Manajemen PAUD
Manajemen PAUD
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
1. NABILA (201610010)
2. MARSIANA (201610011)
3. DELLA ULIA NENDRA (201610044)
4. ADINDA DWI MAWARNI (201610009)
Segala puji bagi Allah SWT saya panjatkan, yang telah memberikan saya kemudahan
dan kelancaran sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan – Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti – nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan makalah
“Analisis Manajemen PAUD TK Marie Joseph” yang dimana didalam makalah ini saya
mendapatkan banyak Ilmu dalam menjalankan Pendidikan pada saat ini, sesuai pula dengan
bidang yang saya tekuni .
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dan pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
saya memohon maaf yang sebesar – besarnya.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Manajemen PAUD......................................................................................3
2.2 Pengertian Manajemen Pembelajaran......................................................3
2.3 Manajemen Pembelajaran PAUD.............................................................4
2.4 Fungsi Manajemen Pembelajaran PAUD.................................................5
2.5 Strategi Pembelajaran................................................................................10
2.6 Metode Pembelajaran.................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
Lampiran..................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Saja fungsi Menejemen Paud ?
2. Bagaimana cara pelakanaan strategi Pembelajaran ?
3. Bagaiman cara melaksnakan Metode pelaksanaan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Dari penjelasan diatas dapat diambil suatu pengertian pembelajaran adalah proses
interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga terjadi tingkah laku ke arah yang lebih
baik. Untuk mengorganisasi pelaksanaan pembelajaran diperlukan pengelolaan pembelajaran
dengan efektif. Pembelajaran yang dikelola dengan manajemen yang efektif diharapkan dapat
mengembangkan potensi siswa sehingga memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai – nilai yang mengakar pada individu siswa. Dalam satuan pendididkan disekolah secara
umum memiliki fungsi sebagai wadah untuk melaksanakan proses edukasi, sosialisasi dalam
transformasi bagi siswa atau peserta didik. Bermutu tidaknya penyelenggaraan sekolah dapat
diukur berdasarkan pelaksanaan fungsi – fungsi tersebut.
Berdasarkan pengertian pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa konsep
manajemen pembelajaran sebagai proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian (pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan
dengan proses pembelajaran siswa dengan mengikutsertakan berbagai faktor didalamnya
gunak mencapai tujuan yang optimal. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat
atau perencanaan (desain) sebagai upaya untuk pembelajaran murid.
Itulah sebabnya dalam belajar murid tidak hanyak berinteraksi dengan guru sebagai
salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, oleh karena itu pembelajaran
memusatkan perhatian pada bagaimana membelajarkan murid dan bukan pada apa yang
dipelajari murid, adapaun perhatian terhadap apa yang dipelajari merupakan bidang kajian
dari kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari murid agar dapat
tercapai secara optimal.
2.3 Manajemen Pembelajaran PAUD
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan dengan tegas perlunya penanganan pendidikan anak usia dini. Pada pasal 1
butir 14 dikatakan bahwa: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Selanjutnya, pada pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dapat diselenggarakan
melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. PAUD pada jalur pendidikan
nonformal dapat berupa Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau
bentuk satuan PAUD lain yang sederajat.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang masih dibawah usia enam tahun
atau pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Melalui usia ini
dapat dengan mudah mengarahkan pribadinya mengembangkan kognitif (pengetahuan
kemampuan dalam berbahasa, pemahaman, dan cara penerapannya), Aspek afektif (kemauan
menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan, mengorganisasikan, dan pembentukan watak
atau karakteristik), aspek psikomotorik (keterampilan dasar), serta juga menumbuhkan rasa
kepercayaan, keimanan, dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Disamping itu pula,
4
bahwa Pendidikan Anak Usia Dini memiliki jenjang pendidikan dalam proses
pembelajarannya.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang menitikberatkan pada pengembangan pembentukan prilaku atau pembiasaan meliputi:
1) perkembangan nilai – nilai agama dan moral; 2) perkembangan sosial emosional dan
kemandirian dan pengembangan kemampuan dasar. Perkembangan kedua meliputi: a)
perkembangan bahasa; b) perkembangan kognitif; dan c) perkembangan fisik motorik.
Kegiatan pengembangan suatu aspek dilakukan secara terpadu dengan aspek yang lain
dengan menggunakan pendekatan tematik.
Menurut E. Mulyasa menyampaikan dalam pengembangan rencana pembelajaran
dinyatakan bahwa perencaan pembelajaran PAUD meliputi; Program Semester (Promes),
Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), dan Rencana Kegiatan Harian (RKH). Berdasarkan
pengertian manajemen dan pembelajaran tersebut, pengelolaan pembelajaran dapat dimaknai
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan penilaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Pelaksanaan pembelajaran di PAUD dilaksanakan berdasarkan Rencana Kegiatan
Harian (RKH) yang mencakup kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Kegiatan pembukaan merupakan upaya mempersiapkan siswa PAUD secara psikis dan fisik
untuk melakukan berbagai aktivitas belajar. Kegiatan inti merupakan upaya pembelajaran
yang dilakukan melalui kegiatan bermain yang memberikan pengalaman belajaran secara
langsung kepada anak sebagai dasar pembentukan sikap, perolehan pengetahuan dan
keterampilan. Kegiatan penutup yang dimaksud di sini adalah upaya menggali kembali
pengalaman bermain anak yang telah dilakukan dalam satu hari, serta mendorong anak
menjadi mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya.
Sedangkan untuk pengorganisasian secara menyeluruh, misalnya waktu pembelajaran,
medai, Alat Peraga Edukatif yang akan dipakai, dikoodinir oleh pengelola secara langsung,
sehingga lebih tertib. Pengelolaan pembelajaran dapat menimbulkan ketidak cocokkan, oleh
karena itu peran pengelola dalam mengatur pembelajaran sangat dipelurkan agar proses
pembelajaranya lebih efektif.
5
Definisi lain menyebutkan bahwa perencanaan pendidikan sebagai sebuah
penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan
dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakatnya. Dari pengertian ini, dapat
dipahami bahwa perencanaan pendidikan mempunyai berbagai unsur penting sebagai
berikut:
1) Perencanaan pendidikan menggunakan analisis yang bersifat rasional dan
sistematik. Hal ini menyangkut metodologi dalam perencanaan
2) Perencanaan pendidikan terkait dengan pembangunan pendidikan yang
dilakukan dalam rangka refomasi pendidikan. Tujuannya adalah mencapai
tujuan pendidikan yang dicita – citakan.
3) Perencanaan pendidikan merupakan kegiatan yang berkelanjutan
4) Perencanaan pendidikan mencangkup aspek internal dan eksternal dari
keorganisasian sistem pendidikan nasional
5) Perencanaan pendidikan mempertimbangkan prinsip efektivitas dan efesiensi.
Salah satu fungsi perencanaan adalah langkah awal merumuskan strategi,
dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya organisasi untuk meramalkan
kesuksesan pada masa mendatang. Perencanaan dasarnya dapat dipahami sebagai
pintu masuk bagi setiap organisasi untuk menganalisis berbagai kekuatan, kelemahan,
ancaman, dan peluang yang dapat mempengaruhi organisasi dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan.
Jadi dapat dikatan bahwa perencanaan adalah kegiatan menetapkan tujuan
yang hendak dicapai oleh suatu organisasi (termasuk KB, TK/RA sebagai lembaga
PAUD), tindakan – tindakan untuk mencapai tujuan, siapa saja yang akan mencapai
tujuan, serta apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut dalam suatu
organisasi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk
bekerjasama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa
sasaran dalam kata lain, mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di
antara anggota organisasi, sehingga mereka mencapai tujuan. Dalam kaitannya
dengan fungsi pengorganisasian, selain mengorganisir orang, pengorganisasian juga
meliputi manajemen proyek, perakitan sumber daya yang diperlukan (tenaga, materi,
dan uang) untuk melaksanakan pekerjaan yang ditetapkan dalam rencana.
Organisasi adalah wadah, tempat atau sistem untuk melakukan kegiatan
bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan pengorganisasian
(Organizing) merupakan proses pembentukan wadah atau sistem dan menyusunan
anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Jika
dikaitkan dengan pendidikan, organisasi adalah tempat untuk melakukan aktivitas
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Sedangkan
pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat atau sistem
dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan.
6
Pengorganisasian merupakan lanjutan dari fungsi perencanaan dalam
implementasi manajemen, termasuk manajemen PAUD. Definisi pengorganisasian
dapat diketahui dari pendapat – pendapat berikut:
1) Terry menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk menghimpun dan menyusun semua sumber yang diisyaratkan dalam
rencana, terutama sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
2) Nanang Fattah berpendapat bahwa pengorganisasian adalah proses membagi
kerja ke dalam tugas – tugas tersebut kepada orang – orang yang mempunyai
keahlian dan mengalokasikan sumber daya serta mengkoordinasikannya dalam
rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan definisi diatas, maka mudahnya pengorganisasian dapat diartikan
sebagai uapaya yang dilakukan oleh kepala PAUD dalam membagi dan mengatur
tugas pokok dan fungsi pendidik PAUD serta staf dalam rangka mencapai KB,
TK/RA. Dengan demikian, tujuan dari dilakukannya pengorganisasian adalah
membantu Stakeholders PAUD, khususnya pendidik PAUD dan staf PAUD
bekerjasama secara efektif untuk mencapai tujuan. Kepala PAUD akan membuat
struktur organisasi KB, TK/RA untuk menggambarkan tugas, kewenangan,
tanggungjawab dan garis kerjasama antara kepala PAUD, pendidik dan staf.
c. Penggerakan (Actuating)
Fungsi penggerakan merupakan gerak pelaksanaan dari kegiatan perencanaan
dan pengorganisasian. Penekanan dari penggerakan proyek adalah penciptaan
kerjasama antara anggota – anggota kelompok serta peningkatan semangat kerja
keseluruhan anggota untuk tercapainya tujuan organisasi. Kegiatan pengarahan dan
bimbingan sebagai perwujudan fungsi penggerakan dalam manajemen memerlukan
penciptaan dan pengembangan komunikasi secara efektif dan efisien. Fungsi
penggerakan adalah bagian dari implementasi pengarahan, tetapi juga bisanya
berlangsung secara serempak. Fungsi – fungsi manajemen tidak dipisahkan satu
dengan yang lain, karena kesemuanya membentu mata rantai yang bersambung dalam
suatu proses pengelolaan organisasi.
Penggerak (actuating) adalah salah satu fungsi manajemen yang berfungsi
untuk merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian. Actuating adalah
upaya untuk menggerakan atau mengarahkan tenaga kerja serta mendayagunakan
fasilitas yang ada yang dimaksud untuk melaksanakan pekerjaan secara berasama.
Actuating dalam organisasi juga bisa diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian
motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka bersedia
bekerja dengan kesungguhan demi tercapainya tujuan organisasi.
Penggerak merupakan fungsi manajemen yang kompleks dan merupakan
fungsi manajemen yang cukup luas serta sangat terkai dengan sumber daya manusia
yang akhirnya penggerakan merupakan pusat sekitar aktivitas – aktivitas manajemen.
Penggerakan juga merupakan kemampuan kepala PAUD untuk memberikan
kegairahan, kegiatan, dan pengertian sehingga pendidikan dan staf mau mendukung
dan bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas, wewenang,
dan tanggung jawab yang diberikan kepada pendidik dan staf PAUD. Penggerakan
tidak hanya dilakukan oleh kepala PAUD dengan kata – kata manis atau sekedar basa
7
– basi yang diucapkan kepada pendidik dan kepala PAUD. Lebih dari penggerakan
merupakan pemahaman mendalam akan berbagai kemampuan, kesanggupan, keadaan,
motivasi, dan kebutuhan orang lain.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa penggerakan dalam manajemen
PAUD mencangkup di dalamnya adalah kepemimpinan, motivasi, komunikasi, serta
bentuk – bentuk lain dalaam rangka mempengaruhi pendidik dan staf PAUD untuk
melakukan aktivitas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk mencapai tujuan
KB, TK/RA.
d. Pengawasan (Contolling)
Ada tiga tipe dasar pengawasan yaitu 1) pengawasan pendahuluan; 2)
pengawasan “concurrent”; dan 3) pengawasan umpan balik. Pengawasan pendahuluan
dirancang untuk mengantisipasi masalah – masalah atau penyimpangan –
penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum
suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Pengawasan ini akan efektif hanya bila
manajer mampu mendapatkan informasi akurat dan tepat pada waktunya tentang
perubahan – perubahan dalam lingkungan atau tentang perkembangan terhadap tujuan
yang diinginkan. Selanjutnya pengawasan umpan balik mengukur hasil – hasil dari
suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab – sebab penyimpangan rencana atau
standar ditentukan, dan penemuan – penemuan diterapkan untuk kegiatan – kegiatan
serupa dimasa mendatang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan
setelah kegiatan terjadi. Didalam proses pengawasan atau pengendalian, maka aspek
evaluasi diperlukan sebagai umpan balik dalam rangka memperbaiki dan atau
mencegah hal – hal yang dipandang menghambat penyelenggaraan program –
program organisasi.
Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan kepastian tentang
pelaksanaan program, pekerjaan atau kegiatan yang sedang maupun yang telah
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Kegiatan pengawasan pada
dasarnya untuk membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi.
Pada kegiatan pengawasan, kepala PAUD memikul tanggungjawab untuk
menilai, menyimpulkan, dan menetapkan sudah sejauh mana tujuan KB, TK/RS
tercapai dan sudah sejauh mana kemampuan pendidik serta staf untuk bekerja sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala
PAUD selama ataupun sesudah berlangsungnya perencanaan dan pengorganisasian,
dan salah satu hasil pengawasan tersebut mungkin melahirkan rencana yan baru atau
disempurnakan maupun dapat menimbulkan perubahan terkait dengan pembedayaan
sumber daya.
Dalam konteks manajemen PAUD, maka pengawasan merupakan upaya
kontrol terhadap semua komponen kelembagaan PAUD dalam merealisasikan
program – program pembelajaran. Pengawasan bukan dimaksudkan untuk menakut –
nakuti staf – staf yang terlibat di dalamnya, tetapi lebih kepada motivasi, pengarahan,
dan membantu memecahkan kendala lapangan, sehingga sebuah program
kelembagaan PAUD dapat berjalan dengan baik.
Tujuan dari kegaiatan pengawasan adalah:
1) Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
8
2) Mencegah terulangnya kembali kesalahan yang telah terjadi
3) Mendapatkan cara – cara yang lebih baik atau membina yang telah baik
4) Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, pada sebuah
organisasi
5) Meningkatkan kinerja organisasi
6) Memberi opini atas kinerja organisasi
7) Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas masalah – masalah
pencapaian kinerja yang ada.
8) Menciptakan terwujudnya organisasi yang bersih.
Disamping itu ada dua macam pengawasan yang dapat dilakukan oleh kepala PAUD,
antara lain:
1) Pengawasan Melekat, yaitu serangkaian kegiatan yang bersifat pengendalian
yang terus – menerus, dilakukan langsung terhadap pendidik PAUD dan staf
secara preventif dan regresif agar pelaksanaan tugas mereka berjalan secara
efektif dan efisien.
2) Pengawasan Fungsional, merupakan usaha pengawasan yang dilakukan untuk
melakukan audit serta pemantauan secara bebas terhadap objek yang
diawasinya. Pengawasan ini mempunyai peran penting dalam membantu kepala
PAUD melakukan pengendalian KB, TK/RA yang dipimpinya dalam mencapai
tujuan. Ada dua bentuk pengawasan fungsional yang dapat dilakukan, yaitu:
a) Pengawasan Internal
Pengawasan internal merupakan suatu penilaian yang objektif dan
sistematis oleh pengawasan internal (dari lingkungan KB, TK/RA
sendiri) atas pelaksanaan dan pengendalian organisasi. Pengawasan
internal menekankan pada pemberitahuan bantuan kepada kepala
PAUD dalam mengidentifikasi sekaligus merekomendasi masalah
potensi kegagalan sistem dan program. Berbagai manfaat dari
dilakukannya pengawasan internal antara lain:
Menjembatani hubungan antara kepala PAUD, pendidik dan
staf dalam rangka memperkecil ketimpangan informasi
Mendapatkan informasi keuangan dan penggunaan yang tepat
dan dapat dipercaya
Menghindari atau mengurangi resiko dalam penyelenggaraan
layanan PAUD
Memenuhi standar yang ditetapkan secara memuaskan
Mengetahui penerimaan/ketaatan terhadap kebijakan dan
prosedur internal
Mengetahui efesiensi penggunaan sumber dana organisasi
atau kepastian terwujudnya penghematan
Mendukung efektivitas pencapaian tujuan KB, TK/RA
b) Pengawasan Eksternal
Pengawasan eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan untuk
meningkatkan kredibilitas keberhasilan dan kemajuan KB, TK/RA.
Pelaksanaan pengawasan eksternal dilakukan dnegan prinsip
kemitraan antara pengawasan eksternal (pihak luar KB, TK/RA) dan
9
yang pendidik, dan staf). Akreditasi meruapakan kegiatan
pengawasan eksternal yang sekarang ini lazim digunakan.
10
2.6 Metode Pembelajaran
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar dengan cerita.
Melalui metode bercerita anak mendapat pengalaman serta pengetahuan yang akan
disampaikan melalui cerita secara lisan. Selain itu, metode bercerita dapat membantu anak
dalam mengembangkan dan melatih kemampuan bahasa yang anak miliki. Metode bercerita
disampaikan melalui cerita yang menarik dengan atau tanpa bantuan media pembelajaran.
Cerita yang disampaikan harus mengandung pesan, nasihat, dan informasi yang dapat
ditangkap oleh anak sehingga dapat memahami cerita serta meneladani hal-hal baik yang
disampaikan. Melalui metode bercerita anak dapat mengembangkan kemampuan bahasannya,
dapat mengulang cerita yang didengarnya dengan bahasa yang sederhana sehingga
berpengaruh terhadap kemampuan kosakata dasar anak.
Sama halnya yang diterapkan di Taman Kanak- kanak Marie Joseph, yang proses
belajar mengajarnya menggunakan metode bercerita. Penggunaan metode bercerita tersebut
melibatkan anak di dalam ceritanya, misalnya anak akan ditanyai pendapatnya ketika dalam
cerita seperti kelanjutan dari suatu cerita atau penyebab dari sesuatu dalam cerita. Selain itu,
dalam metode cerita menggunakan bantuan alat anak akan semakin tertarik dan fokus
mendengarkan cerita dari awal sampai akhir, sehingga pembelajaran menjadi berkesan untuk
anak dan akan mudah mengingat pembelajaran yang ada serta dapat berpengaruh terhadap
kemampuan kosakata dasar anak dalam bercerita. Mengingat cerita adalah suatu seni dalam
menyampaikan ilmu, pesan, nasihat, baik lisan maupun tulisan kepada orang lain yang
sebagian besar bahannya berdasarkan fakta. Sebagaimana pendapat Cendekia (2013:8) bahwa
metode bercerita adalah “metode yang sangat baik dan disukai oleh jiwa manusia karena
memiliki pengaruh yang menakjubkan untuk dapat menarik perhatian pendengar dan
membuat seseorang bisa mengingat kejadian-kejadian dalam sebuah kisah dengan cepat”.
Moeslichatoen (2004:157) mengatakan metode bercerita merupakan “salah satu pemberian
pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan dan
cerita yang digunakan harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak terlepas dari
tujuan pendidikan bagi anak TK.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini tidak bisa terlepas dari
sistem pendidikan nasional yang memiliki peran sangat penting dalam rangka meletakan
dasar dasar perkembangan anak. Oleh karena itu manajemen pembelajaran menjadi poin
penting bagi keberhasilan sebuah pembelajaran di suatu lingkungan pendidikan.
Pembelajaran dapat di simpulkan iyalah proses interaksi anatar pendidik dan peserta pendidik
sehingga tikah laku ke arah lebih baik.
Dapat disimpulkan bahwa konsep manajemen pembelajaran sebagai proses mengelola
yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian (pengarahan) dan
pengevaluasian kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran siswa dengan
mengikutsertakan berbagai faktor didalamnya gunak mencapai tujuan yang optimal. Dalam
hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat atau perencanaan (desain) sebagai upaya untuk
pembelajaran murid.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
14