OLEH : SUMARSONO
PURWOREJO, 1 MARET 2018
Latar Belakang
Ironi memang akrab dengan Indonesia. Salah satu contoh yang paling nyata terjadi di sektor
pertanian. Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris kini sedang risau karena gagal
melakukan regenerasi petani. Penyegaran petani mandek.
Petani di Republik ini didominasi struktur usia tua dan lanjut lantaran anak-anak muda kini tak
punya minat terjun ke sektor pertanian. Survei yang dilakukan seorang peneliti LIPI di sejumlah
desa di Jawa Tengah pada awal tahun ini mungkin bisa menggambarkan betapa tua dan
merananya nasib pertanian di masa mendatang.
Hasil survei tersebut menyatakan hampir tidak ada anak petani yang ingin menjadi petani. Hanya
terdapat sekitar 4% pemuda usia 15-35 tahun yang bekerja dan berminat untuk menjadi petani.
Sisanya sebagian besar tergiring industrialisasi.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman bulan lalu juga sempat memaparkan data bahwa setiap tahun
negeri ini kehilangan rumah tangga petani sekitar 2% karena beralih profesi ke sektor lain. Lebih
rumit lagi, dari jumlah petani yang ada, sekitar 65% sudah berusia di atas 45 tahun.
Alangkah rentanya pertanian kita. Jika kondisi ini terus dibiarkan, barangkali umur pertanian kita
tinggal 20-25 tahun lagi. Target pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung
pangan dunia pada 2045 boleh jadi hanya akan menjadi mimpi kosong bila kerentaan terus
dibiarkan.
sangat sedikit petani dengan angkatan muda. Mereka memilih bekerja di sektor lain yang lebih
menjanjikan, padahal desa jelok sangat luas, yang di dominasi oleh hutan akan tetapi tidak
banyak juga yang di manfaatkan oleh masayarakat sebagai pemilik lahan, banyak lahan yang
mengangggur dan tidak di garap, bahkan di biarkan gundul sehingga bencana tanah longsor
adalah bencana yang sangat rentan terjadi di desa kami,desa jelok kecamatan kaligesing
kabupaten purworejo. longsor terjadi pada tahun 2016 lalu yang seharusnya mengingatkan kita
bahwa lahan yang kita punya tidak kita jaga dan kita manfaatkan.
Untuk menarik minat para angkatan muda di perlukan pemahaman dan pembuktian bahawa
pertanian sangatlah menjanjikan, salah satunya dengan menggunakan teknologi modern untuk
menggarap pertanian.
Rumusan Masalah
1. Luasnya lahan menganggur
2. Tidak adanya regenerasi petani
3. Pertanian masih konvensional dan permusim
4. Rendahnya pendapatan masyarakat
5. Pertanian dan peternakan hanya fokus pada 1 pokok dan belum terintegrasi.
Tujuan
1. Meningkatkan pendapatan masyarakat
2. Menumbuhkan kader baru pertanian
3. Memanfaatkan lahan tidur untuk meningkatkan kesehteraan masyarakat
4. Menerapkan agribisnis dari hulu ke hilir
5. Menerapkan pertanian modern
Bentuk dan Jenis Usaha
1. Kredit Usaha
Kredit usaha di peruntukkan bagi para petani, dimana kami akan membiayai seluruh biaya
pertanian, mulai dari biaya benih, biaya membajak tanah, biaya tanam, biaya pupuk dan obat-
obatan, biaya panen. Para petani dapat membayar setelah panen selesai atau di bayar
menggunakan hasil panen.
2. Pola Kemitraan
Pola kemitraan di terapkan untuk pertanian dan peternakan, dimana pemilik lahan yang tidak
mungkin di manfaatkan untuk menanam sayuran dan palawaija akan kami manfaatkan dengan di
tanami rumput. Dimana rumput akan di gunakan untuk pakan ternak, dan pemilik lahan akan
mendapatkan sharing apabila ternak di jual.
Sengon albasia
tanaman yang memiliki pertumbuhan yang lumayan singkat, dalam kurun waktu 3 tahun sudah
bisa menghasilkan / di jual kembali oleh pemilik lahan.
Kapulaga.
Tanaman obat yang mempunyai pasar ekspor tinggi dalam bentuk kering, bisa di tanam di bawah
tanaman-tanaman keras. permintaan ekspor dari salah satu rekan kurang lebih 1ton perhari
sedang produksi di desa kami paling banyak 50kg perhari. masih sangat banyak peluang untuk di
kembangkan.
Sirsak
tanaman buah untuk penghasilan tambahan para pemilik lahan, tanpa harus merawat tiap hari.
tanaman sirsak akan tetap berbuah tanpa mengenal musim.
Mahoni
Tanaman keras yang mempunyai pertumbuhan lumayan singkat dengan nilai jual dan nilai guna
sangat tinggi.
Jati
Tanaman tahunan yang mampu menahan erosi saat musim penghujan, cocok di tanam di lahan
pegunungan berbatu maupun lahan lainnya.
Kakao
Tanaman coklat yang mempunyai produksi tanpa musim. Cocok di kembangkan berdampingan
dengan tanaman keras, sebagai penahan air hujan.
Tanaman sayur-sayuran
tanaman sayur-sayuran di tanam di lahan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sayur dan
dapat menambah penghasilan harian di saat menunggu hasil tanaman lain tumbuh dan
berkembang.
Modal
Untuk mewujudakan keinginan dalam sebuah usaha memerlukan modal yang cukup, sebab
keinginan tanpa didukung dengan modal untuk maka kenginanan itu menjadi mimpi belaka.
Kemauan dan semangat, dan yang belum adalah dana untuk membeli peralatan dan perlengkapan
serta kebutuhan peternakan dan pertanian lainnya. Adapun rincian modal sebagai berikut :
Rincian Anggaran
NO Mata anggaran nominal Total
2 Benih
10.000
Kapulaga btg 30.000.000
3 Peralatan
Mesin tanam
yanmar 1 unit 45.000.000
Mesin panen
Yanmar 1 unit 25.000.000
Mesin pencacah
rumput 1 unit 4.200.000
4 Bibit ternak
355.450.000
Profil Kelompok Tani
Nama : Kelompok Tani “Manunggal Jaya”
Ketua : Samingun
Wakil : Sartono
Bendahara : Yusmo
Anggota
Simun
Nardi
Tukijo
Mugi
Tulus
Suyoto
Unus
Sumarsono
Alamat : Desa Jelok
Kecamatan Kaligesing,
Kabupaten Purworejo
Penutup
Bangga rasanya bila pertanian dan peternakan dapat terintegrasi dan berkembang, serta dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat. Serta bisa menginspirasi beberapa pihak untuk
bergerak bersama-sama mewujudkan swasembada pangan, dan mengurangi angka
pengangguran.