Anda di halaman 1dari 4

Al Ulum Sains dan Teknologi Vol. 4 No.

1 Nopember 2018 46

BERBAGAI MEDIA PEMBUATAN TELUR ASIN TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK

Raga Samudera1) dan Abd. Malik2)

1,2
Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
JL. Adhyaksa No.02 Kayu Tangi Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Email : ragasamudera@.yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of research to know the influence of various media making salted egg on the quality of
organoleptic so as to be consideration and information in the use of media making salted egg proper and get
better quality. In the implementation of this research design used Completely Randomized Design, which
consist of three treatments and five replicates. The treatment is : PG ; salt solutions, PA ; dough ashes rub and
PL : dough loam/clay. While test organoleptik salted egg consisted: 1. General appearance, 2. A briny taste egg
white and 3. Flavor egg yolk. Data analyzed a sort of descriptive set and models non-parametrik
kruskall-walis. The result of this research showed that the treatment significant on general appearance eggs, a
briny taste egg white and flavor egg yolk, treatment PG (salt solutions) show the same thing with treatment PA
(dough ashes rub) however in contrast to treatment PL (dough loam/clay).

Keywords: salted egg, salt, ashes rub, loam/clay, organoleptic

PENDAHULUAN karbohidrat.
Telur adalah bahan makanan hewani yang Teknik mengasinkan telur telah ada dilakukan
dikonsumsi selain daging, ikan, susu, telur sejak dahulu dengan tujuan untuk memperpanjang
merupakan produk dari unggas. Dan untuk masa simpan telur sekaligus menambah cita rasanya.
mendapatkan pangan yang bermutu, bergizi, dan Upaya untuk meningkatkan tehnologi
aman adalah hak azasi manusia. Apabila mutu dapat pengolahan hasil ternak yang berupa telur itik. Telur
bervariasi sesuai dengan selera dan kebudayaan yang dihasilkan, disamping sebagai telur konsumsi,
setempat, maka persyaratan gizi ditetapkan, agar juga dapat dilakukan deversifikasi tentang berbagai
pangan dapat memenuhi kebutuhan manusia. pengolahan hasil dari telur, diantaranya adalah telur
Meningkatnya kesejahteraan manusia dan tingkat asin, yang dapat memperlama daya simpan juga
pendidikan manusia, kemudahan mendapat informasi menambah citarasa dan selera dari konsomen,
telah meningkatkan kesadaran manusia akan pangan sehingga menambah banyak pilihan dari berbagai
yang baik, salah satunya adalah telur. produk pengolahan telur.
Telur adalah salah satu sumber protein hewani Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah
yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun
bergizi tinggi. Telur terdiri dari protein 13%, lemak kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui
12%, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur pori- pori telur. Oleh karena itu usaha pengawetan
terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur.
mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan Pada umumnya masyarakat membuat telur asin
serta mineral seperti: besi, fosfor, sedikit kalsium, dengan cara yang sederhana yaitu dengan memeram
dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan telur ke dalam larutan garam, ataupun dengan
semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun berbagai media lainnya seperti Abu gosok, serbuk
putih telur yang jumlahnya sekitar 60% dari seluruh bata merah dan sebagainya, Namun permasalahan
bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit yang sering dijumpai dimasyarakat adalah kadar
47

konsentrasi larutan garam yang digunakan tidak sebanyak 225 butir. Kriteria pemilihan telur itik
menggunakan ukuran (hanya menggunakan antara lain, telur yang berukuran seragam dan
perkiraan). Sehingga sering dijumpai rasa telur asin berkualitas baik (bentuk kulitnya bagus, warnanya
yang terlalu asin dan ada juga yang kurang asin, ada bersih, posisi kuning telur ditengah dan tidak terdapat
yang kuning telur yang masir dan ada juga kuning bercak atau noda darah, dan telur utuh bulat, tidak
telur yang kurang masir. Hal ini disebabkan retak atau pecah kulitnya). Telur telah ditirnbang
pembuatan larutan/adonan garam yang tidak dengan masing-masing bobot 63,4 gram.
terukur dan perbedaan jenis media pengasinan Telur itik diambil dan dibersihkan hingga
lainnya pada masa pemeraman telur. kotorannya hilang, dan dipersiapkan media
pengasinan dengan perbandingan setiap media 1 : 2
METODE PENELITIAN dari masing-masing perlakuan yakni : 1 garam : 2 air,
1 garam 2 Abu gosok dan 1 garam 2 tanah
Bahan dan Alat lempung/liat, penyimpanan semua perlakuan selama
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan telur 10 hari.
asin yaitu telur itik alabio, tanah lempung/liat, abu Larutan air garam yang telah dipersiapkan
gosok, garam halus dan air. Sedangkan alat yang dalam wadah ember, kemudian telur dimasukkan satu
digunakan antara lain timbangan, gelas ukur, panci persatu, sesuai kapasitas daya tampung ember, agar
dan kompor. ember plastik, alat pengaduk, toples, telur tidak mengapung maka di atas permukaan air
wadah telur (eggtray). ditindis atau diletakkan kantongan plastik yang berisi
sebagian air garam tersebut atau secukupnya.
Rancangan Penelitian Kemudian ember ditutup selama penyimpanan.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam Abu gosok dicampur dengan garam dan diaduk
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), hingga tercampur merata. Campuran abu gosok dan
dengan 3 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan terdiri garam dicampur dengan air sedikit demi sedikit,
dari : kemudian diaduk hingga menjadi adonan yang kental
PG ; Larutan Garam, dan dapat melekat pada kulit telur. Telur dibalut
PA ; Adonan Abu gosok dan dengan adonan abu gosok dengan ketebalan yang
PL ; Adonan Tanah Lempung/liat. merata dan diletakkan pada wadah. Didiamkan
Data dianalisis dengan menggunakan model selama antara 10 hari dan setelah itu, telur dibuka dari
statistik nonpararnetrik Kruskal-Wallis. Jika diantara adonan abu gosok dan dibersihkan kemudian telur
perlakuan terdapat perbedaan yang nyata, maka direbus. Begitu juga terhadap tanah lempung/liat
dilanjutkan dengan uji banding rataan ranking yang diperlakukan hal yang sama.
dikembangkan oleh Gibbons (1975).
Model rancangannya yaitu sebagai berikut : Variabel
l~i-~I SjZ Ik(~+1)/6I~' Dalam penelitian ini variabel utama yang
Jika I Ri - Rj I 2 Z I k (N+1)/6 I O", maka perbedaan diamati adalah uji organoleptik telur asin yang terdiri
Ri dan Rj adalah nyata dari:
pada taraf Z = 0,05. 1. Penampilan umum.
Keterangan : 2. Rasa asin putih telur.
Ri = Rataan perlakuan ke-i 3. Rasa masir kuning telur.
Rj = Rataan perlakuan ke-j Uji organoleptic (Soekarto, 1985) yang
K = Jumlah level dalam perlakuan digunakan adalah uji kesukaan (hedonik). Panelis &
N = Jumlah total data diberi formulir isian untuk memberikan penilaian
Z = Nilai Z untuk perbandingan lebih dari dua terhadap sampel yang disajikan. Sampel yang
rata-rata. diujikan pada panelis disajikan secara acak dengan
cara pemberian kode tertentu yang masing-masing
Pelaksanaan terdiri dari tiga angka. Panelis diharapkan dapat
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan, menanggapi persepsi kesukaannya pada sampel yang
yaitu: Bahan yang digunakan adalah telur itik alabio meliputi nilai hedonik yaitu penampilan umum, rasa

Berbagai Media Pembuatan Telur Asin Terhadap Kualitas Organoleptik (Raga Samudera dan Abd. Malik)
Al Ulum Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 Nopember 2018 48

asin putih telur serta rasa masir kuning telur. Skala Penampilan umum telur dipengaruhi oleh
hedoniknya adalah : (1) sangat tidak suka; (2) tidak beberapa faktor, diantaranya yaitu garam dan air yang
suka; (3) agak tidak suka; (4) netral; (5) agak suka; masuk ke dalam putih dan kuning Penampilan umum
(6) suka dan (7) sangat suka. Penilaian dilakukan telur asin akibat penggunaan konsentrasi garam. Hal
lebih dari 25 panelis semi terlatih. ini akan mempengaruhi selera karena warna dalam
suatu produk khususnya produk makanan memegang
Analisis Data peranan penting yang dapat diterima konsumen.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif Menurut Setyaningsih (2008) Apabila suatu produk
dari penilaian organoleptik dan dianalisis memiliki warna yang menarik dapat meningkatkan
menggunakan model non-parametrik Kruskall-Walis. selera konsumen untuk mencoba makanan tersebut,
warna menjadi atribut kualitas yang paling penting,
HASIL DAN PEMBAHASAN walaupun suatu produk pangan bernilai gizi tinggi,
rasa enak dan tekstur baik, namun apabila warna yang
Penampilan Umum Telur ditampilkan kurang menarik akan menyebabkan
Data hasil pengamatan pada Tabel 1, produk pangan kurang diminati oleh konsumen.
penampilan umum telur selama penelitian dan hasil
analisis menunjukan perlakuan berpengaruh nyata Rasa Asin Putih Telur dan Rasa Masir Kuning
terhadap penampilan umum telur. Perlakuan PG Telur
menunjukkan hal yang sama dengan perlakuan PA Data hasil pengamatan selama penelitian
(kuning telur berwarna kemerahan) namun berbeda disajikan pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukan
dengan perlakuan PL, penampilan umum merupakan perlakuan berpengarah nyata terhadap rasa asin putih
salah satu parameter pada pengujian, yang akan telur maupun terhadap rasa masir kuning telur, rasa
mempengaruhi kesukaan konsumen. Penampilan ini akibat penggunaan garam, dengan nilai rata-rata
umum telur dinilai dari putih serta kuning telur. dalam skala hedonik agak suka, antara perlakuan
Penampilan umum telur menggambarkan PG dan PA tetapi secara analisa menunjukkan
keseluruhan dari telur setelah dibelah menjadi dua perbedaan yang nyata dengan PL dalam skala netral.
bagian. Sehingga akan tampak warna, yang terdiri Perbedaan ini dimungkinkan pada penggunaan tanah
dari warna putih telur asin dan warna kuning lempung/liat, sebaran molekul–molekul zat garam
kemerahan pada bagian kuning telur. Penampilan tidak merata dengan sempurna karena kepadatan
warna dapat disebabkan oleh reaksi ion-ion yang partikel tanah lempung/liat tersebut, sehingga sukar
terdapat didalam telur, hal ini terjadi karena adanya di beberapa bagian menyatu dengan zat garam
aktivitas kation dan anion dari garam yaitu ~ada+n C tersebut, yangselanjutnya kurang diserap atau masuk
1- yang meningkat dan garam merupakan salah satu ke dalam telur. Rasa asin putih telur dipengaruhi
faktor yang menyebabkan denaturasi dan oleh banyaknya garam yang masuk ke dalam putih
mempengaruhi pembentukan gel pada kuning telur telur setelah garam mengion menjadi ion Na+ dan
(Pomeranz, 1985). Cl-. Rasa asin menurut Soekarto (1985) berasal dari
zat-zat anionik seperti Cl- dan kationik seperti Na+.
Tabel 1. Rataan Penampilan umum telur, Rasa asin (proses telur difusi). Garam dan air yang masuk ke
putih telur, Rasa masir kuning telur dalam putih telur atau disebut proses difusi akan
Peubah Perlakuan mempengaruhi kekenyalan dari putih telur,
PG PA PL sedangkan pada kuning telur akan mempengaruhi
Penampilan 6,20a 6,75a 5,25b kemasiran. Proses difusi yang terjadi pada telur
umum telur
mengakibatkan penguapan gas CO2. Penguapan gas
Rasa asin putih 5,19a 5,28a 4,45b
CO2 dapat mengakibatkan rusaknya protein musin.
telur
Rasa masir kuning 5,35a 5,70a 4,30b
Menurut Muchtadi dan Sugiyono (1992), protein
telur musin yang memberikan efek kekentalan pada putih
Keterangan: Superskrip dengan hurup berbeda pada baris telur menjadi lebih encer. Tekstur masir kuning telur
yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata merupakan tekstur berpasir yang sangat khas dari
(P<0,05) telur asin yang disebabkan adanya reaksi antara
49

lipoprotein yang terkandung dalam kuning telur Kastaman, Roni; Susdaryanto dan Nopianto, Budi H.
dengan garam yang masuk ke dalam kuning telur. 2005. Kajian Proses Pengasinan Telur Metode
Menurut Chi dan Tseng (1998), tekstur masir Reverse Osmosis Pada Berbagai Lama
Perendaman. Jurnal Teknik Industri Pertanian
disebabkan oleh membesarnya granula yang ada
19(1):30-39
dalam kuning telur dan adanya dehidrasi air dari
kuning telur selama proses pengasinan akan Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu
menyebabkan tejadinya pengerasan kuning telur. Pengetahuan Bahan Pangan. PAU Pangan dan
Masuknya garam ke kuning telur menyebabkan Gizi IPB, Bogor.
protein mengalami denaturasi, lama kelamaan akan
terbentuk gel (koagulasi). Lebih lanjut menyatakan Pomeranz, Y. 1985. Functional Propoteis of Food
Components. Academic Press, Inc., London.
bahwa, garam yang masuk ke dalam kuning telur
akau melepas ikatan lipoprotein yaitu kompleks Soekarto, S. T. 1985. Penelitian Organoleptik untuk
antara lemak dan protein, sehingga lemaknya terpisah Industri pangan dan Hasil Pertanian. Bharata
dari protein. Lemak yang terpisah dari protein pada Karya Aksara, Jakarta.
granul akan menyebabkan protein-protein tersebut
saling menyatu, sehingga padatan grand polihedral Setyaningsih. D, A. 2008. Analisis Sensori Untuk
semakin membesar dan menimbulkan tekstur masir. Agroindustri. Bogor.

KESIMPULAN

a. Penampilan umum telur selama penelitian


menunjukan perlakuan berpengaruh nyata
terhadap penampilan umum telur. Perlakuan PG
menunjukkan hal yang sama dengan perlakuan
PA namun berbeda dengan perlakuan PL.
b. Hasil analisis menunjukan perlakuan
berpengarah nyata terhadap rasa asin putih telur
maupun terhadap rasa masir kuning telur, antara
perlakuan PG dan PA dengan nilai rata-rata
dalam skala hedonik agak suka, tetapi
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan PL
dalam skala netral.

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, W. 2011. Teknologi Pengolahan Pangan


Tepat Guna. Jakarta: CV Akademika
Pressindo.

Chi, S. P. and K. H. Tseng. 1998. Physicochemical


properties of salted picled yolk from duck and
chicken eggs. J. Food Sci. 63:27-30.

Gibbons, J. 1975. Non Parametric Method 4


Quantitive Analysis. Alabana : Elsevier Co.

Julianti. 2011. Dasar Teknologi dan Kimia Kulit.


Bogor: Fakultas Teknologi Hasil Pertanian,
Institut Pertaian Bogor.

Berbagai Media Pembuatan Telur Asin Terhadap Kualitas Organoleptik (Raga Samudera dan Abd. Malik)

Anda mungkin juga menyukai