Anda di halaman 1dari 4

Resume Makalah Dari Pertemuan 06 – 11

Nama : Dwi Kurnia Wati


Nim : 06010121013
Mapel : Materi Pai Sd/Mi
Dosen Pengampu : Anis Sukmawati, M.Pd.

Kelompok 06

Materi Al-Qur’an Hadits tingkat Madrasah Ibtidaiyah

Pembelajaran Qurdist adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran di madrasah


ibtidaiyah yang memiliki fokus utama pada pemahaman dan pengajaran Al-Qur'an serta
pendidikan agama Islam. Konsep ini menekankan pada pengajaran Al-Qur'an sebagai inti dari
kurikulum madrasah ibtidaiyah. Dalam konteks ini misalnya : Pemahaman Al-Qur'an yang
Mendalam, Pendidikan Agama yang Kuat, dsb. Mata pelajaran Qur‟an Hadist juga memiliki
Misi yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan dasar dalam membaca, menulis,
membiasakan, dan menggemari Al-Quran dan Hadits serta menanamkan pemahaman,
penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits serta untuk mendorong, membina
dan membimbing akhlak perilaku peserta didik agar sesuai dengan isi kandungan Al-Quran
dan Hadits.

Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah


pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur'an, menghafal dan memahami ayat-ayat
pendek dalam al-quran, serta pengamalan dan pemahaman hadits-hadits yang berkaitan
dengan kebersihan, menghormati orang tua dll.Namun dalam pembelajaran pasti terdapat isu
atau problematika yang dialami peserta didik dalam proses pembelajaran dan berlangsung di
kehidupan sehari-hari. Salah satu isu kontemporer pada siswa dalam mata pelajaran Al-
Qur‟an Hadits jenjang Madrasah Ibtidaiyah adalah tantangan dalam mengaitkan pelajaran Al-
Qur‟an Hadits dengan mata pelajaran lain dan diimplementasikan di kehidupan sehari-hari.

Kelompok 07

Mengetahui Kedalaman Materi Akidah Akhlak MI

Madrasah Ibtidaiyyah adalah institusi pendidikan awal dalam sistem pendidikan


Islam. Konsep akidah yang diajarkan di sini mencakup penanaman keyakinan dasar tentang
Tuhan, rasul, kitab suci, dan aspek-aspek dasar lainnya dalam Islam. Ini adalah landasan
penting yang akan membentuk pemahaman spiritual anak-anak dalam proses pendidikan
mereka. Fungsi utama akidah di Madrasah Ibtidaiyyah adalah untuk membentuk landasan
iman yang kuat pada anak-anak. Ini membantu mereka memahami identitas Islam mereka,
mengenal Tuhan, dan memahami prinsip-prinsip moral dan etika dalam agama mereka.
Selain itu, akidah juga membantu mengembangkan rasa ketaatan, rasa hormat, dan
pengendalian diri.

Tujuan pembelajaran akidah dan akhlaq di Madrasah Ibtidaiyyah adalah untuk


menciptakan individu yang bertaqwa, bermoral, dan bertanggung jawab. Melalui
pembelajaran

ini, anak-anak diajarkan untuk menjadi individu yang sadar akan tugas dan tanggung jawab
mereka dalam masyarakat dan umat Islam secara lebih luas. Materi akidah dan akhlaq dalam
Madrasah Ibtidaiyyah biasanya disajikan secara sederhana dan mudah dipahami sesuai
dengan usia anak-anak. Meskipun materi tersebut sederhana, pengajar harus memastikan
bahwa mereka memahami konsep dasar akidah dengan baik. Dalam proses belajar,
kedalaman pemahaman akan berkembang seiring bertambahnya usia dan pengalaman. Isu
kontemporer seperti teknologi, globalisasi, dan tantangan moral yang berkembang dalam
masyarakat juga memengaruhi pembelajaran akidah dan akhlaq di Madrasah Ibtidaiyyah.
Penting bagi pengajar untuk memadukan pembelajaran tradisional dengan pemahaman
modern dan aplikasi nilai-nilai Islam dalam situasi dunia nyata yang kompleks, serta
mengatasi isu-isu kontemporer yang memengaruhi pendidikan agama mereka. Melalui
pendekatan yang baik, Madrasah Ibtidaiyyah dapat membantu membentuk generasi masa
depan yang kuat iman, bermoral, dan bertanggung jawab dalam masyarakat dan agama
mereka.

Kelompok 08

Mengetahui Kedalaman Materi Fiqih MI

Menurut bahasa, “fiqh” berasal dari “faqiha yafqahu-fiqhan” yang berarti mengerti
atau paham. Paham yang dimaksudkan adalah upaya aqliah dalam memahami ajaran-ajaran
Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-fiqh menurut bahasa adalah
mengetahui sesuatu dengan mengerti (al-‘ilm bisyai’i ma’a al-fahm). Ibnu Al-Qayyim
mengatakan bahwa fiqh lebih khusus daripada paham, yakni pemahaman mendalam terhadap
berbagai isyarat Al-Qur’an, secara tekstual maupun kontekstual. Tentu saja, secara logika,
pemahaman akan diperoleh apabila sumber ajaran yang dimaksudkan bersifat tekstual,
sedangkan pemahaman dapat dilakukan secara tekstual maupun kontekstual.

Hasil dari pemahaman terhadap teks-teks ajaran Islam disusun secara sistematis agar
mudah diamalkan.Adapun beberapa ruang lingkup yang ada di dalam Fiqih yakni : Fiqih
Ibadah(tata cara thaharah, sholat, puasa, zakat, dan haji) dan Fiqih Muamalah(menyangkut
pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal,
khitan, Qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam). Selanjutnya, ada
pula tujuan dari pembelajaran Fiqih sendiri yakni untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan.
Dalam Pembelajaran Fiqih juga memiliki fungsi yakni mengarahkan dan mengantarkan
peserta didik agar dapat memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaannya
untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan
syariat secara kaaffah(sempurna).

Kelompok 09

Mengetahui Kedalaman Materi SKI MI

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan suatu pelajaran yang menelaah tentang
asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang
berprestasi dalam sejarah Islam dimasa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-
Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan nabi Muhammad saw. sampai masa
khulafaurrasyidin.Sebagaimana Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165
bahwa Tujuan Mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada siswa untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah
kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa.

Society 5.0 merupakan sebuah kemajuan dimana umat manusia sudah melakukan
aktivitasnya dengan mudah dan efektif, masyarakat mudah sekali mendapatkan informasi dan
mengaksesnya dengan cepat bisa melalui cloud service dalam ruang virtual dibantu dengan
internet sebagai penghubung teknologi tersebut, dapatnya kemudahan dalam mencari,
memperoleh dan menganalisa sebuah informasi. Islam sangat relavan terhadap kemajuan dan
perkembangan yang ditawarkan oleh dunia Barat dan kini Al-Al- Quran menjadi sumber
utama dan kitab pedoman dimana di dalamnya menjadi sebuah penyempuraan dari kitab-
kitab sebelumnya.
Kelompok 10

Pengembangan Pembudayaan Agama (Religious Culture) di Sekolah

Pembudayaan merupakan suatu proses untuk membudayakan. Kata budaya


sebenarnya dari Bahasa sansekerta, budhayah yang merupakan jamak dari kata buddhi yang
berarti Budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata culture, yakni
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Nilai-nilai agama
menurut Asman Sahlan dalam bukunya mengatakan bahwa nilai-nilai agama merupakan
nilai-nilai kehidupan yang mencerminkan tumbuh kembangnya kehidupan beragama yang
terdiri dari tiga unsur pokok yaitu aqidah, ibadah dan akhlak yang menjadi pedoman perilaku
sesuai dengan aturan-aturan Illahi untuk mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.

Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mendorong siswa untuk menerapkan prinsip-
prinsip agama Islam yang mereka pelajari di sekolah untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Strategi–strategi semua ini hanya dapat terjadi dengan baik jika semua
warga sekolah bekerja sama dengan baik, termasuk kepala sekolah sebagai manajer, guru,
karyawan, dan siswa. Evaluasi program adalah upaya untuk mengumpulkan, menyusun,
mengolah dan menganalisa fakta, data dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai,
prestasi, kegunaan, manfaat mengenai suatu program dilanjut atau dihentikan.

Kelompok 11

Hambatan dan Solusi Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar atau Madrasah dalam
Materi PAI.

Dengan demikian dapat kita ketahui bersama bahwasanya hambatan belajar siswa
terhadap materi pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun
eksternal. Dengan jam pembelajaran yang singkat, keterbatasan fasilitas sekolah, serta
beberapa hambatan yang dialami siswa dalam memahami aspek al-Qur’an dan hadits, akidah
akhlak, fiqih dan sejarah kebudayaan Islam. Beberapa solusi yang dapat diterapkan
diantaranya pemaksimalan peran guru dalam pembelajaran supaya dapat menentukan metode
dan media pembelajaran yang tepat, membuat buku laporan salat yang diparaf wali murid,
serta mengadakan parenting setiap pengambilan rapor siswa

Anda mungkin juga menyukai