GOUT ARTHRITIS
DISUSUN OLEH :
STASE GERONTIK
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
A. Pengertian
Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang
nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, dan pergelangan.
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia.
Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat
di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan in flamasi akut.
Gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristaal asam urat
pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemya yang berlangsung
lama ( asam urat serum meningkat ) di sebabkan karena penumpukan purin atau eksresi asam
urat yang kurang dari ginjal.
Gout atau asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat
mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan.
B. Anatomi Fisiologi
Anatomi fisiologi rangka.
Rangka merupakan bagian tubuh yang terdiri dari tulang,sendi dan tulang rawan sebagai
tempat menempelnya otot yang memungkin tubuh untuk mempertahan sikap dan posisi.
Rangka digolongkan menjadi rangka aksial,rangka apendikular dan persendian.
Rangka aksial
Melindungi organ – organ pada kepala leher dan torso.
Apendikular
Tulang – tulang yang membentuk lengan tungkai dan tulang pectoral serta tonjolan pelvis
yang menjadi tempat melekatnya lengan dan tungkai pada rangka aksial.
Persendian
Adalah artikulasi dari dua tulang atau lebih
Fungsi Sistem Rangka |:
1. Tulang sebagai penopang berdirinya tubuh.
C. Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.Hyperuricemia pada
penyakit ini disebabkan oleh :
a. Pembentukan asam urat berlebih
Gout primer metabolik di sebabkan sintesis langsung yang bertambah
Gout sekunder metabolik di sebabkan pembentukan asam urat berlebih karena
penyakit lain, seperti leukuimia
b. Kurang asam urat melalui ginjal
Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urrat di tubulus distal yang sehat.
Gout sekunder di sebabkan karena Ginjal, misalnya ; Glameronefritis kronis.
D. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung
asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan
akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan
iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi
atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya
E. Manifestasi Klinis
a. Serangan terjadi secara tiba-tiba, terutama setelah mengonsumsi makanan yang
mengandung purin.
b. Sendi yang terserang terasa nyeri, bengkak, mengilat, berwarna kemerahan, dan panasjika
disentuh.
c. Demam, dingin, lemas, dan jantung berdebar.
d. Pada gout kronis, timbul benjolan (tofus). Biasanya, terdapat pada daun telinga, ujung
siku, lutut, serta punggung tangan dan kaki.
F. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Deformitas pada persendian yang terserang
b. Urolitiasis akibat dep
c. osit kristal urat pada saluran kemih
d. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
H. Komplikasi
1. Gangguan gaya hidup
2. Deformitas sendi
3. Batu ginjal
4. Penyakit jantung
5. Katarak
I. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksaan terapi yaitu untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
a. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik), Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi
(NSAID), Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi
asam urat dan menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien dengan
gagal ginjal).
b. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
c. Tirah baring merupakan keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang.
d. Kompres dingin
e. Diet rendah purin ( pencegahan )
Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung,
hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam,
Udang, Daun melinjo.
Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam
urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap
1. Pengkajian
Pengumpulan data klien, baik subjektif ataupun objektif melalui anamnesis riwayat penyakit,
pengkajian psikososial, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.
a. Anamnesis
1. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia (
terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
b. Pemeriksaan fisik
1) B1 (Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot bantu
pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : terdengar bersih atau mungkin terdapat suara napas tambahan
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing
karena nyeri.Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain) : biasanya tidak ada keluhan
4) B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa
pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan
perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimnasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses.Selain itu, perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine.Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung.Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesik dan
antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan:
Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong
klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Hambatan mobilisasi fisik
3. Hipertermi
4. Defisiensi pengetahuan
5. Ancietas