Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ADMINISTRASI KESISWAAN

Ditujukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Administrasi Pendidikan

Dosen : Dr. H. Irfan Ahmad Zein, M. Ag

Disusun Oleh :

Ida Nuraida 1162020086

Laila Robiah Adawiah 1162020109

M. Ma’rufil Karhi 1162020118

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-
Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah
Administrasi Pendidikan ini dapat selesai sesuai dengan waktunya. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang
teguh pada sunnahnya Amin.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya ada hambatan yang selalu mengiringi namun atas
kerja sama dan diskusi, akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu
kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Wassalamualikum Wr.Wb

Bandung, 25 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. i

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Administrasi Kesiswaan................................................................................................ 3
B. Tujuan dan Manfaat dari Administrasi Kesiswaan........................................................ 3
C. Ruang Lingkup Administrasi Kesiswaan....................................................................... 4
BAB III - PENUTUP........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Administrasi merupakan sesuatu yang sangat penting di dunia yang semakin kompleks
dan majemuk seperti saat ini. Melalui fungsi-fungsinya, administrasi membantu masyarakat di
dunia untuk mencapai tujuan dengan cara efektif dan efisien. Fungsi-fungsi administrasi mulai
dari planning, organizing, directing, actuating, dan controlling merupakan kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Sehingga keterkaitan antarfungsi tersebut memudahkan seorang
pemimpin atau leader untuk menyusun dan mencapai tujuannya secara maksimal.

Dalam dunia pendidikan pun tidak dapat dilepaskan dengan administrasi. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangatlah tergantung dari komponen-komponen
pendukung dari proses pendidikan di sekolah tersebut, seperti siswa atau peserta didik, pendidik
atau guru, kurikulum, serta sarana prasarana. Semua komponen tersebut haruslah saling
mendukung guna mencapai keberhasilan dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah.
Salah satu komponen yang sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan adalah siswa
atau peserta didik. Sebagai komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan, dalam proses
input dari siswa itu haruslah direncanakan sebaik mungkin, guna mendapatkan input yang
berkualitas. Sehingga administrasi kesiswaan merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan
dalam rangka mencapai penyelenggaraan pendidikan yang efisien dan efektif. Dalam makalah
kali ini, akan dibahas berbagai hal yang berkaitan administrasi kesiswaan seperti halnya
pengertian, proses, tujuan, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan administrasi kesiswaan?
2. Apakah tujuan dari administrasi kesiswaan?
3. Apakah ruang lingkup dari administrasi kesiswaan
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari administrasi kesiswaan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan dari administrasi kesiswaan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui ruang lingkup dari administrasi kesiswaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Kesiswaan

Secara etimologis, perkataan adminitrasi berasal dari bahasa latin ad dan minitrare yang
berarti melayani (to service), sedangkan dari bahasa Inggris adalah administrastion atau to
admininter yang berarti untuk mengatur, dan mengarahkan. Sehingga Administrasi dapat
dimaknai sebagai kegiatan untuk melayani, membantu, mengatur, dan mengarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu.Menurut Drs. Ngalim Purwanto, administrasi adalah suatu proses dari
semua kegiatan bersama dengan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia baik secara
material, personal, maupun spiritual dalam usaha mencapai suatu tujuan bersama secara efektif
dan efisien.

Sedangkan pengertian siswa menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang


Sistem Pendidikan pada Bab I, Pasal 1, ayat 4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas, maka peserta didik/siswa adalah orang atau individu
yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya agar
tumbuh dalam menerima pelajaran yang diberikan pendidik.

Setelah mengetahui pengertian administrasi dan siswa maka dapat diketahui bahwa
administrasi kesiswaan adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang
berkaitan dengan siswa, yaitu mulai dari masuknya siswa sampai dengan keluarnya siswa
tersebut dari suatu sekolah atau lembaga (Hendyat S dan Wasty S,1982:98)1.

Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan
secara sengaja serta pembinaan secara continue terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga
pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara
efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Gunawan,
1996:80). A. Gaffer MS membagi administrasi kesiswaan pada tiga bidang, antara lain:
1
Prof. Dr. H. Afifudin, MM., 2004 Administrasi Pendidikan, Bandung : Insan Media Offset
1. Pupil Inventory

Adalah gambaran data siswa yang ada dalam lembaga sekolah untuk mengetahui
keadaan-keadaan siswa yang akan masuk sekolah dan juga untuk mengetahui
pertumbuhan jumlah penduduk terutama pada usia anak sekolah. Data ini untuk
menyusun perencanaan sarana prasarana, tenaga guru, termasuk juga perencanaan
keuangan untuk anggaran biaya sekolah tersebut. Dan data pupil Inventory dapat
digunakan menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang. (semua data harus ada
pada administrator pendidikan/sekolah).

2. Pupil Accounting

Adalah data mengenai keterangan perilaku siswa di sekolah, terutama masalah


absensi. Seperti, mengapa siswa terlambat masuk sekolah, atau mengapa siswa tidak
masuk sekolah, masalah ini guru harus mengetahui penyebab-penyebabnya sehingga
dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

3. Pupil Personel Service

Adalah pelayanan dan usaha-usaha sekolah untuk mengembangkan prestasi siswa,


pelayanan tersebut berupa bimbingan konseling yaitu dengan memberikan penyuluhan-
penyuluhan kepada siswa, sehingga para siswa sadar tentang potensi bakat mintanya,
kemampuannya dan mampu memecahkan masalah-masalahnya sendiri (tanpa paksaan),
termasuk juga dengan kesadaranya sendiri dapat mengaplikasikan pelajaran yang telah
diajarkan dalam kehidupanya sehari-hari.

B. Tujuan dan Manfaat dari Administrasi Kesiswaan

Tujuan dan manfaat dari administrasi kesiswaan diantaranya;


1. Melakukan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid
meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu,
serta menunjang proses pembelajaran sehingga lancar, teratur, dan memberikan
kontribusi pada tujuan pendidikan.
2. Dapat mengetahui kuantitas dan kualitas siswa yang ada.
3. Dapat memetakan asal siswa baik itu daerah asal ataupun sekolah asal siswa, serta
setelah lulus kita juga dapat memetakan penyebaran lulusan siswa tersebut.
4. Dapat membuat suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman, karena adanya tata
tertib yang tetrulis untuk siswa.
C. Ruang Lingkup Administrasi Kesiswaan

Administrasi kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan pencatatan siswa atau peserta didik


mulai dari siswa mulai masuk sekolah hingga siswa meninggalkan sekolah karena lulus atau
alasan lainnya. Dengan rincin kegiatan sebagai berikut:

1. Awal tahun pelajaran


a. Penerimaan siswa baru
b. Pendataan calon siswa baru
c. Mengelola data Siswa Baru
2. Selama tahun pelajaran
a. Membuat dan mengelola buku induk siswa
b. Membuat dan mengelola buku klaper
c. Mendata jumlah siswa menurut asal, kelas dan jenis kelamin
d. Jumlah siswa menurut usia, kelas dan jenis kelamin
e. Papan absensi siswa
f. Buku rekapitulasi absensi harian siswa
g. Buku absensi bulanan
h. Buku rekapitulasi tahunan absensi siswa
i. Surat permohonan pindah sekolah
j. Surat keterangan pindah sekolah
k.Mutasi siswa selama semester
3. Akhir Tahun Pelajaran
a. Mendata dan melaporkan calon peserta UAS/UAN
b. Menyiapkan tanda peserta UAS/UAN
c. Mendata dan mengarsipkan tabel peserta dalam prestasi UAS/UAN
d. Pendaftaran masuk kejenjang lebih tinggi
e. Daftar naik kelas/tidak naik kelas
f. Rekapitulasi berhasil tidaknya siswa
g. Raport

Kepala sekolah atau lembaga pendidikan sebagai leader hendaknya mampu untuk
mempersiapkan atau merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kesiswaaan
diatas. Berikut pengertian lebih jelas mengenai kegiatan kegiatan tersebut.

1. Penerimaan Peserta Didik


Dalam penerimaan siswa baru ini perlu direncanakan dengan baik, agar
penerimaan siswa baru dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal
ini, juga harus memperhatikan hari-hari libur sekolah atau hari Ahad, agar tidak
terjadi tabrakan dengan regristrasi siswa yang lama.
Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa
baru (PSB) atau panitia penerimaan murid baru (PMB). Dalam kegiatan ini Kepala
Sekolah membentuk panitia atau menunjuk beberapa orang Guru untuk bertanggung
jawab pada tugas tersebut. Setelah para siswa diterima lalu dilakukan pengelompokan
dan orientasi sehingga secara fisik, mental dan emosional siap untuk mengikuti
pendidikan di sekolah.
Pada tahap penerimaan, tentu saja setiap orang atau individu memiliki
kesempatan yang sama untuk mengikuti sebuah pembelajaran di sekolah atau
lembaga pendidikan. Oleh karena hal tersebut, lembaga pendidikan harus
mempersiapkan segala hal untuk menjaring calon-calon peserta didiknya. Ketika
berbicara mengenai penerimaan Peserta didik, haruslah memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
a. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik
Kebijakan penerimaan peserta didik baru, memuat aturan mengenai
jumlah peserta didik yang dapat diterima di lembaga pendidikan tersebut
sesuai dengan kondisional lembaga pendidikan tersebut, seperti daya
tampung, kriteria yang dapat diterima, sarana prasarana, tenaga kependidikan
yang ada, jumlah peserta didik yang tinggal kelas, dsb. Selain itu kebijakan
penerimaan peserta didik baru juga memuat mengenai sistem penerimaan,
waktu penerimaan, serta personalia-personalia yang akan terlibat dalam proses
penerimaan.
b. Sistem Penerimaan Peserta Didik
Berbicara mengenai sistem penerimaan, ada dua macam sistem
penerimaan peserta didik baru, yaitu sistem promosi dan sistem seleksi.
Sistem promosi merupakan sistem penerimaan yang tidak menerapkan
seleksi dalam penerimaan peserta didik baru. Sehingga setiap siswa yang telah
mendaftar, akan secara langsung diterima oleh lembaga pendidikan tersebut
sebagai peserta didik baru.
Sistem seleksi adalah sistem penerimaan peserta didik baru yang
menerapkan seleksi atau penyaringan terhadap peserta didik yang telah
mendaftar. Ada tiga macam sistem seleksi, yaitu melalui seleksi DANEM,
seleksi Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK), dan seleksi berdasar hasil
ujian masuk.
Seleksi melalui DANEM, berarti ketika calon peserta didik masuk dalam
ranking yang ditentukan oleh sekolah, maka peserta didik tersebut dinyatakan
lolos seleksi. Pada sistem ini, sekolah telah terlebih dahulu menentukan daya
tampung dari peserta didik yang akan diterima.
Seleksi PMDK, berarti seleksi melalui penelusuran prestasi yang telah
diperoleh oleh calon peserta didik bisa melihat dari nilai rapor atau melalui
piagam penghargaan yang telah dia peroleh. Seleksi ini memberi kesempatan
pada peserta didik yang unggul di sekolah sebelumnya untuk dapat
meneruskan ke jenjang berikutnya sesuai dengan bakat dan minat yang ada
pada dirinya.
Sistem seleksi tes masuk, berarti calon peserta didik yang akan mendaftar
untuk masuk ke sekolah atau lembaga pendidikan tersebut, harus melalui
seleksi dengan ujian atau tes masuk. Ketika calon peserta didik mampu
menyelesaikan tes dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan maka
calon peserta didik tersebut akan diterima. Sebaliknya, ketika calon peserta
didik tersebut tidak dapat menyelesaikan, maka ia dinyatakan gagal. Sistem
ini lazimnya melalui beberapa tahap, yakni seleksi administrasi (persyaratan-
persyaratan) dan selsksi akademik (kemampuan akademik)
c. Kriteria Penerimaan Peserta Didik
Kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya
seseorang untuk diterima sebagai peserta didik. Kriteria penerimaan peserta
didik ada tiga macam, kriteria acuan patokan (standard criterian referenced),
kriteria acuan norma (Norm criterian referenced), dan kriteria berdasar daya
tampung sekolah. Kriteria acuan patokan merupakan penerimaan
berdasarkan syarat atau kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan
kriteria acuan norma adalah penerimaan berdasarkan keseluruhan prestasi
yang diperoleh, dijumlah, dan direrata. Kriteria berdasar daya tampung
sekolah adalah penerimaan berdasar daya tampung yang telah ditentukan
sehingga memenuhi kriteria ketika didalam cakupan daya tampung yang telah
ditentukan.
Konsekuensi dari adanya kriteria ini adalah ketika ada calon peserta didik
yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka calon peserta didik
akan dinyatakan gagal atau tidak diterima.
d. Prosedur Penerimaan Peserta Didik
Penerimaan peserta didik merupakan aktivitas penting dalam administrasi
kesiswaan, karena kualitas input dari peserta didik sangat tergantung dari
proses penerimaan peserta didik ini. Berikut ini adalah prosedur penerimaan
peserta didik di lembaga pendidikan atau sekolah yakni pembentukan
kepanitiaan penerimaan peserta didik baru, menentukan syarat pendaftaran
calon peserta didik, menyediakan formulir, pembuatan, pemasangan, atau
pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan
peserta didik yang diterima, pengumuman dan registrasi peserta didik yang
diterim Berikut penjelasan secara singkat prosedur-prosedur di atas 2.
1) Pembentukan kepanitiaan penerimaan peserta didik baru
Sebagai bentuk pengorganisasian dan pembagian tugas, perlu
adanya pembentukan kepanitiaan sehingga pelaksanaan penerimaan
peserta didik baru mampu berjalan secara efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan. Panitia penerimaan siswa baru
terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru yang ditunjuk untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan yakni:
a. Syarat-syarat pendaftaran
b. Format pendaftaran
c. Pengumuman
d. Buku pendaftaran
e. Waktu pendaftaran
f. Jumlah calon yang diterima.

2
Prof. Dr. H. Afifudin, MM., 2004 Administrasi Pendidikan, Bandung : Insan Media Offset
2) Menentukan syarat pendaftaran calon siswa
Dalam pengumuman, berisi syarat atau ketentuan yang harus
dipersiapkan oleh calon pendaftar bisa berupa dokumen, foto, atau
ketentuan lainnya. Syarat penerimaan siswa baru ini diatur oleh Kan-
Wil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan pedoman pada
ketentuan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Misalnya
syarat masuk sekolah dasar: Sudah berumur 7 tahun. Apabila semua
anak yang berumur 7 tahun sudah tertampung, maka prioritas
penerimaan adalah anak yang berusia 8, 9, 10, 11, 12, dan 6.
3) Menyediakan Formulir Pendaftaran
Dalam setiap penerimaan anggota baru baik itu siswa, pekerja dan
lain sebagainya, perlulah disertakan pengisian formulir untuk
mengetahui identitas anggota atau siswa baru tersebut. Terlebih untuk
administrasi sekolah ialah untuk mengisi buku induk sekolah.
4) Pembuatan, pemasangan, atau pengiriman pengumuman
Setelah hasil rapat mengenai ketentuan penerimaan peserta didik
baru telah mencapai suatu kesepakatan dan persiapan perangkat
kegiatan pendaftaran telah siap, maka langkah selanjutnya adalah
membuat suatu promosi atau pemberitahuan mengenai penerimaan
peserta didik baru kepada masyarakat. Isi dari promosi atau
peberitahuan tersebut bisa berupa
a. Profil atau gambaran sekolah Bisa dijelaskan mengenai visi,
misi, fasilitas sarana prasarana, prestasi, dll. Dengan diberikan
mengenai gambaran sekolah, calon peserta didik mampu
mengetahui kualitas dari sekolah tersebut.
b. Syarat-syarat yang harus dipenuh
Dalam pengumuman, berisi syarat atau ketentuan yang
harus dipersiapkan oleh calon pendaftar bisa berupa dokumen,
foto, atau ketentuan lainnya.
c. Cara mendaftar
Dijelaskan mengenai prosedur pendaftaran dengan cara
online atau langsung ke sekolah harus dijelaskan secara jelas.
Sehingga memudahkan calon peserta didik dalam menyiapkan
berbagai hal yang berkaitan dengan pendaftaran.
d. Waktu dan tempat pendaftaran, seleksi, dan pengumuman
Memuat mengenai waktu dan tempat terkait dengan
pendaftaran, proses seleksi, pengumuman beserta registrasi.
e. Uang pendaftaran
Memuat keterangan tentang biaya pendaftarab dan kepada
siapa harus membayar (bank atau langsung ke sekolah).
e. Seleksi peserta didik baru
Seleksi calon peserta didik ialah kegiatan pemlihan siswa untuk
menentukan diterima atau tidaknya ia disekolah berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Seleksi dapat dilakukan melalui pngamatan terhadap persyartan
pendaftaran atau tes. Ketika menggunakan seleksi tes, maka sekolah perlu
menyiapkan sarana prasarana untuk mendukung dan melayani calon peserta
didik untuk mengikuti serangkaian tes yang telah direncanakan. Perlu adanya
petunjuk yang jelas baik untuk peserta atau pengawas tes, sehingga tes dapat
berjalan tertib, jujur, dan lancar.
f. Penentuan peserta didik yang diterima
Penentuan calon siswa yang diterima di sekolah selain memenuhi
persyaratan, juga melihat daya tampung kelas . penentuan atau perhitungan
daya ta,pung iin dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

DT = B x M-TK

Ket :

DT = Daya Tampung

B = Banyak bangku dikelas

M = Muatan bangku dikelas

TK = Jumlah siswa yang tinggal kelas pada kelas l.


g. Pengumuman dan registrasi peserta didik yang diterima
Setelah melalui proses seleksi dan telah ditentukan diterima atau tidak,
maka prosedur selanjutnya adalah malak ukan pengumuman. Pengumuman
dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka. Tertutup berarti bersifat privasi
dan pribadi, jadi yang mengetahui hanya siswa yang bersangkutan, sedangkan
terbuka berarti pengumuman bersifat umum, dan setiap peserta dapat melihat
hasil yang didapat peserta lain. Setelah diumumkan dinyatakan diterima
proses selanjutnya adalah registrasi atau daftar ulang untuk mengisi buku
induk sekolah.
2. Pencatatan Peserta Didik
Setelah melalui proses seleksi penerimaan, peserta didik yang dinyatakan lolos
haruslah dicatat sebagai siswa baru di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut. Catatan-
catatan yang dimaksud adalah:
a. Buku Induk atau buku Pokok
Buku yang digunakan untuk mencatat data semua anak yang pernah atau
sedang mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut.[6] Buku induk biasanya
dicatat dalam buku besar. Data yang ada dalam buku induk ini harus lengkap
meliputi nomor urut, nomor induk, data dan identitas siswa yang diambil dari
formulir pendaftaran. Buku induk merupakan kumpulan data siswa sepanjang
masa di sekolah itu. Dalam buku induk ini juga berisi data prestasi siswa dari
tahun ke tahun. Catatan dalam buku induk ini harus jelas, bersih dan rapih.
b. Buku klapper
Buku klaper ini membantu buku induk yang memuat data siswa yang
penting-penting. Pengisiannya dapat diambil dari buku induk, tetapi tidak
selengkap buku induk. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk
memudahkan mencari data siswa, apalagi jika belum diketahui nomer
induknya.
c. Buku Presensi kelas
Buku yang setiap hari diisi guna mencatat siswa yang hadir atau tidak
hadir, untuk selanjutnya dihitung persentase kehadiran tiap akhir bulan.
d. Buku tata tertib
Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal : 1 Mei
1974, No. 14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang
mengataur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sangsi terhadap
pelanggarannya. Tata tertib siswa ini merupakan bagian dari tata tertib
sekolah. Tata tertib siswa ini memuat mengenai aturan-aturan yang
menyatakan boleh-tidak boleh, benar-tidak benar, layak-tidak layak, untuk
ditaati oelh peserta didik dan mengandung hukuman sebagai konsekuensi bagi
siswa yang melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan.
Tujuannya agar terdapat suatu standar tingkah laku, menjunjung
tinggi citra peserta didik, serta dapat mewujudkan suatu kedisplinan peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
e. Buku catatan Bimbingan dan penyuluhan

Buku ini untuk mancatat siswa yang meminta bimbingan dan yang telah
mengikutibimbingan dan penyuluhan. Bimbingan adalah proses bantuan yang
diberikan pada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan
tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang
optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak
dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat. Prinsip bimbingan:

1) Prinsip umum. Prinsip ini terbentuk dari sikap dan tingkah laku yang
terlihat dari berbagai aspek kepribadian yang unik dan kompleks dari
siswa tersebut.
2) Prinsip khusus berhubungan dengan individu (program bimbingan
berpusat pada murid) dan yang berhubungan dengan individu yang
dibimbing (petugas hendaknya menggunakan informasi yang tersedia
mengenai individu yang dibimbingnya.

Tujuan pelayanan bimbingan:

1) Tujuan umum, yaitu mengembangkan pengertian dan pemahaman diri


dalam kemajuan di sekolah.
2) Tujuan khusus, yaitu mengatasi kesulitan dalam menyalurkan
kemampuan dan bakat murid secara tepat.

Fungsi dari bimbingan :


1) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa
untuk memilih jurusan sekolah.
2) Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu guru
dalam menyampaikan pelajaran yang disesuaikan dengan bakat, minat
dan kepribadiannya.
3) Fungsi penyesuaian, yaitu membantu siswa untuk memperoleh
penyesuaian pribadi yang lebih baik.
Bimbingan ini dilakukan untuk melayani siswa yang menghadapi kesulitan dan
membantunya dalam membuat rencana/mengambil keputusan sendiri dengan
menyertakan guru dan personel sekolah lainnya dalam membantu siswa.
f. Buku catatan prestasi Belajar Siswa
1) Buku daftar nilai, merupakan buku yang digunakan guru untuk mencatat
nilai mentah yang didapat dari ulangan harian atau ulangan umum
sertanilai lainnya.
2) Buku legger, buku yang memuat semua nilai untuk semua mata pelajaran
dalam periode tertentu. Buku legger diisi oleh seorang wali kelas yang
mendapat nilai dari guru-guru lain yang mengajar di kelas yang
diampunya.
3) Buku raport, Buku yang memuat laporan hasil belajar siswa yang
bersangkutan dalam mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut.
4) Buku Mutasi, Buku yang digunakan untuk mencatat adanya murud-murid
yang pindah.
3. Pengelompokan peserta didik
Sebagian besar siswa dikelompokan berdasarkan sistem kelas. Di sekolah dasar
ada 6 pengelompokkan kelas, sedangkan pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan
tingkat atas baik sekolah umum/kejuruan ada 3 pengelompokkan kelas dan diberikan
pelajaran dengan sistem klasikal. Jenis-jenis pengelompokan peserta didik menurut
Mitchun (1960), ada du jenis pengelompokan, yaitu
a. Ability group, pengelompokan ini dilakukan di setting sekolah, yakni pengelompokan
berdasarkan tingkat kepandaian dari peserta didik.
b. Sub-grouping with in the class, pengelompokan yang dilakukan di setting kelas, di
mana di dalam kelas dibentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan karakteristik
ondividu, seperti pengelompokan berdasarkan minat, pengelompokan berdasar
kebutuhan khusus, pengelompokan beregu, dsb.
4. Orientasi Peserta Didik
Setelah mengikuti proses seleksi dan diterima dan melakukan pendaftaran ulang
untuk dicatat sebagai peserta didik, maka peserta didik baru memasuki masa orientasi.
Yang dimaksud dengan orientasi adalah pengenalan. Pengenalan ini meliputi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah Lingkungan fisik adalah sarana
prasarana seperti laboratorium, lapangan olah raga, koperasi sekolah, dan fasilitas-
fasilitas sekolah lainnya. Sedangkan lingkungan sosial yang dimaksud adalah kepala
sekolah, guru dan staf serta teman sekelas dan sebaya, serta kakak kelasnya.
Manfaat orientasi peserta didik baru; a. Agar peserta didik mengenal lingkungan
sekolah baru mereka, b. Menyiapkan secara fisik, mental, dan emosional peserta didik
agar siap menghadapi lingkungan baru mereka. Fungsi orientasi peserta didik baru
ialah; a. Bagi peserta didik adalah wahana untuk mengenalkan dirinya kepada
lingkungan barunya, seperti kepada teman sekelas, dan sebagai wahana untuk
mengetahui lingkungan barunya, b. Bagi personalia sekolah dan tenaga kependidikan,
sebagai titik tolak dalam memberikan pelayanan yang mereka butuhkan. Hal –hal
yang dapat dilakukan adalahn mengenalkan tata tertib siswa, guru, perpustakaan,
laboratorium, dsb. kepada peserta didik baru, dan c. Bagi kakak kelas peserta didik,
sebagai sarana mengetahui atau menelusuri secara mendalam mengenai peserta didik
baru, berkaitan dengan estafet kepemimpinan dalam organisasi.
Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal : 1 Mei 1974, No.
14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengataur kehidupan
sekolah sehari-hari dan mengandung sangsi terhadap pelanggarannya. Tata tertib
siswa ini merupakan bagian dari tata tertib sekolah. Tata tertib siswa ini memuat
mengenai aturan-aturan yang menyatakan boleh-tidak boleh, benar-tidak benar, layak-
tidak layak, untuk ditaati oelh peserta didik dan mengandung hukuman sebagai
konsekuensi bagi siswa yang melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan.
Tujuannya agar terdapat suatu standar tingkah laku, menjunjung tinggi citra
peserta didik, serta dapat mewujudkan suatu kedisplinan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran di sekolah.
5. Pengelolaan Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
Biasanya OSIS hanya ada di SMP dan SMA saja tidak untuk di sekolah dasar.
Organisasi ini diadakan disekolah bermaksud untuk mengembangkan tanggung
jawab,inisiatif, kepemimpinan, serta pengelolaan kegiatan. Dalam buku Pedoman
UmumPenyelenggaraan Sekolah Menengah yang dikeluarkan oleh Derektorat
jendral Pendidikan dasar dan menengah dijelaskan bahwa tujuan OSIS adalah3 :
- Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang berkepribadian luhur,
memiliki jiwa pancasila, bermental dan bermoral tinggi, berkecakapan serta
memiliki pengetahuan yang siap untuk diamalkan
- Mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang mengabdi kepada
Tuhan Yang Maha Esa, tanah dan bangsanya
- Menggalang kesatuan dan persatuan siswa yang kokoh disekolah dalam wadah
OSIS
- Menghandarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan mecegah
siswa dijadikan kepentingan suat golongan.
Guru memiliki hal yang harus diperhatikan kepada organisasi siwa ini,
diantaranya; aspek organisasi dan aspek kegiatan. Dalam aspek orhanisasi
gur dapat memberikan pengarrahan kepada siswa dalam hal berikut
- Struktur kelembagaan OSIS
- Unsur-unsur personalia yang harus ada
- Distribusi fungsi, kewenangan dan macam kegiatan yang ditangani oleh
masing-masing tingkat.
- Cara menyusunkepengurusan
- Cara melaksanakan kegiatan OSIS sebagai kegiatan organisasi.

3
Prof. Dr. H. Afifudin, MM., 2004 Administrasi Pendidikan, Bandung : Insan Media Offset
Sedangkan dalam aspek kegiatan guru mengarahkan dan membimbing
dalam hal-hal sebagai berikut4:

contoh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sekolah melalui OSIS adalah sebagai
berikut

a. Kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran.


1. Diskusi, temu karya, seminar dan lain-lain.
2. Penelitian.
3. Karya wisata.
4. Penulisan karangan untuk berbagai media.
5. Percobaan-percobaan akademis di luar kelas.
b. Kegiatan pengembangan keterampilan berdasar hobi
1. Latihan kepemimpinan
2. Palang Merah Remaja
3. Usaha Kesehatan Sekolah
4. Pramuka
5. Lintas Alam
6. Olahraga
7. Kesenian
8. Pengaturan lalu-lintas
9. Pengumpulan benda-benda bekas (perangko, binatang, dan lain-lain)
c. Kegiatan-kegiatan pengembangan sikap
1. Pengumpulan dana sosial
2. Pengertian hari-hari besar nasional, keagamaan.
3. Membantu masyarakat yang kena musibah.

4
Drs. H. M. Dryanto, 2008,Administrasi Pendidikan, Jakarta : PT Asdi Mahasatya
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah

1. Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja serta pembinaan secara continue terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga
pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara
efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Gunawan,
1996:80).

2. Tujuan dan manfaat dari administrasi kesiswaan adalah

a. Melakukan pencatatan murid semenjak dari proses penerimaan sampai saat murid
meninggalkan sekolah karena sudah tamat mengikuti pendidikan pada sekolah itu, serta
menunjang proses pembelajaran sehingga lancar, teratur, dan memberikan kontribusi pada tujuan
pendidikan.
b. Dapat mengetahui kuantitas dan kualitas siswa yang ada.
c. Dapat memetakan asal siswa baik itu daerah asal ataupun sekolah asal siswa, serta setelah
lulus kita juga dapat memetakan penyebaran lulusan siswa tersebut.
d. Dapat membuat suatu lingkungan pembelajaran yang nyaman, karena adanya tata tertib yang
tetrulis untuk siswa.
3. Ruang Lingkup Administarsi Kesiswaan adalah

a. Penerimaan Peserta didik


b. Pencatatan peserta didik
c. Orientasi peserta didik
d. Pengelompokan peserta didik
e. Pengelolaan OSIS
DAFTAR PUSTAKA

Subroto, Suryo, 1984, “Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah”, Jakarta: Bina


Aksara.

Mulyasa,E., 2012, “Manajemen Berbasis Sekolah”, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Imron,Ali , 2012, “Managemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, 1990, “Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan”,
Jakarta:Rajawali.

Suryosubroto, B., 2010 “Manajemen Pendidikan di Sekolah”, Jakarta: Rineka Cipta.

Afifudin, 2004 Administrasi Pendidikan, Bandung : Insan Media Offset

Dryanto, 2008,Administrasi Pendidikan, Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Anda mungkin juga menyukai