OLEH :
Ulfiyah Anugrah
PO713203191046
D3 Tingkat 2
Dosen Pengampu :
2021
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mikosis intermediate
2. Untuk mengetahui jamur apa sajakah yang menyebabkan mikosis intermediate
1
BAB II
PEMBAHASAN
Candida albicans adalah jamur yang hidup di area rongga mulut, saluran
pencernaan, vagina, kulit, serta beberapa area lain di tubuh. Dalam kondisi normal,
jamur ini tidak berbahaya. Namun, apabila terjadi suatu gangguan di tubuh, flora
tersebut bisa berkembang biak secara tidak terkendali. Saat inilah ia akan
menyebabkan terjadinya infeksi jamur.
Jamur Candida tumbuh dengan cepat pada suhu 25-37°C pada media perbenihan
sederhana sebagai sel oval dengan pembentukan tunas untuk memperbanyak diri, dan
spora jamur disebut blastospora atau sel ragi/sel khamir. Morfologi mikroskopis C.
albicans memperlihatkan pseudohyphae dengan cluster di sekitar blastokonidia bulat
2
bersepta panjang berukuran 3-7x3-14 y m. Jamur membentuk hifa semu/pseudohifa
yang sebenarnya adalah rangkaian blastospora yang bercabang, juga dapat
membentuk hifa sejati. Pseudohifa dapat dilihat dengan media perbenihan khusus.
Candida Albicans dapat dikenali dengan kemampuan untuk membentuk tabung
benih/germtubes dalam serum atau dengan terbentuknya spora besar berdinding tebal
yang dinamakan chlamydospore. Formasi chlamydospore baru terlihat tumbuh pada
suhu 30-37°C, yang memberi reaksi positif pada pemeriksaan germ tube.
Infeksi Candida Albicans sering disebut sebagai Kandidiasis. Kandidiasis adalah
penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida,
biasanya oleh spesies Candida albicans. Dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit,
kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis
atau meningitis. Nama lain dari Kandidiasis adalah kandidosis, dan moniliasis.
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-
laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai
saprofit. Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-data
penyebarannya dengan tepat. Yang tersering sebagai penyebab ialah Candida albicans
yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang normal.
Sebagai penyebab endokarditis kandidiasis ialah C.parapsilosis dan penyebab
kandidiasis septicemia adalah C. tropikalis.
2) Perleche
3
Suatu infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan retakan dan
sayatan kecil. Lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah dan dasar eritematosa.
3) Vulvovaginitis
Biasanya sering terdapat pada penderita diabetes mellitus karena kadar
gula darah dan urin yang tinggi dan pada wanita hamil karena penimbunan
glikogen dalam epitel vagina. Keluhan yang paling sering adalah rasa gatal
pada daerah vulva dan duh tubuh. Sifat duh tubuh bervariasi dari yang cair
seperti air sampai tebal dan homogen dengan noda seperti keju. Kadang-
kadang sekret tampak seperti susu yang disertai gumpalan-gumpalan putih
sehingga tampak ngga tampak seperti susu basi/pecah dan tidak berbau. Akan
tetapi lebih sering sekret hanya minimal saja. Pada yang berat terdapat pula
rasa panas, nyeri sesudah miksi, dan dispaneuria. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan eritema dan pembengkakan pada labia dan vulva, juga dapat
ditemukan lesi papulopustular di sekitarnya. Pada pemeriksaan yang ringan
tampak hiperemia di labia menora, introitus vagina, dan vagina terutamanya
1/3 bagian bawah. Servik tampak normal sedangkan mukosa vagina tampak
kemerahan. Sering pula terdapat kelainan yang khas bercak-bercak putih
kekuningan. Bila ditemukan keluhan dan tanda-tanda vaginitis serta pH vagina
<4,5 dapat diduga adanya infeksi kandida.
Pada kelainan yang berat juga terdapat edema pada labia menora dan
ulkus-ulkus yang dangkal pada labia menora dan sekitar introitus vaginal.
Fluor albus pada kandidosis vagina bewarna kekuningan. Tanda yang khas
ialah disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu bewarna putih
kekuningan. Gumpalan tersebut berasal dari massa yang terlepas dari dinding
vulva atau vagina terdiri atas bahan nekrotik, sel-sel epitel, dan jamur.
4
Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi leukosit atau sistem
hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam
defisiensi yang bersifat genetik, umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran
klinisnya mirip penderita dengan defek poliendokrin.
b. Kandidosis kutis
1) Kandidosis intertriginosa
Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara,
antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilikus, berupa bercak yang
berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh
satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang
seperti lesi primer.
2) Kandidosis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani.
5
HOUSER dan ROTHMAN melaporkan bahwa penyakit ini sering
menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal
bewarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini dapat
menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm, lokalisasinya sering terdapat di
muka, kepala, kuku, badan, tungkai dan farings.
6) Diaper-rash
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti
yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus
sebagai gejala sisa dermatisis oral dan perianal.
c. Kandidosis sistemik
1) Endokarditis
Sering terdapat pada penderita morfinis sebagai akibat komplikasi
penyuntikan yang dilakukan sendiri, juga dapat diderita oleh penderita sesudah
operasi jantung.
2) Meningitis
Terjadi karena penyebaran hematogen jamur, gejalanya sama dengan
meningitis tuberkulosis atau karena bakteri lain.
3) Pielonefritis
4) Septikemia
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mikosis intermediate adalah penyakit jamur yang mengenai lapisan kulit
(stratum korneum, rambut, dan kuku), dan alat-alat dalam. Mikosis Intermediate
disebabkan oleh 3 genus yaitu Trichophyton, Microsporum dan Epidemephyton.
Mikosis Intermedium biasanya disebabkan oleh species candida, contohnya yaitu
Candida Albicans sehingga penyakitnya disebut kandidiasis.
6
Kandidiasis merupakan penyakit jamur, yang bersifat akut atau subakut
disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans. Dan
dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang
dapat menyebabkan septikemia, endokarditis atau meningitis.
2.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat berguna dan menambah
wawasan pembaca tentang jamur yang menyebabkan mikosis intermediate.
7
DAFTAR PUSTAKA