Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

GOUT ARTHRITIS

DISUSUN OLEH :

PENDRIAT DINGKO, S.KEP


2019032072

STASE GERONTIK
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


LAPORAN PENDAHULUAN
GOUT ARTHRITIS

A. Pengertian
Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang
nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, dan pergelangan.
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia.
Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat
di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan in flamasi akut.
Gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristaal asam urat
pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemya yang berlangsung
lama ( asam urat serum meningkat ) di sebabkan karena penumpukan purin atau eksresi asam
urat yang kurang dari ginjal.
Gout atau asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat
mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan.

B. Anatomi Fisiologi
Anatomi fisiologi rangka.
Rangka merupakan bagian tubuh yang terdiri dari tulang,sendi dan tulang rawan sebagai
tempat menempelnya otot yang memungkin tubuh untuk mempertahan sikap dan posisi.
Rangka digolongkan menjadi rangka aksial,rangka apendikular dan persendian.
Rangka aksial
Melindungi organ – organ pada kepala leher dan torso.
Apendikular
Tulang – tulang yang membentuk lengan tungkai dan tulang pectoral serta tonjolan pelvis
yang menjadi tempat melekatnya lengan dan tungkai pada rangka aksial.
Persendian
Adalah artikulasi dari dua tulang atau lebih
Fungsi Sistem Rangka |:
1. Tulang sebagai penopang berdirinya tubuh.

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


2. Pergerakan : dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak,adanya
persendian.
3. Melindungi organ – organ halus dan lunak yang ada dalam tubuh
4. Pembentukan sel darah.
5. Tempat penyimpanan mineral ( kalium dan fosfat ) dan lipid.
Menurut bentuknya tulang dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Tulang panjang: tulang paha,tulang lengan atas.
2. Tulang pendek : tulang karang,bagian luas terdiri dari tulang padat.
3. Tulang ceper yang terdapat pada tulang tengkorak yang terdiri dari 2 tulang karang dan
tulang padat disebelah luar.
4. Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
Struktur tulang
Dilihat dari bentuk dibagi menjadi tulang panjang,tulang pendek dan tulang tidak beraturan.
Vascularisasi
Tulang merupakan bagian yang kaya akan vaskuler dengan total aliran sekitar 200-400cc /
menit.Setiap tulang memiliki arteri yang menyuplai darah yang membawa nutrient masuk
didekat pertengahan tulang kemudian bercabang ke atas dank bawah menjadi pembuluh darah
mikroskopis,pembuluh darah ini menyerupai kortex,morrow dan system harvest.
Persyarafan
Serabur syaraf simpatik dan afferent (sensorik) mempersyarafi tulang dilatasi kapiler dan
dikontrol oleh syaraf simpatis sementara serabut syaraf efferent menstramisikan rangsangan
nyeri.
Pertumbuhan dan metabolisme tulang
Pembentukan dan penghancuran tulang hanya sampai usisa 35 tahun. Pertumbuhan
metabolism tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai berikut :
1. Kalsium dan fosfor
2. Calsitonin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid
3. Vitamin D yang diproduksi tubuh .
Persendian
Persendian diklasifikasikan menurut strukturnya dan menurut fungsinya.
Menurut strukturnya :
1. Persendian fibrosa.

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


2. Persendian kartilago.
3. Persendian synovial.
Menurut fungsinya :
1. Sendi sinartrosis atau sendi mati,sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau
kartilago.
2. Amfiartrosis ; sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya
sedikit pergerakan sebagai respon terhadap torsi dan komversi.
3. Diartrosis : Sendi dengan pergerakan bebas disebut juga sendi synovial.

C. Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.Hyperuricemia pada
penyakit ini disebabkan oleh :
a. Pembentukan asam urat berlebih
 Gout primer metabolik di sebabkan sintesis langsung yang bertambah
 Gout sekunder metabolik di sebabkan pembentukan asam urat berlebih karena
penyakit lain, seperti leukuimia
b. Kurang asam urat melalui ginjal
 Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urrat di tubulus distal yang sehat.
 Gout sekunder di sebabkan karena Ginjal, misalnya ; Glameronefritis kronis.

D. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung
asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan
akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan
iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi
atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom
tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi
hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan tulang sendi
menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang
paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang.
Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi
cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.tendon achiles dan organ internal
seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran, eksudat yang
terdiri dari Kristal asam urat.

E. Manifestasi Klinis
a. Serangan terjadi secara tiba-tiba, terutama setelah mengonsumsi makanan yang
mengandung purin.
b. Sendi yang terserang terasa nyeri, bengkak, mengilat, berwarna kemerahan, dan panasjika
disentuh.
c. Demam, dingin, lemas, dan jantung berdebar.
d. Pada gout kronis, timbul benjolan (tofus). Biasanya, terdapat pada daun telinga, ujung
siku, lutut, serta punggung tangan dan kaki.

F. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Deformitas pada persendian yang terserang
b. Urolitiasis akibat dep
c. osit kristal urat pada saluran kemih
d. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


G. Pemeriksaan Penunjang
a. Lab : asam urat yang tinggi dalam darah ( . 6 mg/ dl ) ( N = 8 mg/dl, w = 7 mg/dl
b. LED meningkat, kadar asam urat dalam urin juga tinggi ( 1500 mg%/L/ 24jam
c. Pemeriksaan cairan tofi, terpenting untuk penegakan diagnostik
d. Urine
e. Sel darah putih, sel darah merah

H. Komplikasi
1. Gangguan gaya hidup
2. Deformitas sendi
3. Batu ginjal
4. Penyakit jantung
5. Katarak

I. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksaan terapi yaitu untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
a. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik), Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi
(NSAID), Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi
asam urat dan menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien dengan
gagal ginjal).
b. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
c. Tirah baring merupakan keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang.
d. Kompres dingin
e. Diet rendah purin ( pencegahan )
 Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung,
hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam,
Udang, Daun melinjo.
 Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam
urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan mengurangi
pengeluaran asam urat melalui urine.
 Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat
baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urine.
 Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar
asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam
jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.
 Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan
yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi
lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
 Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar
yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon,
blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-
buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit
mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,
karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
 Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi
alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam
laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengumpulan data klien, baik subjektif ataupun objektif melalui anamnesis riwayat penyakit,
pengkajian psikososial, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.
a. Anamnesis
1. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia (
terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


Pada umumnya keluhan utama pada kasus gout adalah nyeri pada sendi
metatarsofalangeal ibu jari kaki kemudian serangan bersifat poli – artikular.Gout
biasanya mengenai satu atau beberapa sendi.Untuk memeperoleh pengkajian yang
lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST.
 Provoking Incident : hal yang menjadi factor presipitasi nyeri adalah gangguan
metabolism puroin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut
berulang.
 Quality of pain: nyeri yang dirasakan bersifat menusuk.
 Region, Radiation, Relief: Nyeri pada sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki.
 Severity (Scale) of pain: Nyeri yangdirasakan antara 1-3 pada rentang pengukuran
0-4. Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri dan luas kerusakan yang terlihat
pada pemeriksaan radiologi.
 Time: Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk padamalam
hari atau siang hari.
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum
mencakup awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. Penting
ditanyakan berapa lama pemakaian obat analgesic, allopurinol
2) Riwayat Penyakit dahulu
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung
terjadinya gout (mis: penyakit gagal ginjal kronis, leukemia, hiperparatiroidisme).
Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah pernahkah klien dirawat dengan
masalah yang sama. Kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan, penggunaan
obat diuretik.
3) Riwayat penyakit keluarga
Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan yang sama
dengan klien karena klien gout dipengaruhi oleh factor genetic. Ada produksi/
sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
4) Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat. Respons didapat meliputi adanya kecemasan individu
dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


dengan adanya sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan
ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan
asam urat pada sirkulasi. Adanya perubahan peran dalam keluarga akibat adanya
nyeri dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon trhadap konsep diri yang
maladaptif.

b. Pemeriksaan fisik
1) B1 (Breathing)
Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot bantu
pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : terdengar bersih atau mungkin terdapat suara napas tambahan
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing
karena nyeri.Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain) : biasanya tidak ada keluhan
4) B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa
pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan
perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimnasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses.Selain itu, perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine.Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung.Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesik dan
antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan:
 Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong
klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang
menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan yang lain.
Deformitas sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi
pergelangan kaki secara perlahan membesar.
 Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
 Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat.Pemeriksaan
diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti
dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanjut, terlhat
erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Hambatan mobilisasi fisik
3. Hipertermi
4. Defisiensi pengetahuan
5. Ancietas

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072


DAFTAR PUSTAKA

Helmi, Zairin Noor. 2013. Gangguan Pencernaan Jakarta. Salemba Medika


Judith, M Wilkinson. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.EGC .Jakarta
Mohamad Isa. 2015. Perawatan Penyakit Dalam & Bedah. Pusat Pendidikan Pegawai
Departemen Kesehatan R.I. : Jakarta
Maryam M dkk.(2013). Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatanya. Jakarta. Salemba medika
Nanda (2015). Diagnosis Keperawatan, Definisi Dan Klasication, 2015-2017. Edisi 10. EGC,
Jakarta
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc. Jilid 1. EGC.
Jakarta
Padila (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Nuha Medika. Jogjakarta
Prayitno Aryo (2013). Keperawatan Gerontik. EGC. Jakarta
Wijaya, S dkk.2013. Keperawatan Medikal Bedah:Keperawatan Dewasa, Teori, Contoh Askep.
EGC. Jakarta

PENDRIAT DINGKO,S.Kep 2019032072

Anda mungkin juga menyukai