MODUL MUSKULOSKELETAL
Fasilitator :
Disusun Oleh :
2021
PEMICU 3
Diskusi Kelompok 1
2. Riza Trisaniyah
Tujuan pembelajaran:
Seorang pasien wanita, 62 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
nyeri pada kedua lutut sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus,
tumpul, tidak menjalar, dan tidak disertai baal dan kesemutan. Nyeri juga disertai kaku
sendiri > 30 menit setiap pagi hari. Nyeri meningkat saat berdiri setelah duduk lama dan
berjalan lebih dari 100 meter, sedangkan nyeri hanya menurun jika diberikan obat
paracetamol 1000 mg dan oles voltaren gel. Tidak ada bengkak dan nyeri pada sendi
lainny dan tidak ada demam. Pasien sudah mengalami nyeri pada kedua lutut sejak 3
tahun yang lalu. Pasien sudah berobat berulang kali, diberikan obat NSAID dan injeksi
hyaluronat acid namun belum kunjung sembuh. Pasien sudah diajurkan operasi ganti
sendi palsu namun masih pikir-pikir dahulu karena tidak ada yang merawat. Saat ini,
pasien berjalan dibantu dengan cane. Pasien hanya bisa sholat dengan posisi duduk.
Tidak ada riwayat trauma, darah tinggi, sakit gula, penyakit jantung dan paru. Pasien
seorang pensiunan ASN, hanya tinggal sendirian di rumah dua tingkat. Pasien
mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri.
A. Terminologi
‐ Cane : tongkat kayu atau batang logam yang digunakan untuk menopang dalam
berjalan (Dorland, Edisi 32)
‐ NSAID : Non-Steroid Anti-Inflammatory Drug : setiap golongan obat besar
yang heterogan secara kimia, yang menghambat siklooksigenase, menyebabkan
penurunan sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam
arakidonat. Semua NSAID mempunyai kerja analgetic, antipiretik, dan
antiinflamasi. (Dorland, Edisi 31)
‐ Paracetamol : bentuk amida asam asetat dan p-aminofenol, mempunyai efek
analgesic dan antipiretik mirip aspirin, tetapi mempunyai efek antiinflamasi
yang lemah. Diberikan per oral dan perrek (Dorland, Edisi 31)
‐ Hyaluronant acid : suatu glikosaminoglikan yang terdapat dalam proteoglikan
lubrikasi pada cairan sinovial, cairan vitreus dll. sebagai suplemen untuk
memanipulasi dan memisahkan jaringan-jaringan dengan tekanan hidrofilik dan
untuk melindungi struktur intraokuler dari trauma (Dorland, Edisi 30)
‐ Trauma : kerusakan emosional maupun psikologis; keadaan fisik atau psikis
yang disebabkan oleh cedera atau luka (Dorland, Edisi 30)
‐ Diabetes/sakit gula : setiap kelainan yang ditandai dengan eksresi urine yang
berlebihan (Dorland, Edisi 30)
‐ Injeksi: Tindakan memasukkan cairan ke dalam suatu bagian seperti ke dalam
jaringan subkutan, percabangan vaskular, atau suatu organ (Dorland, Edisi 30).
‐ Hypertensi / darah tinggi : tingginya tekanan darah arteri secra persistensi
(Dorland, Edisi 30)
‐ Baal : kebal (tentang rasa) karena kedinginan, disuntik, dan sebagainya sehingga
tidak lagi merasa dingin, sakit, dan sebagainya; mati rasa (KBBI)
‐ Sendi : tempat penyatuan atau pertemuan antara dua atau lebih tulang kerangka,
terutama tulang yang memungkinkan gerak satu atau lebih tulang (Dorland,
Edisi 32 )
‐ Voltaren : merek dagang untuk preparat diklofenak sodium (Dorland, Edisi 31)
‐ Bengkak : pembesaran abnormal sementara pada bagian atau daerah tubuh
tertentu, bukan karna proliferasi sel (Dorland, Edisi 30)
B. Keyword
‐ Wanita usia 62 tahun
‐ Nyeri kedua lutut sejak 3 tahun
‐ Nyeri terus menerus sejak 2 minggu
‐ Nyeri tumpul sejak 2 minggu
‐ Nyeri tidak menjalar sejak 2 minggu
‐ Nyeri tidak disertai baal sejak 2 minggu
‐ Kaku sendi > 30 menit setiap pagi hari
‐ Nyeri menurun jika diberikan obat paracetamol 1000 mg
‐ Nyeri menurun jika diberikan obat oles voltaren gel
‐ Nyeri meningkat ketika berdiri setalah duduk lama
‐ Nyeri meningkat ketika berjalan >100 meter
‐ Injeksi hyaluronat acid
‐ Tidak ada riwayat trauma
‐ Tidak ada riwayat darah tinggi
‐ Tidak ada riwayat sakit gula
‐ Tidak ada riwayat penyakit jantung dan paru
C. Identifikasi Masalah
‐ Sistem Muskuloskeletal : Gangguan sendi (nyeri, kaku, bengkak, kelainan
bentuk)
‐ Sistem Muskuloskeletal : Gangguan jalan (sakit, pincang, tidak bisa jalan)
‐ Sistem Muskuloskeletal : Gerakan terbatas
D. Analisis Masalah
E. Hipotesis
‐ Pasien pada pemicu mengalami osteoarthritis
‐ Usia merupakan salah satu faktor penyebab nyeri pada lutut pasien
‐ Aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab nyeri lutut yang tidak kunjung
hilang
DK 2
1. Jelaskan etiologi dan epidemiologi osteoarthritis! (faktor usia bahas lebih dalam)!
Jawab :
Etilogi
• Banyak pasien mengalami lebih dari satu faktor risiko untuk pengembangan OA.
• usia,
• obesitas,
• jenis kelamin,
• pekerjaan,
• predisposisi genetik.
• OA yang terjadi pada kelompok usia sebelum 50 tahun, memiliki insidensi yang
sama pada pria dan wanita.
• Sedangkan OA yang terjadi setelah usia 50 tahun, lebih banyak dialami wanita
dibandingkan pria.
• Di Inggris dan Wales, sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang mengalami gejala
osteoarthritis
2. Jelaskan patofisiologi dan faktor risiko dari osteoarthritis! (faktor risiko usia bahas
lebih dalam)!
Jawab :
Patofisiologi Osteoarthritis
- Gangguan cairan sinovial, tulang, dan kartilago → kondrosit dan sel
synovial hasilkan sitokin inflamasi→ ↓sintesis kolagen dan ↑ zat inflamatori
dan mediator katabolik → apoptosis kondrosit → penebalan dan efusi synovial
serta sinovium.
Faktor Resiko
• Usia
Perubahan fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur
dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya dapat
memperparah kejadian osteoarthritis
• Genetik
Hal ini berhubungan abnormalitas kode genetic untuk sintesis kolagen yang bersifat
diturunkan.
• Obesitas
Pada orang yang mengalami obesitas berat badan akan lebih bertumpu dan
mengakibatkan peningkatan beban pada sendi lutut saat berjalan.
• Aktivitas fisik
Gerakan sendi berulang dapat menjadi predisposisi OA; namun gerakan sendi lutut
dan otot di sekitar lutut yang tepat dapat memperkuat dan menstabilkan sendi,
sehingga mengurangi risiko OA.
• Kekuatan otot
Kelemahan dan atrofi otot dapat disebabkan karena berkurangnya aktivitas sendi
akibat rasa nyeri OA.
• Keselarasan lutut
Lutut yang tidak selaras akan menyebabkan kelainan gait dan berisiko OA lutut di
masa mendatang.
Jawab :
Berdasarkan penyebab :
‐ Proses degeneratif
‐ Genetik, overuse sendi-sendi, obesitas, dll.
‐ Dapat terlokalisir di sendi-sendi tertentu
‐ Banyak sendi OA generalisata primer
b. Osteoarthiritis Sekunder
a. Osteoarthritis Tangan
b. Osteoarthritis Lutut
c. Osteoarthritis Panggul
d. Osteoarthritis Vertebra
f. Osteoarthritis Bahu
g. Osteoarthritis Siku
h. Osteoarthritis Temporomandibular
Berdasarkan hasil radiologi :
Dilhat dari : penyempitan celah sendi, peningkatan densitas, kista, osteofit, dan
perubahan struktur sendi.
a. Grade 0 normal
b. Grade 1 ragu-ragu
c. Grade 2 ringan
d. Grade 3 sedang
Jawab :
Pada saat berjalan beban berat badan dipindahkan ke sendi lutut 3-6 kali lipat berat
badan. kerja sendi pun akan semakin berat. pada keadaan obesitas resultan tersebut
akan bergeser ke medial sehingga beban yang diterima sendi lutut akan tidak
seimbang Hal ini dapat menyebabkan ausnya tulang rawan karena bergesernya titik
tumpu badan. Oleh karena itu kelebihan beban (berat badan lebih dan obesitas)
membuat satu faktor risiko bagi Osteoarthritis. Sehingga osteoartritis semakin
parah.
5. Kenapa kondisi berdiri dari duduk yang lama memperberat nyeri?
Jawab :
6. Jelaskan gejala dan manifestasi klinis dari osteoartritis! (Kenapa bisa terjadi kaku
sendi pada pemicu)!
Jawab :
Gejala :
nyeri
fungsi berkurang
kekakuan (durasi pendek, juga disebut "gelling" yaitu kekakuan berumur pendek
setelah tidak aktif)
ketika rasa sakit berlanjut, tekanan psikologis yang berhubungan dengan rasa
sakit.
Manifestasi Klinis
lutut yang onsetnya bertahap dan memburuk dengan aktivitas, kekakuan dan
pembengkakan lutut, nyeri setelah duduk atau istirahat dalam waktu lama, dan
nyeri yang memburuk seiring waktu.
Jawab :
Pada posisi normal, panjang kedua tungkai adalah sama dan pada posisi berdiri.
aksis mekanis akan membagi dua lutut dengan menempatkan patella ke depan.
Pada anak-anak di bawah 2 tahun, genu varum dapat terjadi secara fisiologis tetapi
akan mengalami resolusi spontan dan tidak berbahaya. Pada kondisi patologis, lutut
akan tergeser ke lateral, sehingga aksis mekanis jatuh di kuadran dalam lutut.
Akibatnya, kondilus femoralis media dan tibial plateau media dapat mengalami
pembebanan patologis. Efek Heuter-Volkmann akan menekan fisis dan kartilago,
sehingga menghambat proses osifikasi epifisis. Hal ini akan menyebabkan
perubahan struktur tulang.
8. Jelaskan komplikasi dan edukasi dari osteoarthritis! (cara pencegahan terjadinya
penyakit pada pemicu)!
Jawab :
Komplikasi Osteoaartritis
a. Komplikasi Kronis
b. Komplikasi Akut
Edukasi Osteoartritis
Kontrol rutin
Mengurangi beban
Jawab :
A. Anamnesis
Nyeri dirasakan berangsur-angsur (onset gradual)
Tidak disertai adanya inflamasi (kaku sendi dirasakan < 30 menit, bila disertai
inflamasi, umumnya dengan perabaan hangat, bengkak yang minimal, dan tidak
disertai kemerahan pada kulit)
Tidak disertai gejala sistemik
Nyeri sendi saat beraktivitas
B. Pemeriksaan Fisik
Tentukan BMI
Perhatikan gaya berjalan/pincang?
Adakah kelemahan/atrofi otoT
Tanda-tanda inflamasi/efusi sendi?
Lingkup gerak sendi (ROM)
Nyeri saat pergerakan atau nyeri di akhir gerakan.
Krepitus
Deformitas/bentuk sendi berubah
Gangguan fungsi/keterbatasan gerak sendi
C. Pendekatan untuk menyingkirkan diagnosis penyakit lain.
D. Pemeriksaan penunjang
Jawab :
Tatalaksana Farmakologi :
• Kombinasi OAINS dengan opiat- parasetamol terbukti efektif jika terapi tunggal
OAINS tidak berhasil. Jika pasien menunjukkan respons positif, terapi
kombinasi opiat – parasetamol dan OAINS dapat digunakan untuk
mempertahankan kondisi tanpa nyeri.
• Latihan dan aktivitas fisik sangat direkomendasikan untuk mengurangi nyeri dan
memperbaiki fungsi sendi. Latihan penguatan otot quadriceps dan hamstring
menjadi pilihan utama karena dapat memperkuat otot-otot di sekitar sendi lutut,
sehingga dapat menstabilkan sendi lutut.
• Latihan fisik sering dikombinasi dengan terapi manual yang terdiri dari
mobilisasi aktif dan pasif sendi, peregangan (stretching), dan masase jaringan
lunak. Tujuan terapi manual adalah mengurangi nyeri, menormalisasi
biomekanik sendi dan jaringan, dan meningkatkan fungsi sendi.
• Pasien dengan indeks massa tubuh lebih dari 25 kg/m2 harus didorong untuk
menurunkan berat badannya. Hal ini dilakukan dengan membatasi diet tinggi
kalori yang dikombinasikan dengan latihan fisik.
Elektroterapi
• Modalitas eletroterapi meliputi TENS (transcutaneous electrical nerve
stimulation) dan neuromuscular electrical stimulation (NEMS). Pada OA lutut,
modalitas ini dapat menstimulasi otot quadriceps, sehingga meredakan nyeri dan
memperkuat otot tersebut. Chen, et al,15 menunjukkan TENS lebih superior
dibandingkan injeksi hyaluronic acid.
Pembedahan
Jawab :
Farmakokinetik :
• Distribusi :Setelah diabsorpsi, 90% obat akan berikatan dengan albumin dan
beredar bersamanya.
• Metabolisme : Hati
Farmakodinamik:
NSAID terutama bekerja dengan menghambat jalur COX. Pada jalur ini,
kebanyakan NSAID bekerja secara reversibel dengan mencegah pertemuan asam
arakidonat dengan tempat aktif enzim COX sehingga biosintesis prostaglandin
dapat dihambat
a) Efek analgesik
b) Efek antipiretik
c) Efek anti-inflamasi
12. Jelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik obat injeksi hyaluronat acid serta
dosisnya!
Jawab :
Farmakodinamik:
- manfaat yang relevan secara klinis untuk pasien dengan osteoarthrosis lutut dan
pinggul
Farmakokinetik
• Dosis
Jawab :
14. Bagaimana mekanisme kerja obat paracetamol dan voltaren dalam menurunkan
rasa nyeri pada pasien?
Jawab :
a. Parasetamol
b. Voltaren
Ragam produk Voltaren yang tersedia di jual bebas, mengandung NSAID yang
disebut diklofenak. Diklofenak bekerja untuk menghambat prostaglandin, zat dalam
tubuh yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Dengan mengurangi efeknya,
diklofenak membantu meredakan nyeri dan mengurangi peradangan.
Jawab :
Farmakodinamik
• Obat ini adalah menghambat sintesis prostaglandi di otak sehingga efek analgesi
dan antipiretik yang lebih baik
• Sel yang mengalami jejas akan mensintesis asam arakidonat dan peroksida untuk
masuk dalam proses inflamasi
Faramakokinetik :
Absorpsi
Distribusi
Metabolisme
Eliminasi
Sari, I. P. (2019). Perbandingan Penilaian Skor Womac Yang Diterapi Ekstrak Sidaguri
(Sida Rhobifolia L) Dan Meloksikam Dibanding Meloksikam Pada Pasien Osteoartritis.
Arofah. N. I, Fisioterapi dan Terapi Latihan pada Osteoarthritis, Medikora, Vol III, No
1, April 2007,:20-21
Salter, Robert B. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System. 3rd
Ed. Lippincott Williams & Wilkins, 1999.
Anggraini, N. E., & Hendrati, L. Y. 2014. Hubungan Obesitas dan Faktor-Faktor Pada
Individu dengan Kejadian Osteoarthritis Genu. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2(1): 93-
104.
Azizah, U. 2019. Analisis Faktor Risiko Penderita Osteoartritis Sendi Lutut Di Poli
Ortopedi Rsd Dr. Soebandi Jember Periode April-September 2018. Doctoral
dissertation. Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
N. Kapitan, J., Rante, S., & Tallo, S. 2020. Hubungan Obesitas Dengan Derajat
Osteoartritis Genu Pada Lansia Di Rsud Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Cendana
Medical Journal (CMJ). 8(1): 506-511
Annett, E., dkk. 2017. Mechanisms of Osteoarthritic Pain. Studies in Humans and
Experimental Models. Frontiers in Molecular Neuroscience. 10:349.
Hsu H dan Siwiec RM. Knee Osteoarthritis. [Updated 2021 Jul 25]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. URL:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507884/. Diakses pada 12 Desember 2021.
Hunter, D. J., dkk. 2008. The symptoms of osteoarthritis and the genesis of
pain. Rheumatic diseases clinics of North America, 34(3), 623–643.
Ballal MS, Bruce CE, Nayagam S.2010. Correcting genu varum and genu valgum in
children by guided growth: temporary hemiepiphysiodesis using tension band plates.
The Journal of bone and joint surgery. British volume. 92(2):273-6
Altman RD, Hochberg MC, Moskowitz RW, Schmitzer TJ. Recommendations for the
Medical Management of Osteoarthritis of the Hip and Knee.Arthritis Rheum
2000;43:1905-15.
Júnior, O. V. L., & Inácio, A. M. (2013). Use of glucosamine and chondroitin to treat
osteoarthritis: a review of the literature. Revista Brasileira de Ortopedia (English
Edition), 48(4), 300-306.
Altman, R., dkk. 2016. Review of the Mechanism of Action for Supartz FX in Knee
Osteoarthritis. Cartilage..Reasearch Gate.
Altman, R., dkk. 2015. The mechanism of action for hyaluronic acid treatment in the
osteoarthritic knee: A systematic review. BMC Musculoskeletal Disorders. 16.
Depkes RI, 2006, Pharmaceutical care Untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik,
Menteri Kesehatan RI, Jakarta.
Payan DG, dan Katzung BG. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC; 1998.
PLENO PEMICU 3
Kelompok 2
1. Obat NSAID kan ada yang selektif dan non selektif, untuk kasus pada pemicu,
sebaiknya diberikan obat NSAID yang mana? Dan apa alasannya?
Jawaban :
Cox 1 : bisa bermanfaat bagi manusia, tapi kalo ada perdarahan jan dikasi Cox
1 karena termasuk kontraindikasi obat gol. Cox 1
5. Pada kasus pasien di pemicu kan tidak mengalami demam. kenapa harus
tetep dikasi paracetamol?
Jawaban :