Anda di halaman 1dari 17

“ ANALISIS KURIKULUM PAI ( FIQIH ) DI MADRASAH ALIYAH “

Makalah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Kajian dan
Implementasi Kurikulum PAI

Dosen : Dr. Saefudin Zuhri, M. Ag

Disusun oleh :
Nama : Effendy Kurnia
NIM : 14146310007
Program Studi : PAI - A
Semester : II

PROGRAM PASCA SARJANA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
2015
I. PENDAHULUAN

Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta

didik di Madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

serta berakhlak mulia.

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: al-

Qur’an-Hadits, Aqidah-akhlak, fiqh, dan tarikh (sejarah) kebudayaan Islam. Masing-masing

mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur’an-

Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber aqidah-

akhlak, syari’ah/fiqih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur

tersebut. Aqidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama.

Syariah/fiqih (ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari aqidah, yakni sebagai

manifestasi dan konsekuensi dari aqidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fiqih

merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama

manusia dan dengan makhluk lainnya. Akhlaq merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian

hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia

dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya

(muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan
sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni,

iptek, olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh aqidah yang kokoh. Sedangkan

tarikh (sejarah) kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia

muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan

berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh aqidah.

Pendidikan agama Islam (PAI) di Madrasah Aliyah yang terdiri atas empat mata pelajaran

tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-Hadits, menekankan pada

kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan

kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek aqidah

menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang

benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’ al-husna. Aspek Akhlak

menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak

tercela dalam kehidupan sehari-hari. Aspek Fiqh menekankan pada kemampuan cara

melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Sedangkan aspek Tarikh &

kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa

bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan

fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lain-lain untuk mengembangkan

kebudayaan dan peradaban Islam.

II. STANDAR ISI KURIKULUM FIQIH PADA MADRASAH ALIYAH

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang

merupakan peningkatan dari fiqih yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah

Tsanawiyah/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam

serta memperkaya kajian fiqh baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah, yang

dilandasi oleh prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah ushul fiqh serta menggali tujuan dan

hikmahnya, sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk
hidup bermasyarakat. Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum

Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,

sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.

Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) mata pelajaran Fiqh di Madrasah Aliyah ini dilakukan dengan cara

mempertimbangkan dan me-review Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, terutama pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam aspek Fiqh untuk SMA/MA, serta memperhatikan Surat Edaran

Dirjen Pendidikan Islam Nomor: DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006 , tanggal 1 Agustus 2006,

Tentang Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa Madrasah dapat meningkatkan

kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.

III. STRUKTUR KURIKULUM FIQIH PADA MADRASAH ALIYAH

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum tiap mata

pelajaran dituangkan dalam bentuk Kompetensi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar)

yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Kurikulum Madrasah Aliyah sama dengan kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA), hanya

saja pada Madrasah Aliyah terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama Islam.

Dalam struktur kurikulum Madrasah Aliyah kegiatan pembelajaran mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam lebih di spesifikan lagi. Alokasi waktu dalam mata pelajaran Fiqh
Madrasah Aliyah adalah 2 jam pembelajaran, dengan alokasi waktu 45 menit setiap kegiatan

pembelajaran.

IV. TUJUAN MATA PELAJARAN FIQIH PADA MADRASAH ALIYAH

Mata pelajaran ini bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:

1. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah- kaidah dan tata cara

pelaksanaan hukum Islam baik yang menyang kut aspek ibadah maupun

muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam denga n benar dan

baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama

Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri

manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan

dengan lingkungannya.

V. RUANG LINGKUP MATA PELAJARAN FIQIH PADA MADRASAH

ALIYAH

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah meliputi : kajian tentang prinsip-

prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam;hukum Islam dan perundang-undangan tentang zakat

dan haji, hikmah dan cara pengelolaannya; hikmah qurban dan aqiqah;ketentuan hukum

Islam tentang pengurusan jenazah; hukum Islam tentang kepemilikan; konsep perekonomian

dalam Islam dan hikmahnya; hukum Islam tentang pelepasan dan perubahan harta beserta

hikmahnya; hukum Islam tentang wakalah dan sulhu beserta hikmahnya; hukum Islam

tentang dhaman dan kafalah beserta hikmahnya; riba, bank dan asuransi; ketentuan Islam

tentang jinayah, hudud dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang peradilan dan hikmahnya;

hukum Islam tentang keluarga, waris; ketentuan Islam tentang siyasah syar’iyah; sumber

hukum Islam dan hukum taklifi; dasar-dasar istimbath dalam fiqih Islam; kaidah-kaidah ushul

fiqih dan penerapannya.


VI. KURIKULUM MATA PELAJARAN FIQIH PADA MADRASAH ALIYAH

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fiqih Pada Madrasah Aliyah

Kelas X diantaranya adalah:

Semester I

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

5. Memahami ketentuan hukum 5.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah

Islam tentang pengurusan 5.2 Memperagakan tatacara pengurusan jenazah

jenazah

Semester II

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

11. Memahami riba, bank dan 11.1 Menjelaskan hukum riba, bank, dan asuransi

asuransi 11.2 Menerapkan ketentuan Islam tentang riba, bank, dan

asuransi

VII. ANALISIS TERHADAP KURIKULUM FIQIH KELAS X PADA MADRASAH

ALIYAH

Setelah mengkaji substansi kurikulum Fiqih pada Madrasah Aliyah Kelas X, saya

mendapatkan beberapa catatan yang kiranya kurang sesuai dengan eksistensi siswa, sehingga

perlu diadakan revisi, antara lain dalam Pendekatan dan Struktur Kurikulum yang didalamnya
mencakup penyusunan Standar Kompetensi terhadap Kompetensi Dasar, kajian psikologis,

materi pembelajaran dan kajian sosiologi.

1. Pendekatan

Menurut pendapat saya didalam menyampaikan materi pelajaran Fiqih kelas X pada

Madrasah Aliyah ini diperlukan dengan pendekatan Tematik, dalam artian disesuiakan

dengan keadaan siswa baik dari sisi psikologis, usia dan lain sebagainya, akan tetapi kajian

atau materinya diberikan dengan lebih mendalam lagi, tidak disamakan dengan siswa sekolah

yang masih berada ditingkat dasar, hal ini dikarenakan usia mereka sudah mencapai pada usia

remaja, yang mana pada usia ini diperlukan pengarahan yang mendalam kearah yang positif

secara dominan.

2. Struktur Kurikulum

 Struktur Penyusunan Standar Kompetensi Terhadap Kompetensi Dasar

Kurikulum mata pelajaran Fiqih kelas X pada Madrasah Aliyah diantaranya yaitu :

Semester 1 :
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
5. Memahami ketentuan hukum Islam 5.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah

tentang pengurusan jenazah 5.2 Memperagakan tatacara pengurusan

jenazah

Semester II :

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR


11. Memahami riba, bank dan asuransi 11.1 Menjelaskan hukum riba, bank, dan

asuransi

11.2 Menerapkan ketentuan Islam tentang

riba, bank, dan asuransi

Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih kelas X pada Madrasah Aliyah meliputi 11 Standar

Kompetensi yang kemudian diturunkan menjadi 40 Kompetensi Dasar. Namun pada

kesempatan ini penulis hanya akan mencoba menganalisis 2 SK dan 4 KD saja. Adapun ke 2

SK dan ke 4 KD tersebut yaitu :

a. SK 5 Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah, dengan

Kompetensi Dasarnya yaitu 5.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah 5.2

Memperagakan tatacara pengurusan jenazah

b. SK 11 Memahami riba, bank dan asuransi, dengan Kompetensi Dasanrnya yaitu : 11.1

Menjelaskan hukum riba, bank, dan asuransi, 11.2 Menerapkan ketentuan Islam

tentang riba, bank, dan asuransi

Yang apabila dituangkan dalam bentuk Peta Konsep adalah sebagai berikut :

Semester 1 :
STANDAR KOMPETENSI

Meliputi

SK 5 Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah

Diturunkan

KOMPETENSI DASAR

Meliputi

5.1 Menjelaskan 5.2 Memperagakan


tatacara pengurusan tatacara pengurusan
jenazah jenazah

Ranah Ranah

KOGNITIF PSIKOMOTORIK

Semester II :

STANDAR KOMPETENSI

Meliputi

11. Memahami Riba, Bank dan Asuransi


Diturunkan

KOMPETENSI DASAR

Meliputi

11.2 Menerapkan ketentuan

11.1 Menjelaskan Hukum Riba, Islam tentang Riba, Bank, dan


Bank dan Asuransi
Asuransi

Ranah Ranah

AFEKTIF
KOGNITIF

Menurut analisis saya, apabila ditinjau dari sisi struktur kurikulum yang sudah ditentukan, hal

tersebut diatas sudah sesuai karena adanya peningkatan level dalam mempelajari pelajaran

fiqih dibandingkan dengan pelajaran yang diberikan pada tingkatan sekolah sebelumnya yaitu

MI dan MTs.

 Psikologi
Fase-fase masa remaja (pubertas) menurut Monks dkk (2004) yaitu antara umur 12 – 21

tahun, dengan pembagian 12-15 tahun termasuk masa remaja awal, 15-18 tahun termasuk

masa remaja pertengahan, 18-21 tahun termasuk masa remaja akhir.

Berdasarkan kriteria di atas, siswa Madrasah Aliyah Kelas X berada dikisaran 15 – 18 tahun.

Pada usia ini, anak sekolah banyak mengalami pertumbuhan dan perkembangan, baik pada

fisik mereka maupun tingkat pemahaman keilmuan mereka. Berkaitan dengan Kurikulum

Materi Fiqih pada Madrasah Aliyah Kelas X, materi tersebut sudah cukup bagus, akan tetapi

ada materi yang menurut saya tidak sesuai dengan keadaan psikologis siswa yaitu pada

materi Pengurusan Jenazah, hal ini dikarenakan pada masa ini cenderung belum mempunyai

kepedulian apalagi kesadaran akan pentingnya materi tersebut. Sebagaimana kita ketahui

pada masa ini lebih cenderung kepada kepentingan untuk kepuasan pribadi.

Begitu pula dengan SK 11. Memahami Riba, Bank dan Asuransi. Hal ini belum tepat untuk

diberikan kepada siswa MA kelas X, akan lebih tepat lagi diberikan pada masa perkuliahan.

 Materi Pembelajaran

Seperti yang sudah diutarakan diatas bahwa ditinjau dari materi sudah baik karena ada

peningkatan level dalam mempelajari fiqih, akan tetapi yang perlu diperhatikan disini

bagaimana memposisikan materi tersebut sesuai dengan usia dan kebutuhan siswa pada saat

itu. Sehingga ketika siswa mendapatkan materi pelajaran yang berkaitan dapat langsung

diaplikasikan dalam kehidupannya sehari – hari.

 Sosiologi

Pada usia Sekolah Menengah Atas, manusia sudah mulai membentuk kepribadiannya, dan

pada masa ini pula diperlukan pengarahan serta pengawasan yang sangat ekstra, agar tidak

terjerumus kepada hal – hal yang tidak diinginkan atau hal yang negative lebih mendominasi.
Karena pada masa ini manusia dihinggapi dengan rasa keragu – raguan dan dalam

melaksanakan sesuatunya lebih cenderung ikut – ikutan.

Berkaitan dengan materi Fiqih pada Madrasah Aliyah kelas X, materi tersebut sudah cukup

memberikan modal bagi siswa untuk berinteraksi social dengan masyarakat sekitarnya,

karena materi tersebut sangat berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.Akan tetapi disini

masyarakat masih akan mempunyai keraguan akan keilmuan dan kemampuan siswa dalam

mengurus jenazah, karena dianggapnya siswa tersebut belum kafabel dan belum waktunya

untuk terjun kemasyarakat. Begitu pula pada SK 11 tentang Riba, Bank dan Asuransi. Pada

usia ini dianggapnya belum mahir atau belum faham betul tentang hal tersebut, sehingga

kemungkinan untuk diterima pendapatnya dimasyarakat sangatlah kecil.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Binaul Ummah Kuningan

Kelas/Semester : I/II

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1x pertemuan)

Hari / Tanggal : (Minggu ke 11 ) Jumat, 29 April 2015

Standar Kompetensi : 12. Membiasakan Perilaku Teruji

Kompetensi Dasar : 12.1 Menjelaskan Adab Makan dan Minum

Indikator : 12.2.1 Menjelaskan bertata krama makan dan minum

12.2.2 Mempraktikkan makan dan minum dengan tata krama islam

Character Building : 1. Jujur

2. Tanggung Jawab

I. Tujuan Pembelajaran :

Melalui model direct instruction peserta didik dapat:

1. Menjelaskan bertata krama Makan dan Minum

2. Mempraktikkan makan dan minum dengan tata krama islam

II. Materi Pembelajaran

Tata krama makan dan minum :

1. Makanan dan minuman yang kita mikmati itu benar – benar dari yang halal

2. Makanan dan minuman itu sehat untuk dikonsumsi

3. Sebelum makan, cucilah tangan sampai benar – benar bersih

4. Memulai makan dan minum dengan membaca Basmalah dan dilanjutkan dengan doa

sebelum makan

5. Menggunakan tangan kanan

6. Mengambil makanan yang lebih dekat dengan kita

7. Mempersilahkan yang lebih tua jika makan bersama

8. Makan dan minum sambil duduk

9. Tidak menggunakan makanan dan minuman untuk mainan

10. Makan dengan sedikit demi sedikit


11. Makan jangan sampai terlalu kenyang

12. Makan dengan menggunakan wadah

13. Tidak menyisakan makanan

14. Membaca doa setelah makan

III. Metode Pembelajaran :

1. Demonstrasi

2. Tanya jawab

3. Penugasan

IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

Zona Alfa

Salam pembuka/Cerita lucu/Ice breaking/brain gym

Bercerita tentang Roti diganti Isteri

Disebuah warung pinggiran ketika beristirahat siang. Abu Nawas berkenalan dengan

seseorang pemuda sebayanya. Mereka asik berbicara. Pemuda itu telah selesai menceritakan

kisah hidupnya dan sampailah pada giliran Abu Nawas yang bercerita.

Dahulu kala aku adalah seorang pemuda pengangguran. Aku sangat ingin bekerja, tetapi tak

tahu apa yang harus kulakukan. Aku hidup sebatang kara. Karena tak bekerja, maka akupun

saring kelaparan.Dst…..

V. Model Pembelajaran

1. Ceramah

Pertama-tama guru memberikan ceramah agar siswa memahami materi tentang adab makan

dan minum

2. Tanya jawab
Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang adab makan dan minum

3. Demonstrasi

Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan tata cara adab makan dan minum

VI. Sumber Belajar

Buku PAI SMP kelas VIII Erlangga, halaman 142 – 146

VII. Penilaian

a. Jenis Penilaian : Non Tes

b. Teknik Penilaian : Penilaian Diri

c. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri

d. Kisi-kisi

No. Indikator Butir Instrumen

1 Menjelaskan Adab makan dan Minum Nomor 1

2 Mempraktikkan adab makan dan minum Nomor 2

a. Instrumen Penilaian Keterampilan

Kelas / Semester : 1 (Satu) / Genap

Teknik Penilaian : Kinerja

Penilai : Guru

No Indikator Instrumen
1. Menjelaskan adab makan dan Jelaskan tata cara adab makan dan minum

minum dengan benar!


2. Mempraktikan adab makan dan Praktikan adab makan dan minum dengan
minum benar!

Rubrik Penilaian
Kriteria
Sangat Kurang Tidak
No Kompetensi
Lancar Sedang Skor
Lancar Lancar Lancar
1. Menjelaskan

adab makan

dan minum
2. Mempraktikan

adab makan

dan minum

JUMLAH SKOR

KETERANGAN NILAI NILAI AKHIR


Sangat Lancar = Skor 5
Skor yang diperoleh
Lancar = Skor 4
-------------x 100 =
Sedang = Skor 3
----
Kurang Lancar = Skor 2
Skor maksimal
TidakLancar = Skor 1

Catatan Kriteria:

1. Sangat Lancar : Apabila peserta didik dapat menjelaskan dan mempraktikkan

makan & minum dengan lancar.

2. Lancar : Apabila peserta didik dapat menjelaskan adab makan dan


minum dengan lancar, tetapi ada kesalahan dalam

menjelaskan.

3. Sedang : Apabila peserta didik dapat mempraktikkan adab makan dan

minum dengan lancar, tetapi masih ada kesalahan sedikit.

Peserta didik menjelaskan dan mempraktikkan adab makan dan

4. Kurang Lancar : minum kurang lancar.

5. Tidak Lancar Apabila peserta didik tidak dapat menjelaskan dan

: mempraktikkan adab makan dan minum.

Kuningan, 29 April 2015


Mengetahui,
Kepala SMP BINAUL UMMAH Guru PAI

OPIK TAOFIK NH, M.Pd.I EFFENDY KURNIA , S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai