Anda di halaman 1dari 19

Ida Ayu Made Diah Padmayoni

17710121
Sendi adalah semua persambungan
tulang, baik yang memungkinkan tulang-
tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain,
maupun tidak dapat bergerak satu sama lain.
Pada sendi sinovial dilapisi oleh suatu kartilago
yang terbagi atas dua bagian yaitu kondrosit
dan matriks ekstraseluler.
Mekanisme pertahanan sendi diperankan
oleh pelindung sendi yaitu : Kapsula dan
ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen
dan tulang di dasarnya. Kapsula dan ligamen-
ligamen sendi memberikan batasan pada
rentang gerak (Range of motion) sendi.
 Osteoarthritis merupakan gangguan pada
satu sendi atau lebih, bersifat lokal, progresif
dan degeneratif yang ditandai dengan
perubahan patologis pada struktur sendi
tersebut yaitu berupa degenerasi tulang
rawan/kartilago hialin.
Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara
pasti, namun faktor biomekanik dan biokimia
sepertinya merupakan faktor terpenting dalam
proses terjadinya osteoarthritis.
Faktor biomekanik yaitu kegagalan
mekanisme protektif, antara lain kapsul sendi,
ligamen, otot-otot persendian, serabut aferen,
dan tulang-tulang. Osteoarthritis juga bisa terjadi
akibat komplikasi dari penyakit lain seperti gout,
rheumatoid arthritis, dan sebagainya.
Menurut penyebabnya osteoarthritis
dikategorikan menjadi :
1. Osteoarthritis Primer
2. Osteoarthritis Sekunder
1. Osteoarhritis primer adalah degeneratif
artikular sendi yang terjadi pada sendi tanpa
adanya abnormalitas lain pada tubuh. Penyakit
ini sering menyerang sendi penahan beban
tubuh (weight bearing joint), atau tekanan yang
normal pada sendi dan kerusakkan
akibatproses penuaan.
2. Osteoarthritis sekunder, paling sering terjadi
pada trauma atau terjadi akibat dari suatu
pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada
kongenital dan adanya penyakit sistem
sistemik. Osteoarthritis sekunder biasanya
terjadi pada umur yang lebih awal daripada
osteoarthritis primer.
Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup
tinggi, terutama pada orang tua. Prevalensinya
meningkat seiring bertambahnya usia.
Prevalensi OA menurut gejala yang ditemui yaitu
pada tangan 8%, kaki 2%, lutut 12,1% pada orang
dewasa berusia lebih dari 60 tahun dan 16% pada
orang dewasa berusi 45 – 60 tahun, dan panggul
4,4%.
Angka kematian akibat OA sekitar 6% dari
semua kematian akibat arthritis. Hampir 500
kematian per tahun disebabkan OA dan angka
tersebut meningkat selama 10 tahun terakhir.
1. Faktor Resiko Sistemik
 Usia
 Jenis kelamin
 Herediter
2. Faktor Intrinsik
 Kelainan pada struktur anatomis
 Cedera pada sendi
3. Faktor Beban dan Persendian
 Obesitas
 Penggunaan sendi yang sering
 Nyeri sendi
 Hambatan gerak sendi
 Kaku dipagi hari
 Krepitasi
 Pembesaran sendi (deformitas)
 Pembengkakan sendi yang asimetris
 Tanda-tanda peradangan
 Perubahan gaya berjalan
Diagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis,
klinis dan radiologis, serta klinis dan laboratoris
(JH Klippel, 2001) :
 Klinis :
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
2. kaku sendi < 30 menit
3. krepitus
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang sendi lutut
6. tidak teraba hangat pada sendi
 Klinis dan radiologis
Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria
di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. krepitasi disertai osteofit
 Klinis dan laboratoris:
Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di
bawah ini:
1. usia >50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. Krepitasi
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang
6. tidak teraba hangat pada sendi terkena
7. LED<40 mm/jam
8. RF <1:40
9. analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis
 Kriteria diagnosis osteoarthritis tangan
adalah nyeri tangan, ngilu atau kaku dan
disertai 3 atau 4 kriteria berikut:
1. pembengkakan jaringan keras > 2 diantara
10 sendi tangan
2. pembengkakan jaringan keras > 2 sendi
distal interphalangea (DIP)
3. pembengkakan < 3 sendi metacarpo-
phalanea (MCP)
4. deformitas pada ≥ 1 diantara 10 sendi
tangan
 Pemeriksaan Radiologis
Diagnosis OA selain dari gambaran klinis, juga
dapat ditegakkan dengan gambaran radiologis,
yaitu menyempitnya celah antar sendi,
terbentuknya osteofit, terbentuknya kista, dan
sklerosis subchondral.
Pemeriksaan Laboratorium dan MRI
 Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA
biasanya tidak banyak berguna.
Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan
adalah MRI yaitu untuk mengetahui derajat
patologisnya, namun pemeriksaan ini jarang
dilakukan sebagai penunjang diagnostik dalam
osteoarthritis, karena sebagian besar gambaran
penyakit ini sudah bisa dinilai berdasarkan
pemeriksaan sinar-x.
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan
osteoarthritis adalah:
1. Meredakan nyeri
2. Mengoptimalkan fungsi sendi
3. Mengurangi ketergantungan kepada orang
lain dan meningkatkan kualitas hidup
4. Menghambat progresivitas penyakit
5. Mencegah terjadinya komplikasi
Penatalaksanaan pada pasien dengan
osteoarthritis yaitu:
A. Nonfarmakologis:
1.Modifikasi pola hidup
2.Edukasi
3.Istirahat teratur yang bertujuan mengurangi
penggunaan beban pada sendi
4.Modifikasi aktivitas
5.Menurunkan berat badan
6.Rehabilitasi medik/ fisioterapi
B. Farmakologi:
1. Sistemik
 Analgetik
 Antiinflamasi non Steroid (NSAIDs)
 Chondroprotective
2. Topikal
 Krim NSAIDs
 Krim rubefacients dan capsaicin.
3. Injeksi intrakular/intralesi
 Steroid
 Hyaluronan
4. Terapi Pembedahan

Anda mungkin juga menyukai