Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

OSTEOMIELITIS
Dosen Pembimbing :
Ns. Leni Merdawati, S.kep, M.Kep

Oleh : Kelompok 1
OLEH KELOMPOK 1

 Zara Yuliani Putri (1210321001)


 Suci Puspita Sari (1210321011)
 Muthia Sadya (1210322002)
 Marselly Resti (1210322006)
 Fauziah Qifti (1210322014)
 Dahlia Permata Dewi (1210322025)
 Khairani Latifa (1210322033)
 Friska Rahmadia (1210323004)
 Tiara Rahmi Rezi (1210323007)
 Indah Sari Rahayu (1210323018)
Anatomi dan Fisiologi Tulang

 Fungsi Struktur Mikroskopis


Fungsi utama tulang
adalah pendukung,
perlindungan organ
internal, gerakan sadar,
produksi sel darah, dan
penyimpanan mineral.
Struktur Besar

Setiap tulang panjang terdiri dari :


1. Epiphysis
2. Diaphysis
3. metaphysis
Jenis Tulang
 Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, tulang dapat
diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan
bentuknya, yaitu:

1. Tulang panjang (Femur, Humerus).

2. Tulang pendek (carpals).

3. Tulang pendek datar (tengkorak).

4. Tulang yang tidak beraturan (vertebrata) .

5. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil (patella).


Tulang Rawan
 Tulang rawan adalah jaringan
ikat yang kaku dalam sendi
sinovial yang berfungsi sebagai
dukungan untuk jaringan lunak
dan memberikan permukaan
artikular untuk gerakan
bersama.
OSTEOMIELITIS
Defenisi Osteomielitis
 Osteomielitis adalah infeksi tulang, sumsum tulang, dan
jaringan lunak sekitarnya. Mikroorganisme yang paling
umum menginfeksi adalah staphylococcus aurens (Lewis,
Dirksen, dkk.: 2011).
 Osteomeylitis adalah suatu proses peradangan akut
atau kronik dari tulang dan struktur-strukturnya,
sekunder terhadap infeksi dari organisme pyogenik.
.(Sylvia A. P. loraince M. W 1995:1200).
Etiologi
Klasifikasi
 Osteomilitis menurut perlangsungannya ada 2
yaitu:
 Osteomielitis akut
 Osteomielitis kronik

 Osteomeilitis dapat diklasifikasikan menjadi 2


menurut kejadiannya yaitu :
 Osteomielitis primer
 Osteomielitis sekunder
Patofisiologi
 Bakteri menyebar ke tulang melalui darah atau jaringan lunak sekitar atau
karena adanya fraktur.
 Bakteri menyerang tulang sehingga sirkulasi akan melambat.
 Mikroorganisme tumbuh, sehingga terjadi peningkatan tekanan pada tulang.
 Akhirnya infeksi melewati korteks tulang dan sumsum rongga, sehingga terjadi
nekrosis.
 Setelah iskemia terjadi, tulang mati. Daerah tulang devitalis akhirnya
memisahkan dari tulang hidup sekitarnya, membentuk sequestra.
 Bagian dari periosteum kemudian memiliki suplai darah bentuk tulang baru
yang disebut involucrum.
 Setelah terbentuk, sequestrum menjadi sebuah pulau yang terinfeksi tulang,
dikelilingi oleh nanah. Sulit untuk sel darah putih (leukosit) untuk mencapai
sequwstrum tersebut.
 Sebuah sequestrum akan membesar dan berfungsi sebagai jalur masuk untuk
mikroorganisme yang menyebar ke jalur lain, termasuk paru-paru dan otak.

(Lewis, Dirksen, dkk. 2009-2011).


WOC
 WEB OF CAUTION
Manifestasi Klinis
 Infeksi awal :
 Manifestasi sistemik berupa demam, keringat malam,
menggigil, gelisah, mual, dan malaise.
 Manifestasi lokal meliputi nyeri konstan tulang yang tidak
hilang dengan istirahat dan memburuk dengan aktivitas,
kehangatan di lokasi infeksi, dan gerakan terbatas pada
bagian yang sakit.
 Infeksi kronis :
 Tanda-tanda sistemik dapat berkurang, dengan tanda-tanda
lokal infeksi lebih umum, termasuk nyeri konstan tulang dan
pembengkakan, nyeri dan panas di lokasi infeksi
(Lewis, Dirksen, dkk. 2009-2011).
Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan titer antibody-anti staphylococcus
 Pemeriksaan feses
 Pemeriksaan biopsy tulang
 Pemeriksaan ultra sound
 Pemeriksa radiologis
 Pemeriksaan tambahan
 Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama.
 MRI : jika terdapat focus gelap pada T1 dan focus yang terang
pada T2, maka kemungkinan besar adalah osteomilitis.
Penatalaksanaan

 Perawatan dirumah sakit.


 pengobatan suportif dengan pemberian infus dan
antibiotika.
 Pemeriksaan biakan darah.
 Antibiotika yang efektif terhadap gram negatif
maupun gram positif diberikan langsung tanpa
menunggu hasil biakan darah, dan dilakukan secara
parenteral selama 3-6 minggu.
 Imobilisasi anggota gerak yang terkena.
 Tindakan pembedahan.
Komplikasi
 Septicemia
 Arthiritis
 Fraktur patologis
 Karsinoma sel skuamosa
 Amiloidosis
 Osteomyelitis kronis
Pencegahan
 Penanganan infeksi local dapat menurunkan angka
penyebaran hematogen.
 Penanganan infeksi jaringan lunak dapat mengontrol erosi
tulang.
 Pemeriksaan klien secara teliti, perhatikan lingkungan
pembedahan, dan teknik pembedahan.
 Penggunaan antibiotic profilaksis, untuk mencapai kadar
jaringan yang memadai saat pembedahan dan selama 24 –
48 jam setelah operasi.
 Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptic.
ASUHAN KEPERAWATAN

 An. N (12 Thn) masuk Rumah Sakit dengan keluhan nyeri


pada bagian tungkai dan kakinya membengkak. Keluhan
disertai dengan kesulitan menggerakkan kaki yang sakit. Kaki
membengkak dan terasa hangat serta terdapat pus. Keluarga
klien mengatakan bahwa klien tidak mau makan. An. N
memiliki riwayat pembedahan pada kaki kiri 6 bulan yang
lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB sekarang: 20 kg.
BB sebelum sakit : 25 kg. TB : 100 cm, T : 37 derajat celcius.
Nadi : 110 x/menit. Tekanan darah 100/80 mmHG. RR : 20
x/menit. Skala nyeri : 8 ( Rentang 0-10 ). Aktivitas sehari-hari
dibantu oleh keluarga. Hasil pemeriksaan penunjang, Hb : 8,6
mg/dl, leukosit : 16.400.
IDENTITAS KLIEN

Nama : An. N
Umur : 12 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Pasar Baru, Padang
Tanggal masuk rumah sakit : 20 Agustus 2014
No registrasi : 111.005.872
Tanggal pengkajian dan diagnosis medis : 20 Agustus 2014
Diagnosa medis : Osteomielitis
Pemeriksaan Penunjang
Tanda Tanda Vital
RR : 20 x/menit
TD : 100/80 mmHg
HR : 110 x/menit
Suhu : 37 derajat celcius
Riwayat kesehatan klien
 Keluhan Utama
 Ada beberapa gejala yang dijadikan ajuan bagi klien untuk
memutuskan datang kerumah sakit diantaranya , nyeri tulang
yang terinfeksi menjadi bengkak.
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Meliputi gangguan yang dirasakan klien osteomilitis pada saat
sekarang ini, misalnya klien mengalami malaise, nyeri,
penurunan nafsu makan.
 Adanya riwayat pembedahan pada klien 8 bulan yang lalu.

 Riwayat Penyakit Dahulu


 Klien mengalami fraktur sehingga mengharuskan klien untuk
menjalani pembedahan tulang.
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Ibu klien memiliki riwayat penyakit DM dan hipertensi.
Pola Fungsional Gordon

1. Persepsi penanganan kesehatan

Klien biasanya datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri di


bagian tulang disertai pembengkakan dan terasa hangat, serta
keluarnya pus disekitar area infeksi tulang. Oleh karena itu klien
akan merasakan gambaran kesehatan yang sangat terganggu sekali,
dan memutuskan datang kerumah sakit setelah mungkin beberapa
kali mencoba pengobatan di luar secara tradisional dan sederhana
ataupun mungkin tidak sama sekali.
2. Nutrisi metabolik
Biasanya, klien gemar mengkonsumsi makanan tinggi
gula dan karbohidrat, intensitas makan normal, dan
pola makan tidak terganggu sebelum menderita
penyakit. Setelah menderita osteomielitis, klien
mengalami gangguan pola makan sehingga
mengalami penurunan berat badan.
3. Eliminasi

Intensitas buang air klien bisa menurun karena malas ke


toilet akibat nyeri, dan karena adanya perubahan pada pola
makan sehingga akan mempengaruhi eliminasi klien.

4. Aktifitas dan latihan

Klien terganggu dalam rutinitas gerak sehari hari karena


keterbatasan akibat nyeri, dan pembengkakan di area
ekstremitas.
5. Tidur dan istirahat
Klien mengalami hambatan dalam tidur akibat beberapa hal
seperti rasa nyeri berat dan sulit menemukan posisi yang
nyaman saat tidur.
6. Kognitif dan persepsi
Klien tidak mengalami gangguan dalam kemampuan
membaca, menulis, mendengar dan berbahasa, namun sedikit
terganggu dalam hal sensitifitas nyeri.
7. Persepsi dan konsep diri
Klien mengalami gannguan konsep diri akibat kondisi penyakit
yang di deritanya, klien terlihat mengalami depresi, cemas,
diam dan takut.
8. Peran dan hubungan
Klien menjalani hubungan baik dengan anggota
keluarganya, yang bisa di buktikan dengan kesetiaan
anggota keluarga mendampingi dan memberikan
dukungan pada klien.
9. Seksualitas dan reproduksi
Tidak terkaji
10. Koping dan toleransi stress
Mekanisme koping stress klien akan kurang baik bila tidak
mendapat dukungan bagi pihak terdekat, keluarga dan
tenaga kesehatan, alhasil klien akan mengalami depresi
berat.
11. Nilai kepercayaan
Klien tergolong pribadi yang kurang aktif menjalankan nilai
agama.
DIAGNOSA NANDA, NOC NIC
TERIMA KASIH
REFERENSI
 Brunner & Suddath.2013. Keperawatan medical-bedah. Jakarta : EGC
 Copstead, Lee Ellen and C . 2010. Pathophysiology .4th edition .Canada : Elsevier Saunders.
 Ignatavicius , Donna D. Workman, M.Linda. 2010. Medical-surgical nursing: patient-centered
collaborative care- 6th ed. Elsevier Inc
 Lewis, Dirken, dkk (2009-2011). Medikal Surgical Nursing : ssessment and Managemen of
Clinical Problems, Volume 2, Eight Edition. Elseiver Mosby.
 Meiner, Sue E. 2011. Gerontologic Nursing. 4th Edition. Las Vegas: Elsevier Mosby
 Schoen, Delores C .2000. Adult Orthopaedic Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
 Smeltzer, C. Suzanne, Bare G. Brenda., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah . Alih
Bahasa: dr. H. Y. Kuncara. Jakarta: EGC
 Lewis, Dirksen, dkk. 2009-2011. Medikal Surgical Nursing : Assessment and Management of
Clinical Problems, Volume 2, Eight Edition. Elseiver Mosby
 Schwartz.SI; Shires.GT; Spencer.FC; alih bahasa: Laniyati; Kartini.A; Wijaya.C; Komala.S;
Ronardy.DH; Editor Chandranata.L; Kumala.P. Intisari Prinsip Prinsip Ilmu Bedah. Penerbit
EGC; Jakarta.2000.

Anda mungkin juga menyukai