Anda di halaman 1dari 7

CANDIDIASIS : DIAGNOSA DAN IDENTIFIKASI

CANDIDIASIS : DIAGNOSA DAN IDENTIFIKASI Oleh: Septa Arayu (KH/5660) Risa Ummami (KH/5708) Nusaibah Nuraniyati (KH/5744) Kristina Ragna Mulyati (KH/5776) Candidiasis merupakan suatu penyakit yang disebakan oleh jamur spesies Candida, biasanya Candida albicans, yang bersifat akut atau sub akut. Penyakit ini biasanya menyerang daerah mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru. Penyakit ini dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau meningitis

Candidiasis dapat menginfeksi hospes apabila terdapat faktor presdiposisi, endogen maupun eksogen. Faktor endogen dapat berupa perubahan pH dalam vagina, kegemukan, debility. Sedangkan fator eksogen mencakup hal-hal yang di luar tubuh, seperti iklim, suhu, kelembapan, dan kebiasaan dari setiap individu. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini bervariasi tergantung dari bagian tubuh mana yang terkena.

1. infeksi vagina (vulvovaginitis), gejalanya berupa keluarnya cairan putih atau kekuningan disertai
rasa panas, gatal, dan kemerahan-merahan pada dinding luar vagina.

2. infeksi penis, gejalanya berupa gatal, timbulnya bercak putih dan ruam merah bersisik di bagian
glans penis yang terkadang disertai rasa nyeri.

3. infeksi oral, sering menyerang pada bayi. Gejalanya berupa bercak putih pada mulut atau lidah.
Bila bagian yang terkena bercak putih itu diangkat akan tampak dasar yang kemerahan dan erosive. Ada pun infeksi oral yang terjadi di sudut mulut dan menyebabkan retakan dan sayatan kecil yang berasal dari gigi palsu yang bergeser sehingga tumbuh jamur pada mulut tersebut. Infeksi ini disebut dengan Perleche.

4. infeksi intertriginosa menyerang pada lipatan-lipatan tubuh, seperti ketiak. Gejalanya berupa
bercak kemerahan, bersisik, basah

5. infeksi granulomatosa , gejalanya berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna
kuning.

Diagnosa dari candidiasis biasanya berdasarkan dari gejala klinis yang ditimbulkan. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan langsung dan pemeriksaan biakan. 1. Pemeriksaan langsung kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. Pemeriksaan biakan: bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan

disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony. Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut padacorn meal agar. 2. Pemeriksaan biakan dilakukan dengan menanam bahan ke dalam agar dekstrosa glukosa Sabouroud, setelah itu dapat ditambahkan dengan antibiotic (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Kemudian disimpan dalam suhu kamar 37C. Setelah 24-24 jam, koloni akan tumbuh. Identifikasi untuk Candida albicans dilakukan dengan membiakkannya pada corn meal agar. Pada media ini, akan membentuk Chlamydoconidia dan pada serumnya akan membentuk germ tube. Germ tube test merupakan test yang dilakukan untuk membedakanCandida albicans dengan candidia lainnya secara ekonomis dan efisien. 0,3 ml serum (bisa serum manusia, kelinci, domba) dicampur dengan sel yeast. Lalu diinkubasi dengan suhu 35-37 oC selama 2-3 jam. Serum diambil dengan usa dan diletakkan pada objek glass dan ditutup dengan deck glass. Bila terbentuk germ tube maka kesimpulannya adalah Candida albicans. Germ tube merupakan filament yang dibentuk oleh Blastoconidia dengan ciri khas tidak ada konstriksi pada perbatasan antara Germ Tube dan Blastoconida.

Selain itu, dapat dilakukan juga dengan diagnosa banding yang dapat dibagi berdasarkan tempatnya, yaitu 1. Candidiasis kutis lokalisata dengan : a. Eritrasma dengan tanda adanya lesi dilipatan yang lebih merah, batas tegas, dan pemeriksaan dengan sinar Wood positif. b. Dermatitis intertriginosa c. Dermatofitosis (tinea) 2. Candidiasis kuku dengan tinea unguium 3. Candidiasis vulvovaginitis dengan : a. Trikomonas vaginalis b. Gonore akut c. Leukpplakia d. Liken planus

Candida
A. Candida albicans 1. Karakteristik Menurut Dwijoseputro (1978) Jamur Candida albicans termasuk dalam : Filum : Eumycopphyta Famili : Cryptococcaceae Sub Famili : Candidoideae Kelas : Deuteuromycetes Ordo : Moniliales Genus : Candida Spesies : Candida albicans 2. Morfologi dan identifikasi jamur Candida albicans 4-6 mikron yang memanjang menyerupai hifa. Pada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar, berbentuk koloni-koloni lunak berwarna coklat dan berbau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunas lonjong. Pertumbuhan dibawahnya terdiri atas pseudomiselium. Ini terdiri atas pseudohifa yang membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadang klamidokonidia pada ujung-ujungnya. C. albicans memfermentasi glukosa menjadi asam dan menghasilkan gas, memfermentasi sakarosa menjadi asam tanpa menghasilkan gas dan tidak memfermentasi laktosa. Peragian kaarbohidrat dan sifat-sifat koloni dan ragi dapat digunakan sebagai dasar untuk membedakan C.albicans dari spesies Candida lainnya.Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai ragi lonjong, bertunas, gram positif, berukuran 2-3 Candida albicans lebih sering menyebabkan infeksi yang simptomatik. Spesies Candida lain yang kadang-kadang menyebabkan penyakit meliputi Candida parapsilopsis, Candida tropicalis, dan Torupsilopsis glabrata. Spesies Candida lain yang hidup di tanah dan flora normal tubuh nanusia meliputi Candida pseudotropicalis, Candida krusei, Candida stellatoidea. Jamur Candida tumbuh baik dalam suasana asam (pH 5,0 - 6,5) yang mengandung glikogen. Pada tubuh manusia jamur Candida dapat hidup sebagai saprofit di dalam alat pencernaan, alat pernafasan atau dalam vagina orang sehat tanpa menyebabkan suatu kelainan apapun, tatapi pada keadaan tertentu Candida dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis. 3. Kandidiasis Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut yang disebabkan oleh spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Penyakit kandidiasis ini terdapat diseluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. 4. Patogenitas Infeksi Candida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen. Faktor endogen :

a. Perubahan Fisiologis Kehamilan, karena terjadi perubahan hormonal yaitu meningkatnya produksi estrogen sehingga pH vagina menjadi lebih asam. Kegemukan, karena banyak keringat. Debilitas Latrogenik Endokrinopati, gangguan gula darah kulit Penyakit kronik: Tuberkulosis, Lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk b. Umur, orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna c. Imunologik, penyakit genetik Faktor eksogen: a. Iklim, panas dan kelembapan menyebabkan respirasi meningkat. b. Kebersihan kulit c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur. d. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanostitis (Kuswadji, 1999) 5. Gambaran klinik a.. Mulut Infeksi mulut (sariawan), terutama pada bayi, terjadi pada mukosa pipi dan tampak sebagai bercakbercak putih yang sebagian, kadar glukosa tinggi dan sebagian besar terdiri atas pseudomiselium dan epitel yang terkelupas, dan hanya terdapat erosi minimal pada selaput. Pertumbuhan candida didalam mulut akan lebih subur bila disertai kortikosteroid, antibiotika imunodefisiensi. b. Genitalia wanita Vulvovaginitis yang hebat, dan pengeluaran sekret. Hilangnya pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis candida c. Kulit. Infeksi kulit terutama terjadi pada bagianbagian tubuh yang basah, hangat, seperti ketiak, lipat paha, skrotum,atau lipatan-lipatan dibawah payudara. Infeksi paling sering terdapat pada orang gemuk dan diabetes. Daerah-daerah itu menjadi merah dan mengeluarkan cairan dan dapat membentuk vesikel. Infeksi candida pada kulit antara jari-jari tangan paling sering terjadi bila tangan terendam cukup lama dalam air secara berulang kali. d. Kuku Rasa nyeri, bengkak, kemerahan pada lipat kuku, yang menyerupai paronikia piogenik, dapat mengakibatkan penebalan dan alur transversal spontan. e Paru-paru dan organ lain Infeksi candida dapat menyebabkan invasi sekunder pada paru-paru, ginjal dan organ lain yang sebelumnya telah menderita penyakit lain (misanya tuberkulosis atau kanker). Pada leukemia yang tidak terkendali atau menjalani pembedahan, lesi oleh Candida dapat terjadi pada pecandu narkotika atau orang dengan katup prostetik. Kadang-kadang timbul kandiduria setelah kateterisasi air kemih, tetapi cenderung sembuh menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi dan gatal.

f. Kandidiasis mukokutan menahun Kelainan ini merupakan tanda defisiensi imunitas seluler pada anak-anak. 6. Tes diagnostik laboratorium a. Bahan Bahan terdiri atas usapan dan kerokan permukaaan lesi, dahak, eksudat, dan bahan yang dikeluarkan dari kateter intravena. b. Pemeriksaan mikroskopis Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 % atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel-sel ragi blastospora atau hifa semu. c. Pemeriksaan biakan Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37OC, koloni-koloni khas diperiksa untuk adanya sel-sel dan pseudomiselium yang bertunas. d. Serologi Ekstrak karbohidrat Candida memberikan reaksi presipitin yang positif dengan serum pada 50% orang normal dan pada 70% dengan kandidiasis mukokutan. e. Tes Kulit Tes Candida pada orang dewasa normal hampir selalu positif. Oleh karena itu tes tersebut digunakan sebagai indikator kompetensi imunitas selular. Posted 25th February 2010 by Ripani_Musyaffa Labels: Candida Candida sebenarnya adalah flora normal dalam selaput lendir, saluran pernapasan, saluran pencernaan dan genitalia wanita. Candida albicans merupakan jamur lonjong bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Pada sediaan mikroskopik eksudat, Candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, gram-positif, dan selsel bertunas, yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Pada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar, terbentuk koloni-koloni lunak berwarna krim. Hanya sel-sel bertunas pada biakan 24 jam Candida albicans akan membentuk germ tube dalam 2-3 jam bila diletakkan dalam serum pada 37oC (Jawetz et al, 1986). Candida albicans tumbuh pada pH 4,6 atau lebih dalam kaldu nutrisi yang mengandung 5% glukosa (Collins and Hardt,1980). Salah satu karakteristik yang paling penting diferensial Candida albicansadalah kemampuan untuk membentuk chlamydospores pada media tertentu. Corn meal Agar merangsang sporulasi Candida albicans, dan berguna dalam menekan pertumbuhan jamur tertentu lainnya (Baron and Finegold, 1990). Produksi Chlamydospora merupakan ciri diagnostik yang penting yang digunakan dalam identifikasi Candida albicans (Duncan and Floeder, 1963). Pembentukan germ tube oleh Candida albicans telah dilaporkan sebagai faktor yang signifikan pada patogenisitas. Variasi luas telah dilihat dalam pembentukan germ tube di

spesimen air liur yang diperoleh dari individu sehat dan sakit sistemik. Namun, tabung kuman lebih sering ditemukan dan dalam jumlah yang lebih tinggi pada individu sakit (Bartels et al, 1969). Kapasitas Candida albicansuntuk memproduksi germ tube dalam media sederhana dianalisis sebagai fungsi dari variasi pH, supernatan bakteri dan penambahan konsentrasi yang berbeda dari berbagai jenis bakteri (Auger & Joly, 1977). Sabouraud Chloramphenicol Agar direkomendasikan untuk isolasi yeast dan mold, khususnya jika sampel terkontaminasi oleh bakteri. Fungsi bahan-bahan dalam agar ini yaitu pepton sebagai sumber makanan untuk pertumbuhan, glukosa adalah sumber energi dan chloramphenicol merupakan antibiotik spektrum luas untuk menghambat perkembangan mikroflora yang mengkontaminasi (Biokar Diagnostik, 2000). Konsentrasi dekstrosa tinggi dan pH asam dalam formulasinya mempengaruhi selektivitas jamur (Jarett and Sonnenwirth, 1980). Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan bahan asal klinik kedokteran gigi. BAHAN DAN CARA Spesimen diambil dengan cara swab dari rongga mulut kemudian dioleskan pada saboraud agar. Kultur tersebut diinkubasi pada suhu 35-37oC selama 48 jam. Untuk mengamati germ tube, setelah tumbuh koloni, dilakukan pengambilan koloni Candida albicans dengan ose bulat steril kemudian dimasukkan ke dalam horse serum 0.5ml, digetarkan secara ringan dan diinkubasi selama 3 jam pada suhu 35-37oC. Dari larutan tersebut diambil 1 tetes dan diletakkan pada deck glass, kemudian ditutup dengan cover slip dan diamati dengan mikroskop pada magnifikasi 40. Spesimen juga ditanam pada corn meal agar untuk mengamati clamydosphora, cluster blastoconidia, dan pseudohypha. Satu koloniCandida albicans dari biakan primer pada Saboraud agar diambil dengan menggunakan ose tajam steril. Selanjutnya ose ditusukkan pada corn mealagar dengan sudut tusukan 45o sebanyak 4 tusukan. Jarak tusukan pertama dan kedua adalah 1.5 cm. Setiap 2 tusukan ditutup dengan menggunakan glass cover slip dan diinkubasi pada suhu 30oC selama 48 jam. Hasil kultur diamati menggunakan mikroskop dengan cara mengambil glass cover slip dan diletakkan pada glass objek. HASIL PENGAMATAN

1. Clamydospho
ra 2. Pseudohypha Gambar 1 Gambar 2 e 3. Blastoconidia Germ tube

PEMBAHASAN Pada gambar 1 tampak adanya pertumbuhan Candida albicans yang ditandai dengan adanya clamydosphora yang merupakan ciri diagnostik penting dari identifikasi Candida albicans (Baron

and Finegold, 1990; Duncan and Floeder, 1963), pseudohypha yang biasa terdapat pada sediaan mikroskopik eksudat (Jawetz et al, 1986) dan blastoconidia. Gambar 2 merupakan sediaan 3.5 jam dan telah tampak adanya pembentukan germ tube yang merupakan faktor signifikan pada patogenitas Candida albicans (Bartels et al, 1969). Pembentukan germ tubeCandida albicans terjadi dalam 2-3 jam bila diletakkan dalam serum pada 37oC (Jawetz et al, 1986) yang dipengaruhi oleh variasi pH, supernatan bakteri dan penambahan konsentrasi yang berbeda dari berbagai jenis bakteri (Auger & Joly, 1977). KESIMPULAN 1. Identifikasi Candida albicans dapat dilakukan dengan membiakkannya pada agar sabouraud dan corn meal untuk mengamati adanya chlamydosphora dan germ tube 2. Chlamydospora dan germ tube merupakan tes identifikasi spesifik untukCandida albicans

Anda mungkin juga menyukai