Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN OSTEOARTRITIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KMB II
Dosen pengampu Edi Supriadi, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun oleh:
Kelompok 1

Ari M Rifaldi 19. 107


Agus Triawan 20.103
Andita Nurmayanti 20.105
Arini Pangesti 20.108
Cantika Aullia Kusuma W 20.110
Denissa Dwi Putri 20.113
Dinar Pilgrim Prakosa 20.115
Eneng Indri Cahyani 20.117

AKADEMI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA


CIMAHI
2022
A. KONSEP TEORI

1. PENGERTIAN
Osteotriris
Merupakan suatu penyakit degeneratif pada persendian yang di sebabkan oleh
beberapa macam faktor. Penyakit ini karakteristik berupa terjadinya kerusakan pada
kartilago ( tulang rawan sendi)
Menurut Zairin Noor, 2018.

Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif pada persendian yang melibatkan


kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga dapat menyebabkan nyeri dan
kekakuan pada sendi.
Penyakit osteoartritis hampir 70% dialami oleh mereka yang berusia di atas 50 tahun
ditandai dengan adanya kerusakan struktur dalam persendian. Penyakit ini sebagian
besar berlokasi di tangan,pergelangan tangan, serta sendi-sendi yang menahan beban
tubuh seperti lutut, pinggul, dan punggung dikarenakan proses penekanan yang terus
menerus selama bertahun-tahun (Kemenkes P2PTM, 2016).

Osteoarthritis merupakan suatu gangguan kesehatan degeneratif dimana terjadi


kekakuan dan peradangan pada persendian yang ditandai dengan kerusakan rawan
sendi sehingga dapat menyebabkan nyeri pada sendi tangan, leher, punggung,
pinggang, dan yang paling sering adalah pada sendi lutut (Kalim & Wahono, 2019)

2. ETIOLOGI
1. Peningkatan usia. Osteoartritis biasanya terjadi pada manusia usia lanjut, jarang dijumpai
penderita osteotritis yang berusia dibawah 40 tahun.
2. Obesitas. Membawa beban lebih berat akan membuat sendi sambungan tulang bekerja lebih
berat, diduga memberi andil terjadinya osteoartritis
3. Jenis kelamin Wanita
4. Trauma
5. Infeksi sendi
6. Trauma okupasional
7. faktor genetik beberapa kasus orang lahir dengan kelainan sendi tulang akan lebih besar
kemungkinan mengalami osteoartritis.
8. Riwayat peradangan sendi.
9. Gangguan neuromuskular.
10. Gangguan metabolik.
3. ANATOMI DAN FISIOLOGI

4. PATHWAY
5. MANIFESTASI KLINIS
Presentasi klinik yang ditampilkan osteoarthritis tergantung pada sejauh mana dampak positif Tritis
menyebabkan destruksi pada kartilago. Gejala osteoarthritis bersifat progresif, dimana keluhan terjadi
secara perlahan-lahan dan lama-kelamaan akan memburuk. Pada anamnesis kondisi klinik yang lazim
didapatkan adalah sebagai berikut.
1. Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan. Hanya jadi pada pagi hari tetapi apabila
dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu,
terutama pada waktu menopang berat badan namun bisa baik bila diistirahatkan. Terkadang juga
dirasakan setelah bangun tidur di pagi hari,
2. Penurunan rentang gerak sendi.
3. Keluhan adanya pembengkakan atau peradangan pada persendian
4. kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian
5. Kesulitan menggunakan persendian.

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam asuhan keperawatan melalui pendekatan
proses keperawatan yang bertujuan untuk pengumpulan data atau informasi, Analisa data,
dan penentuan masalah atau diagnosis keperawatan. Manfaat pengkajian keperawatan
adalah membantu mengidentifikasi status kesehatan, pola pertahanan klien,
kekuatan serta kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan, yang terdiri dari
tiga tahap, yaitu pengumpulan, pengelompokan dan pengorganisasian serta menganalisa
dan merumuskan diagnosa keperawatan.

Anamnesa:
1) Meliputi klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, Pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal masuk panti, nomor register,dan diagnose medis.

2) Alasan datang kepanti


Meliputi apakah klien masuk kepanti dengan alas an sudah tidak mempunyai keluarga
atau kemauan klien sendiri.

3) Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus arthritis rematoid dengan resiko jatuh
adalah rasa nyeri yang menyebabkan jatuh.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri pasien, digunakan
a) Provoking incident: apakah ada peristiwayang menjadi factor presipitasi nyeri
b) Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien. Umumnya rasa
nyeri yang dirasakan psien seperti tertimpah beban berat atau seperti tertusuk
benda tajam
c) Region radiation: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
menjalar/menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.
d) Severity (scale of pain):seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien.
berdasarkan skala nyeri
e) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam/siang hari.

4) Data Riwayat kesehatan


a) Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi:
1) Sumber kecelakaan: penyebab dari sumber masalah
2) Gambaran yang mendalam bagai mana resiko jatuh itu terjadi: pasien dapat
menceritakan bagai mana ia dapat mengalami jatuh tersebut
3) Factor yang mungkin berpengaruh seperti alcohol, obatobatan
4) Keadaan fisik disekitar
5) Peristiwa yang terjadi saat belum terjatuh sampai terjadinya jatuh
6) Beberapa keadaan lain yang memperberat berjalan

b) Riwayat penyakit dahulu


Riwayat Kesehatan keluarga mengkaji Riwayat Kesehatan keluarga untuk
mengetahui apakah ada penyakit keturunan di keluarga pasien.

c) Riwayat jatuh
Anamnesis ini meliputi:
1) Seputar jatuh: mencari penyebab jatuh misalnya terpeleset, tersandung,
berjalan, perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari jongkok sedang
makan, sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin.
2) Gejala yang menyertai: nyeri dada, berdebar-debar, nyeri kepala tiba-
tiba, vertigo, pingsan, lemas, sesak nafas.
3) Kondisi komorbid yang releven: pernah stroke, penyakit jantung, sering
kejang, rematik, depresi, deficit sensorik.
4) Riview obat-obatan yang diminum: antihipertensi, diuretic, autonomic
bloker, antidepresan, hipnotik, anxiolitik, analgetik, psikotropik.

d) Riwayat psikomotor dan spiritual


Peranan pasien dalam keluarga, status emosi meningkat, interaksi meningkat,
interaksi sosial terganggu, adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan
tetangga yang tidak harmonis, status dalam berkerja. Dan apakah klien rajin
melakukan ibadah sehari-hari.

e) Aktivitas/ istirahat
Gejala: nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.limitasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan.

5) Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap
rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi : composmctis,
apatis delirium, samnolen, stupor, dan coma
b) Glas coma scale
Skala yang digunakan untuk menilai kesadaran pasien. respon yang perlu
diperhatikan mancapai tiga hal yaitu reaksi membuka mata, bicara dan motoric.
Hasil pemeriksaaan gcs disajikan dalam bentuk simbul E, V, M dan selanjutnya
nilai gcs tersebut dijumlahkan.

6) Tanda tanda vital


Batas suhu normal suhu saat ini irama dan frekuensi antung abdomen tekanan darah
abdomen, pernafasan abdomen

7) Integritas ego
Gejala: factor-faktor stres akut/kronis: mis, finansial, pekerjaan, ketidak mampuan,
factor-faktor hubungan, keputusan dan ketidak berdayaan (situasi ketidak mampuan)
ancaman pada konsep diri , citra tubuh, identitas pribadi (misalnya tergantungan pada
orang lain).

8) Makanan/cairan
Gejala: ketidak mampuan untuk menghasilkan/mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat :
mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah
Tanda: penurunan berat badan, kekeringan pada memberan mukosa

9) Hygine
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
ketergantungan

10) Neurosensory
Gejala: kebas, semutan, pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: pembengkakan sendi simetris.

11) Perubahan Kardiovaskular


Perubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas, yaitu berupa hipotensi ortostatik,
meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.

12) Kemampuan Rentang Gerak


Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu,siku, lengan,
panggul, dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang berbeda padasetiap gerakan
(Abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, hiperekstensi).

13) Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Gangguan Muskular : menurunnya massa otot sebagai dampak imobilitas, dapat
menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung.
Gangguan Skeletal : adanya imobilitas juga dapat menyebabka ngangguan skeletal,
misalnya akan mudah terjadinya kontraktur sendi dan osteoporosis.

14) Nyeri/kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak
pada sendi).

15) Keamanan
Gejala: kulit mengkilat, tegang, nodul sukutan, lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam
ringan dalam menangani tuga/pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap
kekeringan pada mata dan memberan mukosa.

16) Interaksi sosial


Gejala: kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain, perubahan peran ,isolasi

6. KOMPLIKASI/DAMPAK
Diagnose keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik yang berlangsung actual
maupun potensial. Doagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(SDKI, 2016)

1) Resiko jatuh berhubungan dengan usia ˃65 tahun (pada dewasa) atau ˂2 tahun (pada
anak)
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ( mis.abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, Latihan fisik berlebi
7. PENATA LAKSANAAN MEDIS
1. Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang yang khas untuk osteoarthritis oleh karena
progres isinya yang belum jelas obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit,
meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak sempurnaan. Obat obat antiinflamasi steroid bekerja
sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis meskipun untuk dapat memperbaiki atau
menghentikan proses patologis on trio
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
laboratorium
1. Tidak ada pemeriksaan laboratorium spesifik
2. Pemeriksaan rutin biasanya didapatkan adanya peningkatan kadar leukosit laju endap darah dan
CRP
3. Pemeriksaan cairan sinovial melalui artrosentesis untuk mendeteksi adanya atritis sepsis
Radiodiagnostik
dilakukan untuk mendeteksi perubahan progresif dari kartilago dan tulang Oma adanya penurunan
ruang sendi, asimetris sendiri sklerosis subkondral dan formasi kista subkondral

Berdasarkan Derajat Keparahan


Kellgren-Laurence mengklasifikasikan tingkan keparahan OA
berdasarkan gambaran radiologi yang didapat. Gambaran radiologi yang
dinilai terdiri dari penyempitan joint space, ada atau tidaknya osteophyte,
subcondral sclerosis, dan kista subkondral. Dari penilaian tersebut,
mengklasifikasi tingkat keparahan OA dikelompokan menjadi 4 grade, yaitu:
1) Grade 0 : normal
2) Grade 1 : sendi normal, terdapat sedikit osteofit
3) Grade 2 : Osteofit pada 2 tempat dengan sklorosis subkondal, celah sendi
normal, terdapat kista subkondal
4) Grade 3 : osteofit moderat, terdapat deformitas pada garis tulang, terdapat
penyempitan celah sendi
5) Grade 4 : terdapat banyak osteofit, tidak ada celah sendi, terdapat kista
subkondal dan sclerosis.
9. TERAPI FARMAKOLOGI
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan yang lalu
c. Riwayat kesehatan Sekarang
d. Pengkajian fisik
e Analisa Data
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Resiko jatuh
Definisi : Berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat
terjatuh.
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. (L. 14138) (I. 14540 )
(D.0143)
Tingkat Jatuh Pencegahan Jatuh
Risiko
Jatuh Setelah diberikan Definisi:Mengidentifikasi
asuhan dan menurunkan risiko
keperawatan jatuh akibat perubahan
selama …x24jam kondisi fisik atau
Observasi
diharapkan tingkat psikologis.
1.menurunkan risiko
jatuh menurun
Observesi cidera/jatuh dan
dengan kriteria
1. identifikasi faktor tersandung akibat
hasil :
lingkungan yang tergelincir
Indikator A T meningkatkan risiko jatuh
( mis. Lantai licin,
Jatuh penerangan kurang) 2. mengukur skala risiko
dari jatuh
tempat
tidur 2. Hitung risiko jatuh
Jatuh dengan menggunakan
saat skala (Fall Morse Scale,
dikamar Humpty Dumpty Scale) Terapeutik
mandi 1. pagar tempat tidur
Keterangan : memberi keamanan dari
1 : Meningkat Terapeutik risiko jatuh dan dapat
1. pasang handrail tempat
2 : Cukup tidur digunakan untuk
Meningkat membantu pasien
3 : Sedang mengubah posisi.
4 : Cukup Menurun
5 : Menurun 2. memfasilitasi pasien
dalam meningkatkan
2. gunakan alat bantu keseimbangan mandiri
berjalan (mis. Kursi roda, 3. dapat merasa takut jatuh
walker) karena perubahan ukuran
dan tinggi tempat tidur
3. atur tempat tidur
mekanis pada posisi Edukasi
terendah 1.membantu pasien untuk
berjalan dengan Langkah
yang
Edukasi
menetap/mempertahankan
1. anjurkan menggunakan
keseimbangan diri dengan
alas kaki yang tidak licin
mencegah terjadinya kaki
terkilir

Kolaborasi
Kolaborasi 1. memperhitungkan
1. kolaborasi dengan pemberian terapi yang
fisioterapis, jika perlu berkontribusi terhadap
resiko jatuh

Gangguan mobilitas fisik


Definisi : keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mandiri.
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Aktivitas/istirahat
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
2. (D.0054) (L. 05042) (I. 05173)
Gangguan
mobilitas Mobilitas Fisik Dukungan Ambulasi
fisik
Setelah diberikan Definisi:Memfasilitasi
asuhan keperawatan pasien untuk
selama …x24jam meningkatkan aktivitas Observasi
diharapkan mobilitas berpindah 1. mengidentifikasi
fisik meningkat kekuatan/kelemahan
dengan kriteria hasil : Observesi dan dapat memberikan
1. identifikasi toleransi informasi mengenai
Indikator A T fisik melakukan pemulihan
pergerakan
Pergerakan
ekstermitas 2. mengetahui
Kekuatan kecenderungan tingkat
otot kesadaran dan
Keterangan : 2. monitor kondisi umum potensial peningkatan
1 : Menurun selama melakukan tekanan darah
2 : Cukup Menurun mobilitasi
3 : Sedang Terapeutik
4 : Cukup Meningkat 1. membantu dalam
Terapeutik meningkatkan aktifitas
5 : Meningkat
1. fasilitasi aktivitas dengan menggunakan
mobilisasi dengan alat alat bantu
bantu (mis. Pagar tempat
tidur) 2. meminimalkan otot,
meningkatkan
sirkulasi, mencegah
2. fasilitasi melakukan terjadinya kontraktur
pergerakan, jika perlu

3. untuk membantu
3. libatkan keluarga untuk pasien dalam
membantu pasien dalam meningkatkan
meningkatkan pergerakan pergerakan

Edukasi Edukasi
1. ajarkan mobilisasi 1.membantu kembali
sederhana yang harus jaras saraf,
dilakukan (mis. Duduk di meningkatkan respon
tempat tidur, duduk di sisi propioseptif dan
tempat tidur, pindah dari motorik
tempat tidur ke kursi)

Kolaborasi
Kolaborasi
1. membantu
1. kolaborasi dengan
pergerakan mobilisasi
dokter dan tim lain untuk
memantau mobilisasi
Nyeri akut
Definisi :Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan enset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Kategori : psikologis
Subkategori : nyeri dan kenyamanan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
3. (D.0077) (L. 08066) (I. 08238)
Nyeri akut
Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri

Setelah diberikan Definisi:Memfasilitasi


asuhan keperawatan pasien untuk meningkatkan
selama …x24jam aktivitas berpindah
diharapkan tingkat Observasi
nyeri menurun Observesi 1. mengindikasikan
dengan kriteria hasil : 1.identifikasi lokasi, kebutuhan untuk
karakteristik, durasi, intervensi dan juga
Indikator A T frekuensi, kualitas, tanda-tanda
intensitas nyeri perkembangan/
Perasaan resolusi komplikasi.
takut
mengalami 2. identifikasi respon non 2. nyeri terkadang
cedera verbal ditunjukan oleh
berulang seseorang dengan
Keluhan respon non verbal
nyeri 3. identifikasi faktor yang
memperberat dan 3. pasien dapat
Keterangan :
memperingan nyeri mengidentifikasi
1 : Meningkat
faktor nyeri
2 : Cukup Meningkat
3 : Sedang
Terapeutik
4 : Cukup Menurun Terapeutik
1. berikan tektik
5 : Menurun 1. untuk mengalihkan
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri nyeri yang dirasakan
(mis. TENS, hypnosis, pasien
akupresure, terapi music,
biofeedback, terapi pijet,
aromaterapi, tektik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain) 2. meningkatkan
tidur yang
ADEKUAT
2. fasilitas istirahat tidur

Edukasi
1. menurunkan
Edukasi terjadinya keracunan
1. ajarkan tektik obat yag mengandung
nonfarmakologis untuk bahan kimia
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
Kolaborasi 1. meredakan nyeri
1. kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

PPNI(2016).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI(2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
https://id.scribd.com/document/358692302/LAPORAN-PENDAHULUAN-RASA-
AMAN-DAN-NYAMAN-docx
https://pdfcoffee.com/kebutuhan-rasa-aman-dan-nyaman-kel1-pdf-free.html
http://digilib.unisayogya.ac.id/179/1/Naskah%20Publikasi.pdf
https://id.scribd.com/document/352036811/ELDERLY-FALL-RISK-ASSESSMENT-
ELDERLY-SCALE-USING-HENDRICH-FALLS-FALL-AND-MORSE-SCALE
https://id.scribd.com/document/336601419/askep-resiko-jatuh
https://id.scribd.com/doc/45471585/intervensi-Nyeri-Akut
https://id.scribd.com/document/283402373/Sop-Pasien-Resiko-Jatuh
Wiraguna, Lalu.Tanjung. (2014). Gambaran Tingkat Kemandirian dalam Activity
Daily Living (ADL) pada Lansia di Desa Leyangan Kecematan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan Stikes Ngudi Waluyo Ungaran.
https://id.scribd.com/doc/291293808/SPO-Pencegahan-RISIKO-Jatuh-RO
https://id.scribd.com/document/336127452/KEBUTUHAN-AKTIVITAS

Anda mungkin juga menyukai