Anda di halaman 1dari 16

ASAS-ASAS MANAJEMEN

STUDI KASUS MANAJEMEN


(Manajemen Pendidikan)
Dosen Pengampu :

IBU MARDANI EKA NINGRUM, SE, MM

Disusun Oleh :

Lia Sintawati NE22255034

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI CIMAHI

2022

Jl. Ibu Ganirah No.148, Cibeber, Kec. Cimahi Selatan

Kota Cimahi, Jawa Barat 40531 Tlp. (022) 6676 561


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil alamin

Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan salah satu tugas mata
kuliah Asas-Asas Manajemen, dengan judul MANAJEMEN PENDIDIKAN.

Berhubungan dengan pembuatan makalah ini saya mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada
pihak yang telah membantu dan membimbing penulisan ini. Secara khusus saya sampaikan
terima kasih kepada:

1. Ibu MARDANI EKA NINGRUM, SE, MM selaku dosen Asas-Asas Manajemen yang
telah memberikan bimbingan dalam menyusun makalah ini.
2. Kedua orangtua saya yang telah menyediakan fasilitas serta memberikan dukungan.
Sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini dengan tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan diterima dengan senang hati demi
penyempurnaan karya tulis ini.

Semoga tugas makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Cimahi, April 2023

Lia Sintawati

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................2

DAFTAR ISI .....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Tujuan ....................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................6

2.1 Pengertian Manajemen Pendidikan ................6


2.2 Tujuan Dan Manfaat Manajemen Pendidikan ..................................... ................7
2.3 Fungsi Manajemen Pendidikan .............................................................................8
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Manajemen Pendidikan ...................................11
2.5 Strategi, Tantangan Dan Solusi Pendidikan ............................................................11

BAB III PENUTUP .........................................................................................................15

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................15


3.2 Saran ....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen pendidikan merupakan sekumpulan kegiatan perencanaan, pengorganisasian,


pergerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan
memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Setiap organisasi,
termasuk sekolah adalah organisme. Karena itu ia memiliki unsur-unsur kehidupan seperti
keberadaan ruh berupa kepemimpinan, keberadaan jiwa berupa kegiatan manajemen
keberadaan raga atau jasmani berupa bagan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk
kegiatan administrasi serta tingkah laku yang diwujudkan dalam budaya organisasi.

Manajemen pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjalankan
sistem pendidikan di Indonesia. Karena tanpa adanya manajemen dalam instansi
pendidikan maka akan sangat sulit bagi instansi tersebut untuk berkembang. Manajemen
pendidikan yang diterapkan dengan baik akan menghasilkan pendidikan yang visioner
artinya adalah pendidikan memiliki visi yang jelas sehingga dapat menghasilkan output
yang berkualitas. Dalam manajemen pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang
baik dan berkualitas, oleh karena itu pelaksanaan manajemen pendidikan di sekolah di
kelola langsung oleh kepala sekolah. Menurut Wahjosumidjo dalam Aedi Nur, (2016 :34)
kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah, tempat diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat terjadinya interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan murid menerima pelajaran. Sedangkan dalam
peraturan pemerintah No.28 tahun 1990 tentang pendidikan Dasar pasal 12 ayat (1) yang
berbunyi bahwa “Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainya dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.“

Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.
Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas
siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan
aturan uu pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita
kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata
alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan
kabupaten.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi


harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak
hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas
sumber daya manusia dan mutu pendidikan di indonesia masih rendah.

4
1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini terdiri dari rumusan masalah berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen pendidikan?


2. Apa saja tujuan dan manfaat pendidikan?
3. Apakah fungsi manajemen pendidikan?
4. Apa saja faktor yang memengaruhu manajemen pendidikan?
5. Apa saja langkah strategis manajemen pendidikan?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan pembuatan makalah ini untuk menambah pengetahuan kita mengenai apa itu
manajemen pendidikan, mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat manajemen
pendidikan, mengerti fungsi manajemen pendidikan, mengetahui faktor yang memengaruhi
manajemen pendidikan, serta mengetahui langkah strategis manajemen pendidikan nasional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Pendidikan

A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu “manus” yang artinya “tangan” dan “agere”
yang berarti “melakukan”. Kata-kata ini digabung menjadi “managere” yang
bermakna menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti apa yang
diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada (Asmendri 2012:
1). Manajemen menurut Terry (1986) adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai
hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber lainnya.
Menurut Harsey dan Blanchard (1988: 4) manajemen adalah proses bekerja sama
antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan
organisasi adalah sebagai aktivitas manajerial.

B. Pengertian Pendidikan
Menurut Langeveld (1971: 5) pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan,
dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau
lebih tepat membantu anak agar cukup, cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Pengaruh ini datangnya dari orang dewasa (orang yang diciptakan oleh orang dewasa
seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan ditujukan kepada
orang yang belum dewasa. Dalam perspektif keindonesiaan, pengertian, fungsi, dan
tujuan pendidikan dirumuskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 dan 3 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, dan akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

C. Pengertian Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan menurut Purwanto (1970: 9) adalah semua kegiatan sekolah
dari yang meliputi usaha-usaha besar, seperti mengenai perumusan policy, pengarahan
usaha-usaha besar, koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol perlengkapan, dan
seterusnya sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti menjaga sekolah
dan sebagainya. Menurut Usman (2004: 8) manajemen pendidikan adalah seni dan
ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan
6
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Nawawi (1983: 11) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan
adalah ilmu terapan dalam bidang pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan
atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk
mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di
lingkungan tertentu terutama lembaga pendidikan formal.

Dari pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa Manajemen Pendidikan
adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha
kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya
tujuan secara efektif dan efisien.

2.2 Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan menurut Kurniadin dan Machali (2012: 125)
antara lain :
➢ Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
➢ Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

7
➢ Terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan (tertunjangnya kompetensi profesional sebagai pendidik dan tenaga
kependidikan sebagai manajerial).
➢ Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
➢ Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen
pendidikan).
➢ Teratasinya masalah mutu Pendidikan.
➢ Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan dan akuntabel
serta, meningkatnya citra pendidikan yang positif (Asmendri, 2012: 13).

2.3 Fungsi Manajemen Pendidikan

Secara umum, manajemen dapat dibagi menjadi 10 bagian, yaitu:


1. Planning
Planning adalah merencanakan atau perencanaan, yang terdiri dari 5 hal, yaitu :
a) Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaimana
melakukannya.
b) Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk
mencapai efektivitas maksimum melalui proses penentuan target.
c) Mengumpulkan dan menganalisa informasi
d) Mengembangkan alternatif-alternatif
e) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-
keputusan.
Jika disimpulkan perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan dan planning adalah sebagai penetapan tujuan, policy,
prosedur, budget, dan program dari sesuatu organisasi.

2. Organizing
Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan susunan
organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi.
Organizing dapat pula dikatakan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam
mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta
tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang
berguna dan berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian
terdiri dari :
a) Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan
untuk penyusunan rangka kerja yang efisien.
b) Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.
c) Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d) Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.
e) Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari
sumber-sumber lain yang diperlukan.
8
3. Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa penyusunan personalia
pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar petugas
memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

4. Directing
Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan,
saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan
tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik
dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Directing merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan hanya agar
pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula
berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar dapat efektif tertuju
kepada realisasi tujuan yang telah ditetapkan.

5. Leading
Leading adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan
orang-orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam kegiatan, yaitu :
a) Mengambil keputusan
b) Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan
bawahan
c) Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak
d) Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
e) Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka trampil
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6. Coordinating
Coordinating adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan
agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai maksud,
antara lain :
a) Dengan memberi instruksi
b) Dengan memberi perintah
c) Mengadakan pertemuan-pertemuan yang dapat memberi penjelasan-penjelasan
d) Memberi bimbingan atau nasihat
e) Mengadakan coaching
f) Bila perlu memberi teguran.

7. Motivating

9
Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen
berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan
melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan tersebut.

8. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu mengadakan
koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang
benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan.

9. Reporting
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian
perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal
yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik
secara lisan maupun secara tulisan.

10. Forecasting
Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih
pasti dapat dilakukan.
Misalnya, suatu akademi meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar belajar
di akademi tersebut. Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator, seperti
jumlah lulusan SLTA dan lain sebagainya.

Sedangkan fungsi pokok manajemen pendidikan dibagi 4 macam, yaitu:


1. Perencanaan
Perencanaan program pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu :
a) Perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan
rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau
lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-
sumber yang dapat disediakan.
b) Perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-
sumber yang terbatas secara efisien, dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

2. Pelaksanaan
Pelaksana merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata
dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika
dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

3. Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan
berkesinambungan; merekam; memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan

10
meluruskan berbagai hal yang kurang tepat; serta memperbaiki kesalahan, dan
merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen.

4. Pembinaan
Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur
organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai
tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang intinya adalah
mempelajari tentang perilaku manusia dalam kegiatannya sebagai subjek dan objek.
Secara filosofis, perilaku manusia terbentuk oleh interaksi antarmanusia, iklim organisasi
(konteks organisasi) dan sistem yang dianut. Ketiga interaksi tersebut, baik secara sendiri-
sendiri maupun secara bersama-sama saling berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
manajemen pendidikan adalah:
a) Interaksi antarmanusia
b) Iklim organisasi
c) Sistem pendidikan yang dianut (sisdiknas)
d) Lingkungan eksternal

2.5 Strategi, Tantangan dan Solusi Pendidikan Nasional

A. Strategi Pendidikan
Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu
pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan
menengah. Berbagai usaha telah dilakukan, antara lain memlalui berbagai pelatihan
dan peningkatan kualifikasi guru, penyediaan dan perbaikan sarana/prasarana
pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai
indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagaian
sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup
menggembirakan, namun Sebagian lainnya masih memprihatinkan. Dari berbagai
pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu
pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata.

Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan


pendekatan educational production function yang tidak dilaksanakan secara
konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat
produksi yang apabila dipilih semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan
produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki.
Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi, mengapa? Karena
11
selama ini dalam menerapkan pendekatan education production function terlalu
memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses
pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.
Kedua, penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik, sehingga sekolah
sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi, yang
kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah
setempat. Dengan demikian sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif
untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu
pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.

Ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan
pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat pada umumnya selama ini
lebih banyak bersifat dukungan dana, bukan pada proses pendidikan (pengambilan
keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan dengan akunfabilitas,
sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan
pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu pihak
utama yang berkepentingan dengan pendidikan.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan,


salahsatunya yang sekarang sedang dikembangkan adalah reorientasi penyelenggaraan
pendidikan, melalui manajemen sekolah (School Based Management).

Manajemen berbasis sekolah atau School Based Management dapat didefinisikan dan
penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan
melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung
dalam proses pengembilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau
untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam pendidikan nasional.

Esensi dari MBS adalah otonomi dan pengambilan keputusan partisipasi untuk
mencapai sasaran mutu sekolah. Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan
(kemandirian) yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri. Jadi,
otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan warga sekolah sesuai dengan dengan peraturan perundang-undangan
pendidikan nasional yang berlaku. Kemandirian yang-dimaksud harus didukung oleh
sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan yang terbaik,
kemampuan berdemokrasi/menghargai perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi
sumber daya, kemampuan memilih cara pelaksanaan.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bertujuan untuk memandirikan atau


memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan, keluwesan, dan sumber
daya untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan demikian, secara bertahap akan
terbentuk sekolah yang memiliki kemandirian tinggi.

12
B. Tantangan dan Solusi Mengatasi Masalah Pendidikan Nasional

Permasalahan klasik di dunia pendidikan dan sampai saat ini belum ada langkah-
langkah strategis dari pemerintah untuk mengatasinya antara lain;
1) Kurangnya Pemerataan kesempatan pendidikan. Sebagian besar masyarakat
merasa hanya memperoleh kesempatan pendidikan masih terbatas di tingkat
sekolah dasar.
2) Rendahnya tingkat relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini
dapat dilihat dari jumlah angka pengangguran yang semakin meningkat di
Indonesia, yang kenyataanya tidak hanya dipengaruhi oleh terbatasnya lapangan
kerja. Namun adanya perbedaan yang cukup besar antara hasil pendidikan dan
kebutuhan kerja.
3) Rendahnya mutu pendidikan. Untuk indikator rendahnya mutu pendidikan dapat
dilihat dari tingkat prestasi siswa. Semisal kemampuan membaca, pelajaran IPA
dan Matematika. Studi The Third International Mathematic and Science Study
Repeat TIMSS-R pada tahun 1999 menyebutkan bahwa diantara 38 negara prestasi
siswa SMP Indonesia berada pada urutan 32 untuk IPA dan 34 untuk Matematika.

➢ Guru Dan Kualitas Pendidikan.


Guru merupakan faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan.
Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan
sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional, faktor kesejahteraannya, dll.
Dewasa ini persoalan guru masih ada muncul yaitu dengan jumlah kekurangan
guru yang cukup besar khususnya di daerah-daerah terpencil maka kita juga tidak
dapat berharap akan terciptanya kualitas pendidikan.

Sejak awal pembahasan UU Guru dan Dosen, pertanyaan yang banyak muncul di
masyarakat luas adalah : “Untuk siapa UU Guru dan Dosen tersebut?“ Hal ini
mengemuka karena ada kekhawatiran UU tersebut tidak dapat memayungi seluruh
guru. Dengan kata lain ditakutkan adanya proses diskriminasi antara guru PNS dan
guru swasta. Khusus posisi guru swasta selama ini memang seolah-olah tidak
dipayungi oleh UU yang ada meskipun secara eksplisit sudah tercantum dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

UU Guru dan Dosen mendapatkan sambutan yang hangat, terutama dari kalangan
pendidik. UU ini dianggap bisa menjadi payung hukum untuk guru dan dosen
tanpa adanya perlakuan yang berbeda antara guru negeri dan swasta.

Yang perlu digaris bawahi dan mendapat sambutan positif dari masyarakat
terhadap UU Guru dan Dosen adalah hal-hal yang menyangkut :
a) Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi.
b) Hak dan kewajiban.
c) Pembinaan dan pengembangan.
d) Penghargaan.
13
e) Perlindungan.
f) Organisasi profesi dan kode etik.

➢ Kesejahteraan atau Tunjangan.


Hak Guru yang tercantum pada pasal 14 UU Guru dan Dosen adalah bentuk
penghargaan pemerintah dan masyarakat kepada guru. Untuk indikator
penghasilan guru PNS sudah diatur Pasal 15 ayat 1. Guru berhak untuk
mendapatkan tunjangan, yaitu :
a. Tunjangan profesi.
b. Tunjangan Fungsional.
c. Tunjangan Khusus.

Tiga jenis tunjangan diatas diatur dalam pasal 16,17 dan 18 UU Guru dan Dosen.
Tunjangan profesi diberikan kepada guru baik guru PNS ataupun guru swasta yang
telah memiliki sertifikat pendidik.

Disamping tunjangan diatas, guru juga berhak untuk memperoleh ”maslahat


tambahan” yang tercantum dalam pasal 19 UU Guru dan Dosen. Maslahat
Tambahan tersebut meliputi :
a. Tunjangan pendidikan.
b. Asuransi pendidikan.
c. Beasiswa.
d. Penghargaan bagi guru.
e. Kemudahan bagi putra-putri guru untuk memperoleh pendidikan.
f. Pelayangan kesehatan.
g. Bentuk kesejahteraan lain.

Undang-Undang Guru dan Dosen mungkin masih harus diperdebatkan dalam rangka
memperbaikinya dimasa yang akan datang. Apalagi ada beberapa hal memang tidak
sertamerta dapat dilaksanakan. Pemberian tunjangan kepada seluruh guru, akan sangat
terganturng anggaran pemerintah. Sehingga pada saat anggaran pendidikan belum
mencapai 20% dari APBN maka akan sangat sulit dilaksanakan. Demikian pula
dengan program sertifikasi dll, masih memerlukan proses untuk pelaksanaan dan
mencapai tujuan yang diharapkan. Namun diharapkan dengan adanya dua undang-
undang yaitu Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Undang-Undang Guru dan Dosen diharapkan akan memperbaiki mutu pendidikan
nasional secara keseluruhan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam organisasi
pendidikan yang dilakukan dengan usaha bersama secara efektif dan efisien., untuk
mendayagunakan semua sumber dan potensi yang ada demi tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:


1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan dan bermakna (Pakemb)
2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya
kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer)
4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien
5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen
pendidikan)
6. Teratasinya masalah mutu pendidikan, karena 80% masalah mutu disebabkan oleh
manajemennya
7. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan akuntabel

3.2 SARAN
Seluruh stakeholder yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap sistem dan proses
pendidikan di Indonesia seharusnya mengetahui dan memahami seutuhnya tentang
manajemen pendidikan mengingat pentingnya manajemen pendidikan dalam keberhasilan
pendidikan.
Manajemen pendidikan di masa depan hendaknya dilakukan dengan melakukan usaha
bersama secara kolektif, efektif dan efisien serta melakukan manajemen kurikulum
dengan baik dan benar, sehingga tujuan dan cita-cita pendidikan bisa terwujud.

15
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (1999). Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta:


Depdiknas, Ditjen Dikdasmen Direktorat PMU (2007). Pedoman Pengembangan
Bidang Seni di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Douglas, Stephen A. (1963). Political Socialization and Students Activism in Indonesia.


Jakarta: Bina Cipta.

Drucker, Peter F. (1995). The Leader of the Future (Pemimpin Masa Depan). Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo

Edmonds, R. R. (1979). “Effective School For The Urban Poor”. Educational Leadership
Journal.

Fattah, Nanang. (2004) Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah,
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.__,(2006). Landasan Manajemen Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.__.(2009). Landasan Manajemen Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya__.(2012). Manajemen Pendidikan. Jojakarta: Ar-Ruzz
Media

Hasibuan, Melayu. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hikmat. (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Bandung

Sarwoto. (1978). Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Amissco.

Scheerens, J & Bosker, R.J. (1997). The Foundation of Education Effectiveness. New York:
Pergamon Press

Ramayulis. (2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

https://sandyampi.wordpress.com/2017/06/01/first-blog-post/

16

Anda mungkin juga menyukai