Dosen Pengampu :
Dosen : Dr. Nanang Febrianto, S.Pt., MP.
Disusun oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
LATAR BELAKANG
Jagung merupakan salah satu bahan pakan ternak semua bagian tanamanya dapat
diolah dan dimanfaatkan, terutama bagian jagung pipilnya (biji) menjadi bahan utama pakan
ternak ayam. Jagung merupakan pilihan pertama untuk pakan ternak karna tanaman jagung
memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Banyak manfaat dari tanaman jagung yang
dibutuhkan oleh ayam. Jika dibandingkan dengan dedak padi, kedelai, maupun pollard.
Jagung memiliki nutrisi lebih baik dan proses penyiapannya yang lebih mudah.
Harga jagung yang terus naik hingga bulan September berbanding terbalik dengan
harga telur yang terus menurun. Bedasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis
Nasional harga telur di beberapa daerah di Indonesia mengalami penurunan, Hal ini dapat
terjadi disebabkan oleh beberapa factor, salah satu factornya adalah pandemi Covid-19 yang
menurunkan kuallitas ekonomi masyarakat sehingga permintaan pasar menurun dan pasokan
telur stabil sehingga mengalami penumpukan stok.
Harga jagung yang terus naik dan harga telur yang menurun mengakibatkan peternak
ayam mengalami kerugian karena harus mengeluarkan dana lebih untuk pakan sedangkan
pemasukannya dari penjualan telur menurun sehingga banyak peternak ayam yang
mengalami kerugian dan gulung tikar karena tidak tahan. Dengan adanya permasalahan
tersebut harus mendapatkan penangan yang cepat dan tepat agar peternak ayam di Indonesia
tetap dapat bertahan di masa pandemic ini. Dengan adanya permasalahan tersebut maka pada
makalah ini kelompok kami akan mencoba memberikan beberapa solusi yang dapat di
aplikasikan kepada peternak ayam petelur di Indonesia.
BAB II
PERMASALAHAN
Menurut data Kementerian Pertanian tahun 2021, stok jagung sekitar 2,3 juta
ton. Jumlah ini didistribusikan di Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT)
sebanyak 722.000 ton, pengepul 744.000 ton, agen 423.000 ton, dan sisanya usaha
lain, seperti ritel hingga rumah tangga. Berikut gambar dibawah ini;
Saat ini harga Jagung di pasar ekonomi sedang bermasalah akibat naiknya
harga. Banyak faktor yang mempengaruhi penyebab tingginya harga jagung salah
satunya ialah adanya perbedaan harga antara Harga Acuan Pembelian (HAP)
Kementerian Perdagangan dengan harga pasar. Pasalnya, menurut data Kementerian
Perdagangan, harga acuan pembelian petani dan harga acuan penjualan konsumen
telah tunduk pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 7
tahun 2020, dimana harga acuan untuk pembelian petani sekitar Rp 2.500/kg.-
Rp.3.150/kg, berdasarkan persentase kadar air, dan harga acuan yang dijual ke
konsumen ditetapkan sebesar Rp 4.500 per kg. Sedangkan harga pasaran saat ini
mengalami kenaikan Rp 4.470 hingga Rp 6.200 per kg pada mei 2021. Hal ini
terjadi bersamaan dengan melambungnya harga jagung internasional sebesar 36 %
sejak oktober 2020 – April 2021.
Dilain sisi permasalahan di dalam negeri yang masih belum optimal juga
merupakan faktor yang menyebabkan harga jagung kurang stabil karena adanya
multifaktor yang menyebabkan harga jagung menjadi tinggi seperti produksi dalam
negeri yang belum baik hingga belum adanya mekanisme cadangan jagung. Dilain
sisi juga, komuditas jagung sangat tergantung dan harus memperhatikan musim,
sehingga pasokan jagung juga berbeda-beda di setiap periodenya. Selain itu faktor
lainya ialah rantai pasar jagung yang masih panjang yang menyebabkan harga pasar
lebih banyak ditentukan oleh pedagang dan pengepul.
BAB III
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ALTERNATIVE SOLUSI
3.1 Penggunaan Sorgum sebagai Bahan Pakan Sumber Energi Pengganti Jagung
dalam Ransum Ayam layer
Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) adalah jenis tanaman yang dapat
tumbuh pada suhu 20-30o C di tanah yang subur, kering dan dalam (Videgain-marco
et al., 2020). Tanaman sorgum membutuhkan curah hujan 400-800 mm. Tanaman
sorgum dapat mentolerir kondisi garam alkali sehingga mampu tumbuh di tanah
dengan pH 5,5-8,5. Sorgum dilaporkan dapat tumbuh dilingkungan yang rentan
kekeringan, seperti di daerah tropis semi-kering di Afrika dan Asia (Videgain-marco
et al., 2012). Tanaman sorgum, secara genetik cocok untuk agroekologi panas dan
kering di mana sulit untuk menanam biji-bijian lain (Mundia et al., 2019). Kelebihan
sorgum lainnya adalah, sorgum mampu tumbuh di daerah di mana jagung tidak dapat
tumbuh (Schlegel et al., 2016). Negara Amerika dan negara maju lainnya, sudah
menggunakan biji sorgum, sebesar 33% dalam produksi ternak mereka (Mundia et al.,
2019).
3.2 Kandungan Nutrsisi Sorgum dan Perbandingannya dengan Jagung
Berbagai pengamatan mengungkapkan bahwa sorgum mempunyai kandungan
nutrisi yang hampir serupa dengan jagung. Perbandingan kandungan gizi (Protein,
Energi Metabolis, Ca, P total, P tersedia, Lemak Kasar, dan Serat Kasar) sorgum
dengan jagung disajikan oleh Tabel 1. Kandungan gizi sorgum relatif sama dengan
kandungan gizi jagung. Kandungan protein, P total dan P tersedia pada sorgum sedikit
lebih tinggi dibandingkan dengan jagung, namun kandungan energi metabolis,
kalsium, lemak sorgum sedikit lebih rendah dibandingkan dengan jagung. Kandungan
serat kasar sorgum sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan jagung. Hal ini
menunjukkan bahwa, profil nutrisi sorgum hampir sama dengan profil nutrisi jagung.
Oleh karena itu, kemiripan komposisi antara jagung dan sorgum menjadikan sorghum
sebagai tanaman yang potensial untuk menggantikan jagung (Saleh et al., 2019).
Karakteristik lingkungan produksi, pengolahan, dan fisikokimia merupakan faktor
utama yang mempengaruhi kandungan gizi pada biji sorgum. Varietas sorgum,
kondisi iklim dan kondisi tanah, jenis pupuk merupakan faktor-faktor yang
bertanggung jawab atas variasi komposisi kimia dalam sorgum (Butchee et al., 2012).
3.3 Karakteristik Nutrien Bahan Baku Sumber Energi
Bahan baku alternatif untuk mengganti sebagian ataupun seluruhnya dari
jagung harus memiliki beberapa syarat utama sebagai bahan baku sumber energi
unggas. Menurut Hartadi (1980) beberapa syarat bahan baku sumber enargi adalah
kandungan protein kasar (PK) < 20%, serat kasar (SK) < 18%, kandungan dinding sel
(ADF) < 35%. Pada dasarnya unggas sebagian besar sumber energi metabolis berasal
dari pati (karbohidrat sederhana), dengan serat kasar rendah, palatabilitas tinggi
karena secara anatomis dan fisiologi sistem pencernaan unggas sederhana sehingga
sulit mencerna sumber energi dari karbohidrat komplek (selulosa dan hemiselulosa)
(Sultana et al., 2016; Teme et al., 2019).
Latar belakang bahan baku alternatif untuk mengganti sebagian jagung
disebabkan oleh naiknya harga jagung yaitu sekitar Rp. 5000 yang tidak seimbang
dengan harga jual telur di pasar sehingga dibutuhkan bahan pakan pengganti yaitu
sorgum yang memiliki harga yang lebih murah yaitu sekitar Rp. 2.500-3.000
(Kementan,2020) dengan memiliki nutrisi yang hampir sama dengan jagung
3.4 Tabel Formulasi
Jumlah Pakan
No Nama Bahan (Kg/Hari) harga (Rp./kg)
Konsentrat 801 MS
1 (30%) 390 4.500
2 Dedak Padi (25%) 325 2.000
3 Jagung (15%) 195 5.000
4 Sorghum (30%) 390 2.500
Jumlah 1300 4.355
2. Kandungan nutrisi pakan Kandungan nutrisi untuk energi metabolisme (ME), protein
kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), calcium (Ca) dan posfor (P) adalah sebagai
berikut :
a. Untuk energi metabolisme :
3.600 X 1 +1.870 X 2 +3.310 X 3 +3.320 X 4 ≥ 2.650 Kkal
Dalam bentuk kanonik :
+¿=2.650 Kkal¿
e. Untuk kalsium :
8,8 X 1 +0,05 X 2+0,02 X 3 +0,03 X 4 ≥3,25 %
Dalam bentuk kanonik :
+ ¿=3,25 %¿
f. Untuk Pospor
1,5 X 1 +1,1 X 2 +0,29 X 3 +0,29 X 4 ≥ 0,6 %
Dalam bentuk kanonik :
+¿=0,6 %¿
3. Jumlah penggunaan pakan yang di campur sebesar 1300 kg/hari dan juga total jumlah
pakan yang disarankan sesuai dengan kebutuhan ayam ras diatas 5 bulan atau lebih dari umur
20 minggu sampai dengan afkir sesuai standar yang dibutuhkan untuk 12.000 ekor ayam
minimal 1080 - 1200 kg/hari. Karena kebutuhan makanan ayam ras perhari sesuai dengan
standar yang telah ditentukan berkisar antara 90-100 gram/ekor/hari.
+¿=1.300 Kg¿
X 1 + X 2+ X 3 + X 4 + d−¿−d 8 ¿
8
+¿=1.200 Kg¿
X 1 + X 2+ X 3 + X 4 + d−¿−d 9 ¿
9
X 1 +d −¿−d 10 ¿
10
+ ¿=325Kg¿
X 2 + d−¿−d 11 ¿
11
+¿=190Kg ¿
X 3 + d−¿−d 12 ¿
12
+ ¿=390 Kg¿
X 4 +d−¿−d ¿13
13
X 1 + X 2+ X 3 + X 4 + d−¿−d 8 ¿
8
+¿=1.200 Kg¿
X 1 + X 2+ X 3 + X 4 + d−¿−d 9 ¿
9
+ ¿=390 Kg¿
X 1 +d −¿−d 10 ¿
10
+ ¿=325Kg¿
X 2 + d−¿−d 11 ¿
11
+¿=190Kg ¿
X 3 + d−¿−d 12 ¿
12
+ ¿=390 Kg¿
X 4 +d−¿−d 13 ¿
13
Badan Pusat Statistik (BPS) diakses dari http://www.bps.go.id/, diakses pada tanggal 31
oktober pukul 19:45 WIB.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) diakses dari PIHPS Nasional -
Beranda (hargapangan.id), diakses pada tanggal 31 oktober pukul 18:00 WIB.
Christy, 2021.” Konsumsi Telur Per Kapita Per Tahun”, Konsumsi Telur Per Kapita Per
Tahun - Data - Tempo.co, diakses pada 30 Oktober 2021 pukul 18:40 WIB.
Edi, D., N. 2021. Bahan Pakan Alternatif Sumber Energi untuk Sustutusi Jagung Pada
Unggas. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol 23 (1): 43-61.
Khudori, 2021, Ketika Jagung Mematuk Telur, CNN, dilihat 26 Oktober 2021, Ketika Jagung
Mematuk Telur (cnnindonesia.com).
https://ews.kemendag.go.id/file/policy/Permendag%207_2020.pdf
https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TPATAP-2017(pdf)/13-LPJagung.pdf
https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TPATAP-2017(pdf)/23-ProdJagung.pdf
https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TPATAP-2017(pdf)/33-ProdtvJagung.pdf
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2179
https://katadata.co.id/maesaroh/indepth/615b0fd307a4d/nasib-tragis-peternak-unggas-
diimpit-harga-jagung-dan-telur
https://www.merdeka.com/uang/kemendag-buka-bukaan-penyebab-harga-telur-terjun-
bebas.html