Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH

KEPERWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB) 1

Disusun oleh:
SALLY VIOLETA TAMARA
PO71202220011

Dosen Pengampu : Ns.Dewi Masyitah, S.Kep, M.Kep, Sp.KMB

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKES JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
TES FORMATIF
Untuk mengecek pemahaman saudara, coba analisis kasus berikut dan jawab pertanyaannya
1. Seorang pasien wanita berusia 55 tahun datang ke Poliklinik interna. Berdasar- kan hasil
anamnesa dilaporkan, pasien mengeluh badannya sering demam, bengkak pada pergelangan
kaki dan sangat kaku pada pagi hari.
Dilihat dari tampilan data, tampaknya sangat minimal. Jika saudara sebagai perawat, data yang
perlu digali secara spesisifk dikaitkan dengan:
a. Nafus makan Jawaban : c. Nyeri
b. Pola tidur
c. Nyeri
d. Kemampuan berjalan
e. Kecemasan

2. Diagnosa keperawatan kerusakan mobilitas fisik pada kasus rheumatoid arth- tritis dapat
dihubungan dengan hal di bawah ini yang paling tepat adalah:
a. Kekakuan Jawaban : a. Kekauan
b. Demam
c. Bengkak
d. Nyeri
e. Infeksi

3. Pasien laki-laki berumur 60 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri
pada kedua lutut pada pagi hari. Pasien juga mengalami kekakuan pada lutut namun dirasakan
berkurang pada siang hari. Berdasarkan keluhan tersebut pasien tersebut mengalami gangguan
terkait dengan:
a. Inflamasi Jawaban : a. Inflamasi
b. Degeneratif
c. Genetik
d. Metabolisma asam urat
e. Systemik
f.

4. Keluhan yang membedakan antara osteoarthritis dan peradangan lain pada system
muskuluskeletal adalah :
a. Kaku pagi hari Jawaban : c. Krepitasi
b. Nyeri sendi
c. Krepitasi
d. Deformitas
e. Perubahan gaya jalan

TES TERSTRUKTUR
Sekarang siap-siap untuk merenung dan berpikir lebih kritis untuk mengerjakan tugas berikut.
1. Uraikan data pengkajian fokus pada kasus rheumatoid arthtritis dan osteoarthritis
2. Tuliskan diagnosis keperawatan pada rheumatoid arthtritis dan oeteoarthtritis
3. Tuliskan intervensi tindakan mandiri untuk mengatasi masalah nyeri
Jawaban:

1. Data fokus pada kasus rematoid arthritis :


nyeri, kaku, keterbatasan gerak, tanda-tanda radang (hangat, kaku, dan bengkak) dan
menurunnya kekuatan sendi.

Data focus pada kasus osteoarthritis :

Nyeri saat aktivitas, kekakuan pada sendi, bengkak, obesitas, Pada pemeriksaan
rontgen nampak adanya penyempitan ruang sendi, sle- rosis tulang dan terbentuknya
osteophyte (tulang bertumbuh berlebihan).
Pada pemeriksaan laboratorium terjadi peningkatan Laju Endap Darah (LED)
Aspirasi cairan sinovial untuk pemeriksaan laboratirum.

2. Diagnosa keperawatan pada rheumatoid arthritis :


1. Nyeri kronis berhubungan dengan radang sendi, overuse joint, ditandai dengan keluhan
nyeri, keterbatasan gerak sendi, hangat, bengkak.
2. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sendi, kaku, dan deformitas,
ditandai dengan keterbatasan gerak sendi, menurunnya kekuatan sendi, ketidakmampuan
melakukan ADL.

Diagnosa keperawatan untuk osteoarthritis :


1. Nyeri b/d aktifitas fisik dan kurangnya pengetahuan tentang tehnik pen- anganan nyeri.

2. Gangguan pola tidur b/d nyeri

3. Hambatan mobilitas fisik b/d kelemahan, kekakuan atau nyeri saat ambu- lasi

4. Self care deficit b/d deformitas sendi dan nyeri saat aktifitas

5. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan b/d asupan makanan yang berlebi- han tidak
seimbang dengan output energi.

6. Harga diri rendah b/d perubahan sosal dan peran dalam bekerja

3 Intervensi Tindakan mandiri untuk mengatasi nyeri :


ü Kaji lokasi, intensitas nyeri, dan faktor pencetus nyeri.
ü Beri dorongan aktifitas, tingkatkan istirahat, dan pasang splinting untuk
mempertahankan sendi.
ü Ajarkan klien untuk menggunakan sendiri program pengobatannya.
ü Gunakan tehnik relaksasi.
TUGAS MANDIRI

Anda telah mempelajari asuhan keperawatan pada kasus osteoarthritis dan rheumatoid arthritis
dengan tuntas. Selain kasus tersebut, osteomielitis merupakan kasus infeksi pada tulang yang sangat
berbahaya. Tugas anda adalah:
a. Identifikasi etiologi dan gambaran klinis dari kasus osteomielitis sebagai bagian dari data
penting dalam pengkajian keperawatan.
b. Rumusan diagnosis keperawatan berdasarkan data sesuai dengan gam- baran klinis.
c. Susunlah rencana keperawatan berdasarkan 3 diagnosa keperawatan yang prioritas.

Jawab:
a. Penderita osteomyelitis biasanya datang dengan nyeri subakut atau kronik pada
daerah tulang sendi, Osteomielitis disebabkan oleh bakteri stapilokokus aureus.
Eritema dan bengkak pada jaringan lunak dapat terjadi terutama pada
osteomyelitis contiguous karena adanya trauma,fraktur atau setelah tindakan
seperti artoplasti dan pemasanga alat ortopedi.
Gambaran klinis dari osteomielitis : nyeri tekan bisa juga nyeri konstan,
pembengkakan sampai pengeluaran pus, demam, dan malaise.
b. Diagnosa keperawatan pada osteomielitis :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi
2. Gangguan mobilitas fisik
3. Resiko cidera
c. Rencana keperawatan berdasarkan diagnosa di atas:
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi
a. Identifikasi lokasi karakteristik durasi,frekuensi,kualitas,intesitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
2. gangguan mobilitas fisik
a. identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
b. identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
c. monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
d. monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
e. fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu seperti tongkat
f. fasilitasi melakukan mobilisasi fisik jika perlu
3. Resiko cidera
a. Toleransi aktivitas meningkat
b. Kejadian cidera menurun
c. Luka lecet dan pendarahan menurun
d. Ekpresi wajah kesakitan menurun
e. Gangguan mobilitas dan kognitif menurun
f. Tekanan darah,nadi,frekuensi nafas dan denyut jantung membaik
g. Pola istirahat tidur membaik
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
MUSKULUSKELETAL

Rheumatoid Arthtritis
a. Pengertian
Sebelum membaca uraian berikut, coba ingat kembali…apakah saudara pernah merawat pasien
dengan kasus infeksi pada muskuluskeletal?

Rheumatoid Arthtritis (RA) merupakan penyakit yang bersifat kronik dan mer- upakan
penyakit sistemik yang ditandai dengan inflamasi yang berulang-ulang pada sendi diartrosis.
Berhubungan dengan berbagai manifestasi ekstraartikular seperti rheumatic nodules, arteritis,
neuropathy, scleritis, pericarditis, lymphadenopathy, dan splenomegaly.

RA ditandai dengan periode perbaikan dan muncul kembali. Di AS : rata-rata 6 juta yang
menderita RA, dan 75 % adalah wanita. Walaupun RA terjadi pada semua usia, tetapi sering
terjadi pada wanita masa anak-anak.

b. Etiologi dan pathofisiologi


Penyebab RA tidak diketahui, namun beberapa etiologi yang diperkirakan adalah :
ü Infeksi : infeksi patogen pada beberapa mikroorganisme merupakan faktor pemicu.
ü Autoimmun : sering disebabkan oleh virus meningkatan pembentukan IgG yang abnormal.
Kombinasi IgG dengan autoantibodi (Rheumatoid fac- tor) membentuk kompleks immun
yang menunpuk pada sendi, pembuluh darah dan pleura. Neutrofil berada pada area
inflamssi dan melepaskan enzim proteolytic yang dapat merusak rawan sendi dan membran
dasar pada pembuluh darah dan pleura.
ü Perubahan sendi ditandai inflamasi kronik dengan adanya sel-sel radang. Infiltrasi makropag
mengaktifkan dan melepaskan mediator kimia. Aktifitas mediator kimia dapat menyebabkan
sinovitis : radang jaringan sinovial, proliferasi jaringan sinovial, kerusakan rawan dan
tulang.
ü Faktor genetik
ü Faktor lain ; abnormal metabolik, biokimia, faktor lingkungan, faktor pekerjaan dan
psikososial.
c. Perjalanan penyakit :
ü Tahap I : Faktor etiologi yang tidak diketahui merangsang timbulnmya inflamasi sendi,
synovitis, edema lapisan membran sinovial dan memproduksi cairan sinovial yang
berlebihan.
ü Tahap II : Terbentuknya Pannus (radang jaringan granulasi) yang terbentuk dari hubungan
sinovium dan tulang rawan sendi. Meluas pada permukaan rawan sendi bahkan sampai ke
kapsul sendi dan tulang subchondral.
ü Tahap III : jaringan ikat fibrosa mengalami pannus dan juga pada ruang sendi menurunnya
gerakan sendi, malalignment, dan deformitas.
ü Tahap IV : Jaringan fobrosa berkalsifikasi, ankilosis tulang menyebabkan immobilisasi sendi
secara total.

d. Manifestasi Klinik :
ü Manifestasi nonspesifik misalnya fatigue, anoreksia, penurunan berat badan, kekakuan
bersifat umum, kekakuan terlokalisir dalam beberapa bulan atau tahun.
ü Beberapa klien melaporkan faktor stres sebagai pemicu yaitu : infeksi, stress dalam
pekerjaan, aktifitas fisik, melahirkan, pembedahan, faktor emosi.
ü Pada area sendi : nyeri, kaku, keterbatasan gerak, tanda-tanda radang (hangat, kaku, dan
bengkak).
ü Gejala-gejala sendi : bersifat bilateral/simetrik dan sering mengenai sen- di kecilpada
tangan, (proximal interphalangeal dan metacarpophalange- al) dan kaki
(metatarsophalangeal), juga pada pergelangan tangan, siku, bahu, lutut, pinggul, tumit,
rahang serta pada tulang leher.
ü Klien mengeluh kaku sendi pada pagi hari dan setelah periode inaktifitas. Morning stiffness
terjadi 30 menit atau beberapa jam bergantung pada kondisi penyakit.
ü Penyakit akan berkembang terus dan meningkatkan deformitas dan ket- erbatasan.
ü Atrofi otot dan kerusakan tendon sekitar sendi. Bentuk deformitas tangan
: ulnar drift, swan-neck.

Ekstraarticular :
ü Nodul rheumatoid terkadi 25 % - 50% pada semua klien.
ü Vasculitis pada pembuluh darah kecil membentuk nodul. Nodul nampak pada area subkutan,
biasanya ditemukan pada olekranon, juga nodul pada bagian belakang leher. Nodul nampak
juga pada mata dan paru-paru indikasi penyakit menjadi aktif dan prognosis jelek.
e. Pemeriksaan diagnostik :
ü Anemi ringan LED meningkat 85 %
ü Rheumatoid faktor meningkat 80 %
ü Pemeriksaan cairan sinovial : Leukosit meningkat terutama neutrofil.
ü X-ray nampak tulang mengalami demineralisasi dan jaringan lunak nampak bengkak pada
stadium dini.

f. Penatalaksanaan
ü Komprehensif antara pengobatan dan pendidikan kesehatan.
ü Pemberian NSAIDs dan isitrahat.
ü Klien dan keluarga memerlukan pendidikan kesehatan tentang proses penyakit dan strategi
penanganan di rumah : penggunaan obat, melaporkan akan adanya side efek pengobatan,
check-up dan pemeriksaan labo- ratorium.
ü Terapi fisik untuk mempertahankan gerak sendi dan kekuatan otot.
ü Occupational therapist aktifitas fungsi ekstremitas atas, penggunaan
splinting, penggunaan alat bantu.

Terapi nutrisi :
ü Tidak ada diet khusus hanya perlu keseimbangan nutrisi.
ü Manifestasi klinik kadang-kadang mengurangi nafsu makan klien berat badan menurun.
Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Apakah anda masih ingat dengan tanda dan gejala serta pemeriksaan penunjang yang telah anda
pelajari!!!
Pengkajian pada RA mengacu pada tanda dan gejala, hasil pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Berdasarkan data tersebut, saudara lebih mudah meru- muskan masalah dan menegakan
diagnose keperawatan.

b. Diagnosa dan rencana keperawatan


Diagnosa keperawatan pada kasus infeksi tulang dapat berkembang luas, berikut ini merupakan
diagnosa keperawatan yang prioritas.
2. Nyeri kronis berhubungan dengan radang sendi, overuse joint, ditandai den- gan keluhan
nyeri, keterbatasan gerak sendi, hangat, bengkak.
Tujuan keperawatan : Klien akan mengungkapkan nyeri terkontrol.
Tindakan atau intervensi yang dapat dilakukan:
ü Kaji lokasi, intensitas nyeri, dan faktor pencetus nyeri.
ü Beri dorongan aktifitas, tingkatkan istirahat, dan pasang splinting untuk
mempertahankan sendi.
ü Ajarkan klien untuk menggunakan sendiri program pengobatannya.
ü Gunakan tehnik relaksasi.

3. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sendi, kaku, dan deformitas, ditandai
dengan keterbatasan gerak sendi, menurunnya kekuatan sendi, ketidakmampuan melakukan
ADL.
Tujuan : Klien akan meningkat kemampuannya untuk melakukan ADL. Tindakan :
ü Kompres hangat pada sendi
ü Dorong melakukan ROM exercises, hindari aktifitas yang menyebabkan
adanya nyeri dan pembengkakan.
ü program aktifitas pada pagi hari dan prosedur lainnya.
ü Ajarkan pasien menggunakan alat bantu.
ü Lakukan latihan untuk fleksibilitas sendi, kekuatan sendi.
ü Instruksikan menggunakan splintang dan alat bantu dengan benar.

Saudara dapat mengembangkan lagi rencana keperawatan yang lebih kompleks, sehingga
kemampuan untuk menganalisis masalah keperawatan menjadi tajam dan logis.
Sekarang mari kita lanjutkan dengan kasus yang lain, masih terkait dengan infeksi pada
system muskuluskeletal yaitu Osteoarthritis!!!
OSTEOARTHRITIS

Definisi dan batasan


Pertama-tama mari kita menyamakan persepsi tentang beberapa hal yang terkait dengan
oateoarthtritis.
Osteoarthritis (OA) sama dengan Degenerative Joint Disease (DJD), yaitu gangguan yang bersifat
perlahan-lahan pada sendi yang pada umumnya pembebanan pada sendi yang ditandai adanya
degenerasi rawan sendi. Kerusakan terbatas pada sekitar sendi dan jaringan disekitarnya.
Faktor risiko yang terbanyak diperkirakan 1/3 semua orang dewasa, insiden meningkat 60% - 80%
usia 60 tahun. Sebab hanya ½ dari orang dewasa men- galami gejala nyeri sendi, dan keterbatasan
fungsional.

a. Etiologi dan pathophysiology :


OA terutama bersifat idiopatik atau gangguan sekunder.
Penyebab utama OA tidak diketahui, namun lebih banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti metabolik, mekanik, genetik dan kimiawi.
OA sekunder seperti trauma, fraktur, infeksi, kelainan kongenital yang dipercaya merupakan
faktor predisposisi setelah perubahan degeneratif.
Faktor Predisposisi : penggunaan yang berlebihan dari sendi, misalnya pada lutut bagi pemain
bola, kongenital, gangguan metabolik (DM, acromegali).

b. Manifestasi klinik :
Manifestasi secara sistemik : seperti fatigue dan demam.
Sendi : Nyeri sendi saat digerakkan dan beban yang hilang bila istirahat. Nyeri disebabkan
adanya pembengkakan, dan tarikan jaringan lunak disekitar saraf tulang subchondria.
Peningkatan nyeri sejalan dengan kehilangan fungsi mobilitas.
Crepitasi saat gerakan dan kelainan pustur tubuh. Bila penyakit berlanjut dapat terjadi
deformitas dan subluksasi.
ü Nodul ; heberden’s node adalah manifestasi klinik yang sering ditemukan, ditemukan berupa
tanda kemerahan, bengkak, dan nyeri. Sering dimulai dari satu jari dan menyebar ke jari-jari
lain
ü Pinggul : Nyeri pada pinggul, lipat paha, pinggul, kehilangan ROM terutama keterbatasan
ekstensi dan internal rotasi.
ü Lutut : Nyeri akibat stres mekanik, misalnya kegemukan.
ü Kolumna vertebralis : Kadang terasa kaku dan nyeri. Penyakit degeratif pada intervertenral disk
menyebabkan gangguan pada nucleus pulposus

c. Permeriksaan diagnostik :
Pada pemeriksaan rontgen nampak adanya penyempitan ruang sendi, sle- rosis tulang dan
terbentuknya osteophyte (tulang bertumbuh berlebihan).
Pada pemeriksaan laboratorium terjadi peningkatan Laju Endap Darah (LED)
Aspirasi cairan sinovial untuk pemeriksaan laboratirum.

d. Penatalaksanaan secara umum :


Tidak ada pengobatan spesifik pada OA. Pengobatan diberikan guna men- gurangi nyeri,
mencegah penyakit tidak berkembang dan keterbatsan ser- ta mengembalikan fungsi sendi.
Kemungkinan dilakukan tindakan pembedahan.
Pengobatan berupa acetaminophen 1 g 4 x/hari.
Diberikan NSAIDs menghambat produksi prostaglandin

Terapi nutrisi : Tidak ada diet khusus OA. Jika klien overweight perlu program penurunan
berat badan
e. Asuhan keperawatan
Ø Pengkajian keperawatan :
Hati-hati mencatat sifat, lokasi, severity, dan seringnya timbul serangan nyeri dan kekakuan
sendi. Mengkaji pengaruh gejala dalam aktifitas klien melakukan activ- ity daily living (ADL)
perlu dikaji. Selanjutnya, pengkajian difokuskan pada ge- jala klinis sesuai dengan keluhan,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Ø Diagnosa keperawatan :
Sesuai dengan data pada pengkajian, maka diagnose keperawatan pada klien OA dapat
dirumuskan sebagai berikut:
ü Nyeri b/d aktifitas fisik dan kurangnya pengetahuan tentang tehnik pen- anganan nyeri.
ü Gangguan pola tidur b/d nyeri
ü Hambatan mobilitas fisik b/d kelemahan, kekakuan atau nyeri saat ambu- lasi
ü Self care deficit b/d deformitas sendi dan nyeri saat aktifitas
ü Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan b/d asupan makanan yang berlebi- han tidak seimbang
dengan output energi.
ü Harga diri rendah b/d perubahan sosal dan peran dalam bekerja

Ø Perencanaan :
Tujuan umum penanganan klien OA adalah:
ü Keseimbangan antara aktifitas dan istirahat
ü Menggunakan tehnik yang benar dan aktifitas terutama terkait dengan
sendi
ü Menggunakan alat bantu dalam aktifitas
ü Menggunakan pengobatan atau penanganan nyeri dengan tehnik yang benar dengan
melakukan ROM, kekuatan otot dan olah raga aerobik dengan teratur

Ø Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan pada klien OA, secara spesifik dapat digambarkan se- bagai berikut
§ Health Promotion :
ü Pencegahan utama OA tidak memungkinkan. Pencegahan yang dilakukan adalah pendidikan
kesehatan yang menyangkut menghindari aktifitas /be- ban pada sendi, konseling nutrisi guna
menurunkan berat badan.
ü Pendidikan sehubungan dengan mempertahankan bodi mekanik dan pos- tur tubuh yang baik.
ü Program physical fitness dengan mengurangi trauma pada struktur sendi.
§ Intervensi akut :
ü Klien OA sangat berisiko mengalami trauma, kekakuan sendi, keterbatasan fungsi, dan koping
yang tidak adekuat/frustrasi sehubungan dengan kes- ulitan dalam aktifitas sehari-hari.
ü Kolaborasi dengan rheumatologist, perawat, occupational therapist dan
physical therapist.
ü Pemberian obat guna mengurangi nyeri dan pengobatan inflamasi.
ü Nonpharmacologic menangani nyeri : massage, kompres hangat, kompres dingin, tehnik
relaksasi, dan guide imagery
ü Perawat kesehatan masyarakat atau keluarga dapat membantu klien untuk ADL dan membantu
klien untuk membuat perencanaan isitrahat
ü Pendidikan kesehatan terutama informasi terkait penyakit, penanganan nyeri, mempertahankan
bodi mekanik dan postur tubuh, menggunaan alat bantu aktifitas, dan tehnik penyimpanan energi.

§ Ambulasi dan home care :


ü Perawat membantu klien mengembangkan program jangka panjang untuk menangani
penyakitnya.
ü Sistem pengamanan saat aktifitas baik di tempat pekerjaan maupun di rumah : lantai datar,
pegangan pada tangga, bathtub, gunakan lampu pada malam hari, gunakan alas kaki yang baik.
Bantu menggunakan alat bantu aktifitas : walkers, crutches, toilet duduk.
ü Pasang splint pada saat istirahat untuk mengurangi nyeri atau inflamasi
sendi.
ü Soft collars atau cervical traction digunakan pada OA cervical.
ü Seksual konseling terutama posisi saat berhubungan dengan lawan jenis.
ü Pemberian analgetik sebelum aktifitas.
ü Berikan pengobatan dan tindakan nonpharmacologic.

§ Evaluasi ;
ü Peningkatan dalam aktifitas dan istirahat
ü Penggunaan berbagai tehnik pencegahan terhadap cedera/pembebanan sendi yang berlebihan
dan konservasi energi.
ü Peningkatan kenyamanan dalam mengontrol nyeri
ü Mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot melalui ROM, berenang,
aerobik.
RANGKUMAN
Anda telah menyelesaikan modul tentang asuhan keperawatan pada kasus peradangan system
muskuluskeletal. Dengan demikian anda sebagai perawat telah menguasai salah satu kompetensi
dibidang asuhan keperawatan yang lazim terjadi pada orang dewasa. Hal penting yang telah
anda pelajari dalam modul ini meliputi:
• Pemahaman tentang konsep rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.
• Pengumpulan data focus melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan pemer- iksaan
penunjang
• Diangosa dan perencanaan keperawatan
• Intervensi dan evaluasi keperawatan
17
22

Anda mungkin juga menyukai