Infeksi adalah salah satu penyakit yang masih sering terjadi di dunia. Salah satu
penyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis. Osteomielitis umumnya
disebabkan oleh bakteri, namun jamur dan virus juga bisa menjadi penyebabnya.
Osteomielitis dapat mengenai tulang-tulang panjang, vertebra,tulang pelvic, tulang
tengkorak dan mandibula.
Osteomielitis dapat terjadi pada semua usia tetapi sering terjadi pada anak-anak dan
orang tua, juga pada orang dewasa muda dengan kondisi kesehatan yang serius. Diagnosa
osteomielitis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis penyakit dan juga gambaran
radiologik.
Konsep Dasar Osteomilitis
• Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang mencangkup sumsum dan atau korteks tulang, yang terjadi secara eksogen dan hematogen, akut
atau kronis, dan biasanya menyerang metafis tulang panjang.
• Etiologi
Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (misal tonsil yang terinfeksi,
lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran atas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi di tempat di mana terdapat trauma
atau di mana terdapat resistensi rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis. Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi
jaringan lunak (misal ulkusdekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang (misalfraktur terbuka, cedera
traumatik seperti luka tembak, pembedahan tulang).
• Patofisiologi
Staphylococcusaureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai
pada Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin,
nosokomial, gram negative dan anaerobik.
Osteomielitis dapat terjadi secara akut atau kronis. Berikut ini adalah penjelasannya:
Osteomielitis akut
Osteomielitis jenis ini terjadi secara mendadak dan berkembang dalam waktu 7–10 hari.
Osteomielitis kronis
Osteomielitis kronis dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala selama beberapa bulan bahkan tahun, sehingga terkadang sulit untuk
dideteksi. Osteomielitis jenis ini juga dapat terjadi akibat osteomielitis akut yang sulit ditangani dan terjadi secara berulang untuk waktu
yang lama.
• Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan titer antibodi – anti staphylococcus
3. Pemeriksaan feses
4. Pemeriksaan biopsy tulang
5. Pemeriksaan ultra sound
6. Pemeriksaan radiologis
• Penatalaksanaan/Perawatan
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai kepekaan penderita dan reaksi alergi
penderita
2. penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah.
7. Drainase bedah.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemat energi dan mengurangi hambatan aliran pembuluh balik.
• Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Diagnosa Medis
3. Keluhan Utama
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Psikososial
.
5.Riwayat Pola Pemeliharaan Kesehatan Klien
Kognitif – Persepsi
Koping – Toleransi Stress
7. Riwayat Sosial
Nilai Kepercayaan
9. Pemeriksaan Fisik
a. Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya pus dari sinus disertai
nyeri.
b. Kaji adanya faktor resiko (misalnya lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera,
infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
c. Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)
d. Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan purulen.
f. Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi.
• Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan : (D.0077)
1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi ( mis terbakar, bahan kimia, iritan)
3. Agen pencedera fisik ( mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong)
Ditandai dengan :
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif ( mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Nyeri Kronis berhubungan dengan : (D.0078)
1. Kondisi muskuloskeletal kronis
2. Kerusakan sistem saraf
3. Penekanan saraf
4. Infitrasi tumor
5. Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator, dan reseptor
6. Gangguan imunitas (mis. neuropati terkait HIV, virus varicella-zoster)
7. Gangguan fungsi metabolik
8. .Riwayat posisi kerja
9. Peningkatan indeks massa tubuh
10. Kondisi pasca trauma
11. Tekanan emosional
12. Riwayat Penganiayaan (mis. fisik, psikologis, seksual)
13. Riwayat pengobatan obat/zat
Ditandai dengan:
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Mengeluh nyeri
2. Merasa depresi (tertekan)
Objektif
1. terbayang
2. Tampak Gelisah
3. Tidak mampu menyelesaikan aktivitas gejala
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Merasa takut mengalami cedera
Objektif
1. Bersikap protektif (mis. posisi objektif menghindari nyeri)
2. Waspada
3. Pola tidur berubah
4. Anoreksia
5. Fokus menyempit
6. Berfokus pada diri sendiri
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Merasa takut mengalami cedera
Objektif
1. Bersikap protektif (mis. posisi objektif menghindari nyeri)
2. Waspada
3. Pola tidur berubah
4. Anoreksia
5. Fokus menyempit
6. Berfokus pada diri sendiri
Defisit Nutrisi berhubungan dengan : (D.0019)
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan)
Ditandai dengan :
Gejala dan Tanda Mayor
Objektif
1. Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang gejala
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Cepat kenyang setelah makan
2. Kram/nyeri perut
3. Nafsu makan menurun
Objektif
Objektif
1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan : (D.0109)
1. Gangguan muskuloskeletal
2. Gangguan neuromuskuler
3. Kelemahan
4. Gangguan psikologis dan/atau psikotik
5. Penurunan motivasi/minat
Ditandai dengan :
Objektif
Kolaborasi
1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
2. Identifikasi riwayat alergi obat
3. Identifikasi jenis analitis (mis. Narkotika, non-narkotik, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik
5. Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
6. Terapeutik Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesla optimal, jika perlu
7. Melakukan penggunaan infus kontinu, atau bolus oploid untuk mempertahankan kadar dalam serum
8. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan respons pasien
9. Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang tidak dinginkan
Edukasi
10. Jelaskan efek dan efek samping obat
Kolaborasi
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi
10. Kolaborasi mempersembahkan medikasi sebelum makan (mis.pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
11. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan, jika perlu
d. Gangguan Mobilitas Fisik
Intervensi utama :
1). Dukungan ambulasi
Tindakan :
Observasi
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
4. Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Terapeutik
Tindakan :
Observasi
3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
Terapeutik
2. Siapkan keperluan pribadi (mis. parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
Tindakan :
Observasi
3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
Terapeutik
2. Siapkan keperluan pribadi (mis. parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
Edukasi
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Terapeutik
Tindakan:
Observasi
Terapeutik
Edukasi
10. Jelaskan posisi makanan pada pasien yang mengalami gangguan penglihatan dengan menggunakan arah
jarum jam (mis. sayur di jam 12, rendang di jam 3)
Kolaborasi
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
5. Terapeutik Sediakan peralatan mandi (mis. sabun, sikat gigi, sampo, pelembab kulit)
6. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
7. Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuhan
8. Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
9. Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
10. Memberikan bantuan sesuai tingkat kemandirian
Edukasi
Terapeutik
Kolaborasi
• Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengukur pergerakan. Tulang manusia saling
berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk untuk memperoleh sistem muskuloskeletal yang yang
optimum.
• Saran
Dengan adanya makalah ini pembaca diharapkan mampu memahami pembahasan teoritis tentang penyakit
Osteomielitis. Dan bagi perawat sendiri diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang baik dan sesuai
dengan kondisi klien yang di rawat. Sehingga tidak ada lagi citra buruk perawat yang tidak memberikan pelayanan
yang baik bagi klien.
Thank you ....
Daftar Pustaka
Brunner dan Suddarth. 2002. KeperawatanMedikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran. EGC; Jakarta
Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi. Yogyakarta. Media Hardy
Lukman dan Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Penerbit Salemba Medika; Jakarta
Andayani, Nitti. “Laporan Pendahuluan pada Pasien Osteomielitis”. 23 September 2011 adnyani.blogspot.com/2011/09/laporan-pendahuluan-pada-pasien-
dengan_4945.html
Wibawa, Raras. “Laporan Pendahuluan dan Asuhan KeperawatanOsteomielitis”. 17 Maret 2014 http://raraswibawanta.blogspot.com/