Anda di halaman 1dari 5

Modul Sosiologi Ekonomi

PERTEMUAN 10:
CAPITAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai definisi kapital; pengertian
social capital dan kontroversi pemahamannya; kapital budaya; dan kapital
simbolis.
Setelah mempelajari modul perkuliahan ini, Anda harus mampu:
10.1. Mengidentifikasi definisi kapital
10.2. Memetakan pengertian social capital dan kontroversi pemahamannya
10.3. Mengidentifikasi kapital budaya
10.4. Mengidentifikasi kapital simbolis.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 10.1:
Definisi Kapital

Menurut Berger (1990:20), kapital adalah dana, persediaan barang,


sejumlah uang dan bunga pinjaman. Sementara itu menurut Karl Marx (dalam
Brewer, 1984 dan Lin, 2001), kapital adalah bagian dari nilai surplus yang
diperoleh kelompok borjuis dari kontrol cara-cara produksi, dalam sirkulasi
komoditas dan uang antara proses produksi dan konsumsi. Atau dengan kata
lain, kapital merupakan bentuk investasi yang diharapkan dapat meraup
keuntungan besar dalam pasar.
Capital tidak diterjemahkan seperti lazimnya dipahami orang-orang
sebagai modal, tetapi berhubungan dengan proses yang panjang. Dalam
konteks ini terdapat nilai guna, nilai tukar dan nilai surplus. Nilai guna dapat
dimaknai sebagai nilai atau kegunaan suatu barang yang diperoleh ketika
barang tersebut digunakan. Sementara itu nilai tukar adalah nilai suatu barang
yang akan didapatkan ketika ditukarkan dengan barang lain. Adapun nilai

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 60


Modul Sosiologi Ekonomi

surplus adalah tambahan dari atau kelebihan dari persyaratan keberlangsungan


hidup buruh dan pemulihan tenaga kerja (Johnson, 198).
Dalam masyarakat kapitalis, buruh dapat dilihat sebagai sumber nilai
guna (sumber kegiatan produksi) dan nilai tukar (hasil produksi yang
ditukarkan dengan uang, di mana uang tersebut bukan untuk kebutuhan
pribadi buruh dan majikannya). Contoh; buruh yang seharusnya bekerja enam
jam dengan upah Rp. 60 ribu, harus bekerja sepuluh jam di mana sisa empat
jam nya tersebut adalah nilai surplus yang diambil kaum kapitalis/
majikannya. Seorang buruh mampu memproduksi jumlah komoditas dengan
nilai tukar jauh lebih banyak dari pada nilai tukar makanan, pakaian, rumah
dan lainnya untuk mempertahankan hidup.

Tujuan Pembelajaran 10.2:


Social Capital dan Kontroversi Pemahamannya

Berikut ini akan disajikan beberapa pengertian social capital menurut


para Sosiolog. Menurut Piere Bourdieu (1986), kapital sosial adalah sumber
daya aktual dan potensial yang dimiliki oleh seseorang, berasal dari jaringan
sosial yang terlembaga serta berlangsung terus menerus dalam bentuk
pengakuan dan perkenalan timbal balik. Dengan kata lain, keanggotaan dalam
kelompok sosial yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk
dukungan kolektif.
Menurut Alejandro Portes (1995:12-13), kapital sosial adalah
kemampuan individu-individu untuk mengatur sumber-sumber langka
berdasarkan keanggotaan mereka dalam jaringan atau struktur sosial yang
lebih luas.
Robert M.Z Lawang (2004), mengemukakan bahwa kapital sosial
adalah semua kekuatan sosial komunitas yang dikonstruksikan oleh individu
atau kelompok dengan mengacu pada struktur sosial yang menurut penilaian
mereka dapat mencapai tujuan individual dan /atau kelompok secara efisien
dan efektif dengan kapital lainnya.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 61


Modul Sosiologi Ekonomi

Sementara itu, Nan Lin (2001;17) berpendapat bahwa kapital sosial


adalah suatu investasi dalam hubungan sosial oleh individu-individu melalui
mana mereka memperoleh akses terhadap sumber-sumber terlekat (embedded
resources) untuk meningkatkan hasil-hasil yang diharapkan dari tindakan-
tindakan yang ekspresif atau instrumental. Atau dengan kata lain, kapital
sosial adalah investasi dalam hubungan sosial dengan hasil yang diharapkan.
Damsar memberikan penekanan pada investasi sosial terhadap makna
kapital sosial. Menurutnya, kapital sosial adalah investasi sosial, yang meliputi
sumber daya sosial seperti jaringan, kepercayaan, nilai dan norma serta
kekuatan menggerakkan dalam hubungan struktur sosial untuk mencapai
tujuan individual/kelompok secara efisien dan efektif dengan kapital lainnya.
(Damsar, 2009:212). Rumusan Damsar tersebut mirip dengan rumusan Nan
Lin.

Tujuan Pembelajaran 10.3:


Kapital Budaya

Menurut Bourdieu dalam Lee (2006:58), kapital budaya adalah


kepemilikan kompetensi kultural tertentu atau seperangkat pengetahuan
kultural yang menyediakan suatu bentuk konsumsi kultural yang dibedakan
secara khusus dan klasifikasi rumit dari barang-barang kultural dan simbolis.
Kesimpulannya, kapital budaya merupakan kepemilikian kompetensi atau
pengetahuan kultural yang menuntun selera bernilai budaya dan pola-pola
konsumsi tertentu yang dilembagakan dalam bentuk kualifikasi pendidikan.
Menurut M.Z. Lawang, Bourdieu menjelaskan kapital budaya dalam
tiga dimensi, yaitu; dimensi manusia yang wujudnya adalah badan; dimensi
objek dalam bentuk apa saja yang pernah dihasilkan manusia; dan dimensi
institusional, khususnya menunjuk pada pendidikan.
Menurut Damsar (2009:221), terdapat empat kelompok sosial dalam
hubungan antara kapital budaya dan kapital ekonomi, yaitu:
a. Kelompok sosial dengan tipe tinggi baik pada kapital ekonomi
maupun kapital budaya

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 62


Modul Sosiologi Ekonomi

b. Kelompok sosial dengan tipe tinggi dalam kapital ekonomi, tetapi


rendah dalam kapital budaya
c. Kelompok sosial dengan tipe rendah dalam kapital ekonomi, tetapi
tinggi dalam kapital budaya; dan
d. Kelompok sosial dengan tipe rendah baik pada kapital ekonomi
maupun kapital budaya

Tujuan Pembelajaran 10.4:


Kapital Simbolis

Menurut Bourdieu (1977;183), kapital simbolis adalah suatu bentuk


kapital ekonomi fisikal yang telah mengalami transformasi, dan karenanya,
telah tersamarkan, menghasilkan efeknya yang tepat sepanjang,
menyembunyikan fakta bahwa ia tampil dalam bentuk-bentuk kapital
“material” yang adalah hakikatnya, sumber-sumber efeknya juga.
Kapital budaya berwujud dalam prestige, status, otoritas, kehormatan,
gengsi sosial, yang berasal dari keterampilan mengatur simbol sosial. Dalam
konteks ini, Lee (2006;58) mengemukakan “ semakin besar kepemilikan dan
investasi modal pendidikan dan kultural, semakin artikulatif dan khas bentuk
konsumsi kultural yang dilakukan dan demikian semakin besar pula modal
simbolis yang diperoleh”. Sebagai contoh; seseorang yang mendapatkan
undian Rp. 500 Milyar, tidak serta merta memiliki kapital budaya dan kapital
simbolik tinggi.

Hubungan Antara Kapital Ekonomi, Sosial, Budaya dan Simbolis


Menurut Bourdieu.

Jenis Kapital Perbedaan Persamaan

Ekonomi Langsung menjadi uang Uang

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 63


Modul Sosiologi Ekonomi

Sosial Tidak langsung menjadi uang. Menjadi uang melalui


Perlu kondisi tertentu. pembentukan kapital
Kewajiban sosial, koneksi ekonomi

Budaya Tidak langsung menjadi uang. Menjadi uang melalui


Perlu kondisi tertentu. Ijazah, pembentukan kapital
sertifikat lainnya ekonomi

Simbolik Tidak langsung menjadi uang. Menjadi uang melalui


Perlu kondisi tertentu. pembentukan kapital
Keterampilan mengatur simbol ekonomi

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan tentang definisi kapital
2. Jelaskan pengertian social capital dan kontroversi pemahamannya
3. Jelaskan hubungan antara kapital ekonomi, sosial, budaya
dan simbolis menurut Bourdieu.

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku

Damsar. (2009). Pengantar Sosiologi Ekonomi, (ed.kedua), Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 64

Anda mungkin juga menyukai