Anda di halaman 1dari 21

KANDIDIASIS

Kandidiasis merupakan penyakit akibat infeksi jamur yang penyebab


utamanya adalah Candida albicans, tetapi dikenal beberapa spesies lain
yang dapat hidup pada manusia antara lain; C. stellatoidea, C. tropicalis, C.
pseudotropicalis, C. krusei, C. parapsilosis dan C. guilliermondii.

Faktor risiko
Faktor yang dapat mempermudah timbulnya kandidiasis yaitu:
1. Yang menyuburkan pertumbuhan jamur candida baik secara langsung
maupun tidak langsung
2. Yang memudahkan terjadinya invasi ke jaringan karena daya tahan yang
menurun
Patogenesis dan Patologi

Kolonisasi Blastospora dari Candida secara adherens ke selaput mukosa atau


lapisan epitel kulit merupakan awal dari proses infeksi, sebelum proses
terbentuknya pseudohifa dan filamen. Perubahan ini dipengaruhi oleh
ketahanan atau kondisi mikrojaringan host. Penyebaran candida ke organ
mungkin terjadi secara hematogen.
Gambaran Klinis
1. Kandidiasis orofarings
• Kandidiasis pseudomembranosa akut/oral trush
kandidiasis ini paling sering ditemukan pada bayi dan anak.
Kandidiasis ini merupakan stomatitis akut yang ditandai dengan
bercak-bercak putih kekuningan yang menimbul pada dasar selaput
lendir.
• Kandidiasis atrofikans akut (Glositis)
Ini terjadi sebagai akibat pengobatan dengan antibiotik dan
bermanifestasi sebagai erosi pada mukosa mulut dan hilangnya papil
lidah bagian dorsal. Lidah tampak licin, kemerahan dan nyeri.
• Keilosis angularis
Ini ditandai dengan terjadinya lecet atau fisura di sudut mulut dengan
eritema dan rasa nyeri.
2. Kandidiasis esophagus
Gejala klinis yang terpenting adalah disfagia. Rasa nyeri yg dirasakan
saat menelan, mual dan muntah dapat juga terjadi. Bagian yang
paling sering terjadi adalah bagian sepertiga bawah dari esophagus.
3. Kandidiasis gastrointestinal
Ditemukannya candida dalam bentuk hifa dan blastospora dalam tinja
merupakan petanda penting diagnosis kandidiasis.
4. Kandidiasis peritoneal
peritonitis yang disebabkan oleh candida telah ditemukan sebagai
penyulit dari dialisis peritoneal, operasi usus atau suatu perforasi
usus.
5. Kandidiasis traktus urinarius
Kandida dapat menyebabkan infeksi di ginjal, buli-buli, ureter dan
uretra. Ditemukannya candida pada urin penderita
imunokompromais, mendapat terapi antibiotik atau pemasangan
kateter merupakan hal yang sering terjadi.
6. Kandidiasis vaginalis atau vaginitis
Vaginitis oleh candida sering terjadi tetapi tidak berakibat serius.
Gejala tersering adalah pruritus dan pengeluaran cairan vagina
berwarna keputihan dan mukosa vagina memberikan gambaran
mirip oral trush.
7. Kandidiasis saluran nafas
Kandida dapat mempengaruhi saluran nafas melalui beberpa cara
yaitu dengan membuat kolonisasi di membrane mukosa, infiltrasi
invasive ke jaringan yang lebih dalam, dan melalui reaksi alergi.
8. Kandidiasis otot, sendi dan tulang
Artritis yang disebabkan oleh kandida telah dilaporkan pada
penderita mulai dari neonatus sampai lanjut usia. Sendi lutut
merupakan sendi yang sering terserang.
9. Kandidiasis kulit
Kandidiasis kulit terbanyak terdapat pada daerah lipatan. Pada
bayi sering juga ditemui di lipat leher.
10. Kandidiasis diseminata akut/sistemik
Biasanya penyakit ini menyerang 2 atau 3 organ. Biasanya terkena
pada organ dalam. Pintu masuk candida terutama dari lesi di traktus
gastrointestinal atau mukosa mulut yang kemudian masuk ke dalam
darah dan menyebar secara hematogen.
Diagnosis

Untuk menegakkan kandidiasis, dibutuhkan penilaian asosiasi gambaran


klinis dengan uji diagnostik untuk mengisolasi dan mengidentifikasi jamur.
Untuk kandidiasis organ tertentu diperlukan biopsi untuk mencari jamur
candida.
Bahan yang diperiksa dapat berupa kerokan kulit, kuku, dahak/sputum,
sekret bronkus, urin, tinja, jaringan, usap mulut, usap vagina dan lain-lain.
• Pemeriksaan langsung
• Biakan
• Histopatologi
• Uji kulit
• Uji serologi
Pengobatan

Obat anti fungal


• Gentian violet, suatu derivat rosanilin dengan konsentrasi 1-2% secra
topikal berhasil baik dalam mengatasi kandidiasi selaput lender dan kulit.
Kerugiannya hanya pada warna yang kurang disukai konsumen
• Derivat polien. Golongan ini diisolasi dari berbagai jenis Streptomyces.
Dikenal antara lain: nystatin, amphotericin B, pimarisin, dan trikomisin
• Derivat imidazole. Obat ini bekerja dengan merusak membran sel jamur
dan menghambat sintesis protein RNA. Dikenal antara lain: Mikonazol,
klotrimazol, ekonazol, ketokonazol.
PAROTITIS
Parotitis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus
dengan predileksi pada jaringan kelenjar dan saraf.

Etiologi
• Virus yang menyebabkan parotitis adalah virus RNA untai tunggal
negative sense.
• Parotitis virus bersifat sitopatik.
• Virus parotitis dapat ditemukan pada saliva, cairan serebrospinal,
urin, dan darah.
Epidemiologi
Parotitis dapat ditemukan diseluruh dunia dan menyerang kedua jenis
kelamin secara seimbang terutama menyerang anak berumur 5-10
tahun. 80% ditemukan pada anak yang berumur di bawah 15 tahun.

Patogenesis dan Patologi


Virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut. Virus
bereplikasi pada mukosa saluran napas atas kemudian menyebar ke
kelenjar limfe lokal.
Parotitis menyebabkan peningkatan IgG dan IgM yang dapat terdeteksi
dengan ELISA. IgM meningkat pada stadium awal infeksi (catat)
Manifestasi Klinik
Setelah melewati masa inkubasi selama 14-24 hari, 30-40% penderita
tidak menunjukkan gejala klinik dan sisanya 60-70% akan menunjukkan
gejala klinik dengan berbagai tingkatan. Masa prodromal ditandai
perasaan lesu, nyeri pada otot terutama daerah leher, sakit kepala,
nafsu makan menurun diikuti pembesaran cepat satu/dua kelenjar
parotis serta kelenjar ludah yang lain seperti submaksilaris dan
sublingual. (catat pada anak)
Diagnosis
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menegakkan diagnosis
adalah:
1. Riwayat kontak dengan penderita parotitis 2-3 minggu sebelum
onset penyakit
2. Adanya parotitis dan keterlibatan kelenjar yang lain
3. Tanda meningitis aseptik
Diagnosis Banding
1. Parotitis supuratifa
2. Parotitis berulang
3. Obstruksi duktus stensoni
4. Infeksi HIV pada anak-anak dapat diikuti oleh parotitis
5. Lesi pada ramus mandibula karena osteomyelitis
6. Pembesaran kelenjar limfe
7. Sindroma Mikulicz
8. Infeksi virus parainfluenza
9. meningoensefalitis
Komplikasi parotitis antara lain:
1. Ketulian yang disebabkan terjadinya neuritis pada saraf pendengaran
2. Mielitis dn neuritis saraf fasialis
3. Diabetes melitus
4. Miokarditis
5. Trombositopenia dan anemia hemolitik (sangat jarang terjadi)
6. Artritis (sangat jarang ditemukan pada anak-anak, lebih banyak pada
dewasa)
7. Tiroiditis
Terapi
Parotitis adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri.
Terapi konservatif diberikan berupa hidrasi yang adekuat dan nutrisi
yang cukup untuk membantu penyembuhan.
Paracetamol dapat digunakan untuk mengurangi nyeri karena
pembengkakan kelenjar.
Kompres hangat dapat membantu penyembuhan.
Prognosis
Secara umum prognosis parotitis baik, kecuali pada keadaan tertentu
yang menyebabkan terjadinya ketulian, sterilitas karena atrofi testis dan
meningoensefalitis.
ULKUS PEPTIKUM
Ulkus peptikum adalah lesi pada lapisan mukosa, submukosa sampai
lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan
asam lambung yang berlebihan.

Epidemiologi
Infeksi H. pylori seringkali dijumpai pada anak-anak. Di negara
berkembang, prevalensi infeksi H. pylori pada anak-anak berusia
dibawah 10 tahun sekitar 80%.
Patofisiologi
Terdapat 3 kelainan yang dapat ditemukan sebagai akibat infeksi H.
pylori pada anak:
1. Infeksi akut H. pylori pada lambung dapat menyebabkan
hipoklorhidria akibat adanya proses inflamasi.
2. Inflamasi lambung
3. Ulserasi
Manifestasi Klinis
Sebagian besar infeksi H. pylori pada anak bersifat asimtomatis.
Manifestasi klinis seperti sakit perut berulang di daerah epigastrium,
mual dan muntah.
Gejala klinis di luar saluran cerna pada anak terinfeksi H. pylori adalah
anemia defisiensi besi, pusing dan alergi makanan.
Diagnosis
Berbagai jenis metode pemeriksaan dapat digunakan untuk
mendiagnosis H. pylori antara lain:
• Endoskopi dan histopatologi
• Kultur biopsi
• Uji rapid urea
• Kultur pernapasan urease
• Polymerase chain reaction
Terapi
• Omeprazol 2 mg/kgBB/hari
• Klaritromisin 15 mg/kgBB/hari
• Metronidazol 20-30 mg/kgBB/hari

Anda mungkin juga menyukai