Anda di halaman 1dari 8

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

“Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur”

NAMA : ARIZON ALFATH


NIM : 193310775
DOSEN PEMBIMBING : Hj.Murmiati Mucthtar,
SKM.M.Biomed

PRODI : S1 TERAPAN KEPERAWATAN


POTEKKES KEMENKES PADANG
PEMBAHASAN
1. candidiasis

Candidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jenis jamur yaitu Candida, atau Candida
albicans. Candidiasis dapat mempengaruhi area kelamin, mulut, kulit, dan darah.

Candidiasis sangat umum terjadi, terutama pada wanita. Namun candidiasis juga dapat terjadi
pada pria dan anak-anak. Candidiasis sering kali mempengaruhi orang dengan sistem imun yang
lemah, seperti wanita hamil, orang dengan diabetes, bayi, serta orang dengan HIV atau AIDS.
Anda dapat mengurangi risiko terkena candidiasis dengan mencuci tangan serta menjaga
kebersihan diri.

Berdasarkan tempat yang terkena CONANT dkk. (1971), membaginya menjadi: kandidiasis
selaput lendir, kandidiasis kutis, kandidiasis sistemik, dan reaksi id. (kandidid).

tanda-tanda dan gejala candidiasis

Gejala dari candidiasis dapat bervariasi dan tergantung pada area infeksi. Berikut adalah
beberapa gejala umum yang dapat terjadi:

Area kulit. Anda mungkin memiliki bagian kulit berwarna merah atau putih yang gatal, perih,
dan meradang.

Area genital. Pada wanita, infeksi jamur pada vagina dapat mengakibatkan gejala rasa gatal yang
ekstrem, kemerahan, serta rasa sakit pada area vagina. Cairan vagina terlihat berwarna putih dan
kental. Pada pria, gejala dapat meliputi rasa sakit, gatal, dan perih pada ujung penis. Pria dan
wanita dapat merasakan sakit saat berhubungan seks.

Mulut dan kerongkongan. Sering disebut thrush, dapat menghasilkan bercak-bercak putih pada
lidah dan mulut. Gusi juga dapat menjadi bengkak dengan luka berwarna merah dan putih.
Candida esophagitis yang mempengaruhi kerongkongan dapat menyebabkan rasa sakit dan
kesulitan saat menelan.

Aliran darah dan organ lainnya. Dikenal sebagai candidemia, dapat mengakibatkan demam dan
menggigil.

faktor risiko untuk candidiasis, yaitu:

 Memiliki sistem imun yang lemah (bayi, wanita hamil, lansia)


 Sedang dalam pengobatan tertentu, seperti antibiotik, corticosteroid minum atau hirup
 Menjalani kemoterapi atau terapi radiasi untuk kanker
 Mengalami kondisi yang menyebabkan mulut kering
 Wanita dengan kadar estrogen yang tinggi
 Memiliki diabetes yang tidak terkendali dengan baik
 Aktif secara seksual dapat meningkatkan risiko (namun, Candidiasis bukanlah salah satu
penyakit menular seksual)
 Kebiasaan kebersihan yang buruk
 Menggunakan gigi palsu.

Obat untuk candidiasis :

 Mulut dan saluran pernapasan: nystatin, clotrimazole, fluconazole, itraconazole


 Kerongkongan: nystatin, fluconazole, itraconazole
 Area kulit: obat luar seperti nystatin, miconazole, clotrimazole, naftifine, dan
ketoconazole
 Area vagina: topical clotrimazole, miconazole, butoconazole, terconazole, tioconazole
 Aliran darah: anidulafungin, caspofungin, micafungin atau amphotericin B

2. Pneumocytis pneumoni carini

Pneumocystis pneumonia (PCP) adalah suatu bentuk pneumonia yang disebabkan oleh ragi
(yeast) Pneumocystis jirovecii. Jenis jamur ini adalah khusus untuk manusia dan tidak terlihat
menginfeksi hewan lainnya. Sementara jenis Pneumocystis lainnya menjadi parasit bagi hewan
(mamalia) yang belum terlihat menjangkiti manusia.

Kondisi penyakit PCP yang disebabkan oleh P. jirovecii ini relatif jarang terjadi pada masyarakat
dengan sistem kekebalan normal, tetapi umum terjadi di kalangan orang-orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah , seperti bayi prematur, anak-anak yang tidak terpelihara dengan
baik, orang yang sangat tua, dan penderita AIDS. PCP juga dapat berkembang pada pasien yang
mengambil obat immunosuppressant (misalnya pasien yang telah mengalami transplantasi organ)
dan pada pasien yang telah mengalami transplantasi sumsum tulang.

Gejala

Gejala PCP yaitu demam, batuk tidak produktif (karena dahak terlalu kental), sesak nafas (perlu
pengerahan tenaga untuk bernapas dibanding biasanya), kehilangan berat badan, dan sering
berkeringat malam. Biasanya tidak terdapat dahak dalam jumlah besar pada pasien PCP kecuali
pasien yang memiliki tambahan infeksi bakteri. Jamur dapat menginfeksi organ dalam seperti
hati, limpa dan ginjal, namun hanya dalam kasus minoritas.

Patofisiologi

Risiko radang paru-paru karena Pneumocystis jirovecii meningkat bila tingkat sel CD4 positif
kurang dari 200 sel / μl. Pada individu yang immunosuppressed (imun tertekan) manifestasi dari
infeksi sangat variatif. Penyakit menyerang usus kecil, dan jaringan serat paru-paru (sehingga
oksigen kurang mampu membaur ke dalam darah, yang mengarah ke Hypoxia – karbon dioksida
(CO2) terikat sehingga menyebabkan kesulitan bernafas)

Obat-obatan Antipneumocystic sering digunakan bersamaan dengan obat steroid untuk


menghindari peradangan.

Obat yang paling umum digunakan adalah obat kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole
(co-trimoxazole, dengan nama dagang Bactrim, Septrin, atau Septra), tetapi beberapa pasien
tidak dapat mentolerir perlakuan ini karena alergi. Obat lain yang digunakan tersendiri atau
dikombinasikan yaitu pentamidine, trimetrexate, dapsone, atovaquone, primaquine, pafuramidine
meleate (dalam penyelidikan), dan clindamycin. Pengobatan biasanya untuk jangka waktu sekitar
21 hari.

3. Tinea

Tinea adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh dermatofit, yaitu golongan jamur kulit yang
termasuk dalam genus Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.

Berikut ini jenis-jenis Tinea:

1. Tinea pedis dan tinea manuum, yaitu tinea pada kaki dan kulit;
2. Onychomycosis yaitu tinea pada kuku;
3. Tinea korporis yaitu tinea pada kepala yang gundul;
4. Tinea krusis yaitu tinea pada pangkal paha atau selangkangan.
5. Tinea capitis yaitu tinea pada kulit kepala
6. Tinea faciei yaitu tinea pada wajah
7. Tinea barbae yaitu tinea pada jenggot
8. Tinea nigra yaitu tinea yang berwarna hitam
9. Tinea unguium yaitu tinea pada kuku

Salah satu contuh jamur tinea

Tinea Capitis

Tinea capitis adalah infeksi jamur yang menyebabkan kurap di kulit kepala, titik hitam, bercak
abu-abu seperti ketombe, ruam kulit kepala, pola pustula atau bernanah, dan kulit kepala
berkerak. Infeksi jamur ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki antara usia 3-7 tahun, namun
semua orang dapat terpapar.

Infeksi jamur di kulit kepala ini disebabkan oleh spesies dermatofita seperti T. tonsurans,
Microsporum, canis, M. audouinii, serta spesies Trichophyton lainnya yaitu T.
schoenleinii dan T. violaceum yang dipaparkan melalui kontak langsung dari orang ke orang
melalui penggunaan sisir, handuk, topi, bantal, atau helm bersama-sama.
Jamur tersebut menginfeksi kulit kepala dengan cara menembus saluran luar akar folikel rambut
yang kemudian masuk dan menyerang akar rambut. Infeksi yang ditimbulkan dapat berupa tipe
inflamasi dan non inflamasi. Infeksi tipe non inflamasi tidak berakibat parah, namun infeksi tipe
inflamasi dapat memicu nodul nyeri dengan nanah dan alopecia atau kebotakan.

Gejala Tinea Capitis

Berikut ini gejala umum tinea capitis atau kurap kulit kepala:

 Bercak bulat pada kulit kepala

 Kulit kepala bersisik

 Titik-titik hitam di rambut yang patah

 Kulit kepala merah atau bintik-bintik botak

 Rambut rontok

 Nyeri pada kulit kepala

 Kulit kepala terkelupas yang melebar

 Demam ringan

Selain gejala di kulit kepala, area kulit lain yang mungkin terkena infeksi jamur atau kurap
adalah:

 Tangan

 Paha

 Kuku kaki

 Kaki

 Area kulit dada dan perut

Gejala ini hampir serupa dengan gejala psoriasis dan dermatitis seboroik. Apabila tidak segera
diatasi, kerak gatal atau kerak di kulit akan bertambah luas dan menyebar.

Penyebab Tinea Capitis

Jamur akan tumbuh subur pada jaringan kulit mati yang sering terjadi di sekitar kuku, rambut,
dan lapisan luar kulit pada area tubuh tertentu. Jamur tersebut menyukai tempat yang hangat dan
lembap seperti kulit yang berkeringat.
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat setidaknya 40 spesies
jamur dermatofita penyebab infeksi kulit, termasuk T. tonsurans, Microsporum, canis, M.
audouinii, Trichophyton, T. schoenleinii, dan T. violaceum sebagai penyebabnya.

Jamur tersebut dipaparkan melalui beberapa cara, seperti:

 Manusia ke Manusia: Kontak kulit langsung dengan orang yang terinfeksi.

 Objek ke Manusia: Bila Anda berbagi sisir, topi, helm, bantal, seprai, pakaian, dll
dengan orang yang terinfeksi.

 Hewan ke Manusia: Paparan jamur dari anjing, kucing, sapi, kambing, babi, dan kuda
yang terinfeksi jamur.

Jamur yang tumbuh di bagian tubuh yang berkeringat, lembap, dan kotor akan berkembang dan
menyebar dengan subur bila tidak ditangani dengan cepat.

Faktor Risiko Tinea Capitis

Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi jamur:

 Usia: Balita dan anak kecil usia sekolah lebih rentan terkena infeksi jamur.

 Paparan dari Anak Lain: Infeksi jamur umum dipaparkan di tempat umum dimana
anak-anak beraktivitas dan melakukan kontak fisik dengan anak lain yang terinfeksi
jamur kulit.

 Paparan dari Hewan Peliharaan: Kucing dan anjir rentan terkena infeksi jamur tanpa
gejala dan mungkin menularkannya ke manusia melalui sentuhan.

Selain itu, anak laki-laki juga lebih sering terkena infeksi jamur karena kegiatan sehari-hari
mereka seperti bermain di luar, berkeringat, dan cenderung belum peka untuk memerhatikan
kebersihan tubuh.

Diagnosis Tinea Capitis

Umumnya, dokter akan melakukan diagnosis dengan pemeriksaan visual kulit. Dokter akan
menggunakan lampu khusus bernama Wood’s lamp untuk memerhatikan gejala tinea capitis atau
infeksi jamur.

Selain itu, dokter mungkin juga akan mengambil sampel kulit dari bercak atau rambut yang
rontok. Sampel tersebut akan diamati lebih lanjut di laboratorium selama sekitar 3 minggu.

Pengobatan Tinea Capitis


Dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani hidup bersih dan sehat dengan cara rajin
keramas dengan sampo khusus untuk mengatasi dan menghentikan pertumbuhan jamur. Dokter
juga akan memberikan obat tinea capitis.

Berikut ini cara mengatasi tinea capitis:

1. Menjaga Kulit Tetap Kering

Infeksi jamur tumbuh subur di kulit yang lembap dan kotor. Anda harus menjaga kulit agar tetap
kering dan bersih. Jangan biarkan rambut Anda basah karena keringat terlalu lama serta segera
keringkan rambut Anda setelah keramas.

2. Mencuci dan Tidak Berbagi Benda-Benda yang Digunakan

Infeksi jamur adalah infeksi menular yang dapat terpapar melalui benda-benda seperti sarung
bantal, sprei, topi, helm, pakaian, dll. Jadi, secara teratur Anda harus mengganti dan mencuci
barang-barang tersebut yang biasa digunakan. Serta, hindari berbagi atau menggunakan barang-
barang tersebut dengan orang lain untuk mencegah paparan jamur.

3. Membersihkan Peralatan Rambut

Anda mungkin jarang membersihkan alat-alat untuk rambut seperti sisir dan alat tata rambut
lainnya. Jamur dapat berkembang di alat-alat yang kotor tersebut dan memaparkannya ke kulit
kepala. Membersihkan semua peralatan yang biasa Anda gunakan dapat mengurangi risiko
terinfeksi paparan.

4. Sampo Khusus Antijamur

Dokter akan meresepkan sampo obat untuk mengatasi jamur dan mencegah pertumbuhan jamur.
Sampo obat antijamur ini umumnya mengandung ketoconazole atau selenium sulfide.

Sampo ini tidak membunuh jamur, namun hanya menekan penyebarannya jadi Anda tetap harus
menggunakan perawatan kombinasi dengan obat tinea capitis oral atau topikal.

5. Obat Antijamur

Obat tinea capitis menggunakan obat antijamur seperti griseofulvin dan terbinafine


hydrochloride. Obat ini dapat menghentikan dan membunuh pertumbuhan jamur. Orang yang
terinfeksi biasanya perlu minum obat antijamur selama 1-3 bulan.

Gunakan obat tinea capitis sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi risiko efek samping
seperti sensitivitas matahari, muntah, sakit perut, kelelahan, pingsan, pusing, reaksi alergi, dan
demam.

Komplikasi Tinea Capitis


Dalam kondisi yang lebih parah, tinea capitis dapat menyebabkan kerion atau peradangan kulit
parah dengan gejala nyeri dan menyakitkan. Kerion adalah pembengkakan bernanah di kulit
kepala dan menyebabkan kerontokan rambut dan bekas luka permanen.

Pencegahan Tinea Capitis

Berikut ini beberapa cara mencegah tinea capitis:

 Waspadai risiko dan pengetahuan tentang infeksi jamur atau kurap yang sangat menular.

 Keramas secara teratur, terutama untuk anak-anak yang sering berkeringat.

 Jaga kebersihan dengan cara cuci tangan secara teratur untuk menghindari penyebaran
infeksi jamur.

 Jaga kebersihan umum terutama di tempat umum seperti sekolah, pusat penitipan anak,
atau tempat bermain.

 Hindari hewan peliharaan yang terinfeksi. Bila Anda memiliki hewan peliharaan, rawat
dengan baik agar tidak terpapar jamur atau infeksi lain.

 Jaga barang-barang pribadi Anda seperti topi, handuk, pakaian, dll agar tidak terpapar
dari anak lain yang mungkin terinfeksi.

Itulah cara mencegah tinea capitis. Apabila Anda sudah terinfeksi, konsultasi dengan dokter dan
minum obat sesuai resep karena infeksi ini cenderung sembuh lebih lama. Selalu jaga kebersihan
dan kesehatan Anda serta orang-orang terdekat Anda agar terhindar dari paparan jamur, virus,
bakteri, dan kuman berbahaya lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Eske, Jamie. 2019. What to know about tinea capitis.


https://www.medicalnewstoday.com/articles/326665.
2. MayoClinic. 2018. Ringworm (scalp). https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/ringworm-scalp/symptoms-causes/syc-20354918.
3. Bergen, Teresa. 2017. Ringworm of the Scalp (Tinea Capitis).
https://www.healthline.com/health/tinea-capitis.
4. Wikipedia.

Anda mungkin juga menyukai