Kata kunci: Celah bibir unilateral; cheiloplasty; rating scale, hasil jangka
panjang
Hasil: hasil terbaik pada red lip dan white lip didapatkan pada pasien yang
dikoreksi menggunakan teknik Tennison. Bagian hidung dan scar tampak paling
baik pada pasien yang dikoreksi dengan teknik Olekas cheiloplasty. Tidak
terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil red lip dan hidung pada ketiga
teknik operasi tersebut (p > 0,05). Hasil dari teknik tennison menunjukkan hasil
yang lebih baik pada bagian white lip (p < 0,05) penampakan scar secara
signifikan lebih baik pada teknik olekas (p < 0,001).
Kesimpulan: Tinggi dari white lip dan simetrisitas dari cupid’s bow lebih baik
pada pasien yang dikoreksi dengan teknik tennison. Konfigurasi psikologis dari
1
white lips dan scar yang lebih tidak terlihat didapatkan dari teknik olekas. Semua
teknik menunjukkan hasilnya yang sama pada bagian red lip dan hidung.
Pendahuluan
2
Metode
Sebanyak 105 pasien dengan complete unilateral cleft of lip, alveolus dan
palate yang mendapatkan terapi di cleft center yang sama dundang untuk
melakukan evaluasi post operasi. Pasien yang telah menjalani operasi kedua dan
mempunyai penyakit sindrom lainnya dieksklusikan dari penelitian ini. Pasien
tersebut dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan teknik bedah yang digunakan
saat terapi bedah bibir sumbing (Tennison, Millard, dan Olekas).
3
oleh dua pemeriksa dua kali per hari selama 10 hari dengan pencahayaan yang
sama. Reliabilitas antar pemeriksa sebesar 0,89 dan 0,92. Untuk menyetarakan
hasil, dilakukan penghitungan nilai mean dan deviasi standar setiap kelompok.
(a) (b)
(c)
Gambar 1. (a) Scar pada bibir setelah operasi dengan teknik Tennison; (b) scar
pada bibir setelah operasi dengan teknik Millard; (c) scar pada bibir setelah
operasi dengan teknik olekas.
Hasil
4
mendapatkan operasi dengan teknik Tennison, Millard dan Olekas berturut – turut
20,5±3,2 tahun, 15,2±1,2 tahun, dan 10,5±1,2 tahun.
Dengan mengevaluasi titik anatomis, tampilan red lips (Bagian bibir yang
berwarna kemerahan) dan white lips (Bagian bibir yang berwarna pucat)
ditemukan pada pasien yang dikoreksi menggunakan teknik Tennison. Tampilan
hidung dan scar paling baik terdapat pada pasien yang dikoreksi menggunakan
teknik Olekas. Distribusi skor dengan confidence interval dari perbedaan dapat
dilihat pada gambar 4.7.
Walaupun didapatkan hasil red lip yang lebih baik dengan teknik Tennison
dan hidung yang lebih baik dengan teknik Olekas, tetapi tidak terdapat perbedaan
yang signifikan jika ketiga teknik tersebut dibandingkan (p > 0,05). Teknik
Tennison menunjukkan hasil yang lebih baik secara signifikan pada tampilan
white lups dan Okelas pada tampilan scar.
(Bagian
Terlalu Panjang 1
bibir yang
5
berwarna Cupid’s bow dan Philtrum 4
pucat) terlalu sempit atau tidak terdapat
cupid’s bow
Cupid’s Bow dan Philtrum 2
terlalu lebar
Lurus, prominent 1
6
Posisi ala yang terlalu tinggi 0,5
Pembahasan
7
Beberapa penulis membedakan celah lebar (8-10 mm dan lebih lebar)
dengan celah yang sempit; penulis lainnya tidak membedakan ukuran dari celah
yang terbentuk. Pada kasus dengan celah yang lebar, diperlukan cheiloplasty
dengan dua langkah di beberapa center. Langkah pertama yang dilakukan adalah
preliminary lip adhesion (kulit dan mukosa dijahit tanpa otot), beberapa bulan
kemudian dilakukan perbaikan bibir yang sebenarnya dengan monilisasi kulit dan
mukosa dan otot dijahit juga. Berdasarkan teknik tennison, walaupun celah
dengan ukuran yang lebar, dapat dikoreksi dengan menggunakan satu langkah
operasi saja. Pada penelitian ini, karena terbatasnya jumlah kasus, pasien tidak
dibedakan berdasarkan ukuran dari celah mereka. Dengan demikian pengaruh
ukuran celah terhadap aspek aestetik tidak dapat dinilai.
Setelah dilakukan penilaian red lip, tidak terdapat adanya perbedaan yang
signifikan dari ketiga teknik operasi tersebut (p > 0.05), akan tetepi setelah
dilakukan evaluasi dengan sistem skoring, didapatkan bahwa struktur red lip
terburuk tampak pada teknik operasi Millard. Hingga saat ini, semua operasi
untuk mengoreksi labioschisis hanya dilakukan dengan teknik Tennison. Faktor
berikutnya adalah di center tempat kami melakukan operasi, operasi hanya
dilakukan dengan satu langkah, tanpa prosedur preliminary adhesion.
Saat dilakukan penilaian terhadap white lip, pasien yang dikoreksi dengan
teknik operasi Tennison, sesuai dengan ekspektasi sebelumnya, menunjukkan
hasil yang paling baik diantara ketiga teknik operasi tersebut. Hal tersebut karena
simetrisitas dari cupid’s bow dan rekonstruksi dari jarak vertical pada bibir atas
dan upper vermillion merupakan ciri khas dari teknik operasi Tennison. Hasil
yang ditunjukkan dengan menggunakan teknik operasi Millard da Olekas juga
tidak terlalu berbeda jauh (1,45 ± 0,64 dan 1,69 ± 0,33 berturut – turut). Namun,
tinggi dari white lip dapat dikoreksi kembali dengan melakukan operasi kedua,
dan keuntungan dari teknik Tennison hanya tampak pada saat ini.
8
bentuk scar dari bentuk awal (segitiga pada teknik tennison) menjadi arch-shaped
(pada teknik Millard) menjadi berbentuk garis lurus secara praktek tidak
mungkint terjadi. Dari sudut pandang ini, teknik olekas yang digunakan di center
kami memiliki keuntungan yang absolut, karena scar setelah operasi cenderung
tidak terlihat dan bibir atas tampa lebih fisiologis.
Salah satu tujuan utama dari operasi bibir adalah untuk mencegah adanya
deformitas pada hidung. Terdapat beberapa data yang menunjukkan bahwa teknik
Millard dapat menghasilkan hasil lubang hidung yang lebih baik dibandingkan
dengan teknik Tennison. Hasil dari penelitian ini tidak menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan (p > 0,05) pada ketiga teknik operasi tersebut,
walaupun secara praktik hidung pada teknik Olekas tampak sedikit lebih baik.
Dapat disimpulkan bahwa dari ketiga teknik tersebut, tidak ada yang dapat
menghasilkan lubang hidung yang lebih baik.
9
pembahasan mengenai apakah insisi kulit pada bagian lubang hidung perlu harus
dilakukan untuk memindahkan cartilage alar saat operasi celah bibir primer atau
harus dilakukan saat operasi kedua, bagaiman dan dimana harusnya dilakukan
pemindahan cartilage, haruskan menggunakan stent post operasi. Penelitian lebih
lanjut diperlukan untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut.
Kesimpulan
Tinggi dari struktur white lip dan simetrisitas struktur Cupid’s bow tampak
lebih baik pada teknik Tennison. Posisi white lip yang lebih fisiologis dan
kecenderungan tidak tampaknya scar didapat dengan menggunakan teknik olekas.
Semua teknik menunjukkan hasil yang setara pada struktur red lip dan lubang
hidung.
10