Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan R/
mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan
arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
2) Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko
yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan
diagnosa. R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan
ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat
keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan.
3) Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus. R/
kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan
situasi. Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan
yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.
4) Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan
fisik/psikologis. R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi
pada pasangan.

b. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran


diafragma
Tujuan : Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
1) Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga
kesehatan) R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi
pada kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital
meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma
untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
2) Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan
tuberculosis). R/ masalah lain dapat terus mengubah pola
pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
3) Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan
dan program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering
istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan
latihan ringan seperti berjalan. R/ menurunkan kemungkinan
gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
4) Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk
mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari
merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan
posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat. R/
postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan
penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang untuk
ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk
pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat
meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.

c. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.


Tujuan :
Intervensi :
1) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan
dengan trimester ketiga. R/ membantu klien memahami alas an
fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus
trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih
mengakibatkan sering berkemih.
2) Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas
sehari. R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat
yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik
3) Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan diet. R/ kehilangan/pembatasan natrium
dapat menekan regulator rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar
cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
4) Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur,
perhatikan keluhankeluhan nokturia. R/ meningkatkan perfusi ginjal
memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent, edema
berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.
5) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam
waktu yang lama.R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom
vena cava dan menurunkan aliran vena.
DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, RE. (2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC.
Muchtar Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta
: EGC.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology.
Bandung : Elemen.
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.
http://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/laporan-pendahuluan-anc-
antenatal-care.html
http://www.scribd.com/doc/62008932/Antenatal-Lp
http://keperawatan-gun.blogspot.com/2008/05/pemeriksaan-obstetri-dan-
asuhan.html http://www.scribd.com/doc/71391112/8/Perubahan-fisiologis-pada-
kehamilan http://askep45kesehatan.blogspot.com/2012/02/lp-antenatal-care.html
Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB.
Jakarta : EGC.
.

Anda mungkin juga menyukai