DATA LAMA (agak ngaco sih sama data yang diatas haha)
Perkembangan total produksi, ekspor, dan impor Indonesia untuk
komoditas kentang tahun 2002-2012 (dalam ton)
Informasi Kentang :
aliran
informasi barang uang
Informasi yg dilakuakn Tengkulak membawa Sistem pembayaran dari
yaitu dengan terlebih dahulu kentang pihak pedagang grosir
menghubungi pihak pasar yang sudah dimasukkan ke tengkulak yaitu
grosir mengenai kedalam karung. Waktu dilakukan sistem tunda
informasi harga, pengiriman yang bayar selama 7 – 10
penawaran dan dibutuhkan dari hari. Maka, uang yang
permintaan barang Pangalengan ke pasar akan diterima petani
grosir yaitu selama 6 kentang dari tengkulak
– 7 jam di perjalanan diperkirakan sekitar 7
– 10 hari juga,
tergantung dari
ketepatan pembayaran
pihak pasar grosir
1. Ditingkat petani
Biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani kentang varietas
Granola mencapai Rp 29.000.000 per ha per musim tanam dengan 25
persen untuk upah tenaga kerja, 75 persen untuk pembelian sarana
produksi. Apabila hasil panen mencapai 16 ton per ha, maka biaya
produksi kentang per kg mencapai Rp 1.800,-.
Pada musim panen raya (Maret, April, Mei dan Juni) harga jual
kentang mengalami penurunan sehingga petani tidak mendapatkan
keuntungan yang memadai dengan harga jual berkisar Rp 1.600,- - Rp
2.000,- .Harga kentang mengalami kenaikan pada saat luas areal panen
berkurang ( Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember,
Januari, Februari) dengan harga jual berkisar Rp 2.200,- sampai Rp
3.200,-.Hal ini karena pada musim penghujan resiko kegagalan panen
cukup besar sehingga pasokan menjadi berkurang
4. Pemasok supermarket
Biaya yang dikeluarkan oleh pemasok supermarket adalah biaya
pengangkutan dari lokasi bandar ke tempat pengemasan (packing
house) , upah sortasi dan pengemasan ulang dengan total biaya
mencapai Rp 300,- per kg. Keuntungan yang diperoleh adalah Rp 200,-
sehingga harga jual untuk supermaket mencapai Rp 2.800,-.
7. Pedagang pengecer
Biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah ongkos angkut
dari pasar, upah panggul, pengemasan ulang dan penyusutan akibat
adanya sortasi yang dilakukan konsumen. Keuntungan yang diperoleh
oleh pedagang pengecer berkisar Rp 100,- per kg dengan harga jual
mencapai Rp 3.000,- per kg.