Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

POSISI PASIEN

Dosen Pembimbing :
Enung Mardiyana H, S.Kep.Ns.M.Kes.

Disusun Oleh :
1. Jasmine Abbabil (P27820119021)
2. Lovita Salsabilla B. (P27820119022)
3. Maftuhah (P27820119023)
4. M. Rizal Maulana (P27820119024)
5. Mohammad Zamroni (P27810112025)
6. Nabila Febiayuni (P27820119026)
7. Nadia Damara P. (P27820119027)
8. Nella Astania Eka P. (P27820119028)
9. Nesti Arifiana F. (P27820119029)
10. Nur Fatmawati (P27820119030)
Kelompok 3
TINGKAT 1 REGULER A

PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Posisi
Pasien”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar pembuatan makalah akan lebih baik di masa yang akan datang.
Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Surabaya, 17 Februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 4
1.4 Manfaat ........................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ...................................................................................................................... 5
2.2 Antiretrovirus ................................................................................................................ 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 8
3.2 Saran .............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 31

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh. Prinsip mekanika tubuh, pergerakan dasar dalam mekanika tubuh
merupakan kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi. Untuk menilai kemampuan pasien dalam
penggunaan mekanika tubuh dengan baik, penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda,
naik/turun dan berjalan adalah dengan cara melakukan proses keperawatan pada pasien melalui
pengkajian, diagnosa, intervensi dan tindakan keperawatan. Dengan adanya proses keperawatan
pada pasien dengan gangguan ambulasi ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi,
meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas, mencegah komplikasi dari imobilitas dan
meningkatkan harga diri serta kemandirian.
Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tuibuh.
Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem muskulus skeletal,
serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh. Abnormalitas postur dapat
menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada
beberapa sendi,
Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan posisi
pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien, adanya
paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat
kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi juga penting dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian pengaturan posisi pasien ?
2. Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien ?
3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur.
2. Untuk mengatur posisi di tempat tidur.
3. Untuk membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.
4. Untuk membantu pasien berjalan.

4
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur, mengatur
posisi di tempat tidur, membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda,
membantu pasien berjalan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Posisi/Posturing Pasien


Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik
dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek keperawatan
yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu apabila dilakukan dalam
waktu yang lama. (Potter dan perry,2009)

2.2 Tujuan Posturing Pasien


Tujuan merubah posisi :

1. Mencegah nyeri otot


2. Mengurangi tekanan
3. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
4. Mencegah kontraktur otot
5. Mempertahankan tonus otot dan reflek
6. Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan
7. Memberikan rasa nyaman pada pasien

2.3 Jenis – Jenis Posturing Pasien


2.3.1 Posisi Fowler
A. Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Posisi Fowler

6
B. Tujuan

a. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.


b. Meningkatkan rasa nyaman
c. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada dan ventilasi paru
d. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

C. Indikasi
a. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
b. Pada pasien yang mengalami imobilisasi

D. Alat dan bahan :


a. Tempat tidur khusus
b. Selimut

E. Cara kerja :

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


b. Dudukkan pasien
c. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat
tidur.
d. Untuk posisi semi fowler (30-45˚) dan untuk fowler (90˚).
e. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

2.3.2 Posisi Semi Fowler


A. Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat

7
B. Tujuan
a. Mobilisasi
b. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
c. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
C. Cara / prosedur
a. Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat ( 45-90
derajat)
b. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh
bagian atas klien lumpuh
c. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien,
menaikan lutut dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya
tekanan di bawah jarak poplital ( di bawah lutut )

2.3.3 Posisi trendelenburg


A. Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah dari pada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah keotak.

Posisi trendelenburg

B. Alat dan bahan :

a. Tempat tidur khusus


b. Selimut

C. Indikasi :
a. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
b. Pasien shock
c. Pasien hipotensi.
D. Alat dan bahan :
8
a. Tempat tidur khusus
b. Selimut

E. Cara kerja :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan
posisi badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan
ditekuk diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan
diatas tempat tidur.
4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan
kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakanke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri
diatas tempat tidur

2.3.4 Posisi dorsal recumbent


A. Definisi
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi
(ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memeriksa genetalia serta pada proses persalinan.

Posisi dorsal recumbent

B. Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan
punggung belakang.
C. Indikasi

a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia

9
b. Untuk persalinan

D. Alat dan bahan

a. Tempat tidur
b. Selimut

E. Cara kerja :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala
dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan lutut
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat
tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.

2.3.5 Posisi Dungling


A. Pengertian
Posisi klien dengan duduk diatas tempat tidur dan kaki berjuntai.

B. Tujuan
 Memberikan kenyamanan pada pasien setelah tidur lama.
 Memungkinkan pengeliatan terhadap kesimetrisan tubuh bagian atas.

C. Indikasi
 Klien yang tidur di bed terlalu lama.
 Klien yang akan dilakukan pemeriksaan fisik.

10
D. Pelaksanaan
1. Memberitahu dan menyiapkan klien.
2. Mencuci tangan.
3. Klien duduk diatas tempat tidur dengan kaki menggantung dipinggir
tempat tidur.
4. Beri sandaran untuk duduk.
5. Rapikan tempat tidur klien.
6. Mencuci tangan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang
baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan perry, 2009).
Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :
A. Posisi Dorsal Recumbent
B. Posisi Trendelenberg
C. Posisi Semi Fowler
D. Posisi Dungling
E. Posisi Fowler
Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara pengaturan
posisi pasien yang satu dengan yang lain.
3.2 Saran
Diharapkan sebagai seorang calon tenaga kesehatan dapat memahami dengan benar
prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya,dan dapat melakukan
prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya dalam praktik
keperawatannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Alimul Aziz, 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.
Salemba Medika : JakartaDarliana,

Devi, dkk. 2014. Kebutuhan Aktivitas dan Mobilisasi. Fakultas Keperawatan


Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. Diakses pada 17 Februari 2020 pukul 15.25

13

Anda mungkin juga menyukai