1
Alamat penulis untuk korespondensi: Nurul Hidayati. Akademi Pertanian Yogyakarta. Jln. Palagan Tentara
Pelajar Km 7,5 Sariharjo, Ngaglik, Sleman. E-mail: hidayatinurul378@gmail.com
untuk mengetahui apakah pemberian rasa 3. Rasa bawang putih dan pedas: 500 gram
mempengaruhi kandungan zat-zat tersebut pada bawang putih yang sudah dikupas dan
telur asin yang dihasilkan. Dari penelitian ini dihaluskan dan 200 gram cabe rawit yang
diharapkan diperoleh informasi tentang sudah dihaluskan dicampur dan
pengaruh pemberian rasa pada telur asin ditambahkan dengan 250 cc air, lalu
terhadap kandungan air, protein dan lemak pada disaring.
telur asin, selanjutnya masyarakat dapat memilih 4. Rasa Soto: 15 gram lada dan 15 gram
telur asin biasa atau telur asin dengan pemberian ketumbar dihaluskan, kemudian
rasa yang lain untuk dikonsumsi. tambahkan jahe, lengkuas, sere, kapulaga,
peka masing-masing sebanyak 10 gram
BAHAN DAN METODE (sebelamnya dimemarkan terlebih
dahulu), daun salam dan 600 cc air.
Bahan yang digunakan dalam penelitian Kemudian direbus hingga air menjadi 300
ini adalah: telur itik, air, garam dan bubuk batu cc, kemudian didinginkan dan disaring.
bata merah (perbandingan garam: bubuk batu Adapun cara pembuatan telur asin
bata merah = 1:1). Bumbu yang digunakan: cabe dengan pemberian rasa adalah sebagai berikut.
rawit, bawang putih, dan bumbu soto lengkap. 1. Pembuatan telur asin:
Penelitian ini menggunakan Rancangan a. Garam dan bubuk batu bata merah
Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan : T0 dengan perbandingan 1: 1 dicampur
(tanpa pemberian rasa), T1 (pemberian rasa dan ditambah dengan air sampai
pedas/cabe rawit), T2 (pemberian rasa bawang), membentuk adonan menyerupai pasta.
T3 (pemberian rasa bawang dan pedas/cabe b. Telur yang sudah dicuci kemudian
rawit), dan T4 (pemberian rasa soto). Masing- dibalut dengan adonan tersebut.
masing perlakuan diulangi 3 kali. Parameter c. Telur disimpan selama 14 hari,
yang diamati adalah kandungan air, protein dan d. Setelah 14 hari, balutan adonan dilepas
lemak pada telur asin yang dihasilkan. Penentuan dan dicuci sampai bersih
kandungan air dilakukan pada campuran putih 2. Pemberian rasa:
dan kuning telur, dengan metode Oven, a. Telur yang sudah dilepas balutan
kandungan protein dilakukan pada putih telur adonan garam dan bubuk batu bata
dengan metode mikro Kjeldahl dan kandungan merahnya dan dicuci kemudian
lemak pada kuning telur dilakukan dengan disuntik dengan bumbu sebanyak 2 cc
metode Soxhlet (AOAC, 2005). Data yang menggunakan alat suntik (spuit) pada
diperoleh diolah dengan Anova, jika terdapat bagian yang tumpul pada telur.
beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s b. Telur digoyangkan agar bumbu merata.
Multiple Range Test (DMRT) pada taraf c. Bagian bekas suntikan kemudian
kepercayaan lima persen. ditutup dengan isolasi.
Cara pembuatan rasa yang diberikan ke 3. Pemasakan telur: Telur kemudian dikukus
dalam telur: selama 30 menit dengan api sedang.
1. Rasa Bawang: 500 gram bawang putih
dikupas, dicuci, dihaluskan, ditambahkan HASIL DAN PEMBAHASAN
250 cc air, lalu disaring.
2. Rasa Pedas: 200 gram cabe rawit dicuci, Pemberian rasa pada telur asin
dihaluskan dan dicampur dengan 250 cc dimaksudkan untuk mengatasi kejenuhan
air, lalu disaring. konsumen terhadap rasa telur asin yang selama
ini ada. Rasa yang diberikan dalam penelitian ini
Pengaruh Pemberian Rasa (Nurul Hidayati) 315
adalah rasa pedas, rasa bawang, rasa pedas dan memberikan keuntungan tambahan bagi
bawang, serta rasa soto. Diharapkan dengan konsumen, yaitu kandungan air, protein dan
memberikan rasa pada telur asin dapat lemak tidak berbeda tapi mendapat manfaat
meningkatkan konsumsi telur asin pada tambahan dari senyawa yang ada pada bumbu
masyarakat. Namun demikian perlu diteliti yang ditambahkan. Manfaat tersebut, antara lain:
pengaruh pemberian rasa tersebut terhadap zat 1. Adanya senyawa allicin dalam bawang putih.
gizi yang ada pada telur asin, terutama Salah satu senyawa anti oksidan pada bawang
kandungan air, protein dan lemak. putih adalah allicin. Allicin merupakan anti
Hasil penelitian menunjukkan bahwa oksidan utama dalam umbi bawang putih.
kandungan air, protein dan lemak pada telur asin Allicin (Diallylthio sulfinate) merupakan
tanpa pemberian rasa, dengan pemberian rasa salah satu komponen biologis yang paling
pedas, rasa bawang, rasa pedas dan bawang, serta aktif yang terkandung dalam bawang putih.
rasa soto dapat dilihat pada tabel berikut. Komponen ini bersamaan dengan komponen
Tabel 1 menunjukkan bahwa sulfur lain yang terkandung dalam bawang
pemberian rasa pada perlakuan yang diberikan putih berperan pula memberikan bau yang
tidak menimbulkan beda nyata terhadap khas pada bawang putih (Londhe, 2011 dalam
kandungan air, protein dan lemak pada telur asin Kurnia N., 2017). Bawang putih juga
yang dihasilkan. Dengan demikian pemberian berpotensi sebagai anti mikrobia.
bahan pemberi rasa seperti cabai rawit, bawang 2. Secara umum buah cabai rawit mengandung
putih, lada, ketumbar, jahe, lengkuas, sere, zat gizi antara lain lemak, protein,
kapulaga, peka dan daun salam tidak karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A,
berpengaruh nyata terhadap kandungan air, B1, B2, C dan senyawa alkaloid seperti
protein dan lemak pada telur asin. capsaicin, oleoresin, flavanoid dan minyak
Pemberian rasa pada telur asin yang
tidak berpengaruh terhadap kandungan air,
protein dan lemak telur asin ini dapat
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Universitas Melalui Penggaraman dengan Tekanan dan
Negeri Padang, Padang. Konsentrasi Garam yang Berbeda. Jurnal Ilmu
Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 3 (3):
Lukito, G.A., Suwarastuti, A. dan Hintono, A. 142 – 145
(2012). Pengaruh Berbagai Metode Pengasinan
Terhadap Kadar NaCl, Kekenyalan dan Tingkat Warisno. (2005). Membuat Telur Asin aneka
Kesukaan Konsumen pada Telur Puyuh Asin. Rasa. Agromedia, Jakarta.
Animal Agriculture Journal, 1(1): 829-838.
Yuliningtyas, A.W., Santosa, H. dan Syauqi, A.
Rukmana, Rahmat. (2002). Usaha Tani Cabai (2019). Uji Kandungan Senyawa Aktif Minuman
Rawit. Kanisius. Yogyakarta. Jahe Sereh (Zingiber officinale dan Cymbopogon
citratus). Jurnal Ilmiah Biosaintropis 4 (2): 1-6.
Rukmiasih, U.N. dan Indriani, W. (2015). Sifat
Fisik, Kimia dan Organoleptik Telur Asin