Skripsi Penelit ian Mahasiswa Fakult as Teknologi Hasil Pert anian Universit as Sebelas
it p c 2013
T HE INFLUENCED OF CINNAMON EXT RACT ADDIT ION T O SENSORY CHARACT ERIST IC, ANT IOXIDANT …
Viqy Must hofa
PENGARUH LAMA PEMERAMAN TELUR ASIN
TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lama pemeraman telur asin terhadap tingkat
kesukaan konsumen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan adalah lama pemeraman dimanan A = Lama
pemeraman 10 hari, B = lama pemeraman 15 hari, dan C = lama pemeraman 20 hari.
Parameter tingkat kesukaan yang diamati antara lain aroma telur asin, warna telur asin, dan
rasa telur asin. Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan
uji Duncan bila terdapat perbedaan. Hasil pengujian organoleptik menunjukkan dari segi
aroma tingkat kesukaan konsumen berkisar antara 4.47 – 5.97 dengan kriteria kurang suka
sampai agak suka, dimana hasil penghitungan sidik ragam diperoleh bahwa lama
pemeraman mempengaruhi kesukaan konsumen terhadap aroma telur asin yang dihasilkan
dan uji lanjut duncan menunjukkan perlakuan pemeraman selama 10 hari berbeda nyata
dengan kedua waktu pemeraman telur yang lain. Sedangkan untuk parameter yang lain
perhitungan sidik ragam tidak menunjukkan perbedaan tingkat kesukaan konsumen, kecuali
pada warna putih telur, dimana uji lanjut Duncan menunjukkan tingkat kesukaan konsumen
pada warna putih telur dengan lama pemeraman 10 hari dan lama pemeraman 20 hari
keduanya berbeda nyata, tetapi tidak berbeda nyata dengan pemeraman 15 hari.
Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa lama pemeraman berpengaruh terhadap
aroma dan warna telur baik putih dan kuning telur. Lama pemeraman yang menghasilkan
aroma dan warna telur asin yang disukai konsumen adalah 15 dan 20 hari.
Kata kunci : telur asin, lama pemeraman, tingkat kesukaan konsumen
Pendahuluan
Telur asin adalah salah satu bentuk pengawetan telur yang dapat ditemukan di
beberapa negara, misalnya Indonesia, Cina dan Taiwan. Keuntungan dari proses pengasinan
disamping pengawetan adalah meningkatkan cita rasa, yaitu masir atau berpasir yang
didapatkan dari kuning telur. Telur yang biasa digunakan untuk pembuatan telur asin adalah
telur itik. Hal ini adalah karena telur itik mempunyai kadar lemak yang lebih tinggi
dibandingkan dengan telur ayam. Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1979)
kadar lemak kuning telur itik adalah 35%, sedangkan kadar lemak kuning telur ayam adalah
31.9%.
Proses pengasinan dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu merendam telur dengan
larutan garam jenuh dan membungkus telur dengan adonan garam yang biasanya terdiri dari
bubukan bata, abu gosok dan garam atau dengan kata lain pemeraman (Suprapti, 2002).
Metodologi
Tahapan penelitian
Penelitian akan dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :
1. Preparasi bahan
Bahan yang akan digunakan adalah telur itik kandang. Kriteria pemilihan telur itik
antara lain, telur yang berukuran seragam dan berkualitas baik (bentuk kulitnya bagus,
warnanya bersih, posisi kuning telur ditengah dan tidak terdapat bercak atau noda darah, dan
telur utuh bulat, tidak retak atau pecah kulitnya).
Susi Lesmayati, Eni Siti Rohaeni, dan Barnuwati : Pengaruh lama pemeraman telur asin |
596
Gambar 1. Preparasi bahan
2. Pembuatan adonan pasta pengasinan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan adonan pasta pengasinan adalah campuran
serbuk batu bata halus, abu gosok, garam dan larutan teh dengan perbandingan antara serbuk
batu bata halus : abu gosok : garam yaitu 5:2:3 (b/b). Sedangkan larutan teh yang digunakan
yaitu 5 g teh dalam 2 liter air.
Susi Lesmayati, Eni Siti Rohaeni, dan Barnuwati : Pengaruh lama pemeraman telur asin |
598
Aroma memiliki fungsi yang penting dalam produk pangan, karena sebelum
mengkonsumsi biasanya terlebih dahulu aroma makanan tercium oleh indra hidung, apabila
aroma pada produk terlalu menyengat atau terkesan hambar akan membuat konsumen tidak
tertarik mengkonsumsi. Hasil uji sensoris tingkat kesukaan untuk parameter aroma telur
asin dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik sensoris telur asin pada parameter aroma
Keterangan : angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan adanya beda nyata pada taraf α 0.05
Skor rata-rata tingkat kesukaan terhadap aroma telur asin dengan beberapa tingkatan
waktu pemeraman berkisar antara 4.47 – 5.97 dengan kriteria kurang suka sampai agak
suka. Hasil penghitungan sidik ragam diperoleh bahwa lama pemeraman mempengaruhi
kesukaan konsumen terhadap aroma telur asin yang dihasilkan (P<0.05), dimana hasil uji
lanjut duncan menunjukkan perlakuan pemeraman selama 10 hari berbeda nyata dengan
kedua waktu pemeraman telur yang lain. Dari nilai skor yang ditunjukkan semakin lama
waktu pemeraman maka aroma semakin disukai konsumen, hal ini mungkin disebabkan
semakin lama pemeraman maka bau amis pada telur asin dapat berkurang.
Tingkat kesukaan
Perlakuan
Putih telur Kuning telur
Keterangan : angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan adanya beda nyata pada taraf α 0.05
Skor rata-rata tingkat kesukaan terhadap rasa putih telur asin dengan beberapa
tingkatan waktu pemeraman berkisar antara 5.37 – 5.90 dengan kriteria netral sampai agak
suka, sedangkan untuk rasa kuning telur berkisar antara 6.53 – 6.73 dengan kriteria agak
suka – suka. Perhitungan sidik ragam pada rasa putih telur diperoleh hasil lama pemeraman
tidak berpengaruh terhadap kesukaan konsumen terhadap rasa dari putih telur asin (P>0.05).
Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”,
Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 599
Begitu pula pada tingkat kesukaan konsumen pada rasa kuning telur, dimana dari
perhitungan sidik ragam menunjukkan tidak ada perbedaan nyata, sehingga dari segi rasa
baik itu pada putih telur maupun pada kuning telur, lama pemeraman tidak berpengaruh
nyata.
Tingkat kesukaan
Perlakuan
Putih telur Kuning telur
Keterangan : angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan adanya beda nyata pada taraf α 0.05
Warna yang disukai pada telur asin yaitu putih pada bagian putih telur dan kuning
kemerahan pada bagian kuning telurnya (Putri, 2011). Skor tingkat kesukaan terhadap
warna putih telur asin dengan beberapa tingkatan waktu pemeraman berkisar antara 6.13 –
6.87 dengan kriteria agak suka sampai suka, dimana dari perhitungan sidik ragam diperoleh
hasil lama pemeraman berpengaruh terhadap kesukaan konsumen terhadap warna dari putih
telur asin. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan tingkat kesukaan konsumen pada warna
putih telur dengan pemeraman selama 10 hari berbeda nyata dengan pemeraman 15 hari,
tetapi keduanya tidak berbeda nyata dengan pemeraman selama 20 hari. Sedangkan untuk
warna kuning telur rata-rata tingkat kesukaan terhadap rasa kuning telur asin dengan
beberapa tingkatan waktu pemeraman berkisar antara 6.53 – 6.73 dengan kriteria agak suka
sampai suka, dimana dari perhitungan sidik ragam diperoleh hasil lama pemeraman tidak
berpengaruh terhadap kesukaan konsumen terhadap warna dari kuning telur asin.
Susi Lesmayati, Eni Siti Rohaeni, dan Barnuwati : Pengaruh lama pemeraman telur asin |
600
Kesimpulan
Berdasarkan kajian ini disimpulkan bahwa lama pemeraman memberikan pengaruh
terhahap aroma dan warna telur asin yang dihasilkan. Lama pemeraman yang menghasilkan
telur asin dengan aroma dan warna telur asin yang disukai konsumen adalah selama 15 dan
20 hari.
Daftar Pustaka
Astawan, M. 2005. Telur Asin dengan Penyakit. http://www.depkes.go.id/
index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=22&Itemid=3 [26 Desember
2005].
Idris, S. 1984. Telur dan Cara Pengawetannya. Inter Report 14 Nuffic-Unibraw, Malang.
Kartika, Bambang, P. Hastuti, dan W. Suprapto. 1988. Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangan.
UGM. Yogyakarta.
Margono dan Muljadi. 2000. Studi Transfer Massa Garam dalam Telur Secara Batch.
Laporan Penelitian. Fakultas Teknik. UNS. Surakarta.
Putri, I. S. I. 2011. Pengaruh Penambahan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)
Terhadap Aktivitas Antioksidan, Total Fenol Dan Karakteristik Sensoris Pada Telur
Asin. Skripsi Penelitian Mahasiswa Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.
Setyaningsih. D, A. 2008. Analisis Sensori Untuk Agroindustri. Bogor.
Sirait, C. S. 1983. Hubungan warna dan mutu telur. Poultry Indonesia. No. 44/Tahun IV :
14.
Suprapti, M. L. 2002. Pengawetan Telur. Kanisius. Yogyakarta.
Suryatno, Hedi., Basito., Widowati, E. 2012. Kajian Organoleptik, Aktivitas Antioksidan,
Total Fenol Pada Variasi Lama Pemeraman Pembuatan Telur Asin yang Ditambah
Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe). Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1
Oktober 2012. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret. ISSN:
2302-0733 [p 118-125].