2. Dasmaniar G1B112002 3. Syafrizal G1B112003 4. Arina Hidayati G1B112004 5. Shinta Yudella G1B112005 6. Refti Lestary G1B112006 7. Vildha G1B112007 8. M. Eko Saputra G1B112008 9. Sari Aditya Loka G1B112009 10. Deri Rizki Putri G1B112010 11. Nur Fitri MardianingsihG1B112011 12. Istiqa Ridianti G1B112012 13. Beta Apriliadi Saputra G1B112013 14. Widia Asrawi G1B112014 15. Chitra Meltia Putri G1B112015 16. Rizky Vega Nauli G1B112016 17. Rendra Gustian Defenisi Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi nonbakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronis yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui sebabnya. Biasanya terjadi destruksi sendi progresif walaupun episode peradangan sendi dapat mengalami masa remisi. (Arif muttaqin,2008 : 322). Epidemologi diperkirakan 0,5-1 % dari populasi global menderita AR. America Artritis Fondation melaporkan, penderita AR berisiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung sehingga meningkatkan angka kematian penderita Cardiovascular dan infeksi. 50 % pasien AR mengalami kecacatan fungsional sementara setelah 20 tahun, 80 % cacat dan dapat mengurangi usia harapan hidup 3-18 tahun.(Holm 2001). Etiologi Sejumlah agen penyebab telah di perkirakan, yaitu Mycoplasma, virus Eipstein Barr, sitomegalovirus, parvovirus dan virus rubella, tetapi bukti yang meyakinkan apakah agen tersebut atau agen infeksiosa lain menyebabkan Artritis Reumatoid belum ada. (Kholid Rosyidi MN, S.Kep, Ns (2013 : 67)).
Menurut (Suratun,Heryati,Manurung & Raenah,2008), faktor
predisposisi terjadinya penyakit Artritis Reumatoid adalah : Mekanisme imun (antigen antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor Reumatoid Gangguan Metabolisme Genetik Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial). Klasifikasi Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu: Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala Patofisiologi WOC Manifestasi Klinik gejala konstitusional, : lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. poliartritis simetris, : melibatkan sendi perifer (sendi ditangan)semua sendi diartrodial dan tidak melibatkan sendi interfalangs. kekakuan dipagi hari, : bersifat generalisata terutama pada sendi dan menyerang selama lebih dari satu jam. arthritis erosive, :peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi ditepi tulang dan dapat dilihat diradiogram. deformitas, : kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.lokasi yang sering dari deformitas ini adalah sendi siku nodul rheumatoid, : massa subkutan yang ditemukan pada orang dewasa penderita arthritis dan merupakan suatu petunjuk penyakit yang aktif dan lebih berat. manifestasi ekstra-artikular, : dapat menyerang organ diluar sendi seperti jantung (perikarditis), paru-paru(pleuritis), mata, pembulih darah dapat rusak. (Lukman & Nurma Ningsih, 2009 : 218). Komplikasi (Anonim, 2010) terjadinya penyakit Rheumatoid Arthritis akan meningkatkan resiko timbulnya berbagai komplikasi seperti : Osteoporosis Carpal Tunnel Syndrome Gangguan jantung Gangguan paru Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang digunakan pada kasus gout antara lain: Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan cairan sendi Penatalaksanaan
Menurut Lukman & Nurna Ningsih (2009)
penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada artritis reumatoid adalah: 1. Memberikan pendidikan kesehatan yang cukup tentang penyakit kepada klien, keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan dengan klien. 2. Istirahat, penting karena artritis reumatoid biasanya disertai rasa lelah yang hebat. 3. Obat-obat dapat dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan, dan untuk mencoba mengubah perjalan penyakit. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan laboraturium terdapat: Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis reumatoid terutama bila masih aktif. Protein C-reaktif biasanya positif. LED meningkat. Leukosit normal atau meningkat sedikit. Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik. Trombosit meningkat. Kadar albumin serum turun dan globulin naik. Pada periksaan rontgen, semua sendi dapat terkena, tapi yang tersering adalah sendi metatarsofalang dan biasanya simetris. Diagnosa Banding Osteoarthritis rheumatoid arthritis arthritis gout osteoporosis Diagnosa Keperawatan Nyeri B.D peradangan sendi. Hambatan mobilitas fisik B.D Kerusakan ujung tulang dan sendi. Gangguan citra diri B.D Gangguan dan perubahan struktur tubuh. Kurang pengetahuan B.D kurang iformasi tentang penetalaksanaan. Ansietas B.D perubahan status kesehatan. Defesit perawatan diri B.D penurunan kekuatan (kelemahan fisik). Resiko trauma B.D kelemahan. TERIMA KASIH