KEPERAWATAN
RHEUMATOID
ARTHRITIS
F. Komplikasi
• Pada system respiratori gejala keterlibatan saluran atas ini berupa nyeri tenggorokan, nye
ri menelan, atau disfonia.
• Pada system kardiovaskuler jarang dijumpai nyeri dada
• Pada system pencernaan sering dijumpai gastritis atau ulkus peptic dikarenakan penggun
aan OAINS dan obat pengubah perjalanan penyakit.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein(CRP) meningkat
b. Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif namun RF negatif tidak men
yingkirkan diagnosis
c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya digunakan dalam diagnosis dini
dan penanganan RA dengan spesifisitas 95-98% dan sensitivitas 70% namun hubungan
antara anti CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten
2. Radiologis
Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan ruang sendi, demineralis
asi “juxta articular”, osteoporosis, erosi tulang, atau subluksasi sendi.
H. Penatalaksanaan
– Memberikan Pendidikan kesehatan yang cukup tentang penyakit kepada kl
ien dan keluarga
– Massage kutenus atau pijat
– Memberikan kompres hangat pada bagian yang terasa nyeri
– Mengajarkan teknik relaksasi dan istirahat
– Mengonsumsi obat-obatan NSAID
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI RHEUMATOID ARTHRITIS
A. Pengkajian
a. identitas
Meliputi : Nama, Alamat, Jenis kelamin (nyeri sendi lebih banyak menyerang wanita daripada pria), Um
ur (RA dapat terjadi pada usia berapa pun, namun lebih sering terjadi pada usia 40 sampai 60 tahun), Ag
ama, riwayat pendidikan, pekerjaan, dan penanggung jawab.
b. keluhan utama
– Riwayat Keluhan utama
Pada Rheumatoid Arthritis klien mengeluh nyeri pada persendian yang terkena yaitu, sendi pergel
angan tangan, lutut, kaki (sendi diartrosis), sendi siku, bahu, sterno klavikula, panggul dan pergel
angan kaki. Keluhan sering berupa kaku sendi di pagi hari, pembengkakan, dan nyeri sendi
c. Riwayat kesehatan
• Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang berupa uraian mengenai penyakit yang diderita oleh klien dari mulai timb
ulnya keluhan yang dirasakan sampai klien dibawa ke Rumah Sakit, dan apakah pernah memeriksakan
diri ke tempat lain selain Rumah Sakit umum serta pengobatan apa yang pernah diberikan dan bagaima
na perubahanya dari data yang di dapatkan saat pengkajian.
• Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu berupa uraian mengenaik penyakit yang diderita oleh klien sebel
um timbulnya keluhan yang dirasakan sampai klien dibawa ke rumah sakit. Seperti riwayat
penyakit muskuloskeletal sebelumnya, riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat mengkons
umsi alkohol dan merokok.
• Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga berisi uraian tentang status kesehatan dari keluarga klien.
• Keadaan kesehatan lingkungan
Uraian yang berisi tentang kondisi lingkungan yang ditinggali klien atau kondisi lingkunga
n yang berada di sekitar klien.
d. pola-pola fungsi kesehatan
– Pola tidur dan istirahat : Biasanya pada penderita rheumatoid arthritis rasa nyeri d
apat menganggu pola tidur dan istirahatnya.
– Pola aktivitas dan Latihan : biasanya pada penderita rheumatoid arthritis akan m
engalami keterbatasan dalam beraktifitas
e. Pemeriksaan fisik : dimulai dari pemeriksaan TTV, tingkat kesadaran dan GCS
f. Pemeriksaan head to toe : dimulai dari pemeriksaan kepala sampai dengan kaki
g. Pemeriksaan penunjang : seperti pemeriksaan laboratorium, hasil rontgent dll.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penderita rheumatoid arthritis yaitu :
1. Nyeri kronis b.d. kondisi musculoskeletal kronis d.d. mengeluh nyeri, merasa depresi (tertekan), t
ampak meringis, gelisah.
2. Gangguan mobilitas fisik b.d. kekakuan sendi d.d. mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, kek
uatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun.
3. Gangguan pola tidur b.d restraint fisik d.d. mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengelu
h pola tidur berubah, dan mengeluh istirahat tidak cukup.
4. Defisit perawatan diri b.d. gangguan musculoskeletal d.d. menolak melakukan perawatan diri, tida
k mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias secara mandiri, minat melakukan p
erawatan diri kurang.
5. Ansietas b.d. kurang terpapar informasi d.d. merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak tegang.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawa yang didasarkan pada p
engetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI
DPP PPNI, 2018). Adapun rencana keperawatan yang sesuai dengan diagnosa utama adalah sebagai b
erikut :
• Diagnosa Prioritas : Nyeri kronis b.d. kondisi musculoskeletal kronis d.d. mengeluh nyeri, mer
asa depresi (tertekan), tampak meringis, gelisah.
• Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam diharapkan tingkat nyeri men
urun
• Kriteria hasil : (SLKI, Tingkat Nyeri L.08066)
c. Gelisah menurun
d. Kesulitan tidur menurun
• Intervensi keperawatan : (SIKI, Manajemen nyeri 1.08238)
1. Manajemen nyeri (SIKI, 1.08238)
A. Observasi
A. Terapeutik
a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (kompres hangat)
• Rasional : mengurangi dan menurunkan rasa nyeri pada pasien tanpa obat
A. Edukasi
A. Kolaborasi
a. Kolaborsi pemberian analgetik, jika perlu
• Rasional : membantu meredakan nyeri pada pasien melalui perantara obat
D. Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini muncul jika perencanaan yang d
ibuat diaplikasikan pada klien. Tindakan yang dilakukan mungkin sama, mungkin juga berbeda dengan
urutan yang yang telah dibuat pada perencanaan. Aplikasi yang dilakukan pada klien akan berbeda, dise
suaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien. Implementasi ke
perawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreatifitas perawat. Sebelum melakukan suatu tindakan, pera
wat harus mengetahui alasan mengapa tindakan tersebut dilakukan. Perawat harus yakin bahwa : tindak
an keperawatan yang dilakukan sesuai dengan tindakan yang sudah direncanakan, dilakukan dengan car
a yang tepat, serta sesuai dengan kondisi klien, selalu dievaluasi apakah sudah efektif dan selalu didoku
mentasikan menurut waktu (Doenges dkk, 2006).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah ketika pasien dan professional k
esehatan menentukan kemajuan pasien menuju pencapaian tujuan atau hasil, dan keefektifan rencana as
uhan keperawatan. Tujuan evaluasi keperawatan yaitu untuk menilai pencapaian tujuan pada rencana ke
perawatan yang telah ditetapkan, mengidentifikasi variable-variabel yang akan mempengaruhi pencapai
an tujuan, dan mengambil keputusan apakah rencana keperawatan diteruskan, dimodifikasi, atau dihenti
kan (Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, 2010). Evaluasi dilakukan berdasarkan SOAP (Subjecti
ve, Objective, Assesement dan Plan) yang didasarkan pada respon dan tujuan yang sudah dicapai atau b
elum
DAFTAR PUSTAKA
• Bahrudin. 2017. Rheumatoid Arthritis. Universitas Muhammadiyah Malang. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/viewFile/5449/5246
• Wibowo. 2017. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar. Doc
player.
https://docplayer.info/65170686-Laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-dengan-gangguan-rasa-nyaman-nyeri-di-susun-untuk-memenuhi-tugas-stase-keperawatan
-dasar-profesi.html
• Aulia. 2017. Tinjauan Pustaka. Universitas Muhammadiyah Semarang. http://repository.unimus.ac.id/2259/3/BAB%20II.pdf
• Masyeni. 2018. Rheumatoid Arthritis. Universitas Udayana. http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/20541/1/7ecfc9533b3d0c63e52385ece00081a8.pdf
• Afidah. 2019. Asuhan Keperawatan Lansia Rheumatoid Arthritis. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur.
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/397/1/Selesai.pdf
• Roni. (2010). Penyakit Rematik. Bandung : Humaniora
• Jannah. 2018. BAB II. Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
• http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/439/4/BAB%20II.pdf
• Miftakhul. 2018. Tinjauan Pustaka. Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4608/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
• Syarifah, Aini T. (2010). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pasien Rematik di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto Tangah Padang, Pada
ng: Cendekia, 1-2.
• Udiyani, Ritna. (2018). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Rematik Pada Lansia. batulicin: cendekia Jurnal darul azhar 5 (1) : 72.
• Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi Dan Indikator Diagnostik (Edisi I). DPP PPNI.
• Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(Edisi I, Cetakan II). DPP PPNI.