Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Identitas dan data demografis pasien

Nama : Ny. E
Usia : 55 tahun
Alamat : Binong
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Nomor rekam medis : -
Tanggal datang ke Puskesmas : Selasa, 5 September 2017, pkl.
9.00 pagi

1.2 Anamnesis

Keluhan Utama : Nyeri sendi pada lutut kaki kiri dan yang
memberat 2 bulan sebelum datang ke Puskesmas.

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada lutut kiri yang semakin
memberat 2 bulan sebelum datang ke Puskesmas, Nyeri dirasakan
hanya pada lutut kiri dan dirasakan tidak menjalar. Nyeri dirasakan
bertambah parah ketika melakukan aktivitas seperti berjalan, dan
mereda ketika berhenti melakukan aktivitas. Nyeri berkurang
ketika pasien meminum obat pereda nyeri Ibuprofen. Skala nyeri
yang dirasakan pasien adalah 4 dari 10. Pasien
mengeluhkan nyeri dan kaku pada lutut kiri di pagi hari yang
kurang dari 30 menit. Pasien tidak mengeluh nyeri di tempat lain.
Riwayat penyakit dahulu

Kadar asam urat dalam darah tinggi sejak 1 bulan sebelum datang
ke puskesmas, dan memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 5
tahun sebelum datang ke puskesmas.

Riwayat kebiasaan dan sosial


Pasien tidak mengkonsumsi minuman berakohol. Pasien juga tidak
memiliki riwayat merokok. Di lingkungan tidak ditemukan orang
dengan penyakit serupa

Riwayat penyakit keluarga


Ayah menderita hipertensi sejak 7 tahun sebelum meninggal.
Riwayat lainnya
Pasien mengkonsumsi obat ibuprofen ketika merasa nyeri.

1.3 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : kompos mentis


TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37.3
RR : 17x/menit

1.4 Diagnosis
1.4.1 Diagnosis Banding
1. Gout
2. Rheumatoid Arthritis
1.4.2 Diagnosis kerja
1. Osteoarthritis
1.5 Resume

Pasien Ny. E, usia 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri dengan skala nyeri 4
pada lutut kiri yang memberat 2 bulan sebelum datang ke Puskesmas. Nyeri
dirasakan hanya pada lutut kaki kiri dan tidak menjalar. Nyeri dirasakan
berdenyut pada lutut kiri terutama jika digerakkan. Pasien
mengeluhkan nyeri dan kaku pada lutut kiri di pagi hari dengan durasi kurang
dari 30 menit. Nyeri berkurang ketika meminum Ibuprofen dan nyeri bertambah
ketika melakukan aktivitas. Pasien memiliki kadar asam urat yang tinggi sejak 1
bulan sebelum datang ke puskesmas dan riwayat hipertensi sejak 5 tahun
sebelum datang ke puskesmas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Menurut dr. Faisal Yatim melalui bukunya Penyakit Tulang dan Persendian
Arthritis atau Arthralgia, Osteoarthritis didefinisikan sebagai suatu gangguan
persendian dimana terjadi perubahan berkurangnya tulang rawan sendi dan terjadi
hipertropi tulang hingga terbentuk tonjolan tulang pada permukaan sendi (osteofit).
Sedangkan menurut Porf. dr. R Sjamsuhidajat, Sp.B. KBD mendefinisikan
osteoarthritis sebagai kelainan sendi kronik yang disebabkan karena
ketidakseimbangan sintesis dan degradasi pada sendi, matriks ekstraseluler, kondrosit
serta tulang subkondral pada usia tua. Menurut dr. A Krishna dalam bukunya
Mengenali Keluhan Anda : Info Kesehatan Umum Untuk Masyarakat, osteoarthritis
merupakan masalah nyeri pada persendian yang sangat sering dikeluhkan, terutama
untuk orang-orang berusia lanjut. Nyeri dapat bervariasi dari ringan hingga parah,
dimana kondisi ini bisa sangat membatasi kegiatan penderita. Sehingga melalui ketiga
definisi tersebut maka osteoarthritis dapat didefinisikan sebagai kelainan persendian
yang umumnya terjadi pada orang dengan usia lanjut yang disebabkan oleh karena
ketidakseimbangan sintesis dan degradasi pada tulang,

2.2 Epidemiologi

Prevalensi penderita osteoarthritis di Amerika dan Eropa cenderung lebih


tinggi dibandingkan dengan negara lainnya. The National Arthritis Data Workgroup
(NADW) memperkirakan penderita osteoartritis di Amerika pada tahun 2005
sebanyak 27 juta yang terjadi pada usia 18 tahun keatas. Data tahun 2007 hingga 2009
prevalensi naik sekitar 1 dari 5 atau 50 juta jiwa yang didiagnosis dokter menderita
osteoartritis. Sedangkan di Indonesia prevalensi osteoarhtritis dari Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan hasil dari wawancara pada
usia 15 tahun rata-rata sebesar 24,7%. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
merupakan provinsi dengan prevalensi OA tertinggi yaitu sekitar 33,1% dan provinsi
dangan prevalensi terendah adalah Riau yaitu sekitar 9%. Gejala OA lutut lebih tinggi
terjadi pada wanita dibanding pada laki-laki yaitu 13% pada wanita dan 10% pada
laki-laki.

2.3 Etiologi
Berdasarkan penyebab terjadinya osteoarthritis (OA) dibagi menjadi dua, yaitu
OA primer dan OA sekunder. OA primer dapat disebut juga sebagai OA idiopatik
karena tidak memiliki penyebab yang diketahui serta tidak ada hubungannya dengan
penyakit sistemik, inflamasi ataupun perubahan lokal pada sendi. OA sekunder
memiliki penyebab yang diketahui yaitu penggunaan sendi yang berlebihan, olahraga
berat, trauma atau cidera, penyakit sistemik, dan inflamasi. Pada umumnya OA
primer lebih banyak ditemukan daripada OA sekunder.

2.4 Klasifikasi

Klasifikasi osteoarthritis menurut American College of Rheumatology menurut


derajat keparahan dibagi menjadi 5 yaitu :

Derajat 0 : Tidak ada tanda dan gejala.


Derajat 1 : Kehilangan 10 persen dari kartilago, terbentuk sklerosis, nyeri
dirasakan ketika beraktifitas cukup berat namun tetap bisa dilokalisir dengan
mengistirahatkan sendi yang terkena osteoarthritis.
Derajat 2 : Ruang antar sendi semakin sempit , mulai terbentuknya osteofit,
nyeri yang hampir selalu dirasakan, kaku sendi pada pagi hari, krepitus, dan
kesulitan dalam berjalan yang cukup lama.
Derajat 3 : Osteofit semakin menebal dan ruang antar sendi semakin sempit.
Derajat 4 : Sudah tidak ada ruang antar sendi, dua sendi sudah menempel, dan
terdapat osteofit yang besar.
2.5 Patofisiologi

Tulang rawan sendi dibentuk oleh sel-sel kondrosit dan matriks tulang.
Kondrosit itu sendiri berfungsi mensintesis dan memelihara matriks kartilago
sehingga fungsi dari kartilago sebagai bantalan sendi tetap terjaga. Proses degenerasi
dari kartilago itu sendiri disebabkan oleh karena proses pemecahan kondrosit yang
merupakan unsur penting pada tulang rawan. Pengeluaran enzim lisosom
menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling
kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Perkembangan perjalanan
penyakit osteoarthritis dibagi menjadi 3 fase yaitu :

1. Fase 1 adalah ketika terjadinya penguraian proteolitik pada matriks kartilago.


Metabolisme kondrosit yang terganggu mengakibatkan peningkatan produksi
enzim seperti metalloproteinases yang hancur dalam matriks kartilago.
Sehingga pada akhirnya akan menyebabkan penipisan kartilago.
2. Fase 2 adalah terjadinya fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago yang
disertai adanya pelepasan proteoglikan dan frgamen kolagen kedalam cairan
sinovial.
3. Fase 3 adalah proses penguraian dari kartilago yang menyebabkan adanya
respons inflamasi pada sinovial sehingga makrofag akan meningkatkan
produksi interleukin 1 (IL-1), tumor necrosis factor-alpha (TNF- ), dan
metalloproteinase. Hal ini memberikan efek langsung adanya destruksi
kartilago, dan hal tersebut akan semakin bertambah parah.
2.6 Pengobatan

Tujuan utama dari penatalaksanaan pada pasien dengan osteoarthritis adalah


untuk mengurangi gejala dan mencegah terjadinya kontraktur atau atrofi otot.
Penanganan pertama adalah dengan memberikan terapi non-farmakologis seperti
edukasi pasien mengenai penyakit osteoarthritis secara lengkap, perubahan gaya
hidup, penurunan berat badan, terapi fisik, dan rehabilitasi. Lalu dilanjutkan dengan
penanganan secara farmakologis yaitu pemberian obat untuk mengurangi rasa nyeri
seperti obat analgesik oral non-opiat, analgesik topical, non-steroidal anti
inflammatory drugs (NSAID), injeksi asam hialuronat intra-artikuler, dan opioid.

Jika secara non-farmakologis dan farmakologis sudah tidak membantu, serta


kondisi atau derajat keparahan semakin meningkat maka dapat dilakukan terapi bedah
seperti artroskopi dan artroplasti. Artroskopi adalah prosedur bedah yang dilakukan
untuk membuang kartilago yang rusak, sedangkan artroplasti adalah prosedur bedah
yang dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti sendi yang rusak. Artroplasti
dibagi menjadi 3 jenis yaitu reseksi sendi, rekonstruksi sendi, dan artroplasti sendi
total.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Diskusi Kasus

Dari hasil anamnesis pasien saya dapat menyimpulkan bahwa pasien


menderita penyakit osteoarthritis, karena pasien mengalami kaku sendi pada
pagi hari yang kurang dari 30 menit. Nyeri sendi yang di rasakan semakin parah
ketika beraktivitas seperti berjalan dan mereda ketika berhenti. Pasien juga
memiliki faktor risiko dari osteoarthritis seperti wanita lanjut usia dan obesitas.
Walaupun diagnosis harus ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang
seperti melakukan uji sinar X-ray tetapi diagnosis utama pasien adalah
osteoarthritis. Untuk diagnosis banding gout arthritis harus dilakukan uji kristal
asam urat pada sendi dan akan ditemukan pembengkakan pada sendi di MTP 1.
Kemudian untuk rheumatoid arthritis, pasien tidak mengalami kaku sendi pada
pagi hari yang lebih dari 1 jam.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Apley, Solomon ; Buku Ajar Orthopedi dan Fraktur Sistem Apley ; Alih Bahasa Edi
Nugraha, Edisi Tujuh, Jakarta, Widya Medika, 1985.

Krishna ; Mengenali Keluhan Anda : Info Kesehatan Umum Untuk Masyarakat ;


Jakarta, Informasi Medika, 2013.

Murphy L., Helmick C.G. The Impact of Osteoarthritis in the United States: A
Population-Health Perspective. American Journal of Nursing, 2012.

Sjamsuhidajat R., Karnadihardja W., Prasetyono T. O. H., Rudiman R. ; Buku Ajar


Ilmu Bedah, Edisi Ketiga ; Jakarta, EGC, 2011.

Yatim, Fasial ; Penyakit Tulang dan Persendian Arthritis atau Arthralgia ; Edisi
Satu, Jakarta, Pustaka Populer, 2006.

Anda mungkin juga menyukai