Anda di halaman 1dari 28

KONSEP DAN TEORI

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

MAKALAH
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Pada Mata Kuliah
ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Sefri Kandi Ja’far Yazid, M.Pd

Di Susun Oleh :
Jon Dapit
( 19-001.1797 )

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN ILMU TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
RAUDHATUL ULUM
(STITRU)
2020/1442

I
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb
Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan ridho dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “konsep dan teori Administrasi dan supervisi pendidikan”
ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Dan Supervisi
Pendidikan.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan Allah SWT dan ustadz Sefri Kandi Ja’far Yazid, M.Pd, untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Namun demikian kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan
baik, oleh karna itu kami mohon untuk masukan dan saran guna menyempurnakan
makalah ini. Kami harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Wassalamu’alaikum, wr,wb

Pengabuan, Februari 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Administrasi Pendidikan.............................................................3
B. Pentingnya Administrasi Pendidikan............................................................4
C. Tujuan Aministrasi Pendidikan.....................................................................4
D. Fungsi / Proses Administrasi Pendidikan......................................................6
E. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan.....................................................7
F. Proses Supervisi............................................................................................8
1. Perencanaan...............................................................................................8
2. Pelaksanaan.............................................................................................13
3. Evaluasi...................................................................................................13
4. Tindak Lanjut..........................................................................................14
G. Teknik Supervisi......................................................................................15
1. Individu...................................................................................................15
2. Kelompok................................................................................................18
3. Langsung.................................................................................................21
4. Tidak Langsung.......................................................................................21
BAB III PENUTUP...............................................................................................23
A. Kesimpulan.................................................................................................23
B. Saran dan Kritik..........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

III
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan
untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan
apa yang tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan
tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan
teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional
ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyuarakat. Untuk menjalankan
supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap
permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan
untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata
biasa, sebab yang diamatinya bukanmasalah kongkrit yang tampak,
melainkan memerlukan kepekaan mata batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungandengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa
aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi
dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas
satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh
kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala
sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan
memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan
secara efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja proses dari supervise pendidikan ?
2. Apa saja teknik yang digunakan dalam supervise pendidikan ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja proses dari supervise pendidikan
2. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam supervise pendidikan

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan


Untuk dapat memahami administrasi pendidikan secara keseluruhan, maka
perlu terlebih dahulu membahas titik awal pengertian administrasi. Secara
sederhana administrasi ini berasal dari kata latin “ad” dan “ministro”. Ad
mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara bebas
diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian
terhadap subjek tertentu. Kini administrasi ini mempunyai pengertian atau
konotasi yang luas. Secara garis besarnya pengertian itu antara lain:1
1. Mempunyai pengertian sama dengan manajemen
2. Menyuruh orang agar bekerja secara produktif
3. Memanfaatkan manusia material, uang metode secara terpadu
4. Mencapai suatu tujuan melalui orang lain
5. Fungsi eksekutif pemerintah
Administrasi adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
administrator. Administrator adalah orang yang mengatur dan memimpin
suatu organisasi. Pesangkan organisasi secara sederhana adalah proses
kerjasama antara dua orang ataulebih yang diatur oleh aturan-aturan tertentu
untuk mencapai suatu tujuan. (Fitri, 2014)
Bahkan banyak orang yang beranggapan bahwa administrasi itu sama
dengan pekerjaan juru tulis, klerk, tata usaha, yang dimaksudkan administrasi
di sini tentu saja bukan pengertian yang terakhir itu. Administrasi adalah
upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-
orang dalam suatu pola kerja sama. Efektif dalam arti hasil yang dicapai upaya
itu sama tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisien berhubungan
dengan penggunaan sumber dana, daya dan waktu yang ekonomis. Selain
manusia dan tujuan, administrasi sangat memperdulikan keadaan sumber.
Sumber adalah segala hal yang membantu tercapainya tujuan, baik berupa
tenaga, material uang ataupun waktu.
1 Tjeriawan, C. A. Konsep Administrasi Pendidikan. Universitas Negeri Padang Indonesia,
(2014, juni Senin), pp. 50 - 62.

3
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya yang
menjadi perhatian administrasi adalah tujuan, manusia sumber dan juga
waktu. Maka akan menampakkan dirinya sebagai suatu kesatuan sosial
tertentu, yang sering disebut organisasi. Dan demikian dapat disimpulkan
bahwa administrasi itu adalah subsistem dari organisasi itu sendiri yang
unsurunsurnya terdiri dari unsur organisasi yaitu tujuan, orang-orang, sumber
dan waktu
Secara umum dapat dinyatakan bahwa organisasi itu adalah sistem
kerjasama antara dua orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk
mencapai tujuan. Menurut jenisnya organisasi itu terdiri dari tiga jenis yaitu :
1. Organisasi formal
Organisasi yang secara formal menetapkan tujuan yang akan
dicapainya itu dengan tertulis berdasarkan peraturan atau hukum yang
berlaku, menetapkan pola kegiatan, dan menekan pada koordinasi dan
hierarki kewenangan
2. Organisasi social
Organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan yang tidak formal
tetapi secara implisit terpaut dengan pola kerja yang longgar dan bahkan
tidak ada hierarkis kewenangan termasuk kedalam jenis ini.
3. Organisasi informal
Organisasi yang terbentuk dalam organisasi formal tetapi tidak
termasuk dalam struktur atau peraturan yang tertulis.

B. Pentingnya Administrasi Pendidikan


Pentingnya konsep administrasi pendidikan adalah untuk menjadi
administrator yang baik dan benar dalam menjalankan tugasnya.

C. Tujuan Aministrasi Pendidikan

4
Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua
kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain
administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk
mencapai tujuan sederhana. Sergiovanni dan Carver menyebut empat tujuan
administrasi yaitu :
1. Efektifitas produksi
2. Efisiensi
3. Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes)
4. Kepuasan kerja
Tujuan administrasi pendidikan ini adalah menunjang tercapainya tujuan
pendidikan. tujuan institusional pendidikan untuk semua tingkat dan jenis
sekolah telah dibakukan oleh pemerintah dalam kurikulum 1975. tujuan
institusional dirumuskan dalam tujuan umum dan tujuan khusus. Di mana
tujuan umum itu dibentuk pertanyaan yang lebih mencakup hal yang luas
sedang tujuan khusus dibentuk pertanyaan yang diajukan sudah dijabarkan
secara khusus yang ditinjau dari tiga bidang pengembangan tingkah laku
manusia melalui pendidikan, yaitu bidang pengetahuan, bidang keterampilan,
dan bidang nilai dan sikap.
Bahwa tujuan administrasi adalah tidak lain agar semua kegiatan itu
mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi
digunakan di dalam dunia pendidikan agar pendidikan muda tercapai. Dan
administrasi pendidikan semakin lama dirasakan semakin rumit karena
pendidikan juga menyangkut masyarakat atau orang tua murid yang terlibat
langsung di
dalam dunia pendidikan, apabila administrasi pendidikan semakin baik,
bahwa kita harus yakin bahwa tujuan pendidikan itu akan tercapai dengan
baik, seperti yang diutarakan Sergiovani. Dan Carver (1975), ada 4 tujuan
administrasi yaitu :
1. Efektivitas produksi
2. Efisien
3. Kemampuan menyesuiakan diri (adaptiveness)

5
4. Kepuasan kerja

D. Fungsi / Proses Administrasi Pendidikan


Administrasi pendidikan merupakan tindakan mengoordinasikan perilaku
manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya yang ada dengan
sebaik-baiknya. Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif.
Ada tiga pola pandang tentang sekolah yang produktif, yakni administrator,
psikolog dan ekonomi :2
1. Pandangan administrator
Administrator bertanggung jawab untuk mengolah sistem pendidikan
2. Pandangan Psikologi
Mereka mengaitkan ukuran sekolah yang produktif dengan
perubahan perilaku dari peserta didik, yang mencakup pertambahan
pengetahuan nilai dan peningkatan kemampuan lainnya dan mengaitkan
pula input yang tersedia. (Pendidikan, 1989) Dalam proses
pelaksanaannya, administrasi mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus
dilaksanakan dan biasanya disebut sebagai fungsifungsi administrasi.
begitu juga dengan administrasi pendidikan, juga mempunyai fungsi yang
tidak berbeda dengan fungsi administrasi pada umumnya.fungsi dari
administrasi pendidikan itu adalah
a. Perencanaan
Proses perencanaan sekolah harus dilaksanakan secara
kalaboratif,artinya mengikutsertakan semua personil sekolah dalam
penyusunannyasehingga menimbulkan perasaan ikut memiliki (Sense
of Belonging)yang dapat memberikan dorongan kepada guru dan
personil lainnya agar rencana tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik.Perencanaan pendidikan berdasarkan jangka waktunya dapat
dibedakan atas perencanaan jangka pendek(1-2tahun), jangkauan
menengah (37tahun), dan jangka panjang (8-25tahun)
b. Pengorganisasian

2 Switri, E. Administrasi Pendidikan. (Bandung: Penerbit Qiara Media. 2020).hal. 20-35

6
Pengorganisasian di sekolah dapat difenisikan sebagai keseluruhan
proses pengaturan kekuasaan, wewenang pekerjaan, tanggung jawab
dari personil sekolah yang mempunyai tata hubungan satu sama lain,
sehingg setiap guru /personil sekolah mengetahui kedudukannya,
tanggung jawabnya, tugas, wewenang dan cara berhubungan satu
samalain sehingga dapat menjamin tercapainya tujuan sekolah.
c. Pengarahan
Pengarahan menurut Nurhadi (1983) adalah usaha memberikan
bimbingan dan pengarahan yang diberikan sebelum suatu kegiatan
pelaksanaan dilakukan untuk memelihara, menjaga dan memajukan
organisasi melalui orang-orang yang terlibat baik struktural
maupunfungsional, agar setiap kegiatan yang dilakukan nantinya tidak
terlepasdari usaha pencapaian tujuan pendidikan.
d. Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk
mengatur pendidikan kegiatan dari berbagai individu atau unit kerja
sekolah agar pelakasanaan kegiatan berjalan selaras dengan kebutuhan
anggota/unit kerja di sekolah dan anggota/unit kerja lainnya dalam
usaha mencapai tujuan sekolah.
e. Pengawasan (Controlling)
Menurut Nurhadi (1983) pengawasan adalah kegiatan mengukur
tingkat efektivitas kegiatan kerja yang sudah dilaksanakan dan tingkat
efisiensi penggunaan komponen pendidikan lain dalan usaha mencapai
tujuan pendidikan. Untuk mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi,
perlu dilakukan evaluasi untuk mengukur sampai dimana pelaksanaan
pendidikan yang dilakukan mencapai tujuan yang telah direncanakan
serta memiliki kekuatan dan kelemahan program yang dijalankan.
(Fitri, 2014)

E. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

7
Ruang lingkup administrasi pendidikan dapat dikelompokkan atas:
1. Bidang kurikulum
2. Bidang kesiswaan,
3. Bidang personalia pendidikan,
4. Bidang sarana dan prasarana,
5. Bidang keuangan pendidikan,
6. Bidang ketatausahaan,
7. Bidang hubungan sekolah dan masyarakat,dan
8. Bidang layanan khusus.
Bidang tersebut bila dikaitkan dengan dimensi pengajaran dan dimensi
pengelolaan akan tampak bahwa ada bidang kaitan yang berhubungan
langsung dengan pengajaran dan pengelolaan dan ada pula yang berhubungan
secara tidak langsung dengan pengajaran tetapi berhubungan langsung dengan
pengelolaan.

F. Proses Supervisi
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan
“vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi
supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat
dalam hubungannya dengan masalah supervisi dapat diartikan dengan
menilik, mengontrol, atau mengawasi.3
Menurut Rifai (1982), supervisi merupakan suatu proses, yaitu
serangkaian kegiatan yang teratur dan beraturan serta berhubungan satu sama
lain dan diarahkan kepada suatu tujuan. Secara garis besar kegiatan dalam
proses supervisi dapat dibagi atas empat, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi dan tindak lanjut.
Adapun proses dari supervisi pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar
pelaksanaan supervisi dapat terarah. Mengingat perencanaan merupakan

3 Setiyadi, B. Supervisi dalam Pendidikan.(Surabaya: CV. Sarnu Untung. 2011).hal. 120-153

8
pedoman dan arah dalam pelaksanaan, maka ada beberapa hal yang harus
dicantumkan dalam perencanaan supervisi, yaitu :
a. Tujuan supervisi
b. Alasan mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan
c. Bagaimana (metode/teknik) mencapai tujuan yang telah dirumuskan
d. Siapa yang akan dilibatkan/diikutsertakan dalam kegiatan-kegaitan
yang akan dilakukan
e. Waktu pelaksanaan
f. Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksaannya serta cara memperoleh
hal-hal tersebut.
Tahapan perencanaan terdiri dari :
a. Tahap penyusunan
1) Penyusunan Program Tahunan
Penyusunan program tahunan adalah bersifat penugasan yang
diberikan kepada pengawas sekolah yang bersangkutan sesuai
dengan kewenangannya oleh koordinator pengawas sekolah.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyusunan
program tahunan adalah:
a) Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya dan
kebijakan bidang pendidikan
Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya adalah
mendata atau menandai keberhasilan dan ketidakberhasilan
program pengawas sebelumnya. Keberhasilan akan dintandai
dengan pencapaian tujuan atau terpenuhinya kriteria
keberhasilan yang ditetapkan di dalam program. Keberhasilan
dalam pelaksanaan program tahun lalu tentu didukung oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor pendukung itu juga dicatat atau
diidentifikasi. Keberhasilan pelaksaan program dengan faktor
pendukungnya itu menjadi modal untuk mengembangkan
program tahun ini.

9
Faktor-faktor yang berpengaruh (yang mendukung
keberhasilan dan ketidakberhasilan) terhadap pelaksanan
program kepengawasan tersebut biasanya meliputi: (a)
sumberdaya pendidikan seperti sarana/ prasarana, manusia,
dana, dan lingkungan; (b) program sekolah seperti program
kepala sekolah, program tatausaha, program kurikuler, dan
program ekstrakurikuler; (c) proses pembelajaran yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian; dan (d)
hasil belajar seperti hasil ulangan harian, hasil ulangan
umum, hasil ujian akhir sekolah dan hasil ujian akhir
nasional, dan hasil kegiatan pengembangan diri atau
ekstrakurikuler.
b) Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan sebelumnya
Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan tahun lalu
meliputi beberapa kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu antara lain:
(a) mengelompokkan masalah berdasarkan ruang lingkupnya;
(b) menganalisis (menguraikan) masalah menjadi lebih
rinci;  (c) menempatkan atau mencari faktor penyebab setiap
masalah yang dianalisis; (d) mencari alternatif saran atau
pemecahan masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan format tertentu.  Kriteria untuk pengolahan dan
analisis ini adalah ketepatan metodologi dan kelengkapan
seluruh komponen yang diolah dan dianalisis.
c) Merumuskan Rancangan Program Tahunan    
Rancangan program tahunan pengawasan sekolah
disusun dengan isi (komponen atau unsur-unsur)  yang
lengkap. Rancangan ini disusun dengan sistematika yang
logis dan dapat diukur keberhasilan dan
ketidakberhasilannya. Dengan demikian, untuk
penganalisisan dalam rangka penyususnan program tahun
berikut akan dapat dilaksanakan dengan mudah. Kriteria yang

10
digunakan untuk penyusunan rancangan ini adalah
kelengkapan komponen atau isi dan ketepatan perumsuannya.
d) Mengkoordinasikan Rancangan Program
Rancangan program tahunan ini perlu dikoordinasikan
dengan atasan pengawas seperti Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota. Pengkoordinasian ini diperlukan untuk
mendapat masukan dan dukungan dari atasan. Dengan
dukungan dan masukan itu, program akan mendapat
legalisasi secara administratif.
e) Memantapkan dan Menyempurnakan Rancangan Program
Memantapkan dan menyempurnakan rancangan program
tahunan adalah pekerjaan yang terakhir dalam menyusun
program tahunan kepengawasan. Kegiatan pada tahap ini
adalah merevisi program. Hal-hal yang perlu diperbaiki,
ditambah, dkurangi, dan disempurnakan akan berlangsung
pada fase ini. Semua masukan, terutama yang datang dari
atasan dijadikan bahan untuk merevisi program. Masukan
atau informasi dari satuan pendidikan yang akan menjadi
sasaran pengawasan, ditampung dan diakomodasi pada fase
ini. Selain itu, berbagai kemungkinan seperti perkembangan
baru, informasi baru, teknologi, dan sejenisnya yang juga
pantas dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki program.
Artinya, fase ini adalah fase final dalam penyusunan program
tahunan sehingga program itu benar-benar bedaya guna dan
berhasil guna.
2) Penyusunan program semesteran
Program semester pengawasan sekolah disusun oleh masing-
masing pengawas sekolah. Program ini berisi pengawasan seluruh
sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Langkah-langkah
penyusunannya adalah seperti berikut ini.

11
a) Menjabarkan program tahunan dan dikaitkan dengan
identifikasi masalah dari sekolah binaan.  
b) Mengolah dan menganalisis hasil identifikasi yang dikaitkan
dengan hasil penjabaran program tahunan. Pengolahannya
meliputi pengelompokan masalah ke dalam kelompok yang
sama di setiap sekolah. Kemudian juga dikelompokkan sesuai
dengan skala prioritas. Dengan demikian akan diperoleh
masalah sejenis dan masalah yang mendesak untuk
dimasukkan ke dalam program semesteran.
c) Mempelajari visi dan misi sekolah binaan yang menjadi
tanggung jawab pengawas. Setiap sekolah memiliki visi,
misi, dan tujuan yang berbeda. Oleh karena itu pemahaman
yang mendalam terhadap visi, misi, dan tujuan setiap sekolah
sangatlah diperlukan. Dengan adanya variasi visi, misi, dan
tujuan sekolah yang menjadi binaan pengawas, maka
program semester disusun secara spesifik setiap sekolah.
d) Merumuskan rancangan program semester dengan kriteria
antara lain:
a. Disusun berdasarkan ketentuan yang ada
b. Sekurang-kurangnya berisi identitas sekolah yang akan
dikunjungi : nama pengawas, waktu atau jadwal
kunjungan; visi dan misi sekolah; identifikasi masalah
c. Deskripsi kegiatan yang terdiri dari tujuan, sasaran,
indikator keberhasilan
e) Menyampaikan dan mengkoordinasikan kepada koordinator
pengawas sehingga mendapat masukan dan dukungan.
Bedasarkan masukan itu dilakukan revisi program semester
sehingga menjadi program semester yang mantap dan siap
untuk dilaksanakan.
b. Tahap Persiapan
3) Format/instrumen supervisi

12
4) Materi pembinaan/supervisi
5) Buku catatan
6) data supervisi/pembinaan sebelumnya

2. Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
Pelaksanaan supervisi diawali dengan pengumpulan data untuk
menemukan berbagai kekurangan dan kelemahan guru. Data yang
dikumpulkan adalah mengenai keseluruhan situasi belajar mengajar
b. Penilaian
Data yang sudah dikumpulkan diolah, kemudian dinilai. Penilaian
ini dilakukan terhadap keberhasilan murid, keberhasilan guru, serta
faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam proses belajar
mengajar.
c. Deteksi kelemahan
Pada tahap ini supervisor mendeteksi kelemahan atau kekurangan
guru dalam mengajar. Dalam rangka mendeteksi kelemahan,
supervisor memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas guru yaitu : penampilan guru di depan kelas,
penguasan materi, penggunaan metode, hubungan antar personil dan
administrasi kelas.
d. Memperbaiki kelemahan
Jika melalui deteksi ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka
pada tahap ini dilakukan perbaikan atau peningkatan kemampuan.
e. Bimbingan dan pengembangan
Supervisor perlu memberikan bimbingan kepada guru agar apa
yang diperolehnya dapat diterapkan / diaplikasikan dalam proses
belajar mengajar yang dilakukannya

3. Evaluasi

13
Pada akhir proses supervisi dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui tujuan yang sudah dicapai, hal-hal yang sudah
dilakukan dan hal yang belum dilaksanakan. Evaluasi supervisi dilakukan
untuk semua aspek, meliputi evaluasi hasil, proses dan pelaksanaan.
Teknik evaluasi yang dilakukan : wawancara, angket, observasi
penampilan dan tingkah laku guru, kunjungan kelas, dan memperhatikan
reaksi dan pendapat pihak ketiga seperti sesama guru, pegawai, dan
orang tua.
4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan
proses pembelajaran. Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi,
dan eksekusi yang disampaikan oleh pengawas atau kepala satuan
pendidikan tentang pendidik yang menjadi sasaran kepengawasannya.
Ada tiga alternatif tindak lanjut yang diberikan terhadap pendidik. Ketiga
tindak lanjut itu adalah: (1) Penguatan dan penghargaan diberikan kepada
guru yang telah memenuhi standar; (2) Teguran yang bersifat mendidik
diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar; dan (3)  Guru
diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
Pendidik perlu penguatan atas kompetensi yang dicapainya.
Penguatan adalah bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk
pengakuan atas kompetensi yang dicapainya. Pengakuan seperti ini
diperlukan oleh pendidik, bukan hanya sebagai motivasi atas
keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu dan kepuasan
profesional atas kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan
hampir tidak diterima oleh pendidik. Penghargaan bagi pendidik yang
telah memenuhi standar perlu diberikan. Hal itu akan membedakan
antara pendidik yang berkompetensi standar dengan yang belum standar.
Bnetuk penghargaan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada satuan
pendidikan bersangkutan atau ditentukan oleh kepala satuan pendidikan
dan pengawas sekolah yang menjadi pengawasnya. Hal ini pun jarang
bahkan hampir tidak diperoleh guru selama ini. Oleh Peraturan Menteri

14
Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar Proses, hal ini
sangat ditekankan.
Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar. Teguran dapat dilakukan dengan cara lisan atau
tertulis. Idealnya, untuk memenuhi persyaratan administratif, teguran
syogiyanya disampaikan secara tertulis. Hal itu akan dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat pula terdokumentasi.  Jika teguran itu
behasil memotivasi pendidik, dokumennya akan bermakna positif baik
bagi yang menegur maupun yang ditegur. Kalau teguran itu tidak berhasil
memotivasi agar pendidik berupaya mencapai standar dalam
kerjanya,  tentu dapat dilanjutkan dengan teguran berikutnya. Intinya,
teguran yang bersifat mendidik adalah teguran yang diharapkan dapat
menimbulkan perubahan dan yang ditegur tidak merasa dilecehkan atau
tidak merasa tersinggung.
Tindak lanjut yang terakhir adalah merekomendasikan agar pendidik
diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran.
Rekomendasi itu bukan hanya bermakna bagi pendidik, tetapi juga
bermakna bagi institusi tempat pendidik bertugas untuk meningkatkan
kinerjanya.

G. Teknik Supervisi
1. Individu
Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216), teknik
individu adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor
kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran
disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara
lain:
a. Teknik Kunjungan kelas. 
Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang
dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang
mengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapi

15
masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor
memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan
dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang ada
kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas
kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan
pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu :
1) Kunjungan kelas tanpa diberitahu
2) Kunjungan kelas dengan pemberitahuan
3) Kunjungan kelas atas undangan guru
4) Saling mengunjungi kelas.
b. Teknik Observasi Kelas
Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar.
Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh
data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar.
Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan
terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor
mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi
tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak
mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas
supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan
instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh
guru selama jam pelajaran.
c. Percakapan Pribadi
Percakapan pribadi merupakan dialog yang dilakukan oleh guru
dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan – keluhan atau
kekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di
mana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam
percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan
kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik

16
lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar
diupayakan untuk memperbaikinya.
d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang
maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi
sekolah – sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya
untuk mengetahui kiat – kiat yang telah diambil sampai seekolah
tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini
adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan
kekurangan berdasarkan pengalaman masing – masing. Sehingga
masing – masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam
memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.
e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek
belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional
kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian
terhadap aspek – aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh
hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan
menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk
mengajar.  Adapun cara  untuk mengikuti perkembangan keguruan
kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui
kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional reading".
Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa
teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki
arti bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan
Supervisor dalam menyeleksi buku – buku yang dimiliki oleh guru
pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar
mengajar.
f. Menilai diri sendiri

17
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang
mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan
supervisor tersebut, yang akhirnya akan memberikan nilai positif
bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri
merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu
pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-
muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk
menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau
pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai
pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan
menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu
menyebutkan nama siswa.
2. Kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik  supervisi
yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara  bersama – sama oleh
supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.  Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok antara lain
a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru
Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan
supervisee (terutama guru baru) yang bertujuan menghantar
supervisee memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut
pendapat Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada
pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan
atau menguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai berikut
(Sahertian 2008 : 86) :
1) Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
2) Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
3) Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh
kegiatan dan situasi sekolah.
4) Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak
lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.

18
5) Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang
berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
6) Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial
dalam orientasi ini adalah makan bersama.
7) Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa
guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima
dalam kelompok guru lain
b. Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru
yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya
atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan
teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
1) Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah –
masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
2) Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan
melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat
mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna
pencapaian pengajaran yang maksimal.
4) Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan
proses pembelajaran.
5) Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran,
kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan
mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah
c. Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu,
seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh
supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol
hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan

19
dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih
dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai
berikut:
1) Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam
memberi layanan belajar.Memberi kemudahan bagi guru – guru
untuk mendapatkan bantuan
2) pemecahan masalah pada materi pengajaran.
3) Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu
bidang studi atau bidang – bidang studi yang serumpun.
d. Diskusi
Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang
digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan
pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan
dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain.
Melalui teknik ini supervisor  dapat membantu para guru untuk
saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan,
sehingga secara bersama – sama akan berusaha mencari alternatif
pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213).  Tujuan
pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah –
masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan
upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi.   
e. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi
dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui
percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal yang perlu
diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :
1) Masalah yang dibahas bersifat “Life centred” dan muncul dari
guru tersebut,
2) Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik
dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih
tinggi dan lebih baik.

20
f. Tukar menukar pengalaman
Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” adalah suatu
teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-
masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan,
saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu
dengan yang lain. Langkah – langkah melakukang sharing antara
lain:
1) Menentukan tujuan yang akan dicapai.
2) Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.
3) Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk
menyumbangkan pendapat pendapat mereka
4) Merumuskan kesimpulan.
3. Langsung
Adalah seorang supervisi secara pribadi dan langsung berhadapan
dengan orang yang disupervisi, baik secara individual maupun secara
kelompok. Contoh: Kunjungan kelas (classroom visitation), Observasi
kelas (classroom observation), Pertemuan atau rapat (meeting), Diskusi
kelompok (group discussion), dan lain-lain. Teknik supervisi langsung
menurut Glickman and Gordon (1995) dipergunakan ketika:
a. Ketika guru berada pada tingkat perkembangan yang sangat rendah
dalam melaksanakan tugasnya.
b. Ketika guru tidak memiliki kesadaran, pengetahuan, atau ketika guru
cendrung mematuhi pengawas.
c. Ketika guru tidak memiliki keterlibatan dalam pengambilan
keputusan dan pengawas dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
d. Ketika supervisor memiliki waktu untuk mengadakan pertemuan
dengan guru-guru.
e. Ketika supervisor memiliki komitmen memecahkan berbagai isu
sementara guru tidak. Dan ketika berbagai keputusan tidak menjadi
perhatian guru, sementara guru menyukai supervisor membuat
keputusan.

21
4. Tidak Langsung
Adalah seorang supervisor tidak secara langsung (Indirect Method)
menghadapi atau berhadapan dengan orang-orang yang disupervisi tetapi
mempergunakan berbagai alat atau media komunikasi. Contohnya:
melalui radio, televisi, surat, papan pengumuman, dll.

22
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Administrasi adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
administrator.
Administrator adalah orang yang mengatur dan memimpin suatu
organisasi. Administrasi pendidikan merupakan tindakan mengoordinasikan
perilaku manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya yang ada
dengan sebaik-baiknya. Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara
produktif. Dalam proses pelaksanaannya, administrasi mempunyai tugas-
tugas tertentu yang harus dilaksanakan dan biasanya disebut sebagai fungsi-
fungsi administrasi.
Supervisi pendidikan mempunyai makna kerjasama antara guru dan
kepala sekolah untuk mencapai ketentuan pendidikan yang sudah di sepakati
bersama. Ketetapan pendidikan yang dibuat berdasarkan dari beberapa
ketentuan pendidikan yang merentang dari tujuan yang sederhana sampai
dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat
pengertian pendidikan yang dimaksud.
Supervisi pendidikan mengandung pengertian proses pengamatan dan
pembinaan supervisor kepada guru guna mencapai tujuan pendidikan yang
disepakati. Proses supervisi pendidikan pada hakikatnya merujuk pada upaya
untuk mencapai harapan yang telah ditetapkan, yang keberadaannya
memerlukan peran kepala sekolah yang kooperatif, demokratif, dan memiliki
strategi pendekatan sesuai dengan karakteristik guru, dan strategi pencapaian.
Langkah supervisi pendidikan lebih difokuskan pada bagaimana seorang
kepala sekolah mampu mengkondisikan guru yang disupervisi menjadi
kooperatif dengan supervisor, karena kurang optimalnya guru dalam
mengajar perlu didiskusikan antar guru dan kepala sekolah supaya masukan
dari diskusi dengan guru berguna untuk pembenahan kinerja guru
kedepannya. Dalam ranah pemahaman srategi supervisi kepala sekolah, maka
peran kepala sekolah sebagai supervisor sangat diperhatikan. Tingkat

23
kapabilitas kepala sekolah dalam memimpin dan mengelola sekolah sangat
menentukan keefektifan supervisi sekolah.

B. Saran dan Kritik


Menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun kepada para pembanca guna menyempurnakan makalah
ini. Atas perhatiannya, pemakalah ucapkan terima kasih.

24
DAFTAR PUSTAKA

Setiyadi, B. (2011). Supervisi dalam Pendidikan. Surabaya: CV. Sarnu Untung.

Switri, E. (2020). Administrasi Pendidikan. Bandung: Penerbit Qiara Media.

Tjeriawan, C. A. (2014, juni Senin). Konsep Administrasi Pendidikan. Universitas Negeri


Padang Indonesia, pp. 50 - 62.

25

Anda mungkin juga menyukai