Anda di halaman 1dari 20

KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan


Kode Mata Kuliah : KIP 619201
Jumlah SKS : II/2 SKS
Semester :3A
Dosen Pengampu : 1. Dr. Riswanti Rini, M.Si.
2. Nindy Profithasari, M.Pd.

Disusun Oleh

1. Pradnya Paramitha : 2113053004


2. Qurrota Aini : 2113053012
3. Salsa Nabila : 2113053218
4. Selli Oftiah : 2113053180
5. Tasya Intania Putri : 2113053290
6. Trijaga Abram Nugraha : 2153053027

S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Manajemen Pendidikan” tepat sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan kali ini, penyusun menyampaikan rasa terimakasih


kepada:
1. Dr. Riswanti Rini, M.Si. dan Nindy Profithasari, M.Pd., selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan,
2. Serta rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Penyusun berharap, semua pihak dapat memanfaatkan makalah ini dengan


baik. Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih perlu
ditingkatkan baik isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kriktik dan saran dari para pembaca.

Metro, 28 Agustus 2022

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Manajemen Pendidikan ................................................
2.2 Perencanaan Pendidikan ......................................................................
2.3 Pengorganisasian Pendidikan ..............................................................
2.4 Penggerakan Pendidikan ......................................................................
2.5 Pengawasan dan Evaluasi Pendidikan .................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .........................................................................................
3.2 Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kapasitasnya sebagai makhluk sosial manusia berkumpul,


bermasyarakat dan bersosialisasi dalam suatu kelompok yang dinamakan
“Organisasi”. Organisasi-organisasi tersebut mempunyai kesamaan pokok
yang dimiliki, yaitu tujuan. Untuk mewujudkan tujuan yang dikehendaki,
sebuah organisasi harus mempunyai program dan metode tertentu dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, mengalokasikan seluruh sumber daya
organisasi, mengelola, danmerencanakannya dengan baik sehingga dapat
berjalan secara efektif, efisien, dan produktif.

Dalam mengelola dan mengendalikan aset dan sumber daya organisasi,


dibutuhkan pemimpin atau manager yang bertanggung jawab untuk
membantu organisasi mewujudkan tujuan sama halnya dalamlingkup dunia
pendidikan harus adanya orang-orang yang mampu menendalikan pendidikan
yang terorganisir agar dapat memaksimalkan hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan serta tenaga kependidikan. Berangkat dari hal-hal ini ada banyak
rumusan masalah yang haruskita ketahui dan telaah lagi mengenai suatu ilmu
yang memanage pendidikan dan tenaga kependidikannya

Pendidikan adalah salah satu elemen dalam perwujudan kebudayaan suatu


bangsa yang selalu berkembang dari masa ke masa. Oleh karena itu perlu
adanya perkembangan manajemen pendidikan untuk mengimbangi perubahan
dan perkembangan yang ada supaya bisa selaras dengan kebudayaan yang
berlaku, perubahan dan perkembangan manajemen pendidikan ke arah yang
lebih baik di berbagai bidang ilmu harus terus dilakukan sebagai kebutuhan di
masa yang akan datang.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Dasar Manajemen Pendidikan?


2. Bagaimana Peran dan Fungsi Manajemen Pendidikan?
3. Apa Saja Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan?
4. Apa yang dimaksud Perencanaan pendidikan?
5. Bagaimana Pengorganisasian Pendidikan?
6. Apa yang dimaksud dengan Penggerakan Pendidikan?
7. Bagaimana Pengawasan dan Evaluasi Pendidikan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu konsep dasar manajemen pendidikan


2. Untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi manajemen pendidikan
3. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup manajemen pendidikan
4. Untuk mengetahui apa itu Perencanaan pendidikan
5. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian pendidikan
6. Untuk mengetahui apa itu penggerakan pendidikan
7. Untuk mengetahui bagaimana pengawasan dan evaluasi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Manajemen Pendidikan


2.1.1 Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu
sosial yang pada intinya adalah mempelajari tentang prilaku
manusia yang kegiatannya sebagai subjek dan objek. Secara
filosofis, prilaku manusia terbentuk oleh interaksi antar
manusia, iklim organisasi (konteks organisasi), dan sistem.
Ketiga interaksi tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama saling berinteraksi pula dengan lingkungan
eksternalnya.
Beberapa ahli menggunakan istilah yang berbeda dalam
pemakaian kata administrasi pendidikan dan manajemen
pendidikan, tetapi ketika ditinjau pengertiannya hampir mirip.
Walaupun pada dasarnya kedua istilah tersebut tidak sama
persis. Nanang Suhardan dan Nugraha Suharto dalam hal ini
mereka memakai istilah administrasi pendidikan yaitu ilmu
yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama
dalam proses mencapai tujuan pendidikan. Manajemen
pendidikan menurut Made Pidarta yaitu aktifitas memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
H.A.R. Tilaar, berpendapat bahwa manajemen pendidikan
adalah mobilisasi segala sumber daya pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Djam’an
Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai
keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua
sumber personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Menurut Sulistyorini, manajemen
pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok
manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya
agar lebih efektif dan efisien.
Manusia (manajer atau administrator) dimanapun berada tidak
terlepas dari wadah melakukan kegiatan yang disebut
organisasi (lembaga pendidikan baik formal, nonformal,
maupun informal) Organisasi tidak akan ada tanpa ada
manusianya. Manusia dalam organisasi tidak luput dari sistem
yang dibuatnya sendiri (misal Sisdiknas).
Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian pendidikan
diatas, maka kita dapat mendefinisikan Manajemen Pendidikan
sebagai suatu Proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya
yang berupa man, money, materials, method, machines, market,
minute dan information untuk mencapai
tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan. Objek
atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen
pendidikan ada tujuh , yaitu :
a. Man
Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu
dikelola dalam manajemen pendidikan, pengelolaan yang
biasa dilakukan misalnya dengan mengorganisasikan
manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian orang
tersebut.
b. Money
Jadi atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan
atau pembiayaan secara efisien sehingga tidak terjadi
pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan.
c. Materials
Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak
kalah penting dalam manajemen pendidikan, melalui
pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang
berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke
siswa.
d. Method
Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik,
metode yang digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu
dengan guru di sekolah lain tidak sama karena tergantung
pada kesiapan siswa yang diajar.
e. Machines
Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin
yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar
supaya dapat digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat
mengalami kerusakan, untuk orang yang mengelola mesin
biasanya harus orang yang benar-benar tau cara merawat
mesin tersebut dengan baik.
f. Market
Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan
sekolah atau lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga
pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang dimaksud
adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah
masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka.
g. Minutes
Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu
belajar peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga
perlu pengelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar
menjadi lebih efisien.

2.1.2 Fungsi dan Peranan Manajemen Pendidikan


Penjelasan yang disampaikan oleh Mulyani A. Nurhadi sudah
cukup lengkap. Kemudian fungsi dari manajemen pendidikan
mengandung empat unsur
a. Perencanaan ( Perencanaan )
Perencanaan adalah proses menyusun tujuan dan sasaran
organisasi serta menyusun “peta kerja” yang melibatkan cara
tujuan.
b. Pengorganisasian ( Pengorganisasian )
Proses dari menghimpun Sumber Daya Manusia, modal, dan
peralatan yang dibutuhkan dengan cara yang efektif demi
mencapai tujuan.
c. Pelaksanaan ( Implementasi )
Proses dengan menggerakan sumber daya manusia yang ada
untuk melakukan kegiatan tujuan sehingga proses efisiensi
terjadi dan menghasilkan efektivitas hasil kerja.
d. Pengawasan ( Pengendalian )
Proses pemberian balikan dan tindak lanjut dari
pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana
yang telah dibuat kemudian terdapat tindakan penyesuaian
jika terjadi penyimpangan.

2.1.2 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


Dalam membicarakan ruang lingkup manajemen pendidikan ini
akan dilihat dari 4 sudut pandang, yaitu dari sudut wilayah
kerja, objek garapan, fungsi atau urutan kegiatan dan
pelaksana.
a. Ruang lingkup menurut wilayah kerja.
Berdasarkan atat tinjauan wilayah kerja, ruang lingkup
manajemen pendidikan dipisahkan menjadi:
i. Manajemen pendidikan seluruh Negara, yaitu manajemen
pendidikan untuk urusan nasional. Yang ditangani dalam
lingkup ini bukan hanya pelaksaan pendidikan di sekolah
saja tetapi juga pendidikan luar sekolah, pendidikan
pemuda, penyelenggaraan latihan,penelitian, pengembangan
masalah-masalah pendidikan serta meliputi pula
kebudayaan dan kesenian.
ii. Manajemen pendidikan satu provinsi, yaitu manajemen
pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu propinsi yang
pelaksanaannya dibantu lebih lanjut oleh petugas
manajemen pendidikan di kabupaten dan keca,atan.
iii. Manajemen pendidikan satu kabupaten/kota, yaitu
manajemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu
kabupaten/kota, meliputi semua urusan pendidikan memuat
jenjang dan jenis.
iv. pendidikan satu unit kerja. Pengertian dalam manajemen
unit ini lebih dititikberatkan pada satu unit kerja yang
langsung menangani pekerjaan mendidik misalnya; sekolah,
pusat latihan, pusat pendidikan, dan kursus-kursus. Dengan
demikian ciri unit adalah adanya (1) Pemberi pelajaran. (2)
Bahan yang diajarkan. (3) Penerima pelajaran, ditambah
semua sarana penunjangnya.
v. Manajemen kelas, sebagai suatu kesatuan kegiatan terkecil
dalam usaha pendidikan yang justru merupakan “dapur inti”
dari selurih jenis manajemen pendidikan. Dalam
manajemen kelas inilah kemudian terdapat istilah
“pengelolaan kelas” baik yang bersifat instruksional
maupun manajerial.
b. Ruang lingkup menurut objek garapan
Yang dimaksud dengan objek garapan manajemen pendidikan
dalam uraian ini adalah semua jenis kegiatan manajemen yang
secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan
mendidik. Sebagai titik pusat pandangan adalah kegiatan
mendidik di sekolah. Namun karena kegiatan disekolah
tersebut tidak dapat dipisahkan dari jalur-jalur lingkungan
formal maupun non-formal, maka tentu juga dibahs lingkup
sdistem pendidikan sampai ke tingkat pusat.
Ditinjau dari objek garapan manajemen pendidikan, dengan
titik tolak pada kegiatan “dapur inti” yaitu kegiatan belajar-
mengajar di kelas, maka sekurang-kurangnya ada 8 obyek
garapan, yaitu:
 Manjemen siswa
 Manajemen personil sekolah
 Manajemen kurikulum
 Manejemen sarana atau material
 Manajemen tatalaksana pendidikan
 Manjemen pembiayaan
 Manjemen lembaga-lembaga pendidikan dan
organisasi pendidikan
 Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi
pendidikan
 Menurut fungsi atau urutan kegiatan

Adapun fungsi manjemen atau pengeloaan ini adalah:


 Merencanakan
 Mengorganisasikan
 Mengarahkan
 Mengkoordinasikan
 Mengkomunikasikan
 Mengawasi atau mengevaluasi

Bagaimanapun pembagiannya, atau apapun sebutannya, unsur-


unsur kegiatan tersebut tetap berkaitan satu sama lain. Kaitan
tersebut bersifat bolak balik. Jadi misalnya kita berpikir
tentang perencanaan, tentu telah berpikir pula bagaimana nanti
bentuk organisasinya, siapa-siapa yang akan menangani tugas,
bagaimana pengarahannya dan sebagainya.
c. Menurut pelaksana
Banyak orang mengira bahwa bertanggungjawab
melaksanakan manjemen pendidikan hanyalah kepala sekolah
dan staf tata usha. Pandangan seperti itu keliru. Manajemen
adalah suatu kegiatan yang sifatnya melayani. Dalam kegiatan
belajar mengajar, manajemen berfungsi untuk melancarkan
jalannya proses tersebut, atau membantu terlaksananya
kegiatan mencapai tujuan agar diperoleh hasil yang efektif dan
efisien.
Dalam lingkungan kelas, guru adalah administrator. Gutu
harus melaksakan kegiatan manajemen. Di lingkungan
sekolah, kepala sekolah adalah administrator. Dengan
pengertian bahwa manjemen adalah pengelolaan, manjemen,
maka kepala sekolah bertindak sebagai manajer di sekolah
yang dipimpinnya.
Selain para administrator di sekolah, masih ada lagi pelaksana
manjemen pendidikan yaitu orang-orang yang bekerja di
kanto-kantor pendidikan dan pusat-pusat latihan atau di
kursus-kursus mempunyai peranan dan tugas seperti pelaksana
di sekolah.

2.2 Perencanaan Pendidikan


2.2.1 Pengertian Perencanaan Pendidikan
Pengertian pendidikan menurut para ahli :
a. Menurut Prof. Dr. Yusuf Enoch,

Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses yang


mempersiapkan seperangkat keputusan alternatif bagi
kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian
tujuan dengan yang optimal dan mempertimbangkan
kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial
budaya serta menyeluruh suatu Negara.

b. Beeby, CE
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa
depan dalam hal menentukan prioritas, dan biaya pendidikan
yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam
bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan
sistem potensi pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan
bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut.

c. Menurut Guruge (1972)


Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan
kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan
pendidikan.

d. Menurut Coombs (1982)


Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional
dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan
dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien
serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik
dan masyarakat.

e. Menurut Y.Dor (1975)


Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan
serangkaian keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa
depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan dengan cara-
cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan sosial secara
menyeluruh dari Negara.

Jadi, perencanaan pendidikan yang dibuka dari beberapa


sumber tersebut, adalah suatu proses yang dilakukan untuk
menganalisis, merumuskan, dan memutuskan serta
memutuskan keputusan yang diambil harus memiliki
konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan dengan
keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang- bidang itu
sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam
pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis
kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan dan didahului
oleh kegiatan lain.
Secara umum, perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan
oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga
dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut
memproses di dalamnya. Adapun komponen-komponen yang
ikut serta dalam proses ini adalah :
Tujuan Nasional bangsa yang akan mengambil keputusan
dalam rangka nasional dalam pembangunan nasional dalam
bidang pendidikan.
Masalah strategi adalah termasuk penanganan kebijakan
(policy) secara operasional yang akan menjelaskan proses
pelaksanaan dari perencanaan pendidikan. Maka ketepatan
pelaksanaan dari perencanaan pendidikan.
Dalam kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan
pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
siapa yang memegang kekuasaan, siapa yang menentukan
keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan
dalam pengambilan keputusan. Terutama dalam hal
pemegang kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan,
perlu memperoleh perhatian, misalnya mengenai sistem
kenegaraan yang merupakan bentuk dan sistem
manajemennya, bagaimana dan siapa atau siapa yang
dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan
itu. Juga masalah bobot untuk menjamin terlaksananya
perencanaan pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui
keluaran atau hasil sistem dari pelaksanaan perencanaan
pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen rencana pendidikan.
Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi
dapat dimaklumi bahwa masalah yang muncul adalah suatu
proses untuk menyiapkan konsep keputusan yang akan
dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan
pendidikan dalam pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai
secara cepat, tapi memerlukan waktu yang cukup lama,
khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang
bersifat kualitatif, terutama dari sudut kepentingan nasional.

2.2.2 Tujuan Perencanaan Pendidikan


Pada dasarnya tujuan perencanaan adalah pedoman untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sebagai suatu alat ukur
dalam membandingkan antara hasil yang dicapai dengan
harapan. Dilihat dari pengambilan keputusan tujuan
perencanaan adalah :
 Penyajian rancangan keputusan-keputusan atasan untuk
pejabat tingkat nasional yang menduduki.
 Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang untuk
berbagai bidang/satuan kerja yang bertanggung jawab untuk
melakukan hal tersebut.

Tujuan perencanaan pendidikan menurut (Dahana, OP and


Bhatnagar, OP. 1980; Banghart, FW and Trull, A. 1990) Ada
beberapa tujuan perlunya penyusunan suatu perencanaan
pendidikan, antara lain:
 Untuk mengetahui standar pengawasan pola perilaku
pelaksana pendidikan, yaitu untuk pelaksanaan atau
tindakan pemimpin dan anggota organisasi pendidikan
dengan program atau perencanaan yang telah disusun.
Dengan standar yang telah ditetapkan dapat dinilai sejauh
mana perencaan pendidikan telah dilasanakan dan apa saja
yang perlu lebih diperbaiki.
 Untuk mengetahui kapan pelaksanaan pendidikan itu
diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu
kegiatan layanan pendidikan. Perencanaan pendidikan
secara jelas waktu yang tepat dalam melaksanakan
pendidikan dapat diterapkan dengan pertimbangan bayak
hal pendukungnya agara dapat tercapai dengan baik.
Kemudian juga dijelaskan bagaimana tahapan atau langkah
yang sistematis yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan
pendidikan seperti cara memperatikan kemajuan Teknologi
Informasi, jumlah penduduk yang terus meningkat dan
kebutuhan dunia kerja saat ini.
 Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur
organisasinya) dalam pelaksanaan program atau
perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun
kuantitasnya, dan baik menyangkut aspek akademik-
nonakademik. Perencanaan pendidikan juga berfungsi
dalam menetapkan siapa saja yang terlibat dalam
pelaksanaan pendidikan dengan menempatkan seseorang
dengan keahlian dan komposisi yang dihasilkan sehingga
tidak terjadi salah penempatan posisi yang tidak sesuai
dengan keahlian seseorang, dengan tujuan agar semua pihak
dapat menjalankan tugas atau fungsi masing- masing
dengan baik sehingga tujuan perencanaan pendidikan dapat
tercapai ke arah yang baik.
 Untuk mewujudkan kegiatan dalam pelaksanaan biaya
pendidikan secara efektif dan sistematis termasuk dan
kualitas pekerjaan. Dengan perencanaan pendidikan yang
menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan
keahlian, hal ini akan memberikan keuntungan karena dapat
memaksimalkan biaya dengan membayar seorang pegawai
dari hasil rekrut yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
yang akan menyebabkan kualitas dari pekerjaan akan baik.
 Untuk kejadian terjadinya beragam kegiatan yang tidak
produktif dan tidak efisien, baik dari biaya, tenaga dan
waktu selama proses layanan pendidikan. Dengan peagawai
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan untuk menghindari
kegiatan atau pekerjaan yang tidak produktif dan tidak
efisien dalam memanfaatkan sumberdaya, biaya yang
dikeluarkan pun sesuai dengan anggaran, tenaga dan waktu
yang diperlukan dilakukan dengan efektif dan efisien.
 Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh ( integral )
dan khusus ( specfisik ) tentang jenis kegiatan atau
pekerjaan pendidikan yang harus dilakukan. Dalam
perencanaan pendidikan dapat mendiskripsikan proses dari
seluruh rangkaian yang dilakukan dalam melaksanakan
perencanaan pendidikan baik secara umum dan khusus. Hal
ini akan memberikan keuntungan dalam mempersiapkan
semua yang dibutuhkan dan apa saja yang mempengaruhi,
manfaat dalam penerapan perencanaan pendidikan.
 Untuk menyerasikan atau memadukan beberapa sub
pekerjaan dalam suatu organisasi pendidikan sebagai ' suatu
sistem. Pentingnya perencanaan pendidikan dapat
menghubungkan dari semua sub pekerjaan yang berbeda
tugas dan fungsinya, melalui perencanaan pendidikan
semua sub pekerjaan tersebut dapat berlayar dan saling
terkait dan membutuhkan dalam satu kesatuan sehingga
semua satu kesatuan sistem.
 Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan
dan kesulitan dihadapi organisasi pendidikan. Dengan
melakukan perencanaan pendidikan,pelaku pendidikan
dapat menganalisis peluang, hambatan, tantangan dan
kesuliatan melalui analisis SWOT. Dalam analisis SWOT
terdapat faktor dominan dan faktor penghambat, faktor
dominan seperti kekuatan dan peluang yang dapat
digunakan secara maksimal untuk mendukung dalam
mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan faktor
penghambat yaitu kelemahan dan tantangan, faktor ini juga
mempengaruhi dalam proses pelaksanaan tujuan, apabila
tidak direspon dengan baik oleh faktor penghambat ini akan
menghasilkan resiko yang fatal dalam tercapainya tujuan
perencanaan pendidikan.
 Untuk mengarahkan tujuan pendidikan

2.2.3 Fungsi dan manfaat perencanaan pendidikan


Fungsi perencanaan adalah sebagai pelaksanaan dan
pengendalian, sebagai alat bagi pengembangan jaminan kualitas
, menghindari pemborosan sumber daya, menghindari
pemborosan sumber daya, dan sebagai upaya untuk memenuhi
akuntabilitas kelembagaan. Jadi yang terpenting dalam
menyusun suatu rencana, adalah berhubungan dengan masa
depan, seperangkat kegiatan, proses yang sistematis, dan hasil
serta tujuan tertentu
Manfaat perencanaan pendidikan. Menurut , (Depdiknas. 1997;
Soenarya, E. 2000; Depdiknas, 2001) ada beberapa manfaat
dari suatu perencanaan pendidikan yang disusun dengan baik
bagi kehidupan kelembagaan, antara lain:

1. Dapat digunakan sebagai standar pelaksanaan dan pengawasan


proses aktivitas atau pekerjaan pemimpin dan anggota dalam suatu
lembaga pendidikan. Dalam membuat sutau perencanaan, hal ini
sudah menjadi standar yang berarti semua aktivitas harus
berdasarkan pada perencanaan yang telah di buat.

2. Dapat dijadikan sebagai media pilihan alternatif langkah pekerjaan


atau strategi penyelesaian yang terbaik bagi upaya tujuan
pendidikan. Manfaat perencanaan pendidikan juga untuk
mempersiapkan berbagai alternatif dari rencana kegiatan apabila
terdapat kesalahan yang tidak dapat diatasi dengan cepat dan tepat
dengan menggunakan alternatif yang telah disiapkan.

3. Dapat bermanfaat dalam penyusunan skala prioritas baik yang


menyangkut sasaran yang akan dicapai maupun proses layanan
pendidikan.

4. Dapat mengefisiensikan dan mengefektifkan pemanfaatan beragam


sumber daya organisasi atau lembaga pendidikan. Dari
pemanfaatan sumber daya pendidikan juga menganalisis
pemanfaatan sumberdaya yang dibutuhkan dengan seefisien dan
seefektif mungkin untuk menghindari penggunaan sumberdaya
yang berlebihan.

5. Dapat membantu pimpinan dan para anggota (warga sekolah)


dalam menyesuaikan diri terhadap perkembangan atau dinamika
perubahan sosial budaya. Dengan dilakukan perencanaan
pendidikan semua pihak yang terkait didalamnya seperti warga
sekolah diharapakan ikut berpartisipasi dalam mendukung
pelaksanaan perenacanaan pendidikan sesuai dengan posisi
masing-masing.

6. Dapat dijadikan sebagai media atau alat untuk memudahkan dalam


berkoordinasi dengan berbagai pihak atau lembaga pendidikan
yang terkait, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
pendidikan. Melalui perencanaan pendidikan yang telah menjadi
tujuan bersama maka perencanaan pendidikan dapat dijadikan
sebagai alat koordinasi dalam melaksanakan tugas bagian masing-
masing

7. Dapat dijadikan sebagai media untuk suatu pekerjaan yang tidak


efisien atau tidak pasti. Salah satu resiko dari pelaksanaan
perencanaan pedidikan terjadinya pekerjaan yang tidak efisien,
melalui perencanaan pendidikan dapat mengantisipasi pekerjaan
yang tidak efisien mealaui perencanaan yang baik.

8. Dapat dijadikan sebagai alat dalam mendorong tujuan proses


layanan pendidikan. Suatu gambaran tentang suatu tujuan yang
akan dicapai yang mana di dalamnya terdapat bagaimana proses
yang dilakukan.

2.1 Pengorganisasian Pendidikan

2.2 Penggerakan Pendidikan

2.3 Pengawasan dan Evaluasi Pendidikan


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai