Kapital Sosial
Makalah
Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Oleh:
SARANG REMBANG
2020
Pendidikan Sebagai Kapital Budaya, Kapital Simbolik, Dan Kapital Sosial
A. Pendahuluan
Pendidikan sebagai suatu investasi ataupun modal negara jangka
panjang. Maksud ungkapan investasi ini mengacu kepada peningkatan dan
pengembangan pendidikan di negara kita, Indonesia. Mengenai hal ini
juga sering diungkapkan oleh orang-orang yang cukup kita kenal seperti,
Jusuf Kalla, Amien Rais, Akbar Tanjung dan lain-lain. Seperti yang telah
sering kita dengar bahwa Tujuan Pendidikan Nasional kita adalah “…
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
(Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3). Maka
dari itu bukan tidak mungkin untuk mencapai itu semua perlu
penggemblengan pendidikan secara serius.
Dalam pembangunan ekonomi, pendidikan dipandang sebagai
investasi dalam kapital manusia. Dengan investasi, diharapkan akan
diperoleh keuntungan, diantaranya adalah pendidikan yang diperoleh
melalui partisipasinya dalam pasar kerja.1
Maka dari itu, apabila dibahas mengenai konsep investasi. Berarti
upaya untuk meningkatkan nilai tambah barang ataupun jasa di kemudian
hari dengan mengorbankan nilai konsumsi sekarang. Investasi dalam SDM
memiliki konsep yang tidak berbeda dengan konsep investasi manusia
yang juga bisa dianggap sebagai suatu entitas yang nilainya bisa
berkembang di kemudian hari melalui suatu proses pengembangan nilai,
seperti peningkatan sikap, perilaku, wawasan, keahlian dan keterampilan
1 Mohammad Ali, Pendidikan untuk Pembangunan Nasional: Menuju Bangsa Indonesia yang
Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi (Jakarta: Gramedia, 2009), 189.
manusia. Pengembangan SDM tersebut dapat dilakukan melalui
pendidikan dan pelatihan pada berbagai jenjang dan jalur.2
Terkait pemaparan di atas, dalam makalah ini akan dijelaskan
pendidikan sebagai kapital budaya, pendidikan sebagai kapital simbolik,
dan pendidikan sebagai kapital sosial.
4 Damsar dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Kapital, (Jakarta: Kencana, 2019), 200-201.
5 Damsar dan Indrayani, Pengantar sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Prenada Media, 2016), 224.
bentuk konsumsi kultural dan semakin besar hasil modal simbolis
yang dapat diperoleh.6
b. Prestise sosial
Prestise sosial merupakan konsep terkait dengan
status kehormatan atau kewibawaan yang terkandung
dalam suatu sosial. Derajat status sosial ditunjukan oleh
tingkat prestise sosial yang dimiliki status sosial tersebut.
c. Otoritas
Webber melihat otoritas sebagai kekuasaan yang sah.
Kekuasaan yang sah yaitu kekuasaan yang dianggap
benar oleh seseorang. Kekuasaan adalah suatu
kemampuan untuk menguasai orang lain agar melakukan
sesuatu untuk mengatasi perlawanan untuk mencapai
tujuan.7
6 Damsar, dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Kapital, (Jakarta: Kencana, 2019), 204.
7 Ibid, 205-206.
terkait dengan hal sakral seperti, ketrampilan mengatur simbol
dalam upacara keagamaan dan ritual spiritualitas.8
8 Ibid, 215-216.
nilai dan norma sertakekuatan menggerakan dalam struktur
hubungan sosial untuk mencapai tujuan individu atau kelompok.
Kesimpulan
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP, UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
bagian 2: Ilmu Pendidikan Praktis. Bandung: PT Imperial Bhakti
Utama. 2007.