Anda di halaman 1dari 9

Nama : Kristin Rista R

NIM : 401200227

Kelas : ES.H

Analisis Permintaan dan Penawaran Jagung di Ponorogo pada Masa Pandemi

PENDAHULUAN

Latar belakang :

Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan
patut menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi karena sektor pertanian menjadi tumpuan
hidup bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Sektor pertanian berperan penting dalam
menyediakan bahan pangan, sebagai pemasok bahan pangan, serta meningkatkan pendapatan
msayarakat khususnya petani. Jagung, merupakan salah satu komoditi yang layak
dikembangkan untuk membangun ketahanan pangan nasional.

Di Indonesia termasuk Ponorogo, jagung merupakan salah satu tanaman yang memiliki
peranan strategis serta mempunyai peluang tinggi untuk di kembangkan, karena jagung
merupakan sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras, bahan baku industri pangan,
industri pakan serta industri bahan bakar. Oleh sebab itu, jagung termasuk salah satu
komoditas strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan.

Jagung yang ditanam penduduk umumnya varietas local dengan produktivitas yang rendah.
Jagung dihasilkan untuk berbagai tujuan; yaitu (1) bahan makanan penduduk, (2) makanan
ternak, (3) bahan mentah untuk keperluan industri, misalnya untuk - industri minyak jagung
dan tepung. Sehubungan dengan industri makanan ternak, maka semakin membaik kehidupan
ekonomi masyarakat, maka konsumsi protein hewani akan semakin neningkat. Namun,
penduduk Ponorogo justru lebih memilih menjual jagung kering dikarenakan meinimalisir
adanya resiko kerusakan pada kualitasnya.

Produksi jagung di Indonesia sebahagian besar berasal dari Pulau Jawa yaitu sebesar 66
persen dan khususnya Jawa Timur sebesar 62%. Jagung ditanam terutama di lahan tegalan
dan lahan sawah. Harga pasaran jagung di Ponorogo pada masa pandemi seperti saat ini
terbilang cukup stabil bahkan mengalami kenaikan mulai dari tahun 2019 hingga tahun 2020.
Meskipun diserang ulat dan peningkatan harga tidak seberapa namun, para petani sangat
bersyukur dengan tidak meruginya hasil panen mereka.

Tujuan dari dibuatnya analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi permintaan
dan penawaran jagung pada saat pandemi agar tidak terjadi kerugian baik dari segi konsumen
maupun produsen. Tanaman jagung diupayakan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
Ponorogo sebagai bahan pangan langsung oleh karena itu saya tertarik untuk melakukan
study kasus ini. Disisi lain dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi
yang seimbang diiringi dengan inovasi makanan yang semakin beragam berdampak pada
semakin meningkatnya permintaan akan jagung baik sebagai output konsumsi pangan
ataupun sebagai input utama industri peternakan sebagai bahan pangan.

Rumusan masalah :

1. Bagaimana produksi jagung di Ponorogo tahun 2019 – 2020


2. Bagaimana harga jagung tahun 2019-2021
3. Dimana saja zona perkembangan jagung di Ponorogo
4. Bagaimana kondisi pemasaran jagung di Ponorogo
5. Bagaimana permintaan dan penawaran jagung yang terjadi pada masa pandemi

Tujuan study kasus :

1. Mengetahui produktifitas jagung di Ponorogo tahun 2019 – 2020


2. Mengetahui kenaikan harga jagung tahun 2019-2021
3. Mengetahui dimana saja zona perkembangan jagung di Ponorogo
4. Mengetahui kondisi pemasaran jagung di Ponorogo
5. Mengetahui permintaan dan penawaran jagung yang terjadi pada masa pandemi

PEMBAHASAN

1. Produksi jagung di Ponorogo tahun 2019


Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni memiliki cita-cita agar daerah yang beliau
pimpin menjadi lumbung pangan organik. Hal itu disampaikan saat beliau
meresmikan Kantor Sekretariat Gapoktan Gemah Ripah, di Desa Paringan,
Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo pada rabu 10 April 2010. Petani yang
tergabung didalamnya telah menerapkan sistem pertanian organik, walaupun belum
menyeluruh. Bupati Ipong mengajak petani lain untuk segera menyusul menerapkan
pertanian organik.

“Kita memang mendorong petani untuk menerapkan pertanian organik. Selain


bantuan langsung seperti pupuk organik, Gapoktan juga dapat membantu
mensosialisasikan dan mengajak petani untuk menerapkan pertanian organik. Saya
mempunyai cita-cita untuk menjadikan Ponorogo sebagai lumbung pangan organik,”
kata Bupati Ipong.

“Produksi komoditas jagung mencapai 400.000 ribu ton, hasil tersebut didapat dari
hasil panen 9-11 ton per hektar, dengan luasan lahan jagung sekitar 41.000 hektar.
Targetnya 15.000 hektar lahan jagung.” terang Hermanto di ruang kerjanya.

Untuk meningkatkan produksi pertanian, Dispertan Ponorogo juga membina petani


untuk menerapkan sistem tumpangsari Legung atau Kedelai Jagung. Pada waktu
musim penanaman jagung, kedelai juga ditanam di sela-sela jagung. Sistem legung ini
hanya membutuhkan biaya produksi jagung. Selain mendorong penerapan pertanian
organik di Paringan, Bupati Ipong juga menampung permintaan dari warga.
Pembangunan jembatan, penyuburan tegalan kering, dan perbaikan askes jalan desa
merupakan permintaaan yang dinilai dapat meningkatkan produktifitas desa.

Produksi jagung di Ponorogo tahun 2020


Pemerintah memastikan ketersediaan pangan nasional, salah satunya dengan
meningkatkan produksi jagung agar mencukupi bahkan surplus dan bisa diekspor.
Menurut Bapak Suwandi dari Kementrian Pertanian, saat ini produksi jagung bisa
mencapai 9 ton per hektar, kawasan penanaman jagung juga terus diperluas untuk
mendapatkan hasil lebih banyak. Berdasarkan laporan dari Pusat Data dan Sistem
Kementrian Pertanian, hasil panen jagung yang baik ialah dengan kadar air 15%.
Salah satu provinsi yang menghasilkan jagung dengan kadar air 15% untuk periode
Januari – Desember tahun 2020 adalah Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur berharap wilayahnya mampu menjadikan jagung sebagai salah
satu produk tani andalan untuk membantu memenuhi kebutuhan suplai pangan
nasional dan ekspor. Peringkat pertama penghasil jagung terbesar di Indonesia ini
sepanjang tahun 2020 berhasil menghasilkan 5,37 juta ton jagung dari lahan tanam
seluas 1,19 juta ha. Daerah yang paling banyak menghasilkan ialah Pacitan,
Ponorogo, Trenggalek, Tulungangung, dan Blitar. Saat ini pemerintah telah
bekerjasama dengan cara membantu memberikan alat berat untuk mengolah tanah dan
alat untuk panen masal kepada petani Diharapkan dengan bantuan tersebut mampu
meningkatkan hasil produksi jagung di tahun 2021 ini dan meningkatkan
kesejahteraan petani.

2. Harga jagung tahun 2019-2021


Harga Jagung Per Kg Terbaru April 2021, Musim Kemarau Merangkak Naik. Update
harga jagung per kilo bulan ini di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Berapa
harga jagung manis, kering dan pipil saat ini dari petani jagung maupun pengepul.
Jika melihat perkembangan harga jagung untuk pabrik ataupun perusahaan ayam
memang bisa diprediksi bakal mengalami naik turun jika melihat dari musimnya.

Sebagai referensi bagi Anda sebagai pembeli ataupun penjual untuk harga jagung
giling (kering, pritilan) kualitas terbaik dibandrol dengan Rp.80.000 per 10kg.
Sedangkan untuk harga update jagung di Ponorogo berada pada harga Rp. 4000/kg
untuk harga ecer dan Rp. 3.255/kg untuk harga produsen. Yang terbilang mengalami
kenaikan dibanding pada tahun 2019 yang hanya dibandrol Rp. 3800/kg untuk harga
ecernya pada saat panen raya.

Lahan jagung milik warga di salah satu desa di Ponorogo pada tahun 2020 sempat
diserang hama ulat grayak. Padahal tanaman jagung tersebut baru berusia satu bulan.
lahan jagung seluas satu hektar milik warga setempat mengalami kerusakan parah.
Pada bagian daun jagung tampak berlubang dimakan ulat. Salah satu petani jagung
Mursyid menambahkan serangan hama ulat grayak dimulai sejak 2 minggu lalu.
Bahkan semakin parah hingga sekarang.

"Ini satu petak habis, bagian pupus daun dimakan ulat," kata Mursyid kepada
detikcom di lokasi, Jumat (3/1/2020).

Mursyid menambahkan serangan ulat ini baru terjadi saat memasuki musim tanam
jagung. Petani memilih jagung sebab lahannya berada di lereng gunung.
"Untuk mengurangi serangan ulat saya semprot menggunakan racun serangga," ujar
Mursyid.

Menurutnya, petani di awal masa tanam ini sudah mengalami kerugian Rp 1 juta
meliputi biaya benih, pupuk dan upah buruh tani. Untuk harga jualnya sendiri sedikit
mengalami peningkatan yakni sebesar 4.000/ kg. Meski diserang ulat namun mereka
tetap memilih jagung sebagai komoditas yang ditanam. Sebab, petani sudah paham
dengan kondisi lahan.

3. Zona perkembangan jagung di Ponorogo


Sebaran wilayah komoditi jagung di Kabupaten Ponorogo di lihat dari luas areal
panen dan produksi yang terbesar terpusat di kecamatan Sawoo, Pulung, Jambon,
Bungkal, Sambit. Rata-rata luas panen jagung dalam 6 tahun terakhir sebesar 27.511
Ha/Tahun dengan rata-rata produksi sebesar 1.439.3846 Kw yang berarti bahwa rata-
rata produksi jagung sebesar 52,54 Kw/Ha.

Pengembangan agropolitan Kecamatan Ponorogo dan Kecamatan Ngebel merupakan


zona pengembangan agropolitan yang memiliki titik-titik pertumbuhan yang mampu
mendorong wilayah sekitarnya. Pengembangan sentra kawasan agropolitan di
Kecamatan Ngebel dan Kecamatan Ponorogo (sebagai prioritas pengembangan),
dengan zona pendukung Kecamatan Babadan, Kecamatan Jenangan, Kecamatan
Pulung, Kecamatan Slahung, Kecamatan Balong dan Kecamatan Sukorejo merupakan
zona pengembangan agropolitan untuk pendorong pertumbuhan sekitarnya.

Zona pengembangan agropolitan di Kabupaten Ponorogo adalah di Kecamatan


Babadan, Kecamatan Sukorejo, dan Kecamatan badegan dengan
pusat di Kecamatan Ponorogo. Sedangkan wilayah pendukung sebagai penghasil
komoditi adalah di Kecamatan Pulung, Kecamatan Kenangan, Kecamatan Babatan,
Kecamatan Balong dengan komoditi Jagung. Hampir 65% dari luas panen dan 72 %
dari produksi jagung terdapat di Jawa. Sentra produksi jagung terbesar
terdapat di Jawa Timur dengan luas panen dan produksi berturutturut 38 % dan 43 %
dari angka nasional. Dari segi konsumsi, jagung merupakan bahan makanan utama
dengan konsumsi tahunan lebih dari 90 kilogram per kapita bagi masyarakat.

4. Pemasaran
Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu daerah penghasil tanaman pangan dan
hortikultura yang cukup besar di Jawa Timur. Komoditi tanaman pangan dan
hortikultura yang telah berkembang dan dihasilkan oleh petani di Kabupaten
Ponorogo antara lain padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, kacang
hijau, jeruk, durian, manggis, mangga, pisang, melon, bawang merah, dan lombok.
Komoditas tersebut mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Ponorogo merupakan komoditas jagung yang terbilang cukup besar hingga mencapai
1500 ton per tahunnya. Jagung merupakan salah satu komoditas strategis dan bernilai
ekonomis sehingga banyak masyarakat Ponorogo yang memilih menanam jagung.
Pemasaran jagung diarahkan untuk mewujudkan Ponorogo sebagai sentra produksi
dan terminal pemasaran jagung bertaraf dunia yang berbasis desa mandiri. Untuk
mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bantaeng membuat program
peningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani yang ada.

Kadistan Harmanto menambahkan luas panen jagung untuk Februari - Maret 2019
sekitar 23.398 hektar, terbagi atas luas panen Februari sekitar 15.921 hektar dan 7.487
hektar pada Maret.

"Sampai saat ini luas panen jagung di Ponorogo baru mencapai sembilan ribu hektar,
atau masih ada potensi panen 14 ribu hektar yang akan panen sampai dua pekan ke
depan," kata Harmanto.

5. Permintaan dan penawaran jagung pada masa pandemi


Ponorogo merupakan salah satu sentra produksi Jagung di Jawa Timur. Seperti tidak
mau ketinggalan dengan kabupaten lainnya seperti Lamongan, Tuban, Ngawi, Gresik
dan Pasuruan yang sudah memasuki panen raya, Ponorogo saat ini sedang masuk
puncak panen raya jagung.. Diharapkan produksi sekaligus permintaan jagung petani
Ponorogo tidak hanya dapat mensuplai kebutuhan jagung bagi peternak khususnya di
wilayah Ponorogo, juga  wilayah lainnya. Potensi luas panen Jagung di Ponorogo
cukup tinggi.

“Ponorogo telah memasuki panen raya Jagung sejak pertengahan Februari sampai
pertengahan Maret. Untuk mencegah harga jagung jatuh,  perlu sinergi antar lembaga,
baik pemerintah maupun swasta,” ujar Andriko Noto Susanto, Kepala Pusat
Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian
Pertanian saat Panen Jagung di Desa Sidoarjo, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Kamis
(28/02).

Kegembiraan petani terlihat dari pancaran wajah saat melakukan panen raya.
Diharapkan produksi jagung petani Ponorogo tidak hanya dapat mensuplai kebutuhan
jagung bagi peternak khususnya di wilayah Ponorogo, juga wilayah lainnya. Potensi
luas panen Jagung di Ponorogo cukup tinggi. Harmanto, Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, menyampaikan bahwa luas
panen Jagung periode Februari-Maret 2019 sekitar 23.398 Ha, dimana luas panen
Februari 15.921 Ha dan Maret 7.478 Ha.

"Sampai saat ini luas panen jagung di Ponogoro baru sekitar 9 ribu hektar, artinya
masih ada sisa sekitar 14 ribu hektar yang akan dipanen sampai dua pekan kedepan,”
jelas Harmanto.

Setijo Budi, Ketua Kelompok Tani LMPSDH Wonorejo menyampaikan, produksi


Jagung berlimpah karena didukung luas panen dan produktivitas tinggi.
"Provitas Jagung di wilayah Sidoarjo karena monokultur bisa mencapai 10-12 ton/ha,
sedangkan di wilayah lainnya dengan sistem tumpangsari berkisar 7-9 ton/ha. Jadi
kami protes keras jika provitas jagung di Ponorogo hanya disebut 4-5 ton/ha, itu gak
mungkin, bisa bangkrut petani” ungkap Budi

Peningkatan produksi dan provitas jagung di Ponorogo tidak lepas dari berbagai
bantuan Kementerian Pertanian baik benih, pupuk, alsintan dan bimbingan
penyuluhan.
“Tahun 2018 kemarin, Kementan telah memberikan bantuan kepada petani di
Ponorogo dengan 133 traktor roda dua, 21 unit traktor roda empat, 185 unit pompa
air, 10 unit corn planter, 22 unit rice trans, 99 unit hand sprayer, 21 unit cultivator.
Pada tahun 2019 tentu akan ada bantuan lain, misalnya 5 unit traktor roda dua,
bantuan benih untuk 5 ribu hektar dan lainnya,” pungkas Andriko

Sumarno, petani Jagung Ponorogo mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada


Perhutani atas penyediaan lahan dan Kementerian Pertanian atas bantuan untuk sarana
produksi pertanian khususnya Jagung, sehingga petani mendapatkan keuntungan yang
lebih baik. Selain itu, mewakili petani lainnya, harapan kepada pemerintah melalui
Bulog dapat hadir di tengah-tengah petani dengan cara menyerap hasil panen Jagung
di Wonorejo khususnya saat seperti sekarang yang sedang panen raya agar harga tidak
jatuh.

"Musim panen ini akan berlanjut sampai Maret, saya prediksi bulan depan harga akan
turun, jadi Bulog kalau bisa beli Jagung kami,” ungkap Sumarno
Menanggapi hal tersebut, Nita, Kasubdivre Ponorogo berjanji akan menyerap Jagung
petani dengan harga sesuai HPP agar petani tidak rugi, sekaligus menjembatani
petani dengan peternak untuk penyaluran hasil panen raya.

"Bulog akan menyerap Jagung petani, namun mengacu ketentuan HPP," sebut Nita.

KESIMPULAN

Harga pasaran jagung di Ponorogo pada masa pandemi seperti saat ini masih terbilang
cukup stabil melihat sulitnya perekonomian saat ini terutama disebablan karena
adanya pandemi. Meskipun sempat terserang hama ulat beberapa bulan lalu yang
mengakibatkan para petani harus mengeluarkan modal lagi untuk membeli obat hama
yang terbilang tidak cukup murah namun pemerintah tentu ikut andil dalam hal ini
dengan menerapkan pertanian organic dan sistem tumpangsari untuk meminimalisir
pengeluaran yang didapatkan oleh petani. Saat ini pemerintah telah bekerjasama
dengan cara membantu memberikan alat berat untuk mengolah tanah dan alat untuk
panen masal kepada petani Diharapkan dengan bantuan tersebut mampu
meningkatkan hasil produksi jagung di tahun 2021 ini dan meningkatkan
kesejahteraan petani.
Pengembangan sentra kawasan agropolitan di Kecamatan Ngebel dan Kecamatan
Ponorogo (sebagai prioritas pengembangan) merupakan zona pengembangan
agropolitan untuk pendorong pertumbuhan sekitarnya. Pemasaran jagung diarahkan
untuk mewujudkan Ponorogo sebagai sentra produksi dan terminal pemasaran jagung
bertaraf dunia yang berbasis desa mandiri.

Ponorogo saat ini sedang masuk puncak panen raya jagung. Diharapkan produksi
sekaligus permintaan jagung petani Ponorogo tidak hanya dapat mensuplai kebutuhan
jagung bagi peternak khususnya di wilayah Ponorogo, juga wilayah lainnya.
Dihaprapkan pula kondisi permintaan dan penawaran jagung pada saat pandemi terus
meningkat agar dapat menunjang perekonomian warga yang mengalami krisis
dikarenakan pandemi.

Daftar Pustaka
https://seruji.co.id/daerah/jatim/produksi-pertanian-surplus-bupati-ipong-dorong-
ponorogo-jadi-lumbung-pangan-organik/
https://gdm.id/inilah-10-provinsi-penghasil-jagung-terbesar-indonesia/

https://www.nyonyor.com/harga-jagung-per-kg-terbaru/

https://harga.info/harga-jagung/

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4845093/tanaman-jagung-diserang-ulat-
grayak-petani-di-ponorogo-gagal-panen

https://www.academia.edu/12622826/Pengembangan_Ekonomi_Wilayah_Kabupaten
_Ponorogo_berbasis_Agropolitan
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_9
a6fa2219c_BAB%20IIBAB%202%20PROFIL%20KAB.pdf
https://ppid.ponorogo.go.id/dok/filedokumen/files/1__Perubahan_Renstra_DIPERTA
HANKAN_2016-2021.pdf
https://www.berita2bahasa.com/berita/08/171533-potensi-23-ribu-ha-kapus-bkp-
kementan-panen-jagung-di-ponorogo
http://bkp.pertanian.go.id/blog/post/kementan-meminta-bangun-sinergitas-untuk-
cegah-harga-jagung-jatuh-saat-panen-raya

Anda mungkin juga menyukai