Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MEMBUAT PRODUK BIOTEKNOLOGI

DONAT

Disusun Oleh Kelompok 4 Biologi 1

Nama: Mei Dwi Novita Sari

Kelas : XII BIOLOGI 5

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 02 BATU

Jl. Hasanuddin. Junrejo, Kec. Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, 65321

BAB I

PENDAHULUAN
A. Tujuan
Adapun tujuan dalam Praktikum Pembuatan Telur Asin adalah sebagai berikut :
1. Siswa mengetahui proses dari pembuatan telur asin.
2. Siswa mengetahui proses osmosis yang terjadi pada pembuatan telur asin.
3. Siswa mengetahui perbandingan pada telur asin sebelum dan sesudah proses
pengasinan.
A. Latar Belakang
Telur merupakan salah satu sumber protein yang berasal dari hewan, telur
memiliki rasa yang yang enak dan lezat, serta telur juga mudah dicerna dan bergizi
tinggi. Telur pun sangat mudah diperoleh dan memilki harga yang murah dan
terjakau untuk semua kalangan masyarakat. Telur mempunyai banyak sekali
manfaat bagi kehidupan manusia, seperti telur dapat dimanfaatkan untuk lauk atau
makanan pendamping nasi, bahan untuk campuran berbagai jenis makanan, bahan
dasra pembutan tepung telur, untuk obat, dan lain-lain. Untuk satu butir Telur kira-
kira mengandung protein sebanyak 13%, lemak sebanyak 12% serta ada pula
vitamin dan mineral.
Kuning telur merupakan bagaian telur yang memilki nilai tertinggi. Asam amino
esensial terkadnung pada bagina kuning telur. Asam Amino esensial pada bagian
kuning telur ini, dapat membatu dalam proses percepatan pertumbuhan otot dan juga
mineral seperti besi, vitamin b kompleks, kalsium, dan juga fosfor. Sedangkan untuk
bagian pada putih telur dengan jumlah sekitar 60% dari seluruh bulatan satu butir
telur mengandung sedikit karbohidrat dan juga memiliki 5 jenis protein.
Tapi meskipun demikian, telur meemilki kelemahan. Telur memilki sifat yang
mudah rusak, baik itu kerusahan, inilah salah satu kelemahan telur yang paling
utmana. Kerusakan bisa saja kerusakan secara alamia atau pun kerusakan karena
proses kimiawai, seperti kerusakan yang diakibatkan kerana serangan
mikroorganisme yang menyerang melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha untuk
mengawetkan telur menjadi hal yang sangat penting untuk mempertahankan kualitas
telur.
Kerusakan pada telur memeng sering terjadi proses penyimpanan yang lebih dari
2 minggu pada ruang terbuka. Baik itu kerusakan yanagtampah dari luar, bahkan
kerusakan yang tejadi atau tampak di dalam telur setelah telur pecah. Kerusakan
pada telur bis saja adalah kerusakan alami (pecah, retak ). Kerusakan lain yang
terjadi pada telur dipengaruhi oleh faktur udara dari dalam telur keluar. Hal inilah
yang menyebabkan derajat keasaman naik. Sebab lain terjadinya kerusakan pada
telur, bisa disebabkan oleh uap air yang kerluar dari dalam telur, sehingga membuat
berat telur turun serta putih telur encer, dan kesegaran dan kualitas dari telur
tersebut akan menurun. Kerusakan lain pada sebutir telur juga bisa diakrenakan oleh
faktor lain, seperti mikroba yang masuk ke telur. Masuknya mikroba pada telur bisa
terjadi saat telur tersebut masih berada dalam tubuh induknya. Kotoran yang
menempel pada kulit telur, juga menjadi penyebab utama yang sering membuat
kualitas telur menurun. Suhu penyimpanan dan kelembaban ruangan penyimpanan
telur, juga menjadi pengaruh penurunan mutu telur.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telur
Telur adalah bahan pangan yang kaya akan sumber protein hewani yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat. Pada slogan empat sehat lima sempurna, tercatat
bahwa telur adalah lauk yang bergizi tinggi. Juga beberapa tahun yang lalu,
Departemen Pertanian juga mengeluarkan slogan semangkuk sayur sebutir telur
dalam usaha menggiatkan pemanfaatkan pekarangan rumah di pedesaan. Slogan
tersebut memiliki maksud agar setiap keluarga dapat memanfaatkan pekarangan
rumahnya untuk bertanam sayur dan memelihara ayam sebagai sumber pangan di
dalam keluarganya. (Pratomo, 2003)
Telur merupakan bahan makanan yang sangat populer, terlebih lagi di masyrakat
Indonesia, selain itu telur juga menjadi bahan makanan yang serba guna. Telur
sanagt bermanfaat, beberapa manfaat telur antara lain dapat dijaikan bahan
pengental, bahan untuk pengembang, dan juga pengemulsi untuk berbagai jenis
masakan, misalnya saja untuk pembuatan roti dan salad. Telur rebus, telur mata
sapi atau telur dadar adalh olahan dari telur yang sangat sederhan tapi tetap enak
untuk disajikan. Selain itu, telur juga bisa untuk campuran makanan lainnya, seperti
mie, bakso, telur asin, dan masakan olahan lainnya. Satu lagi manfaat telur adalah
untuk campuran jamu. Tapi biasanya telur ayam kampung dan bebek yang
digunakan.

B. Telur Asin

Telur memang mudah rusak dan busuk. Utnuk itu, telur sangat membutuhkan
proses penanganan yang cermat dan hati-hati, mulai dari proses pengambilan terlur
dari kandang, sampai prose cara penyimpanan saat sudah berada di tangan
konsumen. Ada banyak cara untuk mempertahankan telur, Salah satunya adalah
dengan pengawetan. pengasinan atau pembuatan telur asin adalah cara pengawetan
yang paling mudah dan sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. meskipun
demikian, ada sebuah fakta yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat pada
umumnya, fakta tersebut adalah bahwasannya pada proses pengasinan ini
hendaknya dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek kualitatif dan juga aspek
kuantitatif dari komponenen zat-zat gizi yang terkandung di dalam telur
sebagaimana kondisi awal telur sebelum diolah. Sebagai contoh, jika sampai terjadi
kerusakan pada lemak atau minyak ketika proses pengawetan, maka jika dikonsumsi
telur tersebut dapat menganggu kesehatan, seperti dapat menyebabkan penyakit
jantung dan kolesterol, serta penyakit lainnya (Suprapti, 2002). Telur asin yang
sudah matang dapat bertahaan selama kurang lebih 2-3 minggu, agar makin awet,
bisa menggunakan larutan pembubuhan teh ke dalam adonan untuk proses
pengasinan telur asing. Hal tersbut dapat menjadikan telur asin awet atau tahan
sempai 6 minggu.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Hari, tanggal : Senin, 15 Agustus 2022
Pukul : 14.00 – selesai
Tempat : Laboratorium Biologi
3.2 Alat dan Bahan
Alat :

● Baskom

● Alat Pengaduk

● Amplas

● Panci (untuk memasak)

● Kompor (untuk memasak)

● Plastik (untuk membungkus telur saat dimasak)

● Gunting (melubangi plastik)

Bahan :

● Telur 5 jenis (telur ayam kampung 1 butir, telur bebek 3 butir, telur

mentok 1 butir, telur ayam petelur 1 butir, telur puyuh 2 butir)


● Garam 125 gram

● Abu gosok 375 gram

● Air bersih secukupnya

3.3 Prosedur Kerja


1. Pertama perlu untuk memilih telur yang memiliki mutu yang baik
(tidak retak atau busuk). Untuk memilihnya dapat dilakukan dengan
cara merendam telur tersebut, jika telur bebek mangapung, itu berarti
telur tersebut berkualitas buruk.
2. Setelah menemukan telur dengan kualitas yang baik, maka proses
selanjutnya adalah membersihkan telur dangan cara digosok
menggunakan amplas dengan hati-hati agar telur tidak pecah dan
dicuci lalu dilap agar kering. Kemudian singkirkan telur yang sudah
bersih tersebut
3. Membuat adonan untuk pengasinan telur. Adonan ini terdiri dari abu
gosok dan garam.
4. Campurkan semua bahan tersebut dengan perbandingan berbeda
sesuai tingkat ketebalan telur. Jika tinggi tingkat ketebalannya, maka
garam yang dibutuhkan akan semakin banyak. Adonan dicampur
dengan air secukupnya.
5. Tahap selanjutnya adalah tahap pembungkusan telur. Bungkus telur
dengan adonan pengasinan dengan ketebalan kurang lebih 1 cm – 2
cm. Simpan telur dalam wadah toples plastik atau wadah lain dengan
kisaran waktu kurang lebih 7-20 hari. Pada proses penyimpanan,
pastikan telur tidak pecah atau retak kulitnya. Telur disimpan di tempat
bersih dan terbuka.
6. Segera bongkar adonan pembalut pada telur, jika proses penyimpanan
atau pengeraman sudah cukup waktunya (+/- 7-20 hari). Sebaiknya
tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering menjadi sedikit
basah dan gembur, hal ini dilakukan agar tidak merusak telur pada saat
pengbongkaran adonan pembalut,. Sehingga, adonan dapat dibongkar
dengan aman dan lebih mudah.
7. Terakhir, telur pun siap untuk dimasak (direbus atau dikukus)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

No. Jenis Telur Jumlah Rasa Kemasiran Keterangan

(kurang, pas, Ya / Tidak Komposisi :


asin)

1. Telur Ayam 1 pas ya Garam : Abu gosok


kampung
1:3

Air secukupnya

2. Telur Ayam 1 pas ya Garam : Abu gosok


Petelur
1:3

Air secukupnya

3. Mentok 1 Sedikit keasinan ya Garam : Abu gosok


1:3

Air secukupnya

4. Telur bebek 3 keasinan ya Garam : Abu gosok

1:3

Air secukupnya

5. Puyuh 4 keasinan ya Garam : Abu gosok

1:3

Air secukupnya

4.2 Pembahasan

Praktikum pembuatan telur asin ini, mengggunakan lima jenis telur


sebanyak 10 butir dan adonan untuk proses pengasinan dengan bahan, abu
gosok, garam, dan campuran sekam. Proses penyimpanan atau pengeraman
dilakukan selama 14 hari, Perbandingan garam dengan abu gosok adalah 1:3.
Telur asin perlu dieram selama kurang lebih 7-14 hari.

Berdasarkan asal hewannya bentuk telur yang digunakan dalam


praktikum ini memiliki bermacam-macam bentuk, mulai dari hampir bulat dan
lonjong. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk telur, antara lain
faktor turun temurun, umur induk ketika bertelur, serta dapat pula diakibatkan
oleh sifat fisiologis yang ada di dalam tubuh induk.
Proses Osmosis adalah suatu proses perpindahan molekul zat terlarut dari
konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi lebih tinggi (hipertonik). Hal
inilah yang mengakibatkan rasa telur yang semula tawar menjadi asin.
pertambahan berat telur akan dialami pada telur yang direndam dengan garam.
Hal ini dikarekanakan masuknya suatu molekul ke dalam telur. Molekul tersebut
adalah molekul air dan garam yang masuk dalam telur.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan praktik yang sudah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan


sebagai berikut ini :

1. Proses pembuatan telur asin memilki tujuan agara telur dapat disimpan
lebih lama lagi atau lebih awet
2. Keberhasilan pembuatan telur asin ini ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain konsentrasi zat terlarut, suhu, tekanan, dan bahan- bahan yang
bercampur dengan air.
3. Proses masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi
osmosis, ion Na di dapatkan dari garam, sedangkan ion H+ berasal dari
air, dengan demikian, ion Na masuk ke dalam telur dan kadar air
berkurang, hal ini mengakibatkan telur akan berubah menjadi asin.
4. Tingkat rasa asin pada telur bebek pada praktikun ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor. seperti faktor waktu, ketebalan pasta atau adonan, serta
faktor perbandingan pecahan batu bata dan tanah saat proses pembuatan
adonan pengasinan.
5. Jika semakin sedikit kandung air dalam telur, maka telur asin
akansemakin awet.
6. Setiap jenis telur memiliki tingkat ketebalan berbeda-beda sehingga
diperlukan adonan media yang perbandingannya juga berbeda.

Daftar Pustaka
https://academia.co.id/praktikum-pembuatan-telur-asin/
https://youtu.be/jLVRfsGKzTU

Anda mungkin juga menyukai