Anda di halaman 1dari 2

IBU HJ.

BARAN

Memulai usaha terasi sebelum tahun 2000


Bahan produksi berupa udang diperoleh dari nelayan (membeli langsung)
Musim : Rp 60.000 Rp 70.000 / keranjang
Tidak musim : Rp 120.000 / keranjang

Hasil setiap keranjang :


Paling banyak : 1,5 kg terasi
Rata-rata : 1 kg 1,2 kg terasi
Proses produksi :
Dijemur ditumbuk dijemur ditumbuk
Tempat produksi masih disekitar toko (dekat dengan tempat jualnya)
Harga :
Musim : Rp 80.000 / kg
Tidak musim : 125.000 / kg

Penentuan harga berdasarkan :


Harga udang
Modal untuk proses produksi

Ukuran terasi : kg, kg, dan 1 kg


Pemasaran :
Dijual ditoko sendiri
Kirim ke beberapa daerah (bondowoso, jember, banyuwangi, surabaya, malang)
Permintaan dari banyuwangi menurun sehingga hanya mengirim pada dua pembeli
saja dikarenakan yang lainnya hanya meminta terasi dalam jumlah sedikit dan ibu
baran tidak melayaninya lagi bagi pembeli dalam jumlah sedikit tersebut
Macetnya produksi terasi bergantung dengan pasar. Jika permintaan pasar menurun
maka usaha terasi juga macet atau terkendala
Tidak memasuki pasar modern dan pasar yang berskala kecil. Ibu baran memilih
pasar dengan skala besar karena di pasar ini memiliki stok yang besar sehingga ketika
melakukan permintaan kepada ibu baran juga dalam skala besar. Walaupun untung
yag diperoleh di pasar besar lebih sedikit dibandingkan pasar kecil. Ibu baran juga
tidak memasuki pasra modern karena di dalam pasar ini melakukan permintaan terasi
dalam ukurang yang kecil (ons) sedangkan pada industri terasi ini menghasilkan terasi
dalam ukuran yang besar (1/4 1 kg)
Jumlah karyawan :
4 orang = 1 kwintal (disesuaikan dengan pesanan terasi, jika permintaan banyak
maka karyawan akan ditambah)
Sentra terasi di puger:
H. Sunami
H. Roha
Kendala :
Masalah uang. Dimana pembeli tidak langsung membayar terasi yang dibeli. Karena
sistem yang digunakan adalah utang terlebih dahulu. Namun hal tersebut hanya terjadi
pada beberapa pembeli saja (tidak semua pembeli)
Terdapat konsumen yang belum bayar utang tersebut sampai dengan satu tahun.
Permintaan terasi di pasaran :
Banyak. Penjual akan mengirim kembali jika para pembeli sudah meminta terasi lagi.
Untuk mengatasi permintaan yang banyak. Ibu ini tidak bekerja sendiri melainkan
melakukan kerjasama dengan penjual terasi yang lain asalkan produk terasi tersebut
sesuai dengan ibu baran (karena ibu baran paham dengan jelas kualitas terasi yang
bagus dan yang tidak). Terasi yang dibeli dari pengusaha terasi lain juga dijual kepada
para konsumen untuk bahan pembuatan kerupuk.
Pengiriman :
Tidak tentu tergantung dengan permintaan setiap pembeli.
Paling sedikit : 1 ton / bulan
Tidak ada bantuan dari pemerintah baik dari desa maupun negara. Dan jika pengusaha
membutuhkan dana, mereka akan meminjam kepada bank dengan menyetorkan
sertifikat yang mereka punya sebagai jaminannya. Walaupun dengan kondisi seperti
ini, para pengusaha tetap berusaha mencari modal sendiri. Masyarakat juga
beranggapan bahwa jika desa memberikan bantuan maka para pengusaha juga harus
memberikan timbal balik kepada desa lebih banyak.
Di daerah puger belum ada kelompok yang menaungi para pengusaha terasi. Namun,
terdapat kelompok-kelompok hutang yang akan membantu permodalan para
pengusaha. Namun, ibu baran tidak ikut dalam kelompok tersebut karena dana yang
diperoleh relatif kecil sedangkan pihak bank tersebut mencari informasi mengenai
usaha terasi ini secara detail sehingga menurut ibu baran, antara informasi yang
sudah disampaikan dengan dana yang akan diberikan tidak sebanding.
Usaha terasi ini belum terkena pajak

Anda mungkin juga menyukai