Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN

“PENDIDIKAN KESEHATAN PADA INDIVIDU DAN BERBAGAI


KELOMPOK MASYARAKAT”

DOSEN :
GUSMAN ARSYAD, SST., M.Kes

DISUSUN OLEH :

Miftahul Rahma Bahay


(PO7124318033)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
D-IV KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah mengenai “Pendidikan Kesehatan Pada Individu Dan Berbagai
Kelompok Masyarakat’’ yang telah membawa saya pada suatu pemahaman
yang lebih mendalam mengenai metari tersebut.

Saya menyadari bahwa penyelesaian tugas makalah ini tak akan lepas dari
pengawasan daan bimbingan para pengajar dan orang-orang di sekeliling saya
dalam memberikan pengarahan bagi saya dalam menyusun makalah ini. Untuk itu
saya berterimakasih atas bantuan dan perhatian untuk semuanya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan baik dalam bentuk, isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, saran
dan kritikan yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah selanjutnya.

Semoga apa yang saya paparkan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan menambah wawasan kita semua. Dan semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa melimpahkan anugrah dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Palu, 02 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 4

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mengenal Masalah………………………………………………. 6
2.2 Mengenal Kebutuhan Kelompok……………………………….. 7
2.3 Pendekatan Kelompok………………………………………….. 7
2.4 Menyusun Rencana Pendidikan………………………………… 11
2.5 Pelaksanaan Pendidikan Kelompok…………………………….. 13
2.6 Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Kelompok…………………... 16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………… 21
3.2 Saran…………………………………………………………….. 21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami


pemuktahiran dan pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian
masyarakat. Seiring dengan itu banyak pula masalah-masalah yang tentunya
mampu membuat derajat kesehatan manusia menurun. Dengan adanya
masalah-masalah tersebut maka status kesehatan masyarakat juga mengalami
degradasi.Pada masa sekarang status kesehatan telah menjadi suatu keharusan
untuk dipertahankan bagi setiap anggota masyarakat yang bermukim dalam
suatu wilayah tertentu. Status kesehatan sekarang telah dianggap sesuatu yang
berharga dan menjadi suatu hal yang harus ditingkatkan oleh setiap manusia.

Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku


kesehatan dan domain kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan yang meliputi
perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini harus didukung oleh semua
pihak terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya
kesehatan itu sendiri.Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui pendidikan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat, maka perlu dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan yang
ditujukan kepada masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan mengenal masalah ?
2. Apa yang dimaksud dengan mengenal kebutuhan kelompok ?
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kelompok ?
4. Bagaimana cara menyusun rencana pendidikan ?

4
5. Bagaimana cara pelaksanaan pendidikan kelompok ?
6. Bagaimana cara evaluasi pelaksanaan pendidikan kelompok ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengenalan masalah
2. Untuk mengetahui pengenalan kebutuhan kelompok
3. Untuk mengetahui pendekatan kelompok
4. Untuk mengetahui cara menyusun rencana pendidikan
5. Untuk mengetahui cara pelaksanaan pendidikan kelompok
6. Untuk mengetahui cara evaluasi pelaksanaan pendidikan kelompok

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mengenal Masalah

Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu


bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup
individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kebutuhannya,
maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi
kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun
bagi lingkungan.

Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan


cara dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan belajar pada hakikatnya
merupakan perwujudan usaha pemenuhan kebutuhan tersebut. Sekolah
hendaknya menyadari hal tersebut, baik dalam mengenal kebutuhan-
kebutuhan pada diri siswa, maupun dalam memberikan bantuan yang sebaik-
baiknya dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti telah dikatakan
sebelumnya, kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak
menimbulkan masalah-masalah bagi dirinya.

Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam
diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah
kebutuhan :

1) Memperoleh kasih sayang.


2) Memperoleh harga diri.
3) Untuk memperoleh pengharapan yang sama.
4) Ingin dikenal.
5) Memperoleh prestasi dan posisi.

6
6) Untuk dibutuhkan orang lain.
7) Merasa bagian dari kelompok.
8) Rasa aman dan perlindungan diri.
9) Untuk memperoleh kemerdekaan diri.

Pengenalan terhadap jenis dan tingkat kebutuhan siswa sangat diperlukan


bagi usaha membantu mereka. Program bimbingan dan penyuluhan
merupakan salah satu usaha ke arah itu.

2.2 Mengenal Kebutuhan Kelompok

Kebutuhan kelompok/kolektif adalah kebutuhan yang di rasakan oleh


sekelompok orang yang bersama sama dan pemenuhannya juga di lakukan
secara bersama sama. Contohnya : kebutuhan jalan, sekolah, pasar,dan
lapangan.

2.3 Pendekatan Kelompok

1. Pengertian pendekatan proses kelompok (group process approach)

Menurut Djamarah & Aswan Zain (2002:7), proses kelompok


adalah usaha mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok
dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kondisi kelas
yang bergairah dalam belajar.

Menurut T. Raka Joni dalam Mulyadi (2009:55), yang menjadi


dasar dari pendekatan proses kelompok ini adalah psikologi sosial dan
dinamika kelompok yang mengemukakan dua asumsi sebagai berikut: (1)
pengalaman belajar sekolah berlangsung dalam konteks sosial, dan (2)
tugas guru yang terutama dalam manajemen kelas adalah pembinaan dan
memelihara kelompok yang produktif dan efektif.

Asumsi pertama berarti guru harus mengutamakan kegiatan yang


dapat mengikutsertakan seluruh personal dikelas. Dengan kata lain,
kegiatan kelas harus diarahkan pada kepentingan bersama. Sedangkan
pada asumsi kedua berarti guru harus mampu membentuk dan

7
mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan guru
sebagai kelompok antara lain dapat diwujudkan berupa regu mengajar
(team teaching) yang bertugas membantu kelompok belajar.

Hasibuan & Moedjiono (1995:177), mengungkapkan bahwa


pendekatan kelompok agar memiliki suatu ikatan yang kuat memerlukan
beberapa unsur yaitu tujuan kelompok, aturan, dan pemimpin. Adapun
penjelasan dari ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tujuan kelompok

Pada tujuan kelompok ini tugas guru adalah mengarahkan para


siswa ke tujuan kelas, khususnya tujuan pelajaran. Oleh karena itu, guru
perlu merumuskan tujuan yang jelas dan mengkomunikasikan dengan para
siswa.

2) Aturan

Aturan yang mampu mengikat siswa menjadi kelompok adalah


aturan yang dibuat oleh guru dan siswa, atau minimal disetujui oleh siswa.

3) Pemimpin

Sebagai pemimpin, hal utama yang harus dilakukan adalah


menjelaskan tujuan kelompok. Selain itu dalam rangka menciptakan dan
memelihara suasana kerja kelompok yang sehat, diantaranya adalah
mendorong dan memeratakan partisipasi, mengusahakan kompromi,
mengurangi ketegangan, dan memperjelas partisipasi serta menerapkan
sanksi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat peneliti simpulkan


bahwa di dalam pendekatan proses kelompok ini, pengalaman belajar
siswa diperoleh dari kegiatan kelompok dimana dalam kelompok tersebut
terdapat norma-norma yang harus ditaati oleh anggotanya, terdapat tujuan
yang ingin dicapai, dan adanya hubungan timbal balik antar anggota

8
kelompok untuk mencapai tujuan, serta memelihara kelompok yang
produktif.

Pandangan Richard A. Schmuck dan Patricia A. Schmuck (dalam


Mulyadi, 2009:56), yang mengemukakan bahwa ada enam unsur yang
menyangkut manajemen kelas proses kelompok, yaitu:

a. Harapan (expectation)

Harapan menyangkut bagaimana pengaruh tingkah laku anggota


kelompok kelas terhadap hubungan tingkah laku siswa dan guru.
Kelompok kelas yang efektif terjadi apabila harapan yang berkembang
pada diri guru dan siswa adalah tepat, realistis, dan secara jelas di mengerti
oleh guru dan siswa.

b. Kepemimpinan (leadership)

Suatu kelompok dalam kelas tercipta jika terdapat kepemimpinan


yang didistribusikan kepada seluruh anggota kelompok. Sehingga setiap
anggota merasakan bahwa mereka mempunyai tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas kelompok dengan baik. Guru yang efektif adalah guru
yang mampu mengembangkan mutu interaksi dan produktifitas para
anggota kelompok dengan menciptakan iklim dimana siswa mewujudkan
fungsi-fungsi kepemimpinan dengan baik yang berorientasi pada tujuan
belajar.

c. Kemenarikan (attraction)

Kemenarikan berkaitan erat dengan pola keakraban dalam


hubungan kelompok. Tingkat kemenarikan ini tergantung pada hubungan
interpersonal yang positif. Untuk itu usaha guru adalah meningkatkan
sikap menerima dari para anggota terhadap situasi dan perubahan ataupun
hadirnya orang lain akan membantu efektivitas manajemenkelas melalui
pendekatan proses kelompok.

9
d. Norma (norm)

Norma kelompok yang efektif adalah yang menjamin produktifitas


kelompok dan sebaliknya. Tugas guru dalam membantu kelompok adalah
mengembangkan, menerima dan mempertahankan norma-norma
kelompok yang produktif. Diskusi kelompok salah satu penerapan metode
untuk memberikan norma yang produktif.

e. Komunikasi (communication)

Dengan komunikasi akan terjadi interaksi antar anggota kelompok


yang memungkinkan terjadinya proses kelompok yang efektif. Tugas
guruadalah menumbuhkan interaksi dan komunikasi ganda yakni
membukakan saluran komunikasi yang memungkinkan semua siswasecara
bebas mengemukakan pikiran dan perasaan serta mau menerima pikiran
dan perasaan yang dikomunikasikan oleh guru atau kepada guru.

f. Keeratan (cohesiveness)

Yang mendorong berkembangnya keeratan dalam kelompok


adalah: (1) karena para anggota saling menyukai, (2) karena adanya minat
yang besar terhadap tugas-tugas kelompok, dan (3) karena kelompok itu
memberikan prestise tertentu kepada anggotanya. Keeratan kelompok
dapat tumbuh apabila kebutuhan individu dapat terpenuhi dengan jalan
menjadi anggota kelompok itu. Guru dapat mengelola kelas secara efektif
apabila ia mampu menciptakan kelompok yang erat dan memiliki norma
yang terarah pada tujuan.

10
2.4 Menyusun Rencana Pendidikan

Menurut Depdikbud (1982), langkah-langkah yang ditempuh dalam proses


penyususnan perencanaan pendidikan yaitu :

1. Pengumpulan dan pengolahan data, perkembangan pendidikan pada masa


sekarang sangat perlu diketahui dan dipahami secara jelas oleh perencana
pendidikan karena gambaran keadaan itu akan dijadikan dasar untuk
penyusunan perencanaan pendidikan. Langkah pertama mengidentifikasi
jenis data yang diperlukan.
2. Jenis data yang dikumpulkan  berkenaan dengan sistem pendidikan, baik
data kuantitatif, data sarana dan prasarana , keadaan penduduk, geografi
dan lapangan kerja.
3. Diagnosis, data yang sudah terkumpul harus dianalisis dan didiagnosis.
Menganalisis data merupakan proses untuk menghasilkan suatu informasi.
Mendiagnosis keadaan pendidikan dapat dilakukan melalui penelitian
dengan jalan meninjau segala usaha dan hasil pendidikan, termasuk
mengkaji rencana yang sudah disusun tetapi belum dilaksanakan. Dalam
mendiagnosis keadaan pendidikan dipergunakan kriteria-kriteria seperti
relevansi, efektifitas dan efesiensi.
4. Perumusan kebijakan, merupakan suatu pembatasan gerak tentang apa-apa
yang akan dijadikan keputusan oleh orang lain. Suatu kebijakan di bidang
pendidikan dirumuskan secara melembaga oleh pemerintah dengan
melibatkan instansi-instansi terkait. Biasanya kebijakan pendidikan sudah
dituangkan dalam repelita. Para perencana pendidikan tetap memegang
peranan penting terutama dalam memberikan nasehat teknis dalam
perumusan kebijakan.
5. Perkiraan kebutuhan masa depan, perencanaan pendidikan harus mampu
memperkirakan kebutuhan masa depan, sehingga rencana yang lengkap
dapat disusun.
6. Perhitungan biaya, menghitung untuk semua kebutuhan yang sudah
diidentifukasikan di masa datang. Perhitungan biaya dilakukan dengan

11
menggunakan satuan biaya atau standardisasi harga yang berlaku untuk
setiap kelompok kebutuhan dengan memperhatikan fluktuasi harga.
7. Penetapan sasaran, para perencana pendidikan meneliti sasaran-sasaran
pendidikan untuk masa yang akan datang. Dari sasaran itu ditetapkanlah
dana untuk masing-masing tingkatan sekolah.
8. Perumusan rencana, perencanaan yang disusun pada dasarnya ditujukan
untuk, mnyajikan serangkaian rancangan keputusan untuk disetujui dan
menyediakan pola secara matang.
9. Perincian rencana, rencana yang telah dirumuskan dilakukan dengan cara,
yaitu penyusunan program dan identifikasi serta perumusan proyek.
Penusunan program adalah membagi-bagikan rencana kedalam kelompok
kegiatan. Setiap kegiatan dalam kelompok ini harus saling menunjang, dan
meuju tujuan yang sama.
10. Implementasi rencana, fase ini sudah sampai pada pelaksanaan rencana
yang disusun. Implementasi ini mulai dilakukan apabila masing-amasing
proyek yang diusulkan sudah disahkan. Oleh karena itu kerangka
organisasi untuk berbagai proyek dikembangkan berdasarkan biaya
tahunan. Disamping itu dikembangkan rencana operasionalnya sepefrti
pendelegasian wewenang, penugasan tanggungjawab, pengadaan
mekanisme umpan balik dan pengawasannya.
11. Evaluasi rencana, dapat dikatakan sebagai kegiatan akhir dari proses
perencanaan sebelum revisi dilakukan. Penilaian berkaitan dengan
kemajuan/perkembangan dan penemuan penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan suatu rencana. Penilaian yang dilakukan juga
bermanfaat untuk melihat rangkaian kegiatan dalam proses perencanaan.

Revisi rencana, dilakukan berdasarkan hasil evaluasi rencana. Revisi


bertujuan untuk memperbaiki, melengkapi atau menyempurnakan rencana
yang akan datang berdasarkan pengalaman masa lalu (rencana yang sudah
dilaksanakan).

12
2.5 Pelaksanaan Pendidikan Kelompok

Metode Pendidikan kelompok Dalam memilih metode pendidikan harus


memperhatikan besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal
dari sasaran. Untuk kelompok yang besar metodenya akan lain dengan
kelompok kecil. Karena efektifitas suatu metoda akan tergantung pula pada
besarnya sasaran pendidikan.

Berikut ini adalah beberapa cara, metode, teknik pendidikan kelompok


besar dan kelompok kecil. a. Metode Pendidikan Kelompok Besar Yang
dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih
dari 15 orang.

Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain Ceramah dan
Seminar.

a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah:
A. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai
materi dari yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri dengan :
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau
disusun dalam diagram atau skema.
 Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat,
slide, transparan, lcd proyektor, sound sistem, dan sebagainya.

B. Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat

13
menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan
hal-hal sebagai berikut :
 Sikap dan penampilan yang menyakinkan, tidak bolah bersikap ragu-ragu
dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
 Berdiri di depan (dipertengahan). Tidak boleh duduk.
 Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.

b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian-presentasi)
dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik dianggap penting dan
biasanya dianggap hangat di masyarakat. Metode Pendidikan Kelompok
Kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk pendidikan pada
kelompok kecil ini antara lain :
a) Diskusi Kelompok.
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat
bebas berpartisapasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta
diatur, sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau
saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk iingkaran atau
segi empat.
Pimpinan diskusi/penyuluh juga duduk di antara peserta sehingga
tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka
harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok
mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk
memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus
sehubungan dengan topik yang dibahas.

14
Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah
seorang peserta.
b) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada
permulaannya di mana pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau
tanggapan (cara/pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut
ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua
peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh
siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap
anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
c. Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang)
dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap
mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian
tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi
dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhimya akan
terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)


Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
(buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan-permasalahan
yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari
tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
e. Role Play (Memainkan Peranan)

15
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai
dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan
anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka
memperagakan misalnya bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari
dalam melaksanakan tugas.
f. Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi
kelompok. Pesam-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti
bermain monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah),
selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan
sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.

B.6Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Kelompok


A. Pengertian
Pendidikan kesehatan merupakan intervensi untuk mengarahkan
perilaku kepada 3 faktor pokok, yakni factor predisposisi, factor
pendukung dan factor pendorong.

Untuk mencapai tujuan program dan kegiatan yang efektif dan


efisien diperlukan perencanaan dan evaluasi. Perencanaan dan evaluasi
program pendidikan kesehatan mempunyai kekhususan bila dibandingkan
dengan evaluasi program kesehatan yang lain. Hal ini karena tujuan
program pendidikan sebagai indicator keberhasilan program pendidikan
kesehatan adalah perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku sasaran
yang memerlukan pengukuran khusus. Oleh sebab itu untuk evaluasi
secara umum, mereka perlu diberikan perencanaan dan evaluasi
pendidikan kesehatan.

16
Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap keberhasilan
program pendidikan dengan melihat perubahan yang terjadi pada aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai dengan rancangan TIK/TIU
yang telah disusun sebelumnya. Alat ukur yang digunakan untuk
mengevaluasi kebersahilan tersebut dapat berupa : kuesioner,Lembar
observasi (daftar cheklis), wawancara, dokumentasi.

Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya


sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
(APHA). Evaluasi sebagai suatu proses yang memungkinkan administrator
mengetahui hasil programnya dan ber-dasarkan itu mengadakan
penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif,
(Klineberg)
Berdasarkan definisi di atas, proses ini mencakup langkah-langkah:
1.      Memformulasikan tujuan
2.      Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes
3.      Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses
4.      Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya

B. Maksud (Tujuan) penilaian


a. Untuk membantu perencanaan dimasa datang
b. Untuk mengetahui apakah sarana dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya
c. Untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dalam
pelaksanaan program
d. Untuk membantu menentukan strategi program
e. Untuk motivasi
f. Untuk mendapatkan dukungan sponsor
C. Siapa dan Bagaimana Penilaian
1.      Pihak dalam (pelaksana program), melalui:
a.       Pencatatan dan pelaporan
b.      Supervisi

17
c.       Wawancara
d.      Observasi
2.      Pihak luar program
a.       Laporan pihak lain
b.      Angket

D. Kapan dilakukan Penilaian


1.      Penilaian rutin
Penilaian yang berkesinambungan, teratur dan bersamaan
dengan pelaksanaan program
2.      Penilaian berkala
Penilaian yang periodik pada setiap akhir suatu bagian
program misalnya pada setiap 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dst.
3.      Penilaian akhir
Penilaian yang dilakukan pada akhir program atau beberapa
waktu setelah akhir program selesai

E. Apa yang dinilai


a.      Input = masukan, bahan, teknologi, sarana, manajemen.
b.      Proses= Pelaksanaan program promkes
c.      Output= Hasil dari program  pemahaman/pengetahuan,
peningkatan sikap dan keterampilan
d.      Outcome = Dampak dari program seperti peningkatan PHBS
e.       Impact= Peningkatan status kesehatan

F. Langkah-langkah penilaian
a.       Menentukan tujuan penilaian
b.      Menentukan bagian mana yang dinilai
c.       Menetapkan standar dan indikator
d.      Menentukan cara penilaian
e.       Melakukan pengukuran
f.       Membandingkan hasil dengan standar
g.      Menetapkan kesimpulan

18
G. Evaluasi Pendidikan Kesehatan
a.      Tujuan evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan kesehatan
tercapai atau tidak.
Tujuan pendidikan kesehatan meliputi :

 Aspek knowledge = pengetahuan


 Aspek attitude = sikap
 Aspek psikomotorik = ketrampilan/praktik
b.      Waktu evaluasi

 Selama pendidikan kesehatan berlangsung


 Setelah pendidikan kesehatan selesai
c.       Metode evaluasi
Tergantung kepada tujuan pendidikan kesehatan

 Pengetahuan : tes tulis atau lisan


 Sikap : skala sikap
 Psikomotor : praktik
d.      Indikator
Sesuai tujuan pendidikan kesehatan, meliputi :

 Aspek pengetahuan
 Aspek sikap
 Aspek ketrampilan/tindakan
H. Apa yang dinilai = dimensi evaluasi
1. Input = Kemampuan peserta, bahan/isi/materi, metode,
media, kemampuan penyuluh.
2. Proses = Pelaksanaan pendidikan kesehatan
3. Output = Hasil dari pendidikan kesehatan
pemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan
keterampilan

19
4. Outcome = Dampak dari pendidikan kesehatan 
peningkatan PHBS
I. Hasil = Kesimpulan
Bergantung pada tujuan pendidikan kesehatan, dikategorikan
berhasil apabila peserta pendidikan kesehatan dapat:
-       Memahami pesan pendidikan kesehatan
-       Sikapnya baik (menerima/setuju)
-       Melaksanakan kegiatan sesuai pesan pendidikan kesehatan

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang


mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.

Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku


sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai
kesehatan

Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu,


kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan
menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya
sendiri menjadi mampu dan lain sebagainya.

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan


itu perlu untuk diteapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya
pendidikan kesehatan masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan
ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-
penyakit yang membahayakan diri sendiri.

Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun


pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia terlepas
dari serangan penyakit serta terhindar dari tindakan pencegahan yang
membahayakan.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/amp/s/fatmalahandayani.wordpress.com/2015/09/22/ko
nsep-dasar-pendidikan-kesehatan/amp/

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id https://brainly.co.id/tugas/21543759#readmore

http://adzjiodoem.blogspot.com/2013/12/strategi-pendekatan-proses
kelompok.html?m=1

http://e-medis.blogspot.com/2013/03/macam-metode-pendidikan-kelompok-
dalam.html?m=1

https://id.scribd.com/document/327648157/Makalah-Evaluasi-Pelaksanaan-
Pendidikan-Kesehatan

https://medium.com/@renirere885/masalah-kebutuhan-individu-eb44cc7836e3

22

Anda mungkin juga menyukai