Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PEMASARAN HASIL TERNAK

“NASIB TRAGIS PETERNAK UNGGAS, DIIMPIT HARGA JAGUNG DAN


TELUR”

Paper Pemasaran Hasil Ternak


Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemasaran Hasil Ternak Fakultas
Peternakan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021-2022

Dosen Pengampu :
Dosen : Dr. Nanang Febrianto, S.Pt., MP.
Disusun oleh :
Kelompok 3

Rahayu Kartika W. S. 195050101111053


Muhammad Izzul Athfal 195050101111057
Hendarto 195050101111068
Elsa Nursafitri 195050101111072
Ambar Setio Wati 195050101111086
Asta Agung Setia Budi 195050101111092

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
LATAR BELAKANG

Jagung merupakan salah satu bahan pakan ternak semua bagian tanamanya dapat
diolah dan dimanfaatkan, terutama bagian jagung pipilnya (biji) menjadi bahan utama pakan
ternak ayam. Jagung merupakan pilihan pertama untuk pakan ternak karna tanaman jagung
memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Banyak manfaat dari tanaman jagung yang
dibutuhkan oleh ayam. Jika dibandingkan dengan dedak padi, kedelai, maupun pollard.
Jagung memiliki nutrisi lebih baik dan proses penyiapannya yang lebih mudah.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020 menyebutkan, harga


acuan penjualan jagung dengan kadar air 15 % di tingkat peternak ditetapkan Rp 4.500 per
kilogram. Namun merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 Harga jagung sudah
mulai melonjak sekitar 30% dan pada bulan September harga jagung menyentuh angka Rp.
6.067/kg. menaiknya harga jagung tersebut sangat berdampak nyata pada usaha peternakan
terutama pada peternak mandiri. Harga jagung yang terus naik mengakibatkan peternak dan
pengusaha pakan harus mengurangi campuran jagung dan memperbanyak campuran non-
jagung pada pakannya.

Harga jagung yang terus naik hingga bulan September berbanding terbalik dengan
harga telur yang terus menurun. Bedasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis
Nasional harga telur di beberapa daerah di Indonesia mengalami penurunan, Hal ini dapat
terjadi disebabkan oleh beberapa factor, salah satu factornya adalah pandemi Covid-19 yang
menurunkan kuallitas ekonomi masyarakat sehingga permintaan pasar menurun dan pasokan
telur stabil sehingga mengalami penumpukan stok.

Harga jagung yang terus naik dan harga telur yang menurun mengakibatkan peternak
ayam mengalami kerugian karena harus mengeluarkan dana lebih untuk pakan sedangkan
pemasukannya dari penjualan telur menurun sehingga banyak peternak ayam yang
mengalami kerugian dan gulung tikar karena tidak tahan. Dengan adanya permasalahan
tersebut harus mendapatkan penangan yang cepat dan tepat agar peternak ayam di Indonesia
tetap dapat bertahan di masa pandemic ini. Dengan adanya permasalahan tersebut maka pada
makalah ini kelompok kami akan mencoba memberikan beberapa solusi yang dapat di
aplikasikan kepada peternak ayam petelur di Indonesia.
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Harga Telur Turun


Telur merupakan bahan pangan hasil ternak unggas yang memiliki sumber
protein hewani yang memiliki rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Pada
usaha peternakan ayam petelur, mempertahankan dan meningkatkan produksi telur
merupakan kunci utama keberhasilan usaha. Menurut badan pusat statistik tahun 2021
jumlah produksi telur ayam dari tahun 2018 sampai 2020 mengalami peningkatan,
dari 4.688.120,66 ton telur meningkat menjadi 5.044.394,99 ton telur. Pada 2017
konsumsi telur di Indonesia mencapai 18,44 kg per kapita per tahun, tahun 2018
mencapai 17,73 kg per kapita per tahun, tahun 2019 mencapai 17,77 kg per kapita
per tahun serta pada 2020 mencapai 28,16 kg per kapita per tahun. 
Meskipun konsumsi telur di indonesia pada tahun 2017 sampai 2020
mengalami peningkatan akan tetapi harga telur pada tahun 2021 mengalami
penurunan yang drastis. Dari data yang diambil di Pusat Informasi Harga Pangan
Strategis Nasional tercatat bahwa Pada tanggal 31 oktober 2021 telur mengalami
penurun diberbagai daerah, salah satunya yaitu DKI jakarta dengan harga telur
Rp.19.250, jawa timur dengan harga telur Rp.18.650 dan sulawesi barat dengan harga
telur Rp.18.200. Pada beberapa bulan yang lalu sebelumnya harga telur juga sempat
mencapai Rp.14.000 yang menyebabkan peternak mengalami kerugian, bahkan
sampai ada yang tidak mampu melanjutkan usahanya.
Salah satu menurunnya harga telur disebabkan oleh rendahnya daya beli telur
oleh konsumen karena perekonomian yang rendah dimasa pandemi sehingga
menumpuknya telur di gudang penyimpanan. Penumpukkan telur yang bertambah
pada gudang penyimpanan juga dapat disebabkan karena banyak perusahaan besar
yang menjual telur dipasar yang sama dengan peternak rakyat. Hal ini terlihat tidak
ideal jika perusahaan besar yang memproduksi pakan juga terlibat dalam produksi
bibit maupun telur karena menyebabkan perusahaan besar menjadi pesaing peternak
rakyat. Persaingan ini dapat menjatuhkan peternak rakyat yang mengalami kerugian
karena oversupply telur dipasar. Para peternak berharap bahwa pemerintah dapat
menyerap telur tersebut dan memperkuat kebijakan terkait sistem produksi sehingga
meminimalisir oversupply telur.

2.2 Harga Jagung Naik


Jagung merupakan sumber energi utama bahan pakan, terutama untuk ternak
monogastrik. Hal ini dikarenakan kandungan energi yang dinyatakan sebagai energi
metaboli (ME) relatif tinggi dibandingkan bahan pakan lainya. Sehingga bahan baku
pakan sumber energi pada pakan unggas banyak menggunakan jagung yaitu sekitar
50-55% dari total bahan pakan (Edi, 2021 dikutip dari Okereke, 2011). Dilain sisi
jagung merupakan sumber energi utama pada unggas serta menyumbang lebih dari
70% dari kebutuhan energi metabolis pada unggas dan sisanya berasal dari bahan
pakan sumber protein dan nutrient lainya ( Edi, 2021 dikutip dari Sultana et al, 2016).
Menurut data Kementrian Pertanian Republik Indonesia, luas panen sub-sektor
tanaman pangan komuditi jagung mengalami peningkatan di setiap tahun nya.
Dimana luas panen tahun 2018 mencapai 5.734.326 ha sehingga terjadi pertumbuhan
dari tahun 2017 sebesar 3,64 %. Berikut gambar dibawah ini:

Gambar 1 Sumber : Badan Pusat Statistik

Selain itu, mengenai produksi jagung menurut Kementrian Pertanian Republik


Indonesia, setiap tahunya mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2018 mencapai
30.055.623 ton yang mana total produksi dari seluruh wilayah di indonesia. Sehingga
pertumbuhan 2018 terhadap 2017 sebesar 3, 91 %. Berikut gambar dibawah ini:

Sumber: Bada Pusat Statistik

Mengenai produktivitas sub-sektor tanaman pangan komuditi jagung


mengalami kenaikan di tahuan 2018 sebesar 52,41 ku/ha dibandingkan tahun 2017,
namun hal ini turun dibandingkan tahun 2016 yang mecapai 53,05 ku/ha. Sehingga
pertumbuhan 2018 terhadap 2017 sebesar 0,27 %. Berikut gambar dibawah ini:
Sumber: Kementrian Pertania

Menurut data Kementerian Pertanian tahun 2021, stok jagung sekitar 2,3 juta
ton. Jumlah ini didistribusikan di Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT)
sebanyak 722.000 ton, pengepul 744.000 ton, agen 423.000 ton, dan sisanya usaha
lain, seperti ritel hingga rumah tangga. Berikut gambar dibawah ini;

Sumber: Kementrian Pertanian

Saat ini harga Jagung di pasar ekonomi sedang bermasalah akibat naiknya
harga. Banyak faktor yang mempengaruhi penyebab tingginya harga jagung salah
satunya ialah adanya perbedaan harga antara Harga Acuan Pembelian (HAP)
Kementerian Perdagangan dengan harga pasar. Pasalnya, menurut data Kementerian
Perdagangan, harga acuan pembelian petani dan harga acuan penjualan konsumen
telah tunduk pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 7
tahun 2020, dimana harga acuan untuk pembelian petani sekitar Rp 2.500/kg.-
Rp.3.150/kg, berdasarkan persentase kadar air, dan harga acuan yang dijual ke
konsumen ditetapkan sebesar Rp 4.500 per kg. Sedangkan harga pasaran saat ini
mengalami kenaikan Rp 4.470 hingga Rp 6.200 per kg pada mei 2021. Hal ini
terjadi bersamaan dengan melambungnya harga jagung internasional sebesar 36 %
sejak oktober 2020 – April 2021.

Dilain sisi permasalahan di dalam negeri yang masih belum optimal juga
merupakan faktor yang menyebabkan harga jagung kurang stabil karena adanya
multifaktor yang menyebabkan harga jagung menjadi tinggi seperti produksi dalam
negeri yang belum baik hingga belum adanya mekanisme cadangan jagung. Dilain
sisi juga, komuditas jagung sangat tergantung dan harus memperhatikan musim,
sehingga pasokan jagung juga berbeda-beda di setiap periodenya. Selain itu faktor
lainya ialah rantai pasar jagung yang masih panjang yang menyebabkan harga pasar
lebih banyak ditentukan oleh pedagang dan pengepul.

2.3 Harga Jagung Dan Telur Yang Membuat Peternak Bimbang


Jagung merupakan komponen utama dalam industri pakan. Dalam pakan
unggas, sekitar 50%-55% berasal dari jagung. Di sisi lain, pakan merupakan
komponen utama dalam industri perunggasan, mengambil porsi sekitar 70% dari
ongkos produksi. Karena itu, tinggi-rendahnya harga jagung akan menentukan tinggi-
rendahnya harga daging dan telur ayam.
Ketersediaan jagung yang pasti dengan harga yang terjangkau merupakan pilar
penting terciptanya industri perunggasan yang efisien, kompetitif dan berdaya saing.
Petani Petani jagung tentu berharap kenaikan harga jagung bisa dinikmati. Namun
yang terjadi di lapangan sepertinya tidak demikian.
Setidaknya ada dua faktor yang diduga jadi penyebab harga jagung naik.
Pertama, siklus produksi, surplus dan defisit bulanan. Setelah surplus produksi
bulanan pada Januari-Maret, mulai April hingga saat ini terjadi defisit bulanan.
Diperkirakan terdapat defisit 300 ribu ton pada September yang akan berlangsung
hingga Desember nanti. Defisit ini membuat harga naik.
Harga yang baik ini tak dinikmati petani karena panen telah berlalu dan stok
jagung (jika ada) tak di petani. Kedua, harga jagung internasional. Pada Januari 2021,
harga jagung mencapai US$203/ton (fob), naik menjadi US$274/ton dan menurun
lagi hingga US$198/ton pada September 2021.
Meskipun harga jagung di pasar dunia turun, harga jagung di pasar domestik
bertahan tinggi. Tampaknya terjadi transmisi harga asimteris: ketika harga jagung di
luar negeri naik (Januari - Mei), harga di dalam negeri ikut naik. Sebaliknya, ketika
harga luar negeri turun (Juni-September) harga domestik tidak turun.
Masalah jadi rumit karena harga jagung yang mahal berdampak pada peternak
ayam. Pada saat yang sama, peternak juga dihadapkan pada harga daging dan telur
yang anjlok. Penyebabnya, diduga karena permintaan yang turun signifikan akibat
pandemi. Jika dilihat secara parsial, pertanian jagung dan peternakan dalam posisi
bertentangan. Petani jagung ingin harga jagung mahal. Sebaliknya, peternak dan
usaha peternakan ingin harga jagung murah. Akan tetapi, jika dilihat secara integral,
keduanya saling memperkuat. Produksi jagung domestik yang kontinyu dan
terjangkau harganya akan berkontribusi besar bagi terbangunnya industri peternakan
yang kompetitif. Karena itu, pembangunan silo sebagai infrastruktur penyimpanan
jagung bukan hanya kebutuhan petani, tapi juga buat peternak. Lalu, investasi pabrik
tepung telur, pembangunan rumah potong ternak plus cold storage penyimpan karkas
ayam bukan hanya penting bagi peternak, tapi juga buat petani jagung.

BAB III
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ALTERNATIVE SOLUSI

3.1 Penggunaan Sorgum sebagai Bahan Pakan Sumber Energi Pengganti Jagung
dalam Ransum Ayam layer
Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) adalah jenis tanaman yang dapat
tumbuh pada suhu 20-30o C di tanah yang subur, kering dan dalam (Videgain-marco
et al., 2020). Tanaman sorgum membutuhkan curah hujan 400-800 mm. Tanaman
sorgum dapat mentolerir kondisi garam alkali sehingga mampu tumbuh di tanah
dengan pH 5,5-8,5. Sorgum dilaporkan dapat tumbuh dilingkungan yang rentan
kekeringan, seperti di daerah tropis semi-kering di Afrika dan Asia (Videgain-marco
et al., 2012). Tanaman sorgum, secara genetik cocok untuk agroekologi panas dan
kering di mana sulit untuk menanam biji-bijian lain (Mundia et al., 2019). Kelebihan
sorgum lainnya adalah, sorgum mampu tumbuh di daerah di mana jagung tidak dapat
tumbuh (Schlegel et al., 2016). Negara Amerika dan negara maju lainnya, sudah
menggunakan biji sorgum, sebesar 33% dalam produksi ternak mereka (Mundia et al.,
2019).
3.2 Kandungan Nutrsisi Sorgum dan Perbandingannya dengan Jagung
Berbagai pengamatan mengungkapkan bahwa sorgum mempunyai kandungan
nutrisi yang hampir serupa dengan jagung. Perbandingan kandungan gizi (Protein,
Energi Metabolis, Ca, P total, P tersedia, Lemak Kasar, dan Serat Kasar) sorgum
dengan jagung disajikan oleh Tabel 1. Kandungan gizi sorgum relatif sama dengan
kandungan gizi jagung. Kandungan protein, P total dan P tersedia pada sorgum sedikit
lebih tinggi dibandingkan dengan jagung, namun kandungan energi metabolis,
kalsium, lemak sorgum sedikit lebih rendah dibandingkan dengan jagung. Kandungan
serat kasar sorgum sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan jagung. Hal ini
menunjukkan bahwa, profil nutrisi sorgum hampir sama dengan profil nutrisi jagung.
Oleh karena itu, kemiripan komposisi antara jagung dan sorgum menjadikan sorghum
sebagai tanaman yang potensial untuk menggantikan jagung (Saleh et al., 2019).
Karakteristik lingkungan produksi, pengolahan, dan fisikokimia merupakan faktor
utama yang mempengaruhi kandungan gizi pada biji sorgum. Varietas sorgum,
kondisi iklim dan kondisi tanah, jenis pupuk merupakan faktor-faktor yang
bertanggung jawab atas variasi komposisi kimia dalam sorgum (Butchee et al., 2012).
3.3 Karakteristik Nutrien Bahan Baku Sumber Energi
Bahan baku alternatif untuk mengganti sebagian ataupun seluruhnya dari
jagung harus memiliki beberapa syarat utama sebagai bahan baku sumber energi
unggas. Menurut Hartadi (1980) beberapa syarat bahan baku sumber enargi adalah
kandungan protein kasar (PK) < 20%, serat kasar (SK) < 18%, kandungan dinding sel
(ADF) < 35%. Pada dasarnya unggas sebagian besar sumber energi metabolis berasal
dari pati (karbohidrat sederhana), dengan serat kasar rendah, palatabilitas tinggi
karena secara anatomis dan fisiologi sistem pencernaan unggas sederhana sehingga
sulit mencerna sumber energi dari karbohidrat komplek (selulosa dan hemiselulosa)
(Sultana et al., 2016; Teme et al., 2019).
Latar belakang bahan baku alternatif untuk mengganti sebagian jagung
disebabkan oleh naiknya harga jagung yaitu sekitar Rp. 5000 yang tidak seimbang
dengan harga jual telur di pasar sehingga dibutuhkan bahan pakan pengganti yaitu
sorgum yang memiliki harga yang lebih murah yaitu sekitar Rp. 2.500-3.000
(Kementan,2020) dengan memiliki nutrisi yang hampir sama dengan jagung
3.4 Tabel Formulasi
Jumlah Pakan
No Nama Bahan (Kg/Hari) harga (Rp./kg)
Konsentrat 801 MS
1 (30%) 390 4.500
2 Dedak Padi (25%) 325 2.000
3 Jagung (15%) 195 5.000
4 Sorghum (30%) 390 2.500
Jumlah 1300 4.355

Energi Protein Lemak Serat


Metabolism Kasar Kasar Kalsiu Pospor Kasar
No Jenis Bahan e (Kkal) (%) (%) m (%) (%) (%)
Konsentrat 801
1 MS (30%) 3600 32 6 8.8 1.5 8
Dedak Padi
2 (25%) 1870 10.6 4.6 0.05 1.1 9.2
3 Jagung (15%) 3310 9 2.1 0.02 0.29 3
4 Sorghum (30%) 3320 11 3.3 0.03 0.29 2.3

Tabel Formulasi Nutrisi yang sesuai SNI

Formulasi Nutrisi Bahan Pakan


Bahan Pakan ME Protein Kasar Lemak Kasar Kalsium Pospor Serat Kasar
(Kkal) (%) (%) (%) (%) (%)
Jumlah 3037 16.3 3.9 2.7 0.9 6.05

1. Jumlah anggaran biaya pakan


Jumlah anggaran biaya = harga bahan pakan Rp. (X1, X2, X3,X4) x bahan baku yang
di perlukan (X1, X2, X3,X4) kg/hari, yaitu sebesar Rp. 4.355.000 per hari
Persamaan ditulis sebagai berikut :
+ ¿=4.355 .000 ¿

4.500 X 1+2.000 X 2+5.000 X 3+ 2.500 X 4 +d −¿−d ¿ 1


1

2. Kandungan nutrisi pakan Kandungan nutrisi untuk energi metabolisme (ME), protein
kasar (PK), lemak kasar (LK), serat kasar (SK), calcium (Ca) dan posfor (P) adalah sebagai
berikut :
a. Untuk energi metabolisme :
3.600 X 1 +1.870 X 2 +3.310 X 3 +3.320 X 4 ≥ 2.650 Kkal
Dalam bentuk kanonik :
+¿=2.650 Kkal¿

3.600 X 1 +1.870 X 2 +3.310 X 3 +3.320 X 4 + d−¿−d 2 ¿


2

b. Untuk protein kasar :


3,2 X 1 +10,6 X 2 +9 X 3 +11 X 4 ≥15,0 %
Dalam bentuk kanonik :
+ ¿=15,0 %¿

3,2 X 1 +10,6 X 2 +9 X 3 +11 X 4 +d −¿−d 3 ¿


3
c. Untuk lemak kasar :
6 X 1 + 4,6 X 2 +4,1 X 3 +3,3 X 4 ≥ 2,5 %
Dalam bentuk kanonik :
+ ¿=2,5 %¿

6 X 1 + 4,6 X 2 +4,1 X 3 +3,3 X 4 +d−¿−d 4 ¿


4

d. Untuk serat kasar :


8 X 1 +9,2 X 2 +3 X 3 +2,3 X 4 ≥7,0 %
Dalam bentuk kanonik :
+ ¿=7,0 % ¿

8 X 1 +9,2 X 2 +3 X 3 +2,3 X 4 +d −¿−d ¿ 5


5

e. Untuk kalsium :
8,8 X 1 +0,05 X 2+0,02 X 3 +0,03 X 4 ≥3,25 %
Dalam bentuk kanonik :
+ ¿=3,25 %¿

8,8 X 1 +0,05 X 2+0,02 X 3 +0,03 X 4 +d −¿−d 6 ¿


6

f. Untuk Pospor
1,5 X 1 +1,1 X 2 +0,29 X 3 +0,29 X 4 ≥ 0,6 %
Dalam bentuk kanonik :
+¿=0,6 %¿

1,5 X 1 +1,1 X 2 +0,29 X 3 +0,29 X 4 + d−¿−d 7 ¿


7

3. Jumlah penggunaan pakan yang di campur sebesar 1300 kg/hari dan juga total jumlah
pakan yang disarankan sesuai dengan kebutuhan ayam ras diatas 5 bulan atau lebih dari umur
20 minggu sampai dengan afkir sesuai standar yang dibutuhkan untuk 12.000 ekor ayam
minimal 1080 - 1200 kg/hari. Karena kebutuhan makanan ayam ras perhari sesuai dengan
standar yang telah ditentukan berkisar antara 90-100 gram/ekor/hari.
+¿=1.300 Kg¿

X 1 + X 2+ X 3 + X 4 + d−¿−d 8 ¿
8
+¿=1.200 Kg¿

X 1 + X 2+ X 3 + X 4 + d−¿−d 9 ¿
9

4. Jumlah pemakaian campuran masing-masing bahan pakan yang digunakan.


Persamaan goal yang harus dipatuhi adalah sebagai berikut:
+ ¿=390 Kg¿

X 1 +d −¿−d 10 ¿
10
+ ¿=325Kg¿

X 2 + d−¿−d 11 ¿
11
+¿=190Kg ¿

X 3 + d−¿−d 12 ¿
12
+ ¿=390 Kg¿

X 4 +d−¿−d ¿13
13

Dengan kendala – kendala yang dapat disusun sebagai berikut :


+ ¿=4.355 .000 ¿

 4.500 X 1+2.000 X 2+5.000 X 3+ 2.500 X 4 +d −¿−d 1 ¿


1
+¿=2.650 Kkal¿

 3.600 X 1 +1.870 X 2 +3.310 X 3 +3.320 X 4 + d−¿−d 2 ¿


2
+ ¿=15,0 %¿

 3,2 X 1 +10,6 X 2 +9 X 3 +11 X 4 +d −¿−d 3 ¿


3
+ ¿=2,5 %¿

 6 X 1 + 4,6 X 2 +4,1 X 3 +3,3 X 4 +d−¿−d 4 ¿


4
+ ¿=7,0 % ¿

 8 X 1 +9,2 X 2 +3 X 3 +2,3 X 4 +d −¿−d 5 ¿


5
+ ¿=3,25 %¿

 8,8 X 1 +0,05 X 2+0,02 X 3 +0,03 X 4 +d −¿−d 6 ¿


6
+¿=0,6 %¿

 1,5 X 1 +1,1 X 2 +0,29 X 3 +0,29 X 4 + d−¿−d 7 ¿


7
+¿=1.300 Kg¿

 X 1 + X 2+ X 3 + X 4 + d−¿−d 8 ¿
8
+¿=1.200 Kg¿

 X 1 + X 2+ X 3 + X 4 + d−¿−d 9 ¿
9
+ ¿=390 Kg¿

 X 1 +d −¿−d 10 ¿
10
+ ¿=325Kg¿

 X 2 + d−¿−d 11 ¿
11
+¿=190Kg ¿

 X 3 + d−¿−d 12 ¿
12
+ ¿=390 Kg¿

 X 4 +d−¿−d 13 ¿
13

Output goal programming


3.5 Perbandingang Antara Hasil Dengan Goal dan Dengan Yang Dipakai
Perusahaan.
Setelah dilakukan perbandingan diperoleh hasil goal yang perlu di
pertimbangkan untuk dijadikan pakan usulan karena berkurannya biaya produksi
pakan yang biaya awal sebesar Rp. 4.355 .000/hari menjadi hanya sebesar Rp.
4.064.952/hari. Dimana terjadi pengurangan biaya sebesar Rp. 290.048/hari.
Kemudian terjadi pengurangan pada jumlah pakan yang awalanya digunakan sebesar
1300 kg, menjadi 1200 kg. Artinya, metode pendekatan matematika melalui goal
programming adalah sangat sesuai karena dapat meminimasi biaya penyusunan
pakan, sehingga dapat menghemat biaya operasional pakan
Solusi yang kami tawarkan selain dengan pembuatan formulasi pakan yaitu
pembuatan paguyuban peternakan unggas berskala nasional. Paguyuban didirikan
akan bernama Paguyuban Peternak Layer Nusantara bermaksud untuk mestabilisasi
harga ayam broiler di tingkat peternak pada jangka pendek, menengah, dan panjang.
Pada jangka pendek, upaya meliputi (a) konsistensi terhadap penerapan Permendag
No. 96 Tahun 2018 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga
Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen. Mekanisme pembelian atau penjualan ayam
broiler oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk Bulog, harus dilakukan
dengan cepat dan masif dan (b) kreativitas pemerintah dalam menyerap dan
mendistribusikan oversupply tersebut harus digalakkan, misalnya bekerja sama
dengan Badan Amil Zakat (cnnindonesia.com, 27 Juni 2019).
Sedangkan pada jangka menengah dan panjang mencakup (a) harga acuan
diperluas tidak hanya pada harga jual ayam broiler hidup tetapi juga harga input,
termasuk DOC dan pakan, (b) pemerintah dapat membantu membuka peluang ekspor
ayam broiler ke negara lain dan untuk membuatnya kompetitif dapat dibantu dengan
pemberian insentif fiskal dan kemudahan logistik, (c) memangkas jumlah bibit
sebanyak 30%. Dalam praktiknya, pemangkasan itu dilakukan melalui panen (afkir)
dini indukan ayam berusia 68 minggu, (d) pemerintah dan asosiasi perlu menata
kembali industri peternakan ayam dengan meningkatan transparansi importasi bibit
induk ayam (grand parent stock - GPS) serta standarisasi pembibitan untuk mencegah
oversupply (cnnindonesia.com, 27 Juni 2019), (e) mendorong perkembangan startup
bidang peternakan untuk memangkas biaya dan panjangnya rantai pemasaran
sehingga disparitas harga ayam broiler hidup dan karkas tidak terlalu jauh dan juga
memperluas jaringan distribusi, dan (f) memperkuat basis data tentang jumlah
populasi, produksi, dan konsumsi ayam broiler sehingga dapat menciptakan early
warning system untuk mendukung kebijakan yang lebih efektif.
Dalam mencapai tujuan diatas diperlukan langkah awal yaitu diperlukan
adanya anggota yang terdiri dari peternak unggas terutama ayam. Untuk membentuk
paguyuban ini dapat melalui media sosial yang biasa dipakai salah satunya facebook,
di situs ini dapat dibuat suatu grup besar khusus peternak unggas untuk
mempermudah koordinasi dalam suatu anggota. Setelah itu grup tersebut
disebarluaskan agar banyak peternak unggas tahu, baik itu dilakukan secara mulut ke
mulut atau melalui media sosial lainnya. Setelah adanya isi anggota dari grup tersebut,
perlu dibuat suatu struktur organisasi yang dimana terdapat ketua, sekretaris, dan
bendahara untuk dapat mengkoordinir anggotanya lebih baik lagi.
Pada saat struktur organisasi sudah terbentuk perlulah dibuat suatu acara
pertemuan antar pengurus untuk mendiskusikan bagaimana paguyuban ini kedepanya.
Setelah itu dibuat suatu pertemuan nasional untuk ditawarkan dan diskusi antar
seluruh peternak. Sehingga dalam paguyuban ini seluruh peternak merasa memiliki
wadah untuk berkomunikasi antar seluruh peternak unggas dan juga mempermudah
untuk mengetahui harga pakan saat ini di daerah mereka masing – masing. Selain itu
dengan adanya paguyuban ini mereka dapat berkomunikasi mengenai harga jual
unggas didaerah masing – masing, setelah itu apabila mereka merasa harga tersebut
tidak cocok ataupun merugikan mereka dapat membuat kesepakatan untuk harga jual
yang dapat menguntungkan seluruh peternak unggas di daerah mereka masing –
masing dan juga dapat menghindari oversuplly.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Wirabrata, A. (2019). Anjloknya Harga Ayam Broiler. Info Singkat: Kajian Singkat


Terhadap Isu Aktual dan Strategis, 11, 19-24.
Pelu, A., Tupan, J. M., & Paillin, D. B. (2016). Optimasi Penentuan Campuran Pakan Ayam
Ras Petelur dengan Menggunakan Metode Goal Programming pada Peternakan Bhumyamca
Unggas. Arika, 10(2), 97-104.

Badan Pusat Statistik (BPS) diakses dari http://www.bps.go.id/, diakses pada tanggal 31
oktober pukul 19:45 WIB.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) diakses dari PIHPS Nasional -
Beranda (hargapangan.id), diakses pada tanggal 31 oktober pukul 18:00 WIB.

Christy, 2021.” Konsumsi Telur Per Kapita Per Tahun”, Konsumsi Telur Per Kapita Per
Tahun - Data - Tempo.co, diakses pada 30 Oktober 2021 pukul 18:40 WIB.

Edi, D., N. 2021. Bahan Pakan Alternatif Sumber Energi untuk Sustutusi Jagung Pada
Unggas. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol 23 (1): 43-61.

Khudori, 2021, Ketika Jagung Mematuk Telur, CNN, dilihat 26 Oktober 2021, Ketika Jagung
Mematuk Telur (cnnindonesia.com).

https://ews.kemendag.go.id/file/policy/Permendag%207_2020.pdf

https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TPATAP-2017(pdf)/13-LPJagung.pdf

https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TPATAP-2017(pdf)/23-ProdJagung.pdf

https://www.pertanian.go.id/Data5tahun/TPATAP-2017(pdf)/33-ProdtvJagung.pdf

https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2179

https://katadata.co.id/maesaroh/indepth/615b0fd307a4d/nasib-tragis-peternak-unggas-
diimpit-harga-jagung-dan-telur

https://www.merdeka.com/uang/kemendag-buka-bukaan-penyebab-harga-telur-terjun-
bebas.html

Anda mungkin juga menyukai