Anda di halaman 1dari 6

HERPES SIMPLEX

1. Definisi Herpes Simplex


 Herpes berasal dari bahasa yunani yang artinya merayap. Penyakit herpes disebabkan oleh Virus Herpes
Simpleks (HSV). Virus ini memiliki karakteristik bergerak dari satu saraf kecil ke saraf kecil dengan cara
merayap. Pergerakannya akan berakhir ketika virus-virus tersebut sampai di kumpulan saraf.
 Herpes simplex adalah infeksi akut oleh virus herpes simplex (virus herpes hominis) tipe I atau tipe II yang
ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang eritematosa didaerah mukokutan.
Herpes simplex disebut juga fever blister, cold score, herpes febrilis, herpes labialis, herpes pro genitalis.
( Kapita Selekta Kedokteran ed.III, 2000 : 151)
 Herpes simplex adalah infeks akut yang disebabkan oleh virus herpes simplex (virus herpes hominis) tipe I
atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang eritematosa
didaerah mukokutan. Sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens. ( Adhii Djuanda,
Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 2000 : 355)
 Herpes simpleks adalah infeksi yang disebabkan Herpes simplex virus (HSV) tipe1 dan 2, meliputi herpes
orolabialis dan herpes genitalis. Penularan virus paling sering terjadi melalui kontak langsung dengan lesi
atau sekret genital/oral dari individu yang terinfeksi.
 Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe I atau tipe II
yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada
daerah dekat mukokutan (Handoko, 2010)
2. Etiologi Herpes Simplex
     Herpes simpleks virus (HSV) tipe I dan II merupakan virus herpes hominis yang merupakan virus DNA.
Pembagian tipe I dan II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker dan lokasi
klinis tempat predileksi (Handoko, 2010). HSV tipe I sering dihubungkan dengan infeksi oral sedangkan HSV tipe II
dihubungkan dengan infeksi genital. Semakin seringnya infeksi HSV tipe I di daerah genital dan infeksi HSV tipe II
di daerah oral kemungkinan disebabkan oleh kontak seksual dengan cara oral-genital (Habif, 2004).
     Menurut Wolff (2007) infeksi HSV tipe I pada daerah labialis 80-90%, urogenital 10-30%, herpetic
whitlow pada usia< 20 tahun, dan neonatal 30%. Sedangkan HSV tipe II di daerah labialis 10-20%, urogenital 70-
90%, herpeticwhitlow pada usia> 20 tahun, dan neonatal 70%.
3. Klasifikasi Herpes Simplex
 Herpes simplex virus (HSV) tergolong anggota virus herpes yang primer menimbulkan penyakit pada
manusia.Herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan HSV-2 termasuk sub family alphaherpesvirinae dengan
ciri-ciri spektrum sel pejamu bervariasi, siklus replikasi yang relatif cepat, mudahnya infeksi menyebar di
biakan sel, menimbulkan kerusakan sel yang cepat, dan kemampuan menimbulkan infeksi laten khususnya
pada ganglion sensorik.
 Episode pertama (infeksi pertama) dari infeksi HSV adalah yang paling berat dan dimulai setelah masa
inkubasi 4-6 hari. Gelala yang timbul, meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan
diikuti dengan pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan. Cairan bening tersebut selanjutnya
dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan pembentukan keropeng atau kerak (scab).
 Klasifikasi Ilmiah :
 -Famili : Herpesviridae
-Subfamili : Alphaherpesvirinae
-Genus : Simpleksvirus
-Spesies : Virus Herpes Simpleks Tipe 1 dan Virus Herpes Simpleks Tipe 2
4. Manifestasi Klinis Herpes Simplex
 Infeksi herpes simpleks virus berlangsung dalam tiga tahap: infeksi primer, fase laten dan infeksi rekuren.
Pada infeksi primer herpes simpleks tipe I tempat predileksinya pada daerah mulut dan hidung pada
usia anak-anak. Sedangkan infeksi primer herpes simpleks virus tipe II tempat predileksinya daerah
pinggang ke bawah terutama daerah genital. Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat sekitar
tiga minggu dan sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malaise dan anoreksia. Kelainan klinis
yang dijumpai berupa vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih
dan menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan dapat mengalami ulserasi (Handoko, 2010). Pada fase
laten penderita tidak ditemukan kelainan klinis, tetapiherpes simpleks virus dapat ditemukan dalam
keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis (Handoko, 2010).
 Pada tahap infeksi rekuren herpes simpleks virus yang semula tidak aktif di ganglia dorsalis menjadi aktif
oleh mekanisme pacu (misalnya: demam, infeksi, hubungan seksual) lalu mencapai kulit sehingga
menimbulkan gejala klinis yang lebih ringan dan berlangsung sekitar tujuh sampai sepuluh hari disertai
gejala prodormal lokal berupa rasa panas, gatal dan nyeri. Infeksi rekuren dapat timbul pada tempat yang

sama atau tempat lain di sekitarnya (Handoko, 2010).


 Inokulai kompleks primer (primary inoculation complex). Infeksi primer herpes simpleks pada penderita
usia muda yang baru pertama kali terinfeksi virus ini dapat menyebabkan reaksi lokal dan sistemik yang
hebat. Manifestasinya dapat berupa herpes labialis. Dalam waktu 24 jam saja, penderita sudah mengalami
panas tinggi (39-40oC), disusul oleh pembesaran kelenjar limfe submentalis, pembengkakan bibir, dan
lekositosis di atas12.000/mm3, yang 75-80%nya berupa elpolimorfonuklear. Terakhir, bentuk ini di
ikutirasa sakit pada tenggorokan. Insidens tertinggi terjadi pada usiaantara 1-5 tahun. Waktu inkubasinya
3-10 hari. Kelainan akan sembuh spontan setelah 2-6 minggu.
5. Patofisiologi Herpes Simplex
     HSV disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di kulit. Virus
herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan yang lembab dan penyebaran infeksi melalui cara selain kontak
langsung kecil kemungkinannya terjadi. HSV memiliki kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi
langsung dengan membrane sel. Pada infeksi aktif primer, virus menginvasi sel pejamu dan cepat berkembang
dengan biak, menghancurkan sel pejamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi sel-sel
disekitarnya. Pada infeksi aktif  primer, virus menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan
menyebabkan limfa denopati
     Tubuh melakukan respon imun seluler dan humoral yang menahan infeksi tetapi tidakd apat mencegah
kekambuhan infeksi aktif. Setelah infeksi awal timbul fase laten. Selama masa ini virus masuk ke dalam sel-sel
sensorik yang mempersarafi daerah yang terinfeksi dan bermigrasi disepanjang akson untuk bersembunyi di dalam
ganglion radiks dorsalis tempat virus berdiam tanpa menimbulkan sitotoksisitas atau gejala pada manusia

     Infeksi HSV dapat menyebar ke bagian kulit mana saja, misalnya : mengenai jari-jari tangan (herpetic whitlow)
terutama pada dokter gigi dan perawat yang melakukan kontak kulit dengan penderita. Tenaga kesehatan
yang sering terpapar dengan sekresi oral merupakan orang yang paling sering terinfeksi (Habif, 2004). Bisa juga
mengenai para pegulat (herpes gladiatorum) maupun olahraga lain yang melakukan kontak tubuh (misalnya rugby)
yang dapat menyebar ke seluruh anggota tim (Sterry, 2006).
 6. Pemeriksaan Penunjang Herpes Simplex
a. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi, dan daya tahan tubuh klien. Pada kondisi awal /
saat proses peradangan, dapat terjadi peningkatan suhu tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda vital
yang lain. Pada pengkajian kulit, ditemukan adanya vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri. Perhatikan mukosa
mulut, hidung, dan penglihatan klien. Pada pemeriksaan pada wanita berusia 55 tahun itu ditemukan vesikel
multiple bergerombol tersebal secara dermatome diregio tungkai bawah sinistra dan kaki sinistra bagian medial
dengan ukuran lentikular yang terletak diatas kulit eritematosa.

Untuk mengetahui adanya nyeri, kita dapat mengkaji respon klien terhadap nyeri akut secara fisiologis atau melalui
respon perilaku. Secara fisiologis, terjadi diaphoresis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernapasan, dan
peningkatan tekanan darah; pada perilaku, dapat juga dijumpai menangis, merintih, atau marah. Lakukan
pengukuran nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0-10 untuk orang dewasa. Untuk anak-anak, pilih skala yang
sesuai dengan usia perkembangannya, bisa menggunakan skala wajah untuk mengkaji nyeri sesuai usia; libatkan
anak dalam pemilihan.

 b. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menentukan virus herpes simplex yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan
laboraturium terhadap virus herpes simplex sebagian besar dilakukan hanya untuk yang terinfeksi HSV tipe 2.
Sedangkan untuk mengetahui apakah luka yang diderita penderita herpes simplex ini akibat virus HSV atau bukan,
maka tes yang lain perlu dilakukan. Tanda-tanda pada permukaan sel yang terindeksi oleh virus herpes simplex akan
diketahui dari hasil pemeriksaan laboraturium. Pemeriksaan laboratorium ini juga bisa mengungkap perbedaan
HSV-1 atau HSV-2. Umumnya pemeriksaan laboratorium ini meliputi IgG dan IgM baik itu untuk HSV-1 maupun
HSV-2.

Pemeriksaan adanya infeksi HSV ada dua jenis yaitu :


1. IgM anti HSV : Tes IgM menandakan bahwa sedang terjadi infeksi ataupun infeksi yang baru saja
berlangsung.
2. IgG anti HSV : Tes IgG menandakan bahwa infeksi telah terjadi dalam kurun waktu beberapa lama (lebih
dari 6 bulan) dan penderita telah memiliki kekebalan tubuh.
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah test tzank yang diwarnai dengan pengecatan gyemsa atau
wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Tes
Tzanck dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit atau kurang. Caranya dengan membuka vesikel dan korek dengan
lembut pada dasar vesikel tersebut lalu letakkan pada gelas obyek kemudian biarkan mengering sambil difiksasi
dengan alkohol atau dipanaskan. Selanjutnya beri pewarnaan (5%methylene blue, Wright, Giemsa) selama beberapa
detik, cuci dan keringkan, beri minyak emersi dan tutupi dengan gelas penutup. Jika positif terinfeksi hasilnya
berupa keratinosit yang multinuklear dan berukuran besar berwarna biru (Frankel,2006).
Identifikasi virus dengan PCR, mikroskop elektron, atau kultur (Sterry,2006). Tes serologi menggunakan enzyme-
linked immunosorbent assay (ELISA) spesifik HSV tipe II dapat membedakan siapa yang telah terinfeksi dan siapa
yang berpotensi besar menularkan infeksi (McPhee, 2007).
c. Pemeriksaan Diagnostik

Virus herpes ini dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiak. Pada keadaan tidak ada lesi dapat diperiksa
antibody VHS. Pada percobaan tzanck dengan pewarnaan geimsa dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan
badan inklusi.

7. Pengobatan Herpes Simplex


     Beberapa obat antivirus telah terbukti efektif melawan infeksi HSV. Semua obat tersebut menghambat sintesis
DNA virus. Obat-obat ini dapat menghambat perkembangbiakan herpesvirus. Walaupun demikian, HSV tetap
bersifat laten di ganglia sensorik, dan angka kekambuhannya tidak jauh berbeda pada orang yang diobati dengan
yang tidak diobati.
Salah satu obat yang efektif untuk infeksi Herpes Simpleks Virus adalah Asiklofir dalam bentuk topikal, intravena,
dan oral yang kesemuanya berguna untuk mengatasi infeksi primer.
• Nama Generik : Acyclovir
• Nama Dagang : Clinovir (Pharos)
• Indikasi : Untuk mengobati Herpes Simplex Virus, herpes labialis, herpes zoster, HSV encephalitis, neonatal HSV,
mukokutan HSV pada pasien yang memiliki respon imun yang diperlemah (immunocompromised), varicella-zoster.
• Kontraindikasi : Hipersensitifitas pada acyclovir, valacyclovir, atau komponen lain dari formula.
• Bentuk Sediaan : Tablet 200 mg, 400 mg.
• Dosis dan Aturan Pakai : Pengobatan herpes simplex: 200 mg (400 mg pada pasien yang memiliki respon imun
yang diperlemah/immunocompromised atau bila ada gangguan absorbsi) 5 kali sehari, selama 5 hari. Untuk anak
dibawah 2 tahun diberikan setengah dosis dewasa. Diatas 2 tahun diberikan dosis dewasa.
Pencegahan herpes simplex kambuhan, 200 mg 4 kali sehari atau 400 mg 2 kali sehari, dapat diturunkan menjadi
200 mg 2atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-12 bulan. Pencegahan herpes simplex pada pasien
immunocompromised, 200-400 mg 4 kali sehari. Anak dibawah 2 tahun setengah dosis dewasa. Diatas 2 tahun dosis
sama dengan dosis orang dewasa.
• Efek Samping : Pada sistem saraf pusat dilaporakan terjadi malaise (perasaan tidak nyaman) sekitar 12% dan sakit
kepala (2%).pada system pencernaan (gastrointestinal) dilaporkan terjadi mual (2-5%), muntah (3%) dan diare (2-
3%).
• Resiko Khusus : Penggunaan Acyclovir pada wanita hamil masuk dalam kategori B. Efek teratogenik dari
Acyclovir tidak diteliti pada studi dengan hewan percobaan. Acyclovir terbukti dapat melewati
plasenta manusia.Tidak ada penelitian yang cukup dan terkontrol pada wanita hamil. pada tahun 1984-1999
diadakan pendaftaran bagi wanita hamil, dan dari hasil yang terlihat tidak ada peningkatan kelahiran bayi yang cacat
karena penggunaan Acyclovir . tetapi karena tidak semua wanita hamil mendaftarkan diri dan kurangnya data dalam
jangka waktu yang panjang, maka direkomendasikan penggunaan acyclovir untuk wanita hamil disertai peringatan
dan diberikan jika benar-benar-benar diperlukan. Acyclovir juga dapat masuk ke dalam air susu ibu, karena itu
penggunaan pada ibu menyusui harus disertai peringatan.
• Penggunaan obat lain
• Vidarabin
• Idoksuridin topical (untuk Herpes Simpleks pada selaput bening mata)
• Trifluridin

• Pengobatan Alami                                                             

 Adapun Cara Mengobati Penyakit Herpes secara Alami yaitu dengan jelly Gamat Gold G, Untuk terapi
sakit ringan, minumlah 1 sendok makan 3 kali sehari sebelum makan dan Untuk sakit sedang, minumlah 2
sendok makan 3 kali sehari sebelum makan serta Untuk sakit berat, minumlah 3 sendok makan 3 kali
sehari sebelum makan. apabila anda sedang mengkonsumsi obat dari dokter tidak perlu khawatir karena
jelly gamat gold g bisa juga di kombinasikan dengan obat dari dokter.
     Ramuan Herbal Obat Jelly Gamat Gold G terbuat Dari Ektrak Teripang Laut, hewan yang hidup di dasar laut
Meski terdapat banyak teripang dengan berbagai jenisnya yang mencapai 1000 jenis teripang namun hanya beberapa
diantaranya saja yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Satu diantara teripang yang terbaik tersebut
adalah Stichopus Variegatus, jenis teripang dengan keistimewaan memiliki kandungan gamapeptide dan satu
satunya teripang yang mengandung gamapeptide. teripang inilah yang menjadi komposisi utama dari jelly gamat
gold g.
Gamapeptide yang bermanfaat untuk mencegah inflamasi dan mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan
luka (3 kali lebih cepat), mengaktifkan pertumbuhan dan aktifitas sel sel, Antiseptik Alamiah bermanfaat untuk
mencegah bakteri, jamur, infeksi dan Saponin bermanfaat untuk antioksidan, anti mikroba dan anti kanker. Satu
kandungan dengan berbagai manfaat tersebut membuat stichopus Variegatus lebih unggul di banding spesies lain,
sehingga tak heran apabila cara mengobati penyakit herpes pada kulit secara Alami jelly gamat gold g menjadi
rekomendasi terbaik.
 Solusi yang tepat pengobatan herpes adalah dengan Obat herbal penyakit herpes Ace Maxs.Karena Ace
Maxs keseluruhannya terbuat dari bahan alami yaitu perpaduan antara kulit manggis dan daun sirsak yang
mana telah dipercaya untuk mengatasi dan mengobati berbagai macam penyakit termasuk penyakit hepres.
Ace Maxs sangat aman dan tidak menimbulkan efekksamping yang negatif. Ace Maxs merupakan obat
herbal multikhasiat dalam mengobati berbagai macam penyakit yang salah satunya penyakit herpes. Tidak
hanya mengobati penyakit ,namun juga mencegah timbulnya penyakit. Obat herbal penyakit herpes
     Menurut Dr.Ir. Raffi Paramawati, M.Si, dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, di dalam kulit
manggis terdapat daya antioksidan luar biasa yang mampu menangkal radikal bebas. Kulit manggis memiliki
kandungan xanthone yang bermanfaat sebagai antioksidan alpha mangostin dan gamma mangostin yang berperan
sebagai imunitas,antibiotik (ampisilin dan minosin), anti jamur,antivirus,antikanker, Menurut hasil penelitian bahwa
daun sirsak mampu menyerang dan mengfhancurkan sel-sel kanker,demikian hasil penelitian tentang khasiat sirsak
sebagai antitumor dan antikanker yang dilakukan The National Cancer Institute tahun 1976. Seperti itulah khasiat
dalam kandungan Ace Maxs Obat herbal penyakit herpes. Dan sangat terbukti Ace Maxs mampu mengobati
berbagai penyakit termasuk penyakit herpes.

Anda mungkin juga menyukai