Anda di halaman 1dari 4

Nama:nadia istiqomatul khoiroh

Kelas:9H
No absen:18

Laporan Pembuatan Telur Asin Dengan


Batu Bata

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Telur adalah salah satu makanan yang mengandung protein tinggi. Telur juga mudah diolah
dan dikreasikan ke berbagai bentuk makanan. Telur memiliki kandungan 13% protein,12%
lemak serta vitamin dan mineral. Telur memiliki banyak kandungan yang bermanfaat untuk
tubuh. Salah satunya kuning telur mengandung asam amino esensial yang berguna dalam
mempercepat pertumbuhan otot serta mineral seperti besi, fosfor, sedikit kalsium dan vitamin B
kompleks. Kemudian, putih telur mengandung 5 jenis protein dan beberapa karbohidrat.

Selain kelebihan terdapat pula kekurangan telur. Kelemahan telur yaitu mudah rusak atau
pecah, disebabkan kerusakan alami, kimiawi serta kerusakan akibat serangan mikroorganisme.
Telur yang disimpan dalam waktu lama tanpa adanya pengawetan akan menurunkan
kandungan dan isi telur serta putih telur akan menjadi cair. Telur yang di awetkan bisa
memperpanjang waktu penyimpanan. Cara pengawetan yang biasa digunakan adaah dengan
di asinkan. Oleh sebab itu, pengawetan telur penting untuk menjaga kandungan di dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa warna telur sebelum dan sesudah di asinkan berbeda ?
2. Mengapa telur setelah di asinkan lebih tahan lama ?
3. Bagaimana proses pembuatan telur asin?
4. Bagaimana takaran yang tepat untuk membuat telur asin?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui teknik dan proses pembuatan telur asin.
2. Mengetahui proses osmosis pada pembuatan telur asin.
3. Mengetahui perubahan warna seperti pada telur asin umumnya.
4. Memperpanjang periode pembusukan (pengawetan).
5. Memenuhi tugas prakarya yang di berikan oleh Drs. Basori

1.4 Alat dan bahan


1. Alat :
-Wadah plastik dan
- pengaduk

2. Bahan :
-4 butir telur bebek,
-100 gr garam,
-100 gr abu gosok,
-100 gr batu bata yang sudah di haluskan,
-Air secukupnya
1.5 Proses pembuatan
1. Lakukan pemilihan telur dengan kualitas baik. Caranya rendam telur tersebut, bila telur itu
tenggelam maka kualitasnya baik. Kemudian bersihkan telur dangan mencuci hingga bersih dan
keringkan.
2. Sediakan bahan berupa :
Abu gosok
Bubuk batu bata merah
Garam
Campurkan ketiga bahan untuk membuat adonan. Gunakan perbandingan adonan 1 : 1 agar
mendapatkan adonan yang tepat. Apabila dicobakan pada telur lalu melekat, maka adonan
sudah tepat. Untuk pemakaian air gunakan seerlunya dengan melihat pada kekeringan. Apabila
tingkat kekeringan tinggi, maka sediakan banyak air. Sebaliknya bila rendah maka air yang
diperlukan sedikit saja.
3. Air ditambahkan secukupnya dan diaduk hingga membentuk seperti pasta.
4. Adonan yang telah jadi digunakan untuk membungkus telur yang ketebalannya berkisar
antara 1 cm - 2 cm. Telur disimpan dalam wadah plastik yang berkisar antara 7-20 hari.
Letakkan di tempat terbuka dan aman.
5. Setelah periode tersebut, adonan pada telur langsung dibongkar. Tambahkan sedikit air
untuk memudahkan dalam proses pembongkaran telur. Hal ini dimaksudkan agar proses
pembongkaran akan lebih cepat dan tidak merusak telur.
6. Setelah dibongkar, kemudian dicuci hingga bersih dan direbus terlebih dahulu.

2. Kesimpulan
1) Telur asin dibuat dengan membungkus telur dengan adonan campuran dari garam, abu
gosok dan bubuk batu bata yang menggunakan perbandingan 1:1 ( 100 gr garam : 100 gr abu
gosok 100 gr bubuk batu bata). Diawali dengan pembersihan telur lalu dibungkus dengan
adoan campuran tadi dan ditambah air sedikit supaya gampang menempel.
2) Pengasinan pada telur bertujuan memperlambat periode pembusukan telur atau biasa
disebut pengawetan.
3) Pada proses masuknya garam ke dalam telur dalam proses pembungkusan melalui teknik
dehidrasi osmosis. Penjabarannya yaitu :
Ion Na berasal dari garam dan ion H+ berasal dari air.
Ketika ion Na masuk ke dalam telur jumlah air menjadi berkurang.
Dengan berkurangnya jumlah air, maka telur akan menjadi asin.
4) Ketinggian keasinan pada telur dipengaruhi beberapa faktor seperti ketebalan pasta, dan
juga perbandingan antara pecahan batu bata dan tanah pada waktu pembuatan pasta.
5) Semakin sedikit air yang digunakan maka telur semakin awet.

3. Pembahasan
Laporan merupakan suatu karya ilmiah yang diciptakan untuk memberikan bukti atas suatu
praktikum yang dilakukan seorang individu atau sekelompok orang. Laporan bertujuan untuk
meminta pertimbangan dan keputusan dari seorang pengajar untuk mendapat hasil. Laporan
harus mencantumkan data yang benar, objektif, dan sistematis.

Anda mungkin juga menyukai