Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

“Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah”

PRINSIP MANAJEMEN

Dosen Pengampu:

Dr. Iksan, M. Pd.I

Disusun Oleh:

Fatimah Az-zahra (202012120442)

Fajriyatul Alviyah (202012120436)

Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL FITHRAH

SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Prinsip Manajemen” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Prinsip
Manajemen” bagi para pembaca dan juga bagi penulis. kami menyadari, makalah yang kami tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 16 September 2021

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Prinsip adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan. Dalam prosesnya,
prinsip berfungsi sebagai pedoman yang harus dipegang, manajemen juga memiliki prinsip
untuk mengambil tindakan yang mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Henry
Fayol seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat
lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan
situasi-situasi yang berubah. Selain itu, prinsip juga harus didasarkan pada kebenaran dan telah
diuji, supaya dalam prakteknya dapat berfungsi dengan baik.
Di sini pemakalah akan membahas tentang bagian dari prinsip manajemen, dengan rumusan
masalah sebagai berikut:

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS)?
2. Apa definisi Manajemen Berdasarkan Orang (MBO)?
3. Apa definisi Manajemen Berdasarkan Informasi (MBI)?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Manajemen


Prinsip diambil dari kata “principle” yang berarti asas atau dasar, dalam KBBI kata prinsip
bermakna asas yang menjadi pokok dasar dalam berpikir, bertindak, dan sebagainya1. Menurut
Malayu prinsip adalah suatu pernyataan mendasar atau kebenaran umum yang dapat dijadikan
pedoman pemikiran dan tindakan. Jadi prinsip adalah suatu dasar atau asas yang dijadikan
pedoman dalam berpikir dan mengambil tindakan. Secara istilah prinsip adalah suatu
pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan sebagai
pedoman untuk berpikir dan bertindak. Prinsip bersifat permanen, umum, dan mengandung
intisari kebenaran-kebenaran dari bidang ilmu tersebut, sebuah prinsip merupakan roh dari
perkembangan serta perubahan suatu organisasi.2
Secara sederhana prinsip manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti
keberhasilan sebuah manajemen, dapat juga disebut sebagai teori rancangan yang dapat
digunakan oleh seorang perancang organisasi seperti halnya seorang insinyur yang
menggunakan teori dalam hal mendesain sebuah mesin.
Ketika manajer mengimplementasikan tugas dan tanggung jawabnya, mereka harus
berkomitmen pada prinsip-prinsip manajemen, karena dengan hal ini akan mendukung
kesuksesan manajer dalam meningkatkan kinerjanya. Paling tidak dengan prinsip manajemen
ini seorang manajer dapat mengurangi tidak benaran dalam pekerjaannya serta dapat
meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri. 3

B. Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS)

Terdapat 2 kata inti dalam kalimat tersebut yakni “manajemen” dan “sasaran”. Manajemen
dalam KBBI berma’na pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan

1
https://kbbi.kemdikbud.go.id.
2
Dr. candra Wijaya, M.Pd, Dasar-Dasar Manajemen, (Medan: Agustus 2016), Perdana Publishing, hlm. 19
3
Nur Khoiri, Prinsip Dasar Ilmu Manajemen Pendidikan, (Januari 2019), hlm. 106

3
organisasi, sedangkan secara istilah manajemen adalah proses kegiatan usaha untuk mencapai
tujuan tertentu dengan melibatkan orang lain di dalamnya. Dari definisi yang telah dipaparkan
dapat dipahami bahwa kata manajemen ini berkaitan erat dengan sebuah usaha untuk mencapai
tujuan dengan sumber daya yang telah tersedia serta menggunakan cara sebaik mungkin. Kata
kedua yakni sasaran, dalam KBBI berma’na sesuatu yang menjadi tujuan, sedangkan secara
istilah sasaran adalah target yang bersifat khusus yang perlu dicapai dalam jangka waktu yang
lebih kecil, seperti setahun atau kurang. Sasaran menggambarkan tindakan atau kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan.

Manajemen berdasarkan sasaran adalah metode yang digunakan oleh seorang manajer atau
karyawan untuk menjelaskan tujuan dari setiap departemen, proyek, dan orang serta
menggunakannya untuk mengawasi kinerja berkelanjutan, disebut juga dengan Management
Of Objective (MBO). Istilah ini dipopulerkan oleh Pieter Drucker pada 1995 dalam bukunya
yang berjudul The Practice Of Management, pada saat itu istilah ini dipopulerkan sebagai suatu
pendekatan terhadap perencanaan, yakni untuk mengatasi konflik dalam organisasi yang
biasanya muncul jika suatu tujuan organisasi tidak jelas dipahami oleh staf atau sekelompok
staf yang bekerja di organisasi, biasanya konflik ini muncul karena tidak sejalannya
kepentingan pribadi dengan visi, misi organisasi. Adanya istilah ini menjadi salah satu
pendekatan terhadap perencanaan supaya para staf dapat menyelaraskan kepentingan pribadi
mereka dengan visi, misi organisasi. manajemen berdasarkan sasaran pertama kali muncul di
Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan
tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. [Duhou: 2004]. 4

Terdapat empat kegiatan utama yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan MBS, yaitu:

1. Menetapkan Tujuan (Set Goal)


Langkah ini melibatkan banyak orang yakni karyawan dari setiap tingkatan, mereka
dikumpulkan untuk berpikir tentang jawaban dari pertanyaan “apa yang coba kita raih?”
dan memandang kegiatan jauh ke depan. Ini merupakan langkah dasar yang sangat penting
karena menentukan apa saja yang akan dilakukan setelah ini. Tujuan yang baik adalah
tujuan yang konkrit dan realistis, dapat memberi target yang spesifik dengan jangka waktu

4
http://eprintas.stainkudus.ac.id, Jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAGEMENT BY OBJECTIVE, hlm 12

4
tertentu, kembali pada definisi sasaran bahwa targetnya itu bersifat khusus dan perlu diraih
dalam jangka waktu yang kecil, maka tujuan yang ditetapkan harus demikian pula.
2. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan (Develop Action Plan)
Setelah menetapkan tujuan yang ingin diraih,
Setelah menetapkan tujuan, seorang manajer perlu memikirkan ide dan gagasan terkait
rencana apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah ini menentukan
arah tindakan yang dibutuhkan untuk mecpai tujuan yang ditetapkan. Jika tindakan yang
diambil kurang sesuai maka bayangan mencapai tujuan
3. Meninjau Kemajuan Yang Dicapai (Review Progress)
Setelah kegiatan telah berjalan, saatnya meninjau perubahan apa atau apakah yang
dilakukan masih mengarah ke tujuan. Kegiatan ini dapat dilakukan setiap tiga, enam,
sembilan bulan dalam setahun. Jika dalam peninjauan ini seorang manajer, karyawan atau
staf merasa apa yang telah dilakukan melenceng atau tidak berkiblat pada tujuan maka
rencana pelaksanaan bisa diubah agar dapat mencapai tujuan, karena hal utama adalah
tercapainya tujuan.
4. Penghargaan Atas Kinerja Keseluruhan (Apprais, Overall Performance)
Langkah ini merupakan langkah akhir dari MBS, secara cermat mengevaluasi apakah
tujuan tahunan telah dicapai baik oleh individu maupun departemen. Keberhasilan atau
kegagalan pencapaian tujuan merupakan salah satu bagian dalam sistem penilaian kinerja,
kenaikan penghasilan dan penghargaan lainnya5.

C. Kelemahan Dan Keunggulan MBS


Tosi dan Carrol menyebutkan tentang lima keunggulan MBS, yaitu:
1. Memungkinkan para individu untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka
2. Membantu dalam hal perencanaan dengan cara membuat para manajer menetapkan
tujuan dan sasaran.
3. Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan
4. Membuat para individu lebih memusatkan perhatian pada tujuan organisasi
5. Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian
tujuan tertentu.

5
Ibid, hlm. 20

5
Selain bermanfaat bagi organisasi, prinsip ini juga sangat bermanfaat bagi
perseorangan atau individu. Bagi individu manfaat dari MBS ini adalah meningkatkan
rasa keterlibatan dan pemahaman mereka terhadap tujuan-tujuan organisasi. Karena
dalam penetapannya mereka ikut membantu, hal ini memungkinkan usaha-usaha yang
mereka lakukan dipusatkan pada tujuan tersebut. Mereka akan lebih bersemangat dan
bertanggungjawab atas apa yang mereka lakukan. Sedangkan kebaikan-kebaikan yang
dirasakan oleh organisasi adalah tujuan dan sasaran yang ditetapkan terasa
realistik/nyata karena ditetapkan oleh setiap tingkatan dari organisasi tersebut, serta
perbaikan komunikasi yang diciptakan oleh prinsip ini membantu memudahkan
pencapaian tujuan.
Di samping keunggulan yang telah disebutkan di atas, prinsip MBO ini juga memiliki
kelemahan yang perlu diperhatikan. Berikut kelemahan-kelemahan dari prinsip ini:
1. Gaya dan dukungan manajer
2. Penyesuaian dan perubahan
3. Ketrampilan-ketrampilan antar pribadi
Dalam proses penetapan tujuan serta peninjauan kembali harus memerlukan suatu
ketrampilan tinggi dalam hubungan antar pribadi antara manajer dengan
bawahannya. Sayangnya banyak manajer yang tidak memiliki pengalaman atau
kemampuan dalam bidang ini.
4. Deskripsi jabatan
5. Penetapan dan pengkoordinasian tujuan
6. Pengawasan metode pencapaian
7. Konflik antara kreativitas dan MBO6

D. Manajemen Berdasarkan Orang (MBO)


Selain tujuan, orang/manusia merupakan komponen yang sangat penting dalam organisasi,
karena mereka adalah komponen-komponen yang menjalankan serta menggerakkan organisasi.
Prinsip Manajemen Berdasarkan Orang atau MBO adalah suatu manajemen modern yang
mengkaji keterkaitan dimensi perilaku dan komponen sistem yang berkaitan dengan perubahan
serta pengembangan organisasi. Perubahan lingkungan yang bermacam-macam, menuntut

6
Ibid, hlm. 23.

6
organisasi untuk selalu menyesuaikan diri. Salah satu bentuk upaya penyesuaian diri tersebut
adalah dengan mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki, pengembangan ini juga
harus diimbangi dengan berkembangnya organisasi. 7
Tuntutan perubahan organisasi sering ditemukan dalam berbagai konflik baik dari individu,
kelompok maupun antar kelompok. Hal ini mengharuskan adanya penataan serta perubahan
pekerjaan, setiap orang disesuaikan dengan kemampuannya supaya yang dilakukan dapat sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai. Perubahan yang terjadi melibatkan beberapa komponen,
misalnya tujuan, strategi, manusia, struktur dan teknologi yang saling berkaitan erat, jadi
perubahan satu komponen harus diikuti oleh komponen-komponen lain, seperti: ketika
teknologi telah berkembang dapat menunjang kecepatan layanan, maka hal ini menuntut
perubahan perkembangan pada SDM yang bergerak di bidang tersebut, ketika SDM tersebut
tidak sanggup maka diganti dengan SDM lain yang mumpuni di bidang tersebut supaya
perubahannya seimbang.8
1. Hakikat perubahan
Perubahan adalah suatu proses yang menjadikan sessuatu atau situasi yang berbeda dengan
yang sudah ada. Perubahan ini bisa terjadi pada orang, pada struktur, dan pada teknologi.
Perubahan mempunyai tujuan yang sifatnya penyesuaian diri dengan lingkungan agar
tujuan organisasi sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan masyarakat.
Perubahan yang terjadi pada organisasi melibatkan berbagai komponen, misalnya tujuan,
strategi, manusia, struktur, dan teknologi yang saling berkaitan erat, sehingga perubahan
pada suatu komponen harus diikuti dengan perubahan pada kimponen yang lainnya. Agar
perubahan yang dilakukan itu efektif, maka harus direncanakan dengan baik. Mengelola
perubahan di mulai dengan merencanakan, memahami proses perubahan, dan mengenal
sumber-sumber penolakan maupun cara mengatasinya.
2. Proses perubahan
Dalam kenyataannya, proses perubahan itu tidak selamanya lancar. Banyak hal yang
memungkinkan perubahan mengalami berbagai hambatan. Menurut teori Medan Kekuatan
dari Kurt Lewin (James F. Stoner, 1985) setiap perilaku merupakan hasil keseimbangan
antara kekuatan pendorong dengan kekuatan penolak. Kekuatan pendorong dan kekuatan

7
Blog Kajian Pendidikan Islam, Prinsip Manajemen Pendidikan di Lingkungan Keluarga, (Agustus 2014).
8
Jurnal BAB II MANAJEMEN PENDIDIKAN, hlm. 29.

7
penolak bergerak ke arah yang berlawanan. Dia melihat bahwa individu mengalamai 2
hambatan utama untuk melakukan perubahan, yaitu :
1) Tidak bersedia mengubah perilaku yang sudah mapan, dan
2) Perubahan hanya dalam waktu singkat (kembali ke pola perilaku lama)
Tahap pencarian
Untuk mengatasi hal itu Lewin mengembangkan sebuah model proses perubahan yang
terdiri dari tiga langkah, yaitu :
Tahap pembekuan
Tahap pembekuan berarti mengukuhkan pola perilaku baru (refreezing) melalui
mekanisme pendukung atau penguat, sehingga menjadi norma baru. Pada tahap ini, data
dan informasi umpan balik merupakan aspek penting untuk mengevaluassi dan lebih
menyempurnakan tindakan perubahan.
Tahap pencairan
Tahap pencairan mencakup upaya membuat kebutuhan akan perubahan secara gamblang
sehingga individu, kelompok, atau organisasi mudah memahami dan menerima perubahan.
Tahap pengubahan
Tahap pengubahan atau tindakan pemodifikasian organisasi yang membutuhkan agen
perubahan yang terlatih untuk membantu perkembangan nilai, sikap, dan perilaku baru
selama proses mengidentifikasi nilai dan internalisasi.
3. Teknik perubahan
Salah satu teknik yang sering digunakan dalam OD adalah Sensitivity Trainning atau
latihan kepekaan. Latihan kepekaan adalah suatu interaksi dalam kelompok kecil yang
terjadi dalam suasana yang tertekan, sehingga menuntut setiap orang untuk peka terhadap
perasaan orang lain sebagai usaha untuk menciptakan kegiatan kelompok yang memadai.
Tujuan pokok latihan kepekaan ini sebenarnya untuk lebih memahami diri sendiri, orang
lain, proses yang terjadi dalam kelompok dan pengaruh budaya sehingga pada akhirnya
dapat mengembangkan perilaku yang sehat.
Campbel dan Dunette yang dikutip Duncan (dalam Adaam Ibrahim, 1983) mengemukakan
6 butir hasil yang diterapkaan dari latihan kepekaan, yaitu :
a. Meningkatkan pengertian, pemahaman, dan kepekaan terhadap perilaku sendiri.
b. Meningkatkan pengertian dan kepekaan terhadap perilaku orang lain.

8
c. Lebih mengerti dan memahami proses yang terjadi dalam antar kelompok.
d. Meningkatkan keterampilan dalam mengadakan diagnosis situasi yang terdapat dalam
kelompok.
e. Meningkatkan kemampuan untuk menerjemahkan apa yang dipelajari ke dalam bentuk
tindakan nyata.
f. Meningkatkan kemampuan mengadakan hubungan antar manusia sehingga dapat
berinteraksi lebih menyenangkan dan memuaskan.

E. Manajemen Berdasarkan Informasi (MBI)


Informasi adalah pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu, Manajemen Berdasarkan
Informasi adalah kegiatan perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan serta pengawasan
merupakan kegiatan manajerial yang pada hakikatnya merupakan proses pengambilan
keputusan, semua kegiatan tersebut membutuhkan informasi. Menurut Shrode D. Voich
menjelaskan bahwa informasi adalah sumber dasar bagi organisasi dan esensial agar
operasionalisasi dan manajemen berfungsi secara efektif. Informasi yang dibutuhkan oleh
manajer berkenaan dengan konsumen, pemasok dan lingkungan untuk menentukan pilihan dan
perencanaan.
Informasi yang dibutuhkan oleh manajer disediakan oleh suatu sistem informasi manajemen
(Management Information System/MIS), ini merupakan suatu sistem yang menyediakan
informasi untuk manajer secara teratur, informasi inilah yang dapat bermanfaat sebagai dasar
untuk melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai. Gordon B.
Darwis mengartikan terkait SIM ini sebagai sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu guna
menyajikan informasi yang dapat mendukung fungsi informasi, manajemen, dan pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi.
Pada dasarnya SIM tidak lepas dari perkembangan teknologi informasi, karena sistem ini
mengikuti dinamika yang terjadi pada pencapaian teknologi. Sistem ini menggunakan
perangkat teknologi dan terus menerus melakukan pembaharuan dalam pengumpulan dan
pengolahan sebuah data menjadi informasi. Meski komputer pada zaman dahulu tidak
secanggih dan sesimpel sekarang, secara prinsip SIM telah ada karena keperluan informasi
merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditunda. Jadi, dalam pelaksanaannya dikerjakan secara

9
manual dengan tangan manusia dari mulai pencatatan data hingga pengolahan data yang
menghasilkan sebuah informasi semuanya murni dikerjakan secara manual. Seiring berjalannya
waktu dimana sebuah informasi dibutuhkan dengan waktu yang cepat, manusia
mengembangkan teknologi komputer untuk menunjang kebutuhan mereka.
Era pertama sejarah perkembangan SIM terjadi pada 1955-1965, pada era tersebut komputer
pertama terbentuk masih dengan bentuk yang sangat besar dan membutuhkan banyak teknisi
untuk menjalankannya. Kemudian komputer terus dikembangkan sampai pada tahun 1965 di
mana pada saat itu komputer berukuran lebih kecil dari sebelumnya, sampai pada tahun 2000.
Tahun tersebut merupakan era penyempurnaan SIM, penyempurnaan yang terjadi adalah akses
jaringan yang lebih cepat dan mudah hal tersebut dapat membawa keuntungan bagi proses
pengambilan keputusan menjadi lebih mudah. 9
Informasi-informasi yang masuk merupakan data yang telah diolah dan dianalisis sehingga data
tersebut memberi keterangan-keterangan yang aktual, karena dari informasi itu keputusan dapat
dibuat, jika suatu informasi tidak diolah atau dianalisis terlebih dahulu maka akan menimbulkan
keputusan yang kurang baik atau bahkan dapat menggagalkan tujuan. Data sendiri merupakan
fakta atau fenomena yang belum dianalisis, seperti jumlah, angka, nama, lambang yang
menggambarkan suatu objek, ide, kondisi dan situasi.
Berikut beberapa teknik pengumpulan data:
1. Data Primer, diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dengan narasumber
untuk memperoleh data persepsi dan refleksi atas informasi yang terjadi saat ini serta
aspirasi maupun gagasan.
2. Data Sekunder, antara lain berupa dokumentasi jurnal, buku, berita di surat kabar, atau
publikasi di internet yang berkenaan dengan informasi di sektor publik.
3. Diskusi Stakeholder, merupakan diskusi untuk mengambil keputusan sampai proses
pengimplementasian. Diskusi ini dilakukan setelah diperolehnya data penelitian hasil
pengumpulan yang diperoleh dari studi dokumen dan wawancara. Dalam diskusi ini
diharapkan terungkap tentang data relasi yang terjadi dalam pengelolaan, pemahaman, dan
gagasan bersama.10

9
Dr. Lukman Hakim, M.Pd.I, Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Jambi: 2019), Timlak Printing,
hlm. 7
10
Agung Harimurti, Jurnal Model Manajemen Informasi Untuk Mewujudkan Konsep Connected Government Di
Pemda DIY, (Yogyakarta: 2015), hlm 23.

10
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam SIM adalah:
1. Mengidentifikasi jenis informasi yang dibutuhkan
2. Menentukan sumber data dan informasi yang dibutuhkan
3. Menentukan siapa dan kapan informasi tersebut dibutuhkan
4. Mengomunikasikan informasi tersebut secara tepat (accuracy), terpercaya (reliable)
kepada pengambil keputusan.

Syarat supaya informasi yang dibutuhkan dapat berfungsi dan bermanfaat bagi pengambil
keputusan, yaitu: uniformitas, lengkap, jelas dan tepat waktu.

Menurut Sukanto R di dalam merancang bangun SIM, harus dihindari beberapa asumsi di
bawah ini:
1. Informasi yang lebih banyak itu selalu lebih baik.
2. Manajer memerlukan informasi yang mereka inginkan.
3. Apabila manajer diberi informasi yang mereka perlukan keputusan yang diambilnya akan
lebih baik.
4. Sarana komunikasi yang lebih banyak selalu menghasilkan prestasi yang lebih baik.
5. Manajer tidak perlu mengetahui kerja SIM.
6. Komputer dapat melakukan segalanya.

11
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang
dijadikan sebagai pedoman untuk berpikir dan bertindak, bersifat permanen, umum, dan
mengandung intisari kebenaran-kebenaran dari bidang ilmu tersebut, sebuah prinsip merupakan
roh dari perkembangan serta perubahan suatu organisasi. Secara sederhana prinsip manajemen
adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti keberhasilan sebuah manajemen, dapat juga
disebut sebagai teori rancangan.
Manajemen berdasarkan sasaran adalah metode yang digunakan oleh seorang manajer atau
karyawan untuk menjelaskan tujuan dari setiap departemen, proyek, dan orang serta
menggunakannya untuk mengawasi kinerja berkelanjutan, disebut juga dengan Management
Of Objective (MBO). Empat kegiatan utama yang menunjang keberhasilan MBS adalah
Menetapkan Tujuan, Mengembangkan Rencana Pelaksanaan, Meninjau Kemajuan Yang
Dicapai, Penghargaan Atas Kinerja Keseluruhan.
Manajemen Berdasarkan Orang atau MBO adalah suatu manajemen modern yang mengkaji
keterkaitan dimensi perilaku dan komponen sistem yang berkaitan dengan perubahan serta
pengembangan organisasi. Tujuaannya adalah memajukan SDM seiring majunya komponen
dalam organisasi tersebut.
Manajemen Berdasarkan Informasi adalah kegiatan perencanaan pengorganisasian,
kepemimpinan serta pengawasan merupakan kegiatan manajerial yang pada hakikatnya
merupakan proses pengambilan keputusan, semua kegiatan tersebut membutuhkan informasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://kbbi.kemdikbud.go.id.
Dr. candra Wijaya, M.Pd, Dasar-Dasar Manajemen, (Medan: Agustus 2016), Perdana Publishing.
Nur Khoiri, Prinsip Dasar Ilmu Manajemen Pendidikan, (Januari 2019).
http://eprintas.stainkudus.ac.id, Jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA MANAGEMENT BY
OBJECTIVE.
Blog Kajian Pendidikan Islam, Prinsip Manajemen Pendidikan di Lingkungan Keluarga, (Agustus
2014).
Jurnal BAB II MANAJEMEN PENDIDIKAN.
Dr. Lukman Hakim, M.Pd.I, Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Jambi: 2019),
Timlak Printing.
Agung Harimurti, Jurnal Model Manajemen Informasi Untuk Mewujudkan Konsep Connected
Government Di Pemda DIY, (Yogyakarta: 2015).

13

Anda mungkin juga menyukai