Anda di halaman 1dari 16

i

MAKALAH KELOMPOK
‘’Kepemimpinan Dalam Supervisi Pendidikan ”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah KKL

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Marzuki Noor, M.Si

Disusun Oleh :
1. SITI NURHIDAYATI 19720039
2. EDI SURATNO 19720061
3. MUHAMMAD GUNAWAN 19720
4. DEWI ISTININGSIH 19720004
5. RIRIN NELSEN 19720009

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
TAHUN AKADEMIK 2021

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Metodologi Penelitian program studi Magister Administrasi
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Metro pada semester IV tahun akademik
2021.

Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih


mengetahui dan memahami tentang “Kepemimpinan Dalam Supervisi
Pendidikan”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada


tim Dosen yang telah memberikan kesempatan kepada kelompok kami untuk
memaparkan materi, dan kepada teman-teman yang telah membantu dalam
penyusunan, penulisan, dan memberikan paparan refrensi terkait materi
Penelitian Korelasional sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Kami sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses


pembelajaran, penulisan makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di lain waktu.

Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi


manfaat bagi kita semua agar kita semua dapat mengetahui dan memahami
lebih mendalam lagi tentang “Kepemimpinan Dalam Supervisi Pendidikan” .

Metro, Maret 2021

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ….................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ….......................................................................... 2

C. Tujuan Masalah …............................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Peran Guru dalam Administrasi Sekolah............................................. 3

B. Konsep Dasar Kepemimpinan.............................................................. 4

C. Prinsip dan Model Kepemimpinan........................................................ 5

D. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah....................................................... 6

E. Hakikat dan Prinsip Supervisi Pendidikan............................................ 7

F. Teknik dan Pendekatan Supervisi Pendidikan…………………........... 9

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................. 12

Saran……………………………………………………………….............. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 13

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada suatu lembaga pendidikan tentunya ada suatu sistem yang
bergerak dalam mengatur sistematika yang akan dijalankan oleh suatu lembaga
pendidikan. Dalam sebuah pengaturan tersebut tentunya akan dibentuk stuktural
sebagai gambaran dari susunan tugas dan fungsi dalam suatu lembaga
pendidikan. Dalam struktural tersebut terdapat seorang pemimpin yang bertugas
sebagai seorang inovasi serta pengawas  jabatan dari struktur yang lain dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Dalam struktur kependidikan, kepala
sekolah berperan sebagai pemimpin yang akan menentukan keberhasilan dan
kemajuan suatu lembaga pendidikan.
Didunia pendidikan Kepala sekolah dan pengawas dikenal sebagai
supervisi pendidikan atau yang sering disebut dengan pengawas pendidikan.
adanya pengawasan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan
pegawai pendidik lainnya dengan cara memberi masukan dan bimbingan tentang
cara dan metode yang baik serta professional dalam melaksanakan
pembelajaran.
Dengan berkembangnya supervisi di dunia pendidikan, tentu saja akan
memberi pengaruh yang signifikan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sehingga
pendidik memiliki kompeten dalam mengembangkan pendidikan yang kreatif,
aktif, efektif dan inovatif. Sehingga bisa membawa daya saing lembaga
pendidikan tersebut di kacah internasional.
Sebagai petugas sekolah sepertihalnya guru yang merupakan pelaku
dalam kegiatan sekolah dituntut untuk dapat mengenal tempat bekerjanya seperti
tentang apa yang terjadi disekolah atau lembaga tersebut. Hal tersebut tentu
akan membantu mereka dalam memperlancar tugasnya sebagai pengelola
langsung proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus memahami faktor
langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar-mengajar.
Selain pemahaman tentang proses belajar mengajar, guru juga harus
memahami tentang administrasi yang ada di dunia pendidikan  seperti halnya
administrasi pengembangan kurikulum yang akan membantu dalam
menerjemahkan kurikulum menjadi pengalaman belajar siswa. Sedangkan
pemahaman administrasi kesiswaan akan sangat membantu mereka dalam

1
2

melaksanakan dan menjalankan tugas memproses siswa tersebut menjadi


lulusan yang bermutu tinggi.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa peranan guru dalam administrasi sekolah?
2. Bagaimanakah konsep dasar kepemimpinan
3. Bagaimanakah prinsif dan model kepemimpinan
4. Apa peran dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
5. Bagaimanakah hakikat dan prinsip supervisi pendidikan
6. Bagaimanakah teknik dan pendekatan supervisi pendidikan

C.    Tujuan Makalah
Tujuan adanya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui peran guru dalam administrasi sekolah
2.    Memahami konsep dasar kepemimpinan
3.    Mengetahui prinsip dan model kepemimpinan
4.    Mengetahui fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
5.    Mengetahui teknik pendekatan Supervisi pendidikan

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Peran Guru dalam Administrasi Sekolah


Secara konsepsional administrasi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu
administrasi dan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa administrasi dalam
dunia pendidikan sebagai penerapan administrasi dan
pembinaan, pengembangan serta pengendalian usaha dan praktek pendidikan.
Administrasi pendidikan dalam arti sempit seringkali diartikan semata-
mata kegiatan ketatausahaan, seperti penyelenggaraan surat-menyurat,
mengatur, mencatat, mendokumentasikan kegiatan, mengurus keuangan, dan
sebagainya. Begitulah gambaran seputar administrasi pendidikan dibenak kita.
Namun lebih luasnya administrasi pendidikan mengandung arti instruksional,
fungsional, sebagai suatu proses atau kegiatan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang direncanakan dan diorganisir serta digerakkan, menggunakan
strategi dan pengawasan.
Administrasi pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan
psikologi pendidikan, sosiologi, pendidikan antropologi, dan Ilmu
Komunikasi. Bimbingan ilmu ini, memberikan dasar dalam pengelolaan murid
yang menjadi bidang garapan administrasi pendidikan dan Guru berperan
sebagai tenaga profesional kependidikan. Dalam menjalankan fungsi
administrasi pembelajaran, tentu saja aparatur pendidikan harus mengetahui
tugasnya dalam konteks pengelolaan murid, pengelolaan pembelajaran,
mengukur kemajuan belajar murid dan kegiatan pembelajaran lainnya yang
dilakukan di sekolah.
Sehingga, dapat disimpulkan, bahwa ruang lingkup administrasi
pendidikan terfokus pada kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah sebagai pelayan kebutuhan sekolah dan sekolah sebagai
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan Fokus utama adalah memberikan
pelayanan belajar.
Dari pembelajaran ilmu administrasi pendidikan, dapat diketahui bahwa
guru merupakan komponen yang sangat penting sehingga dapat memberikan
sumbangan literasi secara maksimal untuk mencapai tujuan
sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan kepala sekolah memahami
kewajiban dan haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah.

3
4

B.       Konsep Dasar Kepemimpinan


Menurut Sondang P. Siagian (1985:6) Kepemimpinan merupakan inti dari
manajemen. Karena kepemimpinan merupakan motor penggerak dari semua
sumber dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Tugas dasar pemimpin
adalah membentuk dan memelihara lingkungan dimana Manusia bekerja sama
dalam suatu kelompok yang terorganisir dengan baik dalam menyelesaikan
tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan merupakan
aktivitas manajerial yang penting dalam setiap organisasi khususnya dalam
pengambilan kebijakan atau keputusan sebagai inti dari kepemimpinan. Menurut
Gordon (1990), tidak semua orang dapat menjadi pemimpin yang efektif dalam
suatu organisasi.
Pemimpin yang efektif, adalah pemimpin yang anggotanya dapat
merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja,
motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal, dan kebutuhan
lainnya yang pantas di dapatkan. Kepemimpinan berasal dari kata “pemimpin”
menurut Wirawan (2002:65) kepemimpinan adalah orang yang dikenal dan
berusaha mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisir visinya. Dari
pengertian tersebut, pada pokoknya kepemimpinan adalah perilaku
mengarahkan aktivitas-aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota melalui
proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai hasil dan
tujuan yang telah menjadi target. Dalam pelaksanaan kegiatan dan keputusan
kerja, aktivis kepemimpinan harus berkisar  pada :
1. Perilaku mengarahkan aktivitas,
2. Aktivitas hubungan kekuasaan dengan anggota,
3. Proses komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan yang spesifik,
4. Interaksi antara personal untuk mencapai hasil yang ditentukan,
5. Melakukan inisiatif dalam melakukan kegiatan dengan memelihara keputusan
kerja aktivis.

Dengan demikian kepemimpinan dapat dimaknai sebagai perilaku dan


aktivitas mempengaruhi dan menggerakkan orang atau pengikut dengan
memelihara keputusan kerja untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Untuk  memenuhi keriteria pemimpin yang baik maka diperlukan :

4
5

1. Kepemimpinan yang visioner agar penyelenggaraan pendidikan mampu


merespon kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya
membangun SDM.
2. Kepemimpinan yang efektif dalam penentuan kebijakan agar proses
pembelajaran yang diselenggarakan pada suatu pendidikan dapat
memberikan jaminan proses pelayanan belajar yang berkualitas juga mutu
lulusan yang kompetitif
3. Ketetapan pemimpinan dalam mengambil keputusan agar semua keputusan
yang diambil adalah keputusan yang dibutuhkan bukan atas keinginan pihak
mengambil keputusan
4. Perlu adanya pendelegasian, agar pembagian tugas dalam menghiasi arti
pencapaian target dapat lebih lancar dan lebih terukur sehingga target dapat
dipenuhi Sesuai yang diharapkan.
5. Sikap demokratis harus dikembangkan pemimpin agar terjadi kebersamaan
dan semangat yang sama untuk memperoleh keberhasilan dan kesuksesan
yang maksimal.

C.       .Prinsip dan Model Kepemimpinan


Setiap pemimpin pasti memiliki cara dan gaya tersendiri dalam memimpin
dirinya dan anggotanya. oleh karena itu seorang pemimpin miliki prinsip dan
model tersendiri. Mc. Gregor (1957) dalam penelitiannya yang merumuskan ada
tiga prinsip kepemimpinan yang dapat digunakan oleh pemimpin atas dasar
situasi yang menghendakinya :
1. Pemimpin dengan Model Otokrasi
Merupakan model kepemimpinan dimana pemimpin membuat keputusan
sendiri karena kekuasaan terpusat dalam diri satu orang.
2. Kepemimpinan Gaya Partisipatif atau Demokrasi
Merupakan model kepemimpinan dimana pemimpin berkonsultasi dengan
kelompok mengenai masalah yang menarik perhatian mereka karena dapat
menyumbangkan sesuatu.
3. Kepemimpinan Model Kendali Bebas atau Liberal
Model kepemimpinan ini adalah dimana pemimpin memberikan kekuasaan
pada bawahan kelompok untuk dapat memecahkan masalah dan mengambil
keputusan sendiri.

5
6

Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan


model yang ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satupun model yang dapat
ditetapkan secara konsisten pada ragam situasi organisasi. Menurut para ahli
tidak ada kepemimpinan yang baik untuk semua situasi sehingga masing-masing
memiliki keunggulan yang berbeda-beda. Karena itu aspek penerapan gaya
kepemimpinan tidak lebih penting daripada persoalan kemampuan pemimpin
dalam memperlakukan semua unsur personil secara manusiawi sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dan berkualitas dengan standar dan
yang dipersyaratkan.

D.      Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan


Salah satu pengelolaan pendidikan yaitu dengan cara menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif serta berkelanjutan merupakan komitmen dan
pemenuhan janji sebagai pemimpin pendidikan. Peran kepala sekolah sangat
penting dalam menentukan orientasi kerja harian, mingguan, bulanan,
semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika
pendidikan di sekolah. Pemecahan problematika ini berperan sebagai komitmen
dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi pengajaran
konsultasi dan perbaikan penting guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Setelah kepala sekolah itu diangkat baik oleh pemerintah Yayasan
ataupun organisasi yang mengangkatnya maka kepala sekolah tugas dan jam
kerjanya harus melebihi jam kerja guru dan karyawan non guru karenanya kepala
sekolah sering berada di sekolah sebelum orang lain datang. Tugas seberat ini
menjadi alasan mengapa kedisiplinan kepala sekolah begitu penting dan
dilaksanakan dengan sepenuh hati. Penilaian kepala sekolah adalah penilaian
terhadap prestasi dalam jabatan yang secara ideal merupakan penilaian prestasi
dalam penetapan dan pencapaian sasaran yang dapat diverifikasi dalam prestasi
sebagai pemimpin pendidikan. Kinerja seorang pemimpin adalah proses
penentuan baik buruknya kinerja organisasi, dan program kegiatan di suatu
lembaga.

6
7

E.    Hakikat dan Prinsip Supervisi Pendidikan


1.    Hakikat Supervisi Pendidikan
Surat Keputusan Menpan Nomor 118 tahun 1996 yang diperbarui dengan
SK Menpan Nomor 091/KEP/MENPAN/10/2001 tentang jabatan fungsional
pengawas sekolah dan angka kreditnya, lebih suka menggunakan istilah
pengawas sekolah dari pada supervisor. Pasal 1 ayat 1 dalam SK Menpan
tersebut, dinyatakan pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi
tugas, tanggung jawab, dan wewenang seara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan pada satuan pendidikan
prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk
meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang
direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan
memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu
pencapaian tujuan. Dengan demikian hakikat supervisor pendidikan
sesungguhnya adalah seseorang yang diangkat menjadi pegawai negeri sipil
dengan jabatan supervisor untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung
jawab mensupervisi satuan-satuan pendidikan, baik supervisi manajerial maupun
supervisi akademik. Dengan melaksanakan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya,
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dalam pencapaian tujuan
pendidikan.

2.    Prinsip Supervisi Pendidikan


Menurut soetopo (2011) ada tujuh prinsip supervisi yaitu :
1. Prinsip organisasial, artinya pengawasan dapat dilakukan dalam kerangka
struktur organisasi yang melingkupnya.
2. Prinsip perbaikan, artinya pengawasan berusaha mengetahui kelemahan
atau kekurangan, kemudian mencarai jalan pemechana agar  manajemen
dapat berjalan sesuai dengan standard organisasi dalam mencapai tujuan.
3. Prinsip komunikasi, artinya pengawasan dilakukan untuk membina system
kerjasama antara atasan dan bawahan, mebina hubungan baik antara
atasan dan bawahan dlam proses pelaksanaan pengelolaan organisasi.
4. Prinsip pencegahan, artimya pengawasan dilakukan untuk menghindari
adanya kesalahan dalam mengelola komponen-komponen organisasi.

7
8

5. Prinsip pengendalian, artinya pengawasan dilakukan agar semua proses


manajemen berada pada rel yang telah digariskan sebelumnya.
6. Prinsip objektif, artinya pengawasan dilakukan berdasarkan data-data nyata
lapangan tanpa menggunakan penilaian dan tafsiran pengawas.
7. Prinsip kontinutas, artinya pengawasan dilakukan secara terus menerus,
baik selama berlangsung proses pelaksanaan kerja.

Menururt Bafadal (2008)  menyebutkan prinsip-prinsip supervisi pendidikan


sebagai berikut :
1. Supervisi pengajaran harus mampu menciptkan hubungan kemanusiaan
yang harmonis
2. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan
3. Supervisi pengajaran harus demokratis
4. Supervisi pengajaran harus komparatif
5. Suervisi pengajaran harus konstruktif
6. Supervisi pendidikan harus objektif

Maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip sepervisi pendidikan sebagai


berikut :
1.    Prinsip Ilmiah,
Mengandung ciri-ciri antara lain :
a. Kegiatan supervise dilaksanakan berdasaran data objektif yang diperoleh
dalam kenyataan proses belajar mengajar.
b. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data.
c. Setiap kegiatan supervsisi dilaksanakan secara sitematis, terencana dan
kontinuitas.
2.    Prinsip demokratis
Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup  menerima pendapat orang
lain.
3.    Prinsip kerja sama
Istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience,  memberi suport,
menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4.    Prinsip konstruktif dan kreatif, setiap guru akan merasa termotivasi dalam
mengembangan potensi kreativitas kalau supervise mampu menciptakan
suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.

8
9

F.       Teknik dan Pendekatan Supervisi Pendidikan


1.    Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk
mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah
manajerial dengan sasaran kepala sekolah dalam mengembangkan
kelembagaan serta masalah-masalah lain yng berhubungan, serta berorientasi
pada peningkatan mutu pendidikan dan masalah akademik dengan sasaran para
guru kelas dan atau mata pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di
kelas, di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian
hasil belajar peserta didik. Beberapa teknik supervise pendidikan sebagai berikut:
a.    Teknik yang bersifat individual
1)    Kunjungan ke kelas (classroom  visitation)
Tujuan perkunjungan ke kelas ialah menolong guru-guru dalam hal
pemecahan kesulitan yang mereka hadapi dan berfungsi sebagai alat untuk
memajukan cara mengajar dan cara belajar dan mengajar yang baru.
2)    Observasi kelas (classroom observation)
Bisanya dibedakan menjadi 2 observasi langsung dan tidak langsung.
tujuannya untuk memperoleh data yang subyektif mungkin sehingga bahan yang
diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan yang dihadapi guru-guru
dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar.
3)    Percakapan pribadi (individual conference)
Dalam percakapan itu keduanya berusaha berjumpa dalam pengertian
tentang mengajar yang baik. Tujuannya terutama sekali untuk memberikan
kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan-kesulitan
yang dihadapi. Jenis-jenis percakapan pribadi adalah classroom conference yaitu
percakapan pada saat murid-murid tidak ada lagi dikelas, Office conference yaitu
percakapan yang dilakukan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, casual
conference yaitu percakapan yang dilakukan secara kebetulan, observational
visitation yaitu seorang supervisor mengunjungi kelas dimana guru sedang
mengajar .
b.    Teknik yang bersifat kelompok
1)    Pertemuan orientasi bagi guru baru
Pertemuan ini ialah salah satu dari pada pertemuan yang bertujuan khusus
mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru.

9
10

2)    Panitia penyelenggara
Suatu kegiatan bersama biasanya perlu diorganisasi sesuatu tugas bersama,
ditunjuk beberapa orang penanggung jawab pelaksana.
3)    Studi kelompok antar guru
Guru-guru dalam mata pelajaran sejenis berkumpul bersama untuk mempelajari
suatu masalah atau sejumlah bahan pelajaran.
4)    Tukar menukar pengalaman
Tujuannya agar guru dapat belajar dari pengalaman temannya dalam
membimbing murid .
5)    Lokakarya (workshop)
Suatu kegiatan belajar kelompok yang memecahkan problema yang dihadapi
melalui percakaapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat
perseorangan.
6)    Seminar
Untuk memanfaatkan sebaik-baiknya produktivitas berpikir secara kelompok
berupa saling bertukar pengalaman dan saling koreksi antara anggota kelompok
yang lain .

2.    Pendekatan dalam Supervisi Pendidikan


Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervise pendidikan
sering diarahkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan
supervsi pendidikan sangat bergantung pada prototype guru.  Secara teoretis,
terdapat beberapa pendekatan yang digunakan supervisor dalam melakukan
supervisi pendidikan sebagai berikut :
a.    Pendekatan Langsung ( Direct Approach)
Pendekatan langsung adalah cara pendekatan terhadap permasalahan
yang bersifat langsung. Pendektan langsung ini berdasarkan pada pemahaman
terhadap psikologi behaviorisme yang pada prinsipnya menyatakan bahwa
segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respons terhadap rangsangan atau
stimulus. Oleh karena itu, guru yang mengalami kekurangan, perlu diberi
rangsangan agar dia dapat bereaksi. Perilaku supervisor dalam pendekatan
langsung adalah sebagai berikut : menjelaskan, menyajikan, mengarahkan,
memberi contoh, menetapkan tolak ukur, dan memberi penguatan.

10
11

b.    Pendekatan tidak langsung ( Non-Direct Approach)


Pendekatan non-direktif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan
yang sifatnya tidak langsung. Supervisor memberikan kesempatan yang
sebanyak mungkin kepada kepala sekolah dan para guru untuk mengemukakan
permaslahan yang mereka alami.
Pendektan non-direktif  ini berdasarkan pada pemahaman psikologi
humanistic yang dalam prinsipnya menyatakan bahwa orang yang akan dibantu
itu sangat dihargai. Oleh karena itu pribadi kepala sekolah dan guru yang akan
dibina begitu dihormati sehingga supervisor lebih banyak mendengarkan
permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolaah dan guru. Perilaku supervisor
dalam pendekatan non-direktif sebagai berikut: mendengarkan, memberikan
penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan permasalahan.
c.    Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan Kolabortif adalah pendekatan yang memadukan cara
pendekatan direktif dengan pendekatan non-direktif menjadi cara pendekatan
baru.  Pada pendekatan ini, supervisor dan kepala sekolah, guru dan staf
sekolah bersama-sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan
kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang
dihadapi. Perilaku supervisor dalam pendekatan kolabortif sebagai berikut
menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan permasalahan yang
kemudin dinegosiasi berama-sama dan dicari pemecahan permasalahannya.

11
12

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal. Guru
merupakan komponen yang sangat penting sehingga dapat memberikan
sumbangan literasi secara maksimal untuk mencapai tujuan
sekolah. Sumbangan dapat diberikan bila guru dan kepala sekolah memahami
kewajiban dan haknya dalam melaksanakan tugas di sekolah. Pemimpin yang
efektif, adalah pemimpin yang anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan
mereka terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan,
sandang, pangan, tempat tinggal, dan kebutuhan lainnya yang pantas di
dapatkan.
Namun pada prinsipnya kepemimpinan tidak hanya berkenaan dengan
model yang ditampilkan oleh pemimpin, karena tidak satupun model yang dapat
ditetapkan secara konsisten pada ragam situasi organisasi. Peran kepala
sekolah sangat penting dalam menentukan orientasi kerja harian, mingguan,
bulanan, semesteran, dan tahunan yang dapat memecahkan berbagai
problematika pendidikan di sekolah. Pemecahan problem etika ini berperan
sebagai komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan
supervisi pengajaran konsultasi dan perbaikan penting guna meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh supervisor untuk
mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah
manajerial engan sasaran kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan
serta masalah-masalah lain yng berhubungan, serta berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan dan masalah kademik dengan sasaran para guru
kelas dan atau mata pelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas,
di laboratorium, dan atau di alam bebas serta memperbaiki pencapaian hasil
belajar peserta didik.

B.       Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui dan
memahami apa itu Kepemimpinan Pendidikan. Selain itu, diharapkan dapat
memahami Supervisi Penidikan.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers.

Bafadal, ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi aksara.

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam


Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rinerka Cipta.

Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala sekolah. Jakarta:


Bumi Aksara.

Sagala, syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru & Tenaga


Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Mashudi, Farid. 2015. Pedoman Lengkap Evaluasi dan Supervisi Bimbingan


Konseling. Yogyakarta: DIVA Press

Sahertian, Piet. A., Frans Mataheru. 1981. Prinsip dan Tehnik Supervisi


Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Dirawat, Busra Lamberi, Soekarto Indrafachrudi. 1971.  Kepemimpinan


Pendidikan Dalam Rangka: Pertumbuhan Djabatan Guru-Guru. Malang:
IKIP Malang

Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT


Bumi Aksara

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudarna, Momon. 2013. Profesi Guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Depok: PT


Rajagrafindo Persada

Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: JEMMARS

13

Anda mungkin juga menyukai