Anda di halaman 1dari 35

Kelompok A-12

Ketua : Asep Fauzi (1102017041)


Sekretaris : Kania Aurellia Yudhitya(1102017119)
Anggota: Bayu Abhista Wicaksono (1102017047)
Bimo Wicaksono (1102017051)
Deviyani Puspita Sari(1102017066)
Faizah Nevotra (1102017082)
Dhia Nadira Ramadini(1102017068)
Farah Alyaa Khairunnisa (1102017084)
Gilang Anugrah (1102012097)
Seorang laki-laki 50 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan
keluhan sendi siku dirasakan nyeri dan berdenyut serta
mengganggu rentang gerak ( range of movement / ROM ) sejak 2
bulan ini. Riwayat pernah bengkak kemerahan pada
metatarsophalangeal I dialami 5 bulan yang lalu dan berkurang
setelah meminum obat anti nyeri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bengkak kemerahan sekitar olecranon. Hasil
pemeriksaan laboratorium didapati hyperuricemia. Dokter
memberikan nonsteroid antiinflamasi drug (NSAID) dan uricosuric
pada pasien.
Gout Arthritis adalah penyakit yang disebabkan oleh
penumpukan kristal asam urat pada sendi. Peningkatan asam
urat disebabkan karena terjadinya gangguan pada metabolisme
purin. Penyakit ini lebih dominan terjadi pada pria dibandingkan
wanita. Penyakit ini menimbulkan gejala inflamasi seperti nyeri.
Pemberian obat NSAID dan uricosuric dapat menangani penyakit
ini.
* LI. 1.MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI SENDI TUBUH DAN FUNGSI
ALAT GERAK
* Makroskopis
* Mikroskopis
* LI. 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN METABOLISME DAN SEKRESI ASAM URAT
* LI.3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GOUT ARTHRITIS
3.1 Definisi
3.2 Etiologi
3.3 Patofisiologi
3.4 Manifestasi Klinik
3.5 Diagnosis dan Diagnosis Banding
3.6 Pemeriksaaan
3.7 Penatalaksanaan
3.8 Komplikasi
3.9 Pencegahan
3.10 Prognosis
* LI.4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GOLONGAN OBAT NSAID DAN URICOSURIC
L.I Memahami dan Menjelaskan Anatomi Sendi Tubuh dan
Fungsi alat gerak

1.1 Makroskopis
Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot
dan persendian (dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang
rawan).
Macam-macam persendian Ada berbagai macam tipe persendian:
-Synarthrosis
Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan
pergerakan
-Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya
gerakan
-Amfiartosis
Persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan
sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
Ada 3 jenis persendian yang dibedakan berdasarkan jangkauan
gerakan yang dimiliki
Persendian Fibrosa, yaitu persendian yang tidak dapat
digerakkan, dimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan
hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa, contohnya
sutura di antara tulang-tulang tengkorak.
Persendian Kartilagenosa, yaitu persendian yang gerakannya
terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan
hialin, contohnya tulang iga.
Persendian Sinovial, yaitu persendian yang gerakannya bebas,
merupakan bagian terbesar dari persendian pada tubuh orang
dewasa, contohnya sendi bahu dan panggul, sikut dan lutut, sendi
pada tulang-tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan
kaki.
Gerak sendi tubuh :
a. Fleksi, gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang
membentuk sendi
b. Ekstensi, gerak berlawanan dari fleksi
c. Abduksi, gerak arah sisi menjauhi bidang sagital
d. Adduksi, gerak yang berlawanan arah dengan abduksi
e. Endorotasi, gerak berputar lateral-anterior-medial
f. Eksorotasi, gerak berputar medial-anterior-lateral
g. Laterofleksi, gerak fleksi ke arah samping
h. Sirkumdiksi, gabungan gerak rotasi (fleksi, laterofleksi,
ekstensi)
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang
* sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara
tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi
menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis;
* sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago
hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi
menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis;
* sendi sinovial. Sendi sinovial
merupakan sendi yang dapat mengalami
pergerakkan, memiliki
rongga sendi dan permukaan
sendinya dilapisi oleh kartilago hialin.
Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang
rawan, yaitu :
1. Tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding
saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian;
2. Tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan
tuba auditiva; dan
3. Tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus,
diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang.
Komponen komponen tulang rawan:
-Matriks
-Perikondrium
-Kondrosit
Definisi
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan
nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Purin terdapat dalam tubuh. Tubuh menyediakan 85% senyawa
purin untuk kebutuhan setiap hari. Artinya kebutuhan purin
dari makanan hanya 15%. Konsumsi alkohol, telur, ikan sarden,
dan jeroan-hati, jantung, babat, limpa- meningkatkan kadar
asam urat. Itu akibat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah
purin kian berat. Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam
darah, berbentuk butiran, dan mengumpul di sekitar sendi
sehingga menimbulkan nyeri. Asam urat berlebih berpadu
dengan natrium dan membentuk kristal natrium urat
GOUT ARTHRITIS adalah terlalu banyaknya atau tidak
normalnya kadar asam urat di dalam tubuh karena tubuh
tidak bisa mengsekresikan asam urat secara
normal/seimbang. Dan atau suatu proses inflamasi
(pembengkakan yang terjadi karena deposisi,
deposit/timbunan kristal asam urat pada jaringan sekitar
sendi atau tofi.
Etiologi

a) Primer: Pembentukan asam urat tubuh berlebihan atau


akibat penurunan ekskresi asamurat.
b) Sekunder: Pembentukan asam urat berlebihan atau
ekskresi asam urat berkurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat tertentu.
Perubahan degenerasi dimulai dengan matriks kehilangan
proteoglikan. Akibatnya adalah melunaknya tulang rawan sendi
(Chondromalacia) dan berkurangnya daya lenting elastis (elastic
resilience). Dengan demikian serat-serat kolagen menjadi lebih
peka terhadap gesekan-gesekan yang terjadi. Permukaan sendi
mengalami keretakkan (fistura) dan teriris-iris (fibrilasi).
Chondrocyte mempercepat sintesis proteoglikan dan kolagen.
Walaupun demikian kadar proteoglikan tetap berkurang karena
dirusak oleh enzim lisosom. Dalam potret rontgen kerusakan
tulang rawan sendi terlihat sebagai penyempitan dari rongga
sendi. Pada tepi dari sendi mengalami hipertrophi dan
hiperplasi sehingga tepi sendi dikeliling tulang rawan menebal.
Chondrophyte ini mengalami ossifikasi endochondral dan
terbentuk tanduk-tanduk dikenal sebagai perkapuran
(osteoarthritic lipping atau bony spur atau tadji tulang).
MANIFESTASI KLINIK
a. Stadium gout arthritis akut
Radang sendi timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien
tidur tanpa ada gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa
sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Biasanya bersifat
monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri, bengkak.

b. Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi
periode interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak
dapat ditemukan tanda-tanda radang akut, namun pada aspirasi
sendi ditemukan kristal urat
c. Stadium Gout arthritis menahun
Stadium ini umumnya terdapat pada pasien yang mampu
mengobati dirinya sendiri (self medication). Sehingga dalam
waktu lama tidak mau berobat secara teratur pada dokter.
Artritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan
poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat,
kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder. Lokasi tofi yang
paling sering pada aurikula, MTP-1, olekranon, tendon achilles
dan distal digiti.
Diagnosis dan diagnosis banding

Gold standard dalam menegakkan gout arthritis adalah ditemukannya kristal urat
MSU (Monosodium Urat) di cairan sendi atau tofus.

kriteria dari ACR (American College Of Rheumatology) tahun 1977 sebagai berikut :
* A. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
* B. Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau
* C. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris, dan radiologis sebagai berikut :
* a. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut
* b. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari
* c. Arthritis monoartikuler
* d. Kemerahan pada sendi
* e. Bengkak dan nyeri pada MTP-1
* f. Arthritis unilateral yang melibatkan MTP-1
* g. Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
* h. Kecurigaan terhadap adanya tofus
* i. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
* j. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
* k. Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi
Diagnosis banding :
Rheumatoid Arthritis, Pseudogout, Septic arthritis,
Osteoarthritis
3.6 PEMERIKSAAN

A. Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi: Deformitas dan eritema
• Palpasi:
a. Pembengkakan karena peradangan
b. Perubahan suhu kulit
c. Perubahan anatomi tulang / jaringan lunak
d. Nyeri tekan dan krepitus
e. Perubahan range of movement
B. Pemeriksaan laboratorium
a. Serum asam urat
Kadar normal asam urat wanita: 2,6-6 mg/dl
Kadar normal asam urat pria: 3,5-7 mg/dl
b. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3
selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit
masih dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.

c. Eusinofil Sedimen rate (ESR) Urin spesimen 24 jam


Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen
rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit
asam urat di persendian.
e. Analisis cairan aspirasi
Dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau materialaspirasi
dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam,
memberikan diagnosis definitif gout. Merupakan gold standard
untuk diagnose gout.

f. Pemeriksaan kadar urea darah dan kreatinin


Kadar kreatinin darah normal pria: 0,6-1,3 mg/dl
Kadar kreatinin darah normal wanita: 0,5-1 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologis
Pembengkakan jaringan lunak asimetris mungkin satunya-satunya
kelainan pada gout akut. Penyakit kronis memberikan gambaran
erosi tulang berupa lubang yang iregulardi dekat artikular namun
biasanya tidak mengenai batas.Bisa tampak tofi jika
timbulkalsifikasi.
Pemerikasaan X-Ray
Sendi akan mengalami penyempitan dan destruksi pada
permukaansendi
Pemeriksaan MRI
Tulang mengalami edema dan pembengkakan. Gold standar untuk
pemerikasaan Gout yaitu Aspirasi cairan sendi.
3.7 PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Secara umum penanganan artritis gout adalah memberikan
edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi, dan pengobatan
Pengobatan artritis gout akut bertujuan menghilangkan keluhan
nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat, antara lain
kolkisin, OAINS, kortikosteroid, atau hormon ACTH.
3.8 KOMPLIKASI
1. Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis)
2. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
3.10 PROGNOSIS

Lebih dari 50% orang-orang yang telah memiliki satu serangan gout
arthritis akan memiliki serangan kedua, biasanya dalam waktu
enam bulan sampai dua tahun. Untuk orang dengan penyakit yang
lebih parah, pengobatan pencegahan jangka panjang sangat
efektif menurunkan asam urat, yang dapat mencegah serangan
selama bulan ke tahun.
* NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) adalah suatu
golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda
nyeri),antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti
radang)
Mekanisme kerja NSAID didasarkan atas penghambatan isoenzim
COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2(cyclooxygenase-2). Enzim
cyclooxygenase ini berperan dalam memacu pembentukan
prostaglandin dantromboksan dari arachidonic acid.

.
OBAT URICOSURIC
Obat golongan urikosurik adalah obat yang menghambat reabsorpsi
asam urat di tubulus ginjal sehingga ekskresi asam urat meningkat
melalui ginjal.
Alopurinol
Berefek agonis terhadap salisilat, tidak berkurang pada insufisiensi
ginjal dan tidak menyebabkan batuurat.
Kolkisin
Sifat anti-inflamasi spesifik terhadap penyakit pirai dan beberapa
arthritis lainnya, tetapi tidak berfungsisebagai anti-inflamasi untuk
penyakit lainnya. Kolkisin tidak meningkatkan ekskresi, sintesis dan
kadarasam urat dalam darah.
Probenesid
Berefek dapat mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta
pembentukan tofi, namun tidak efektif untuk serangan akut.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan S.G., Setiabudy R., Nafrialdi. (2007). Farmakologi dan Terapi


edisi 5. Jakarta: FKUI

Paulsen, F., Waschke, J. (2012). Sobotta: Atlas Anatomi Manusia edisi 23.
Jakarta: EGC

Price, S.A., Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi edisi 6. Jakarta: EGC

Sudoyo A.W.,dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V Jilid III.
Jakarta: Interna Publishing

Syamsir, H.M. (2018). Kinesiologi. Jakarta: FKUY

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta:
EGC; p. 317.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31060/5/Chapter%20I.
pdf

Anda mungkin juga menyukai