Selanjutnya, North percaya bahwa terdapat dua fakor utama sebagai cara untuk
memahami dinamika perubahan kelembagaan (Hira dan Hira, 2000: 273). Pertama,
perubahan kelembagaan sebagai hubungan simbiotik antara kelembagaan dan
organisasi yang mengelilingi disekitar struktur insentif yang disediakan oleh
kelembagaan. Kedua, perubahan kelembagaan sebagai proses umpan balik dimana
individu merasa dan bereaksi terhadap perubahan berbagai kesempatan.dengan kata
lain, hubungan yang pertama menegaskan bahwa organisasi bersikap optimis untuk
dapat beradaptasi dengan lingkunganya. Berdasarkan proposisi ini , North
menyatakan terdapat tantangan mendasar dalam menciptakan kelembagaan yang
efisien.(Hira dan Hira, 2000:275-276), yakni menyingkirkan aspek-aspek informal
dengan dengan halangan formalan menciptakan serta merawat kebijakan yang akan
mendukung tercapainya kelembagaan yang efisien.
Pada titik ini , tersedia dua cara yang berbeda untuk enganalisis perubahan
kelembagaan : pendekatan pertama meliat perubahan kelembagaan hanya dari aspek
biaya dan manfaat dan meyakini bahwa kekuatan motif seperti perubaan harga
relative dalam jangka panjang dapat membangun kelembagaan yan lebih efisien.
Mengikuti penjelasan Eggerstson (1990), pendekatan ini biasa disebut sebagai teori
naf dari perbahan kelembagaan. Sementara itu, pendekatan lain memandang
perubahan kelembagaan sebagai hasil dari perjuangan antar kelompok kelompok
kepentingan , yang kemudian popular disebut sebagai teori kelompok kepentingan
dari perubahan kelembagaan. Apabila teori naf memfokuskan pada hasil perubahan
kelembagaan dan menyatakan bahwa kelembagaan yang efisien bisa munvul
secara \otomatis walaupun semu, maka teori kelompok kepentingan menekankan
pada proses yang mendorong kea rah perubahan jelembagaan tersebut.
Menurut Davis/North (19971) dan Bromly (1989), empat haol berikut, yang
melipuyi individu atau kelompok yan gberusaha mengubah kesepakatn kelembagaan
atau lingkungan kelembagaan, bisa dipertimbangkan sebagai sumber perubahan
(seperti dikuti oleh Birner, 1996:148-149) :