Osteoarthritis
Disusun oleh :
dr. Rahman Suwardi
Pendamping :
dr. Any Rusydiani
No. RM : 314262
Nama Pendamping :dr. Any Rusydiani
Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi
Keilmuan
Ketrampilan
Diagnostik
Manajemen
Neonatus
Bayi
Anak
Deskripsi :
Tujuan :
Tinjauan
Penyegaran
Masalah
Remaja Dewasa
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Lansia
Bumil
Bahasan
Cara
Pustaka
Riset
Disku Presentasi dan
Kasus
Audit
Pembahasan
Data
si
Pos
Pasien
Nama : Tn. A
diskusi
2014
dirasakan
pasien
di
lutut
sebelah
kirinya
yang
mengalami
pembengkakan. Nyeri seperti berdenyut dan ditusuk tusuk. Nyeri tersebut juga tidak
menghilang setelah lutut pasien dikompres, serta semakin memberat saat pasien
melipat lututnya dan menggerakkan kakinya namun sedikit berkurang dengan
istirahat.
Bengkak di lutut pasien muncul sejak 2 hari sebelum datang ke RS. Bengkak
dirasakannya pada lutut kiri. Bengkak juga tampak di kedua kaki pasien. Pasien
mengatakan baru menyadari munculnya bengkak tersebut. Bengkak tersebut
menyebabkan pasien susah menggerakkan kakinya, dan menyebabkan terhambatnya
aktivitas sehari-hari. Pasien masih bisa berjalan namun harus secara pelan-pelan. Di
daerah lutut yang bengkak tersebut terasa hangat. Pasien mengatakan bengkaknya
tidak mengecil setelah dikompres dengan air dingin ataupun setelah pasien
beristirahat.
Pasien juga merasakan kaku pada lutut kirinya sejak 2 hari sebelum datang ke
RS. Biasanya kaku ini muncul pada pagi hari setelah pasien bangun tidur dan menetap
sekitar setengah jam. Saat kaku ini muncul, pasien tidak bisa menggerakkan kaki
kirinya sama sekali, pasien hanya bisa diam di tempat tidur. Saat dicoba digerakkan
oleh orang lain, kaki kiri pasien hanya bisa bergeser ke kanan ataupun kiri, tidak bisa
ditekuk dan kadang pasien juga merasakan gemertak ketika lututnya digerakkan.
2. Riwayat pengobatan
Pasien pernah berobat sebelumnya di poli dalam, mengaku jarang kontrol dan
merasa sakitnya mengalami kekambuhan. Oleh dokter, pasien dikatakan menderita
penyakit osteoarthritis.
3. Riwayat kesehatan / penyakit
a. Riwayat diabetes mellitus disangkal
b. Riwayat alergi disangkal
c. Riwayat trauma disangkal
d. Riwayat penyakit batuk lama/TB disangkal
4. Riwayat keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama.
5. Riwayat pekerjaan
Pasien adalah seorang pengangguran, yang tadinya selama masih muda
bekerja secara serabutan.
6. Kondisi lingkungan social dan fisik
Pasien tinggal bersama kedua anak dan cucunya. Biaya pengobatan dengan
menggunakan jaminan kesehatan. Kesan ekonomi kurang.
7. Riwayat imunisasi
Pasien tidak tahu apakah mendapatkan imunisasi lengkap atau tidak.
8. Anamnesis sistemik
a. Demam
: (-) 37,3C
b. CNS
:kejang (-), penurunan kesadaran (-), kaku kuduk (-)
c. Kardiovaskuler
: sesak nafas (-), nyeri (-)
d. Respirasi
: batuk (-), pilek (-), nyeri telan (-), sesak nafas (-)
e. Gastrointestinal
: mual (-), muntah (-), BAB (+) normal
f. Urogenital
: BAK (+) normal
g. Integument
: ujud kelainan kulit (-)
h. Musculoskeletal : keterbatasan gerak lutut (+), krepitasi lutut (+) kiri, kelemahan
otot (-)
9. Lain-lain
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis
Tanda vital :
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 90x/menit
BMI
Laju nafas
: 20x/menit
Suhu
: 37,3C
Tinggi badan
: 170 cm
Berat badan
: 90 kg
Kanan
Kiri
Apeks
sonor
sonor
Medial
sonor
sonor
Basal
sonor
sonor
Abdomen
Kulit : tidak ada kelainan, warna sawo matang, turgor kulit baik
Ekstremitas :
Superior
Inferior
Akral dingin
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Edem
-/-
-/-
Status lokalis :
Pada pemeriksaan genu sinistra didapatkan edema (+),nyeri tekan (+), teraba hangat
(+), kemerahan (+), krepitasi (+), keterbatasan gerak (+)
Diagnosa
Osteoarthritis genu sinistra
Terapi
Non farmakologi
Edukasi :
- Menjelaskan penyakit yang diderita pasien
- Menurunkan berat badan hingga mencapai 60 kg
- Kontrol teratur
- Mengkonsumsi susu untuk lansia
- Rehabilitasi
Farmakologi
- Paracetamol 3x500mg
- Vit C 1x500mg
- Fitbon plus 3x1caps
-
Dasar Teori
A. Osteoarthritis
1. Definisi
Osteoarthritis merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang
lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinik ditandai dengan nyeri, deformitas,
pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang
menanggung beban. Seringkali berhubungan dengan trauma atau mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh, dan penyakit-penyakit sendi lainnya
(Mansjoer, 2000). Prevalensi keseluruhan OA pada tahun 2001 adalah 10,8%. 8,9% pada pria
dan 12,6% pada wanita. Prevalensi lebih tinggi pada perempuan di semua kelompok umur.
Pada usia 70-74 tahun, sekitar sepertiga dari pria dan 40% wanita memiliki OA. Tingkat
insiden pada 2000-2001 adalah 11,7%. Jumlah meningkat dengan usia antara 50 dan 80
tahun. Data epidemiologi OA menunjukan kondisi patologis yang mendasari dapat diamati
pada sendi yang memungkinkan klasifikasi sebagai OA sekunder sebanyak 41,7% pasien OA
panggul dan 33,4% pasien OA lutut. 82,1% pasien OA pinggul dan 87,4% pasien OA lutut
memiliki perubahan radiografi pada sendi mereka. Prevalensi OA meningkat dengan usia dan
lebih tinggi pada pasien wanita. OA lebih sering diamati pada pasien OA lutut dibandingkan
pada pasien OA panggul sebanyak 34,9% berbanding 19,3% (Kopec et al., 2007).
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Hasil penelitian menunjukan 87%
adalah kasus OA primer, dan 13% kasus OA sekunder. Menurut klasifikasi rontgentography,
38% adalah jenis awal, 28,5% jenis patellofemoral dan 23,2% jenis medio-patellofemoral.
Klasifikasi radiologi itu terkait dengan manifestasi klinis jika varus dan deformitas valgus
lebih parah, penilaian X ray juga akan menjadi lebih parah (Yongping et al., 2000)
Ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu:
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa
d. Genetik
e. Kegemukan den penyakit metabolik
f. Cedera sendi, pekerjaan, olahraga
g. Kelainan pertumbuhan
penyakit ke derajat yang lebih tinggi. Peran faktor metabolik dan hormonal pada kaitannya
antara OA dan obesitas juga disokong dengan adanya kaitan antara OA dengan penyakit
jantung koroner, diabetes mellitus dan hipertensi ( Soeroso, 2006 ).
Untuk mendeteksi kelebihan berat badan yang diderita seseorang, ada dua cara
sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengukur Indeks Massa Tubuh ( BMI )
(WHO, 2005) dan mengukur Waist-hip ratio (Vasquez, 2007). BMI dapat diukur dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA