FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017 Nama Kelompok DK 5: GAUDENSIUS I1011151073 LUTHFI PUTRA SUSENO I1011151050 GIOVANNI LAWIRA I1011161007 AMALIA PUTRI I1011161015 FAJAR SURYA I1011161025 DEWI SAPITRI I1011161032 DWI AYU WULANDARI I1011161042 TRIFOSA PUJANINGTYAS BAYE I1011161050 POETRY LILIAN NETHANIA I1011161058 DEDE APRELI I1011161062 ANGGINI PUTRI I1011161064 BAB I PENDAHULUAN Pemicu Mr. Heberden, a 38-year-old man, presents to the clinic with a history of right ankle pain and swelling. He felt sudden onset of excruciating pain in the early morning five days prior to the visit, but the symptom started to improve after 2 days. He hasn’t taken any medication for his current symptoms. Six month ago, he suffered from pain and swelling in his right big toe and completely recovered after taking anti-inflammatory drug prescribed by his family physician. Family history revealed that his father has had episodes of pain involving finger joints of both hands that eventually caused joint deformity.On physical examination, the ankle appears swollen, erythematous, warm, and tander on palpation. Decreased ROM is observed. Other joints appear normal. Kata Kunci Mr. Heberden, pria, 38 thn Pergelangan kaki kanan nyeri dan bengkak Nyeri mendadak di pagi hari, 5 hari sebelum berkunjung ke klinik, membaik 2 hari setelahnya Tidak menggunakan obat untuk gejala 6 bulan yang lalu, konsumsi obat anti-inflamasi pada nyeri dan bengkak di jempol kaki kanan Riwayat keluarga: ayah mengalami nyeri pada sendi kedua jari tangan dan menyebabkan deformitas sendi Pemeriksaan fisik: pergelangan kaki bengkak, eritematosa, hangat, terasa lunak; pengurangan ROM; sendi lain normal Rumusan Masalah Tn. Heberden, pria, 38 thn, mengalami nyeri dan bengkak pada pergelangan kaki kanan. Analisis Masalah Hipotesis Tn. Heberden, pria, 38 thn, mengalami gout arthritis. Pertanyaan Diskusi 1. Anatomi sendi regio pes 2. Gout a. Definisi b. Etiologi c. Patofisiologi d. Manifestasi klinis e. Factor resiko f. Diagnosis g. Tata laksana h. Klasifikasi i. Prognosis 3. OA a. Definisi b. Etiologi c. Patofisiologi d. Klasifikasi e. Manifestasi klinis f. Tata laksana Pertanyaan Diskusi 4. RA a. Definisi b. Etiologi c. Patofisiologi d. Klasifikasi e. Manifestasi klinis f. Tata laksana 5. Jelaskan mengenai ROM 6. Jelaskan mengenai arthritis beserta table pembeda arthritis 7. Obat anti inflamasi a. Farmako kinetic b. Farmako dinamik c. Indikasi dan kontra indikasi BAB II PEMBAHASAN Anatomi Sendi Regio Pes Anatomi Sendi Regio Pes Anatomi Sendi Regio Pes Arthritis Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi sehingga dapat dideskripsikan sebagai suatu inflamasi atau lesi regeneratif pada sendi Arthritis Arthritis diklasifikasikan menjadi:x Rheumatoid Arthritis. Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit peradangan kronis sistemik yang menyerang berbagai jaringan. Juvenile Idiopahic Arthritis (JIA). JIA adalah yang ditujukan pada penyakit inflamasi sendi non- infektif yang durasinya lebih dari 3 bulan dan pada anak di bawah umur 16 tahun. Arthritis Arthritis diklasifikasikan menjadi:x Gout Gout merupakan gangguan yang disebabkan oleh penimbunan asam urat, suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan. Calcium Pyrophosphate Dihydrate Deposition (CPPD deposition) CPPD deposition meliputi 3 kondisi yang tumpang tindih, yaitu: (1) chondroalcinosis – adanya kalsifikasi pada tulang rawan articular dan menisci; (2) pseudogout – adanya kristal menginduksi sinovitis; dan (3) chronic pyrophosphate arthropathy – salah satu jenis penyakit degenerative sendi. Arthritis Arthritis diklasifikasikan menjadi:x Osteoarthritis Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang mana memiliki gambaran adanya degenerasi tulang rawan sendi. Arthritis Arthritis diklasifikasikan menjadi: Artritis Infeksiosa a. Artritis Supuratif Akut Bentuk tersering artritis infeksi adalah artritis yang disebabkan oleh bakteri, infeksi sendi dapat terjadi selama episode bacteremia, melalui implantasi traumatik, atau dari penyebaran langsung infeksi ke tulang atau jaringan lunak di dekat sendi yang bersangkutan. b. Penyakit Lyme Penyakit lyme disebabkan oleh spirokaeta Borrelia burgdorferi. Penyakit ini ditularkan dari hewan pengerat kepada manusia melalui kutut rusa yang kecil (Ixodes dammini, Ixodes ricinus, dan lainnya). Gout ◦ Definisi Artritis gout merupakan sekelompok penyakit metabolik yang heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler sehingga menyebabkan inflamasi arthritis kronis. Gout ◦ Klasifikasi Asam urat bisa berupa primer atau sekunder. Asam urat primer berhubungan dengan ekskresi di bawah atau di atas produksi asam urat, sering dikaitkan dengan campuran ekses diet atau penggunaan berlebihan alkohol dan sindrom metabolik. Asam urat sekunder berhubungan dengan obat atau kondisi yang menyebabkan hiperurisemia, Gout ◦ Etiologi Gout merupakan gangguan yang disebabkan oleh penimbunan asam urat, suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan. Etiologi dari artritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat medikasi, obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Gout ◦ Patofisiologi Penyakit arthritis gout merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering ditemukan, ditandai dengan adanya penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun di sekitar persendian. Gout ◦ Patofisiologi Gout ◦ Manifestasi Klinis a. Hiperurisemia asimptomatik Hiperurisemia asimptomatik adalah keadaan hiperurisemia tanpa adanya manifestasi klinik gout, kondisi ini dapat terjadi untuk beberapa lama dan ditandai dengan penumpukan asam urat pada jaringan yang sifatnya silent. b. Gout arthritis stadium akut Radang sendi timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan dengan disertai limitasi pada pergerakan. Gout ◦ Manifestasi Klinis c. Satadium interkritikal Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik asimptomatik. d. Stadium Gout arthritis menahun Stadium ini umumnya terdapat pada pasien yang mampu mengobati dirinya sendiri (self medication). Sehingga dalam waktu lama tidak mau berobat secara teratur pada dokter. Gout ◦ Faktor Resiko Penggunaan diuretik thiazide, cyclosporine, dan asam asetilsalisilat dosis rendah dapat menyebabkan hiperurisemia, sedangkan asam asetilsalisilat dosis tinggi bersifat urikosurik. Pengaruh urikosurik keadaan glikosuria pada pasien diabetes dapat mengurangi risiko gout. Kelainan bawaan langka terkait kromosom X dapat menyebabkan gout. Risiko kejadian gout meningkat pada orang yang banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi (terutama daging dan makanan laut), etanol (terutama bir dan alkohol), minuman ringan, dan fruktosa. Risiko kejadian gout menurun pada mereka yang banyak mengonsumsi kopi, produk susu, dan vitamin C (yang menurunkan kadar asam urat). Gout ◦ Diagnosis Nosologic Diagnosis Diagnosis gout artritis dilakukan menggunakan pemeriksaan laboratorium, radiologis, dan cairan sendi. Evaluasi beban deposisi Evaluasi dilakukan melalu anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis banding Misdiagnosis gout polyarticular atau oligoarticular sering terjadi sehingga perlu diagnosis banding seperti rheumatoid arthritis pada polyarticular (terutama pada sendi tangan, ditemukan nodul subkutan, dan factor rheumatoid positif) dan spondyloarthropathies pada oligoarticular Gout ◦ Tatalaksana Tujuan pengobatan pada penderita artritis gout adalah untuk mengurangi rasa nyeri, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah terjadinya kelumpuhan. Penatalaksanaan utama pada penderita artritis gout meliputi edukasi pasien tentang diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan kondisi obyektif penderita, dan perawatan komorbiditas.b Terapi yang diberikan harus dipertimbangkan sesuai dengan berat ringannya artrtitis gout Gout ◦ Prognosis Asam urat dikaitkan dengan morbiditas yang cukup banyak, dengan episode akut sering menyebabkan ketidakmampuan. Namun, asam urat yang diobati dini dan benar membawa prognosis yang sangat baik jika kepatuhan pasien terhadap pengobatan itu baik. Dengan pengobatan dini, asam urat harus benar-benar terkontrol Osteoarthritis ◦ Definisi Osteoarthritis merupakan sekelompok gangguan dengan etiologi berbeda namun hasil biologis dan klinis biologis yang serupa dan menyerang kartilago persendian, tulang subchondrak, synovium, capsule, dan ligament serta berakhir pada degenerasi kartilago dengan fibrilasi, fisura, ulserasi, dan hilangnya permukaan sendi yang tebal. Osteoarthritis ◦ Etiologi Berdasarkan etiopatogenesisnya OA dibagi menjadi dua, yaitu OA primer dan OA sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik yang mana penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada hubunganya dengan penyakit sistemik, inflamasi ataupun perubahan lokal pada sendi, sedangkan OA sekunder merupakan OA yang ditengarai oleh faktor- faktor seperti penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja, olahraga berat, adanya cedera sebelumnya, penyakit sistemik, inflamasi. OA primer lebih banyak ditemukan daripada OA sekunder. Osteoarthritis Patofisiologi Patofisiologi osteoarthritis memiliki karakteristik erosi progresif dari articular cartilage yang menyebabkan pemecahan protein dan kolagen akibat enzim. Terjadi destrupsi pada pompa air sehingga kartilago menjadi kurang mampu mentoleransi tahanan beban dan kehilangan tarikan. Osteoarthritis Klasifikasi ◦ Osteoartritis primer Osteoartritis primer atau OA idiopatik belum diketahui penyebabnya dan tidak berhubungan dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi. ◦ Osteoartritis sekunder Osteoartritis sekunder adalah OA yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi lainnya, seperti pada post-traumatik, kelainan kongenital dan pertumbuhan (baik lokal maupun generalisata), kelainan tulang dan sendi, penyakit akibat deposit kalsium, kelainan endokrin, metabolik, inflamasi, imobilitas yang terlalu lama, serta faktor risiko lainnya seperti obesitas, operasi yang berulangkali pada struktur-struktur sendi, dan sebagainya Osteoarthritis Manifestasi Klinis Nyeri sendi (recurring pain or tenderness in joint) Kekakuan (stiffness) Hambatan gerakan sendi (inability to move a joint) Bunyi gemeretak (krepitasi) Pembengkakan sendi (swelling in a joint) Perubahan cara berjalan atau hambatan gerak Kemerahan pada daerah sendi (obvious redness or heat in a joint) Osteoarthritis Tata Laksana Tujuan penatalaksanaan: Mengurangi/mengendalikan nyeri Mengoptimalkan fungsi gerak sendi Mengurangi keterbatasan aktivitas fisik sehari hari (ketergantungan kepada orang lain) dan meningkatkan kualitas hidup Menghambat progresivitas penyakit Mencegah terjadinya komplikasi Rheumatoid Arthritis Definisi Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh yang menyebabkan nyeri, kekakuan, pembengkakan dan keterbatasan gerak serta fungsi dari banyak sendi. Rheumatoid Arthritis Etiologi Reumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang terjadi pada individu rentan setelah respon imun terhadap agen pemicu. Agen pemicunya antara lain bakteri, mikoplasma, atau virus yang menginfeksi sendi. Etiologi rheumatoid arthritis belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan Rheumatoid Arthritis Patofisiologi RA merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerang sendi. Reaksi autoimun terjadi dalam jaringan sinovial. Kerusakan sendi mulai terjadi dari proliferasi makrofag dan fibroblas sinovial. Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskular dan terjadi proliferasi sel-sel endotel kemudian terjadi neovaskularisasi. Rheumatoid Arthritis Klasifikasi Polymyalgic Onset Palindromic Onset Systemic Onset Persistent Monoarthritis Rheumatoid Arthritis Tatalaksana Terapi RA harus dimulai sedini mungkin agar menurunkan angka perburukan penyakit. Penderita harus dirujuk dalam 3 bulan sejak muncul gejala untuk mengonfirmasi diganosis dan inisiasi terapi DMARD (Disease Modifying Anti- Rheumatic Drugs). Range Of Movement (ROM) Definisi ROM ROM merupakan suatu pergerakan maksimal yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. Tujuan ROM - Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot - Memelihara mobilitas persendian - Merangsang sirkulasi darah - Mencegah kelainan bentuk Range Of Movement (ROM) Prinsip dasar latihan ROM ROM diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien. Bagian bawah tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki dan pergelangan kaki. Range Of Movement (ROM) Gerakan-gerakan pada ROM Fleksi: gerakan menekuk persendian Ekstensi: gerakan meluruskan persendian Abduksi: gerakan satu anggota tubuh kearah mendekati aksis tubuh Adduksi: gerakan satu anggota tubuh kearah menjauhi aksis tubuh Rotasi: gerakan memutar/menggerakan satu bagian melingkari aksis tubuh Pronasi: gerakan memutar kebawah Supinasi: gerakan memutar keatas Inversi: gerakan ke dalam Eversi: gerakan ke luar Obat anti-inflamasi Farmako kinetik Absorbsi : Proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah. Misal di gastrointestinal, bukal, rectal, pulmonal. Distribusi : Penyebaran obat keseluruh tubuh mengikuti sistem peredaran darah. Metabolisme : Transformasi struktur obat dengan jalan oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau konjugasi. Misal di hepar terjadi detoksifikasi yang mengubah obat non polar menjadi polar. Obat anti-inflamasi Farmako dinamik Efek analgesik Sebagai analgesik, obat mirip aspirin hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, artalgia dan nyeri lain yang berasal dari integumen, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek antipiretik Sebagai antipiretik, obat mirip aspirin akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Efek Anti Inflamasi Kebanyakan obat mirip aspirin, terutama yang baru, lebih dimanfaatkan sebagai anti inflamasi pada pengobatan kelainan muskuloskeletal, seperti artritis reumatoid, osteoartritis dan spondilitis ankilosa. Obat anti-inflamasi Indikasi dan kontra-indikasi Ibuprofen Indikasi Ibuprofen antara lain reumatik arthtritis, mengurangi rasa nyeri, kekakuan sendi, dan pembengkakan. Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan. Ibuprofen tidak dianjurkan diberikan pada ibu hamil dan menyusui. Di Indonesia Ibuprofen dijual bebas. Piroksikam Indikasi dari piroksikam yaitu rheumatoid arthritis dan osteoarthritis sebagai anti inflamasi dan analgetik. BAB III PENUTUP Kesimpulan Tn. Heberden, pria, 38 thn, mengalami gout arthritis. TERIMA KASIH