Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Telaah Kurikulum PAI
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok VIII
2022
A. Pendahuluan
Pendidikan agama selalu mengalami pembaharuan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini mengakibatkan
pada perkembangan kurikulumnya baik tujuan, materi, metode maupun
evaluasi. Tercakupnya pendidikan Agama dalam kebijakan Pendidikan
Nasional secara umum dapat diketahui melalui; pertama, sila pertama
pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, UUD 1945 pasal
29 Nomor 4 tahun 1950 tentang pendidikan agama, SKB Menteri PP dan
K dan Menteri Agama Nomor 1432/Agama, TAP.MPR No.IV/MPR/1973
dan 1978 (GBHN) tentang dimasukkannya Pendidikan Agama dalam
kurikulum sekolah mulai dari tingkat dasar sampai Perguruan Tinggi,
UUSPN No 2 tahun 1989 tentang tujuan pendidikan adalah membentuk
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
serta peraturan lainnya. Berdasarkan UUSPN No 2 tahun 1989, Undang-
Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan
Agama (Islam) sebagai mata pelajaran wajib ( UU Sisdiknas No. 20 tahun
2003 Bab IX pasal 39).
Secara teoritik, hasil capaian peserta didik dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam merupakan indikator pencapaian kemampuan
beragama Islam. Dalam kenyataannya terdapat indikasi bahwa hasil
Pendidikan Agama Islam dalam aspek kognitif tidak berbanding lurus
dengan pengamalan ajaran dan nilai-nilai agama Islam. Hal ini
menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam belum efektif
mengintegrasikan pengetahuan peserta didik dengan pengamalannya.1
Melihat dari kejadian tersebut pemerintah mengeluarkan beberapa
kebijakan pendidikan khususnya dalam hal kurikulum pendidikan.
Kurikulum pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali
pengembangan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 2004, 2006, dan 2013. Dalam penelitian ini, kami hanya akan
1
Ismail dan Abdul Mukti. 2000. Pendidikan Islam Demokratisasi dan Masyarakat Madani.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 146
1
membahas perkembangan kurikulum dari tahun 1994 sampai 2013. Hal ini
dikarenakan peneliti ingin meneliti perkembangan kurikulum Pendidikan
Agama Islam yang berorientasi pada tujuan yang terwakili oleh kurikulum
1994 dan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berorientasi pada
kompetensi yang diwakili oleh tahun 2004, 2006, dan 2013.
Tujuan Pendidikan Agama Islam di tingkat Sekolah Dasar yaitu
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.2 Pada pembahasan ini akan membahas mengenai telaah kurikulum
pendidikan agama islam di SD/MI. Kami berharap agar makalah ini dapat
dipahami agar menambah wawasan dan pemahaman kita.
B. Telaah Kurikulum PAI
2
Hamdani, Hamid. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Hal 239
3
Ahmad, Zainuri and Aquami, Aquami and Ratna, Dewi and Zainal, Berlian TELAAH
KURIKULUM TINGKAT DASAR DAN MENENGAH (Kajian Teoritik). (Qiara Media, Jawa
Timur,2001). Hal. 134
4
Nurlaila, Ilmu Pendidikan Islam, (Palembang, 2017). Hal. 33
2
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), merupakan salah
satu rumpun mata pelajaran yang bertujuan membangun karakter religius
peserta didik. Pendidikan Agama Islam (PAI) pada dasarnya tidak jauh
berbeda dengan pendidikan pada umumnya. Letak perbedaan yang
mendasar adalah pada materi yang disampaikan dan metode yang
digunakan untuk menyampaikan kepada peserta didik. Di Indonesia, mata
pelajaran PAI diajarkan di sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan
tinggi. PAI dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama
islam, sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang rasa keimanan
dan ketaqwaanya kepada Allah dan berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, masyarakat, dan berbangsa serta Negara.
5
Titik Handayani. Suliswiyadi. 2019. Telaah Kritis Konten Kurikulum Pai
Madrasah Ibtidaiyah. Hal 160
3
mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian
contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama
menyangkut pengenalan dan pemahama tentang cara-cara pelaksanaan
rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta
fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman
sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang
halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli
dan pinjam meminjam.
4. Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah
satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul,
perkembangan, peranan kebudayaan atau peradaban Islam dan para
tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai
dari sejarah masyarakat Arab praIslam, sejarah kelahiran dan kerasulan
Nabi Muhammad saw., sampai dengan masa Khulafaurrasyidin.
5. Pengembangan PAI menjadi beberapa Pelajaran ini didasarkan kepada
keluasan materi PAI itu sendiri. Dari Pengembangan itu, diharapkan
siswa madrasah lebih menguasai pada setiap tema PAI yang dipelajari,
sehingga ciri khas siswa madrasah dan sekolah benar-benar dapat
terwujud.
6. Seiring perubahan atas kurikulum di Indonesia, maka pembelajaran
PAI di madrasah juga mengalami perkembangan. Kurikulum yang
diterapkan sekarang adalah kurikulum madrasah 2013 sebagai
pengganti kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 (KTSP).
Sebagai dasar pelaksanaan kurikulum madrasah 2013 adalah
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor: 165 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab pada madrasah tertanggal 17 Oktober 2014.
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mengembangkan potensi peserta
didik menuju kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
4
masalah sosial di masyarakat. Adapun tujuannya adalah
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara.
Aspek kurikulum PAI yaitu :
1. Kurikulum PAI di SD ditinjau dari Aspek Al-Qur’an
Materi ajar Pendidikan Agama Islam dalam aspek al-Qur’an
mengalami pengembangan dari tahun 1994 sampai 2013. Di kelas I, pokok
bahasan yang tetap adalah surat Al-Fatikhah dan diikuti dengan pokok
bahasan pengembangan surat- surat pendek lainnya. Di kelas II, pokok
bahasan selalu mengalami pengembangan sehingga tidak ada pokok
bahasan yang sama tiap tahunnya. Di kelas III, pokok bahasan huruf
hijaiyah diajarkan setiap tahunnya. Adapun materi pengembangan yang
lainnya yaitu menghafalkan surat Al-Falaq, An-Nasr, dan Al-Kautsar. Di
kelas IV, pokok bahasan tidak ada yang sama. Namun pada kelas ini
diajarkan berbagai surat- surat pendek. Pada kelas V, pokok bahasan yang
hampir diajarkan disemua kurikulumadalah surat Al-Maun, walaupun pada
kurikulum 1994 tidak memuat materi surat Al- Maun. Di kelas IV, pokok
bahasan juga mengalami perkembangan sehingga pada masing-masing
kurikulum membahas pokok bahasan yang berbeda. Dari keempat
kurikulum tersebut, kurikulum 1994 memiliki pokok bahasan yang
berbeda dengan kurikulum setelahnya. Dalam kurikulum 1994, peserta
didik diajarkan mengenal dan memahami hukum tajwid, sedangkan dalam
kurikulum 2004, 2006, dan 2013 hukum tajwid tidak dijadikan pokok
bahasan tersendiri. Hukum tajwid disampaikan ketika peserta didik
mempelajari dan menghafal surat-surat pendek.
1. Kurikulum PAI di SD ditinjau dari aspek keimanan
Secara umum, materi ajar Pendidikan Agama Islam aspek
keimanan tidak mengalami perubahan secara signifikan yang dibuktikan
dengan adanya pokok bahasan yang diajarkan setiap tahunnya. Adapun
pokok bahasan yang diulang setiap tahunnya diantaranya rukun Iman,
5
Syahadatain, Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada
Kitab, Iman kepada Rasul, Iman kepada hari akhir dan Iman kepada qada
dan qadhar. Pengembangan kurikulum hanya terjadi pada kurikulum2013
yang memasukkan pokok bahasan asmaul husna dalam pengkajian aspek
keimanan. Pokok bahasan rukun Islam, hanya terdapat dalam kurikulum
1994. Sedangkan kurikulum lainnya memasukkan rukun Islam dalam
pokok bahasan Iman kepada Allah. Seharusnya pokok bahasan rukun
Islam menjadi suatu kajian tersendiri sebelum peserta didik mengenal
rukun Iman.6
2. Kurikulum PAI di SD ditinjau dari aspek Tarikh
Pembelajaran Agama Islam erat kaitannya dengan kisah-kisah para
Nabi, maupun para sahabat. Dengan mengetahui kisah-kisah para Nabi dan
sahabat, peserta didik diharapkan dapat mengetahui dan memahami kisah-
kisah tersebut sehingga peserta didik dapat mengambil hikmah yang
terkandung dalam kisah tersebut. Pokok bahasan yang terkandung dalam
aspek tarikh meliputi; kisah para Nabi, kisah Khulafaurrasyidin,
perjuangan kaum muslim, dan kisah-kisah berhikmah lainnya yang
terkandung dalam al-Qur’an. Mayoritas materi tarikh berisi kisah para
Nabi walaupun berbeda penekanan pokok bahasan. Dalam kurikulum
1994, pokok bahasan meliputi sepuluh kisah para Nabi. Sedangkan dalam
kurikulum 2006 membahas tujuh kisah para Nabi yang disertai dengan
kisah para khalifah, dan perjuangan kaum Ansor dan Muhajirin. Jika
dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 yang paling
banyak memuat materi tarikh. Dalam kurikulum 2013 pokok bahasan
meliputi kisah 25 Nabi ditambah dengan kisah para sahabat, para wali
songo, kisah Luqman dan Ashabul Kahfi.
3. Kurikulum PAI di SD ditinjau dari aspek Akhlak
Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam aspek akhlak selalu
mengalami perubahan dan perkembangan dari tahun ke tahun. Materi-
materi ajar tersebut berkembang sesuai dengan perkembangan jaman.
6
Maherlina Muna Ayuhana.2015. Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islamsekolah
Dasar Di Indonesia(Analisis Tujuan Dan Materi Ajar Kurikulum 1994, 2004, 2006, 2013). Jurnal
Tarbawi Vol. 12. No. 2. Hal 180
6
Walaupun demikian, terdapat beberapa pokok bahasan yang sama dari
tahun ke tahun. Apabila dilihat dari penekanan dalam aspek akhlak, pokok
bahasan mengenai sifat-sifat terpuji mempunyai muatan yang lebih banyak
jika dibandingkan dengan pokok bahasan adab dan sifat-sifat tercela.
Pokok bahasan adab sehari-hari hanya disampaikan pada kelas bawah
untuk membentuk perilaku islami peserta didik, sehingga peserta didik
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kurikulm PAI di SD ditinjau dari aspek Ibadah
Materi ajar kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam aspek
ibadah selalu sama. Pokok bahasan yang dibahas secara urut dari kelas I
sampai kelas IV adalah thaharah, wudhu, shalat, zikir dan doa, puasa, serta
zakat. Dengan demikian, materi ajar Pendidikan Agama Islam khususnya
aspek ibadah sudah tersusun secara sistematis. Perkembangan kurikulum
Pendidikan Agama Islam dalam hal materi ajar baik dari aspek al-Qur’an,
keimanan, tarikh, akhlak, maupan ibadah mengalami perkembangan
Pokok bahasan yang selalu sama, terjadi perubahan dalampenyusunan
pokok bahasan, adanya pokok bahasan yang baru, perbedaan istilah dan
penekanan pada tiap aspek merupakan pengaruh dari perubahan teknologi
dan ilmu pengetahuan.7
2. Tata cara bersuci dari 2.1 Menjelaskan pengertian bersuci dari najis
najis
2.2 Menjelaskan tata cara bersuci dari najis
7
Ibid, Hal 182
7
2.4 Membiasakan hidup suci dan bersih
Kelas I, Semester 2
8
3.1 Menjelaskan ketentuan tata cara salat berjamaah
3. Tata cara salat
berjamaah 3.2 Menirukan salat berjamaah
yang sakit
3. Tata cara salat bagi
orang yang sakit 3.2 Mendemonstrasikan cara salat dalam keadaan sakit
9
bulan Ramadan
Kelas V, Semester 1
10
1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram
Kelas V, Semester 2
3. Ketentuan jual beli 3.1 Menjelaskan tata cara jual beli dan pinjam meminjam
dan pinjam meminjam.
11
3.2 Mempraktikkan tata cara jual beli dan pinjam
meminjam
12
4. kurikulum tersebut belum sepenuhnya mengemban misi pendidikan agama
Islam
5. Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya dapat mencegah timbulnya
tandatanda zaman yang dapat membawa pada kehancuran,
6. Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya dapat mengatasi penyakit
mental (mental block
7. Pendidikan Agama Islam belum menjadi fondasi yang paling kokoh dan
kemantapan yang paling luhur, kekayaan yang paling tinggi, sumber
kesempurnaan manusia yang paling tinggi, yaitu manusia yang
mempersatikan dirinya dengan realitas terakhir, Tuhan Yang Maha Esa,
Allah SWT
8. Pendidikan Agama Islam (PAI) yang terdapat dalam kurikulum tersebut
masih mencerminkan sebagai Ulum al-Din (Ilmu-ilmu Agama) yang
antara satu dan lainnya cenderung tidak harmonis, bahkan saling
bertentangan, dan kurang responsif terhadap dinamika kehidupan
masyarakat
9. Pendidikan Agama Islam yang diajarkan sekarang belum dapat menjadi
sumber nilai, sumber etika, dan pandangan hidup8
F. Penutup
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kami harap ke depannya akan menjadi lebih baik lagi. Maka
dari itu kami mohon bimbingan dan saran dari teman-teman dan dosen
pengampu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang Telaah kurikulum PAI di
SD/MI.
DAFTAR PUSTAKA
8
Anwar, Kasful dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2011), cet. II.
13
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung:Alfabeta.
Kurikulum 1994, 2004, 2006, 2013). Jurnal Tarbawi Vol. 12. No. 2.
Madrasah Ibtidaiyah.
14