Anda di halaman 1dari 11

Machine Translated by Google

Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 35(2), 326-336, 2020


URL: https://jurnal.uns.ac.id/carakatani/article/view/40907
DOI: http://dx.doi.org/10.20961/carakatani.v35i2.40907

ISSN 2613-9456 (Cetak) 2599-2570 (Online)

Sistem Produksi dan Pemasaran Ayam Kampung di Kabupaten Batang,


Jawa Tengah, Indonesia

Agus Setiadiÿ, Siswanto Imam Santoso, Suryani Nurfadillah, Kadhung Prayoga dan Enggar Prasetyo
Departemen Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas
Diponegoro, Semarang, Indonesia
*Penulis koresponden: agus_setiadi2006@yahoo.co.id

Abstrak

Ayam kampung merupakan salah satu ayam kampung yang banyak diminati konsumen dan memiliki potensi yang baik
sebagai komoditas peternakan. Namun yang menjadi permasalahan adalah sebagian besar ayam kampung dipelihara
dengan sistem free range tanpa ada standar cara pemeliharaan dan waktu pemeliharaan. Para peternak akan menjual
ayamnya sesuai permintaan pasar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui subsistem produksi dan pemasaran agribisnis
dari ayam kampung. Seratus kampung peternak ayam dari 9 kecamatan di Kabupaten Batang
diwawancarai. Responden dipilih secara simple random sampling. Setiap peternak memiliki 4-120 ekor ayam
kampung dengan jumlah rata-rata 6,76 ekor per peternakan. Subsistem produksi unggas terdiri dari enam
variabel penyusun yaitu administrasi/pembukuan, lokasi, teknologi pemeliharaan, sistem pemeliharaan,
kelangsungan usaha dan sanitasi. Masing-masing variabel penyusunnya menghasilkan skor sebesar 1,44;
1,75; 1,68; 2,77; masing-masing 1,55 dan 2,03 dengan nilai rata-rata 1,87. Hasil tersebut menunjukkan
penerapan subsistem produksi agribisnis berada pada kategori sedang.
Penilaian penerapan subsistem pemasaran meliputi lima variabel yaitu skala pemasaran, tujuan pemasaran,
teknologi pemasaran, informasi pasar dan harga dengan skor masing-masing 1,52, 1,76, 1,41, 1,85 dan 1,18;
atau mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,54. Hasil ini menunjukkan bahwa subsistem pemasaran mempunyai
kategori sedang. Perbaikan sistem produksi yang meliputi pencatatan pembukuan, peningkatan jumlah skala
pemeliharaan dan proses sanitasi akan meningkatkan produktivitas usahatani. Peningkatan sistem pemasaran
seperti penerapan pemasaran elektronik akan meningkatkan efisiensi pasar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perbaikan subsistem produksi dan pemasaran agribisnis diperlukan guna meningkatkan pendapatan
petani.
Kata Kunci: agrobisnis; ayam kampung; pemasaran; produksi; desa

Kutip berikut ini: Setiadi, A., Santoso, SI, Nurfadillah, S., Prayoga, K., & Prasetyo, E. (2020). Sistem Produksi
dan Pemasaran Ayam Kampung di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Indonesia. Caraka Tani: Jurnal Pertanian
Berkelanjutan, 35(2), 326-336. doi: http://dx.doi.org/10.20961/carakatani.v35i2.40907

PERKENALAN dibandingkan ayam broiler. Ayam kampung


dilaporkan memiliki protein tinggi dan kolesterol
Sektor perunggasan merupakan salah satu rendah menyebabkan permintaan daging ayam
sektor yang prospektif untuk dikembangkan di kampung sangat tinggi (Setiadi et al., 2016). Kondisi
Indonesia. Ayam kampung sudah menjadi komoditas ini juga dijelaskan oleh Rasyaf (2010) dan Anas dkk.
yang mempunyai pasar yang besar, termasuk ayam (2020) bahwa permintaan daging ayam kampung
kampung. Penyebabnya adalah budaya hidup sehat akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga
yang memasyarakat. Ada anggapan di masyarakat berpotensi. Data dari BPS-Statistik Indonesia
bahwa ayam kampung memiliki kandungan gizi yang lebih tinggimencatat bahwa tingkat konsumsi
(2019)

ÿ
Diterima untuk diterbitkan pada 29 Maret 2020
Diterima setelah koreksi 1 September 2020

326 Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336 327

daging ayam per kapita meningkat dari 5,5 kg pada tahun liburan. Namun seringkali harga berada pada posisi
2018 menjadi 6,2 kg pada tahun 2019. Data ini tentu rendah karena masyarakat lebih menyukai daging ayam
menggambarkan fakta bahwa beternak ayam merupakan broiler. Namun, meskipun terdapat beberapa
salah satu pilihan yang prospektif untuk diambil. permasalahan seperti praktik pengelolaan yang kurang
Banyak ayam kampung yang dipelihara di pedesaan optimal dan fluktuasi harga daging; Permasalahan utama
untuk tujuan produksi daging dan telur. yang dihadapi peternak ayam kampung adalah mahalnya
Di beberapa negara, ayam kampung berperan penting harga pakan. Hal ini terjadi karena bahan pakan
dalam mendukung ketahanan pangan (Abdelqader et sebagian besar diimpor dari negara lain seperti jagung
al., 2007; Halima et al., 2007; dan bungkil kedelai. Dalam lingkup pengembangan
Muchadeyi dkk., 2007; Menabur dan Grongnet, 2010; ayam lokal, Widjastuti dkk.
Rodríguez dkk., 2011; Okeno dkk., 2012; Mahoro dkk., (2018) menjelaskan permasalahan utama peternakan
2017; Moussa dkk., 2019). ayam lokal adalah rendahnya ketersediaan anak ayam
Sayangnya, peternakan ayam kampung banyak umur sehari, rendahnya produktivitas dan sistem
dilakukan oleh peternak kecil dengan sistem peternakan produksi yang masih tradisional. Salah satu cara untuk
tradisional. Sebagian besar ayam kampung dipelihara mengatasi permasalahan di atas adalah dengan
dengan sistem free-range dimana ayam dapat bebas menerapkan praktik yang baik dalam sistem agribisnis.
berkeliaran mencari makan. Setiadi dkk. (2016) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja
menyatakan bahwa ayam kampung dipelihara di produksi dan subsistem pemasaran ayam kampung di
pedesaan oleh 80% penduduk Indonesia. Sofyan dkk. Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Indonesia. Tujuan
(2019) juga mengatakan bahwa pemeliharaan ayam di yang diangkat dari penelitian ini berbeda dengan
pedesaan berkontribusi dalam mendukung ketahanan penelitian lain yang menjadikan ayam kampung sebagai
pangan. objek penelitian.
Salah satu alasan mengapa ayam kampung di Penelitian yang dilakukan oleh Oskar dkk. (2013) dan
Indonesia masih dipelihara dalam skala usaha kecil Sinaga dkk. (2014) hanya melihat faktor-faktor yang
adalah karena hanya dijadikan sebagai penghasilan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
tambahan oleh masyarakat. Saat ini, semakin banyak daging ayam kampung. Sementara itu, Hasriani dkk.
orang yang menganggap bertani di sawah sebagai (2019) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
sumber pendapatan utama. Sedangkan bila ada permintaan ayam kampung. Lainnya, Rosningsih (2012)
pengeluaran yang tidak direncanakan atau ada acara melihat lebih banyak perubahan kondisi sosial ekonomi
khusus maka ayam kampung tersebut dijual atau peternak ayam kampung setelah adanya program
dimanfaatkan. Telur yang dihasilkan digunakan keluarga peternakan mini terpadu. Ada pula Suharyon dkk. (2020)
untuk lauk pauk dan tambahan protein. Ayam kampung yang lebih melihat aspek ekonomi dan kelembagaan
masih belum dipandang sebagai komoditas yang layak. dalam peternakan ayam kampung. Loing dan Makalew
Ayam kampung masih dipandang sebagai tabungan (2016); Penggu dkk. (2014); Dan
yang bisa dijual kapan saja ketika membutuhkan uang.
Kondisi serupa juga ditemukan di Kabupaten Batang, Widyantari (2015) juga mengkhususkan penelitiannya
Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Batang merupakan pada kelayakan finansial dan budidaya ayam kampung.
salah satu sentra usaha ayam kampung di Jawa Tengah; Terakhir, penelitian dari Homer et al. (2017) menekankan
dengan para petani masih mengadopsi sistem produksi permasalahan dan skenario pengembangan peternakan
tradisional. Peternak ayam kampung di Kabupaten ayam kampung. Dari berbagai kajian tersebut terlihat
Batang memelihara ayam kampung secara bebas. bahwa tulisan ini hendaknya memberikan pemahaman
Sistem produksi yang demikian tentu akan menghambat dan pandangan yang berbeda mengenai sistem produksi
perkembangan usaha ayam kampung. Inilah alasan di dan pemasaran
balik makalah ini; untuk mempelajari sistem produksi ayam kampung yang belum tersedia pada penelitian
ayam kampung yang ada dan bagaimana cara sebelumnya. Selain itu, para petani masih fokus pada
melakukannya. produksi, belum terlalu terlibat dalam praktik pemasaran.

Selain sistem produksi, sistem pemasaran ayam


kampung juga mempunyai banyak permasalahan. Di BAHAN DAN METODE
pasaran saat ini, harga ayam kampung dan/atau
Penelitian tentang analisis usaha ayam kampung
dagingnya sangat tidak stabil. Ada kalanya harganya
dilakukan di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah,
sangat mahal pada hari-hari tertentu misalnya hari
Indonesia. Kabupaten Batang
keagamaan

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

328 Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336

dipilih karena tingginya pertumbuhan produksi ayam Bandar. Kesembilan kecamatan ini dipilih karena
kampungnya. Secara spesifik ada sembilan merupakan sentra produksi ayam kampung di
kecamatan yang dijadikan sampel penelitian yaitu Kabupaten Batang. Distribusi sampel responden
Bawang, Tersono, Limpung, ditunjukkan pada Tabel 1.
Gringsing, Subah, Batang, Reban, Blado dan

Tabel 1. Sebaran sampel tiap kecamatan


TIDAK. Nama kecamatan Jumlah responden (orang) Persentase (%)
1. Bawang 2. 52 52
Tersono 3. 18 18
Limpung 4. 08 08
Gringsing 5. 07 07
Subah 6. 05 05
Batang 7. 04 04
Reban 8. 02 02
Blado 9. 02 02
Bandar 02 02
Total 100 100

Dalam penelitian ini observasi dan wawancara subsistem agribisnis) dan;


terstruktur dilakukan dengan bantuan kuesioner 3. > 2,01 (baik/berlaku hampir pada semua subsistem
kepada seluruh 100 responden. Dari wawancara agrobisnis).
tersebut diperoleh data primer mengenai karakteristik Variabel penilaian subsistem produksi ada 6
responden, sistem produksi dan pemasaran. Data yaitu administrasi/
tambahan seperti penggunaan input, pendapatan pembukuan, lokasi, teknologi pemeliharaan,
dan biaya produksi juga dikumpulkan. Pembobotan pemeliharaan sistem, kelangsungan usaha dan
pertanyaan positif adalah sebagai berikut: baik = 3, sanitasi. Dan variabel penilaian subsistem pemasaran
sedang = 2, rendah = 1. ada 5 yaitu skala pemasaran, tujuan pemasaran,
Sedangkan data sekunder yang diduga mempengaruhi teknologi pemasaran, informasi pasar dan penentuan
penelitian antara lain populasi ayam kampung di harga. Analisis profitabilitas juga digunakan untuk
lokasi penelitian, lembaga pemasaran, harga jual mengukur tingkat profitabilitas pada usaha ayam
ayam kampung dan jumlah peternak ayam kampung. kampung, Untuk pendapatan (Y) diukur berdasarkan
besarnya satuan Rp yang diperoleh setelah dikurangi
Data sekunder diperoleh dari lembaga-lembaga biaya operasional per bulan dan dianalisis secara
yang terkait dengan penelitian seperti dinas kuantitatif dengan rumus dari Soekartawi (2006):
peternakan mulai dari tingkat desa hingga kecamatan,
di bawah Kementerian Pertanian dan Badan Pusat
Statistik (BPS) serta sumber referensi.
=ÿ
Analisis pelaksanaan kegiatan subsistem
agribisnis pada usaha ayam kampung dilakukan =×
dengan metode menghitung nilai rata-rata suatu
variabel pada subsistem agribisnis yaitu sistem = ×
produksi dan pemasaran dengan 3 (tiga) skala
berdasarkan yang ada. perbandingan. Pembagian Informasi:
skala pada setiap subsistem agribisnis didasarkan Y = Pendapatan (Rp bulan-1 )
pada pertimbangan yang adil dan saling eksklusif. TR = Total pendapatan (Rp bulan-1 )
TC = Total biaya (Rp bulan-1 )
Ketiga skala tersebut adalah: Q = Produk ayam kampung (kg)
1. < 1,00 (tidak mencukupi/melaksanakan rendah Pq = Harga Produk (Rp kepala-1 )
subsistem agribisnis); TVC = Total biaya variabel (Rp bulan-1 )
2. 1,01 - 2,00 (sedang/cukup untuk menerapkan TFC = Total biaya tetap (Rp bulan-1 )

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336 329

dalam beternak ayam kampung masih kekurangan.


HASIL DAN DISKUSI
Seperti tersaji pada Tabel 2, sebagian besar responden
Mayoritas responden adalah laki-laki, meskipun ada berpendidikan SLTA.
pula yang perempuan. Para perempuan tersebut menjadi Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang signifikan
peternak ayam kampung karena skala usahanya yang antara lulusan SD dan SMA dalam beternak ayam
kecil. Tugas utama mereka adalah mulai dari memberi kampung. Mengingat adanya kesamaan cara beternak
makan hingga pementasan; mengingat sistem tradisional ayam yang dilakukan. Permasalahan yang dihadapi
ayam kampung dalam beternak ayam kampung. Rata- bersama adalah terkait dengan pengetahuan tentang
rata usia responden masih tergolong dalam kategori pakan dan pengelolaan penyakit.
muda. Alhasil, pengalaman responden

Tabel 2. Karakteristik responden


data responden Nomor (orang) Persentase (%)
Jenis kelamin

Pria 92 92
Perempuan 08 08
Usia (tahun)
< 20 06 06
> 21-30 28 28
> 31-40 41 41
> 41-50 23 23
> 51 02 02
Latar belakang pendidikan
Sekolah dasar 21 21
Sekolah Menengah Pertama 27 27
SMA 42 42
Diploma/sarjana 10 10
Lama pengalaman (tahun)
1 62 62
2-3 25 25
4 09 09
>5 04 04

Hasil ini didukung oleh Moussa dkk. (2019) yang Petani yang mempunyai pengalaman bertani lebih dari 5
menyatakan bahwa petani yang berpendidikan lebih tahun mempunyai pengalaman yang relatif banyak.
tinggi akan lebih cepat mengadopsi inovasi dibandingkan Pengalaman inilah yang kemudian menjadi sumber
dengan petani yang berpendidikan lebih rendah. Hasil ini pengetahuan dan keterampilan bagi petani. Studi dari
juga sesuai dengan Okeno dkk. (2012) yang menyatakan Teklewold dkk. (2006) dan Setiana dkk. (2019)
latar belakang pendidikan menunjang keberhasilan usaha bahkan menjelaskan bahwa lama beternak mempengaruhi
petani. Peningkatan pendidikan formal dan informal akan kemampuan peternak dalam memilih ayam lokal untuk dipelihara.
meningkatkan kemampuan penanganan ayam dan Mastuti dan Hidayat (2009), Rahayu dkk. (2014), juga
menerapkan praktik manajemen usaha peternakan ayam. Ja'far dkk. (2019) bahkan merekomendasikan petani
Oleh karena itu, petani yang menyelesaikan pendidikan untuk menambah pengalamannya guna memfasilitasi
minimum di tingkat menengah kemungkinan besar akan proses adopsi teknologi sehingga pendapatan mereka
mengadopsi teknologi baru dan merasakan dampak akan terus meningkat.
peningkatan hasil dari pendidikan (Paltasingh dan Goyari, Pengalaman beternak ayam kampung mayoritas 1-2
2018). tahun. Kurangnya pengalaman menyebabkan proses
pemeliharaan/produksi dan pemahaman pasar petani
Lamanya pengalaman dalam usaha ayam kampung kurang baik.
akan mempengaruhi keberhasilan usaha tersebut. Mengikuti pernyataan Mtileni dkk. (2013)
Penelitian Rahmah (2015) dan Widyantari (2015) juga bahwa pengalaman seorang peternak tentunya akan
menunjukkan bahwa ayam memudahkan seorang peternak dalam memelihara ayamnya

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

330 Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336

bisnisnya dan akan dapat menentukan apakah peternak ayam masih dibutuhkan.
ayam kampung mampu mencapai tujuannya. Rodríguez
Sistem produksi
dkk. (2011) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
Sistem produksi peternakan yang diteliti pada
lamanya pengalaman menangani ayam kampung akan
peternakan ayam kampung di Kabupaten Batang terdiri
meningkatkan keberhasilan usaha beternak ayam. Terakhir,
dari enam variabel penyusun. Nilai rata-rata sebesar 1,87,
91% responden juga menyatakan bahwa usaha ayam
secara umum hasil tersebut menunjukkan bahwa
kampung merupakan usaha sampingan. Rendahnya
penerapan sistem produksi agribisnis masih berada pada
pengalaman beternak ayam kampung membuat
kriteria sedang. Berikut tampilan diagram batang pada
perkembangannya cenderung lambat; Oleh karena itu,
Gambar 1.
tambahan pengetahuan dalam membina kampung

3.0
3 .
2,77

2.5
2,5
.
2,03
2
2.0 .
1,75 .
1,68
. .
1,55
1,44
1.5
1,5

1.0
1

0,5
0,5

0,0
0
Administrasi Lokasi (X12) Pemeliharaan Sistem Bisnis Sanitasi (X16)
(X11) Teknologi Pemeliharaan Kontinuitas (X15)
(X13) (X14)

Gambar 1. Diagram skor sistem produksi

Hasil survei menyatakan bahwa 80% responden dalam pengelolaan dan jumlah ayam yang sakit dan sehat harus
penelitian ini dinilai moderat dalam bidang administrasi dicatat setiap hari.
dan pembukuan. Hal ini terlihat dari skor relevan (1,44). Menurut Gondwe dan Wollny (2007) tanpa pencatatan
administrasi yang baik maka usaha ayam kampung tidak
Pembukuan dan administrasi masih sebatas mencatat akan berkembang. Sesuai dengan penelitian ini, petani
transaksi jual beli dan belum mencatat kegiatan tugas hendaknya memperbaiki pencatatan administrasi.
sehari-hari dalam beternak ayam. Selain itu, adanya
pencatatan juga dapat digunakan untuk memperkirakan Teknologi produksi usaha ayam kampung tergolong
jumlah pengeluaran selama masa pemeliharaan sehingga sedang (1,68). Skor tersebut ditandai dengan frekuensi
dapat dihitung harga produksinya. Dalam urusan pemberian pakan terendah yang idealnya teratur 3 kali
pembukuan harus dilakukan kehati-hatian yang lebih ekstra sehari, praktis pakan diberikan 2 kali sehari. Ayam diberi
sesuai dengan jenis biaya yang dikeluarkan untuk makan satu kali pada pagi hari dan setelah itu peternak
menghasilkan produk perusahaan (Abdelqader et al., 2007). membiarkannya berkeliaran. Namun air minum diberikan
secara add libitum.

Pencatatan praktik usaha beternak ayam kampung Day Old Chicks (DOC) ditangani dengan baik.
pada penelitian ini termasuk dalam kategori sedang. Petani Air gula sebagai anti stress diberikan kepada DOC. Hal ini
tidak selalu mencatat kegiatan sehari-hari secara rutin. sesuai dengan penelitian Sofyan dkk. (2019) bahwa hal
Kondisi ini terjadi karena menurut para peternak, beternak pertama yang harus kita lakukan setelah DOC datang
ayam kampung hanya dilakukan sebagai usaha sampingan. adalah pemberian air minum yang dicampur air gula 1-2%
dan obat anti stres. Pencampuran air gula dimaksudkan
Apalagi jumlah ayam yang dimiliki juga terbilang sedikit. untuk menggantikan cairan tubuh dan energi yang hilang
Petani juga menganggap pencatatan akan memakan selama pengangkutan dari peternakan.
waktu dan tenaga karena bukan merupakan sumber
pendapatan utama. Tentu saja hal ini tidak sejalan dengan
temuan Setiadi dkk. (2016) bahwa pencatatan meliputi Teknologi lainnya adalah program vaksinasi. Program
produksi, kesehatan vaksinasi yang tadinya

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336 331

yang dilakukan peternak adalah vaksinasi New Cattle berkinerja lebih baik untuk tujuan ekonomi jika dipelihara
Disease (ND). Sedangkan peternak yang memiliki jumlah dengan manajemen yang baik.
ayam kurang dari 5 ekor tidak melakukan vaksinasi. Kegiatan sanitasi yang dilakukan pada usaha ayam
Informasi mengenai vaksinasi hanya diperoleh dari petani kampung tergolong baik. Hal ini terlihat dari skor yang
lain. Vaksinasi yang diberikan adalah ND B1 (umur 4 hari), mencapai 2,03. Meskipun begitu, kegiatan sanitasi yang
vaksin gumboro (umur 14 hari) dan ND Lasota (umur 21). dilakukan pada usaha ayam kampung di Kabupaten Batang
Vaksin diberikan melalui suntikan atau melalui air minum. masih sederhana dan belum menyeluruh seperti
Namun vaksinasi Avian Influenza (AI) belum diberikan membersihkan kandang secara rutin seminggu sekali dan
secara rutin. Sesuai dengan pernyataan Muchadeyi dkk. sebelum DOC datang pada masa pemeliharaan,
(2007) dan Mtileni dkk. (2013) bahwa cara vaksinasi yang membersihkan pakan dan air minum seminggu sekali,
dapat dilakukan oleh peternak antara lain: 1) obat tetes membersihkan kandang. lingkungan di dalam kandang
mata/hidung yang dilakukan pada ayam muda (1-4 hari), dengan selang waktu yang tidak menentu dan di luar
2) melalui air minum yang dilakukan pada ayam umur 4 kandang serta penggantian serasah, penambahan serasah
minggu atau lebih, 3) secara semprot, dilakukan pada ayam dilakukan jika serasah sudah terlihat basah dan tidak
dewasa, 4) penyuntikan intra muskuler pada ayam dewasa. nyaman lagi untuk dihuni ayam karena serasah yang basah
akan memudahkan ND.

Sistem pemeliharaan pada usaha ayam kampung di Kegiatan sanitasi sebenarnya belum optimal. Kegiatan
Kabupaten Batang telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini sanitasi yang baik adalah sanitasi menyeluruh yang meliputi
terlihat dari skor yang menunjukkan angka 2,77, hal ini sanitasi kandang, menjaga kotoran kandang tetap kering
wajar mengingat dari tiga sistem peternakan ayam yang dan tidak menimbulkan bau, membersihkan tempat pakan
ada yaitu sistem peternakan ayam tradisional, sistem dan minum serta membersihkan kotoran ayam (Desta dan
peternakan semi intensif, sistem peternakan intensif, Wakeyo, 2012). Sanitasi yang baik dapat menghambat
peternak ayam kampung di 76% Kabupaten Batang keberadaan kuman sewaktu-waktu (Desta dan Wakeyo,
mempunyai kinerja yang baik. mengembangkan sistem 2013).
peternakan ayam intensif. Pemeliharaan intensif merupakan
kombinasi kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan
Sistem pemasaran
teknologi, pengelolaan dan penggunaan lahan yang
Penilaian penerapan subsistem pemasaran peternakan
memberikan efisiensi optimal. Sistem peternakan ayam
ayam kampung di Kabupaten Batang yang mencakup lima
kampung secara intensif sama dengan beternak ayam
variabel yaitu skala pemasaran, tujuan pemasaran,
broiler.
teknologi pemasaran, informasi pasar. Seperti terlihat pada
Gambar 2 sub sistem pemasaran mempunyai kriteria
Ayam dipelihara dalam kandang khusus atau halaman
sedang. Berdasarkan Gambar 2 nilai tertinggi pada
berpagar dan tidak bebas berkeliaran dan mencari makan
informasi pasar, sedangkan nilai terendah pada kemampuan
(Sekeroglu dan Aksimsek, 2009). Usaha beternak ayam
menentukan harga. Skala pemasaran yang dilakukan pada
kampung intensif di Kabupaten Batang dapat diartikan
peternakan ayam kampung di Kabupaten Batang tergolong
sebagai upaya memperbaiki cara beternak dari tradisional
sedang. Hal ini terlihat dari skor yang dicapai sebesar 1,52
untuk menunjang produktivitas. Pada sistem peternakan
karena setelah mengalami masa panen, ayam kampung
intensif, ayam dipelihara dalam kandang dan didukung dapat langsung dijual ke sentra-sentra pasar tradisional
pakan yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya serta
yang letaknya tidak jauh dari sentra produksi. Hal lain yang
manajemen pemeliharaan yang baik. Tujuan akhirnya
menyebabkan rendahnya skor penentuan harga adalah
adalah mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin, lemahnya posisi tawar petani, khususnya petani dengan
studi dari Wantasen et al. (2014) dan Setiana dkk. (2019)
kepemilikan kecil. Biasanya petanilah yang menentukan
harga jualnya. Senada dengan Sow dan Grongnet (2010),
juga menemukan hal yang sama, yaitu ayam yang
mereka menemukan bahwa mekanisme penentuan harga
dipelihara dengan sistem semi intensif menghasilkan
jual adalah dengan mengikuti harga pasar yang berlaku,
keuntungan lebih banyak dibandingkan yang dipelihara
sedangkan harga jual yang terbentuk kemudian merupakan
secara tradisional. Di luar Indonesia, penelitian Mahoro et
hasil negosiasi antara perusahaan dan pembeli.
al. (2017) menjelaskan bahwa sistem manajemen
penskalaan ekstensif yang banyak digunakan di negara-
negara berkembang tidak efisien dalam hal produksi dan
keuangan. Ditambahkan oleh Haunshi dkk. (2009) bahwa
produksi ayam kampung mampu

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

332 Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336

2
2.0 .
1,85
.
1,76
1.8
1,8
.
1,52
1.6
1,6 .
1,41
1.4
1,4
.
1,18
1.2
1,2
1
1.0
0,8
0,8
0,6
0,6
0,4
0,4
0,2
0,2
0,0
0
Skala Pemasaran Pemasaran Pemasaran Pasar Harga
(X21) Tujuan (X22) Teknologi Informasi Tekad
(X23) (X24) (X25)

Gambar 2. Diagram skor sistem pemasaran

Cara penghitungan harga jual didasarkan pada daya tahan dan penggunaan bahan kemasan yang
rumus penjumlahan biaya bahan baku, biaya jasa, ringan dan nyaman sesuai standar internasional akan
biaya pengolahan dan keuntungan. Pedagang grosir meningkatkan citra dan kepuasan pelanggan.
selalu datang untuk membeli baik di kabupaten maupun
luar kabupaten seperti Kabupaten Pekalongan, Fungsi penyediaan informasi pemasaran di era
Kabupaten Kendal dan Kabupaten Temanggung. Dari globalisasi sangat penting dalam membantu pengambil
situasi ini, skala pemasaran masih berpotensi untuk keputusan oleh pelaku pemasaran karena selalu
diperluas ke wilayah lain di luar Kabupaten Batang, didukung oleh data dan fakta yang ada (Gondwe dan
provinsi bahkan hingga skala nasional. Semakin besar Wollny, 2007). Penentuan harga pada peternakan
skala pemasaran maka semakin besar pula peluang ayam kampung di Kabupaten Batang mempunyai skor
pengembangannya. Dilihat dari skala pemasarannya, sebesar 1,18 atau terendah dari seluruh variabel
tujuan pemasaran yang dilakukan pada usaha ayam pemasaran. Skor terendah menunjukkan bahwa petani
kampung di Kabupaten Batang adalah sedang. Hal ini merupakan pihak yang mengambil harga berdasarkan
terlihat dari skor yang mencapai 1,76. Pemasaran ayam mekanisme pasar. Biasanya pedagang grosir bisa
kampung, baik DOC, ayam siap potong, maupun telur menentukan harga. Rendahnya nilai tersebut terlihat
dijual ke pedagang grosir atau langsung ke pasar. karena petani langsung menjualnya ke pedagang besar
dan hanya menerima harga dari pedagang besar.
Peternak takut jika ayamnya tidak dijual maka akan
Petani beternak ayam kampung sebanyak 6,76 ekor menimbulkan biaya tambahan yang besar; karenanya,
rata-rata. mereka akan dijual dengan harga dari pedagang grosir.
Informasi pasar merupakan variabel yang Sementara itu, peternak yang jumlah ayamnya sedikit
mempunyai nilai tertinggi pada subsistem pemasaran cenderung tidak terlalu terlibat dalam proses tawar-
namun masih dalam kriteria sedang (1,85). Hal ini menawar karena hanya sedikit yang terjual. Prinsip
disebabkan rata-rata petani mengetahui perkembangan yang mereka anut adalah amalan yang paling penting.
harga seminggu sekali dari pedagang grosir.
Informasi pasar juga erat kaitannya dengan pemanfaatan Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4 perhitungan dan
teknologi komunikasi sebagai sarananya. Penggunaan analisis usaha, nilai satuan BEP pada peternak ayam
telepon seluler, internet dan media sosial sebagai alat kampung di Batang sebanyak 61 ekor ayam kampung
komunikasi banyak digunakan oleh peternak ayam dan harga BEP sebesar Rp 23.360. Hasil ini didukung
kampung di Batang. Pemasaran harus ditingkatkan oleh Henning dkk. (2006) yang menyatakan bahwa
melalui penerapan pemasaran elektronik. Hal ini sesuai peningkatan efisiensi biaya akan meningkatkan
dengan pendapat Sofyan dkk. (2019) yang menyatakan keuntungan.
bahwa pemanfaatan teknologi terkini, konsistensi dalam Pendapatan yang diperoleh per ekor adalah Rp 16.000.
menjaga kualitas produk Padahal dari hasil perhitungan begini
Bisnisnya akan terbayar bila ayamnya dimiliki

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336 333

adalah 61 kepala. Namun rata-rata setiap peternak untuk mencari makan sendiri karena bebas berkeliaran.
memiliki 6 ekor dan tetap memperoleh keuntungan Kandangnya juga tidak ada, padahal sangat sederhana
karena beberapa alasan, terutama karena banyak biaya hanya dari bambu sehingga petani hanya mengeluarkan
yang tidak diperhitungkan. Misalnya saja tenaga kerja sedikit tenaga. Ayam yang dipelihara tanpa usaha yang
tidak dihitung karena disediakan oleh istri di rumah. berarti dari para peternak pada akhirnya akan tumbuh
Pakan juga berasal dari sisa makanan rumah tangga sehingga besar dan dijual sehingga terkesan menguntungkan.
tidak memerlukan biaya apa pun. Ayam bahkan sudah terbiasa

Tabel 3. Pendapatan peternak ayam kampung per ekor ayam kampung yang dipelihara
TIDAK. Nomor Barang (Rp)
1. Pendapatan (harga ayam kampung per ekor) 05.000
2. Harga pakan per ekor 30.000
3. Biaya variabel lainnya per ekor 09.000
4. Pendapatan per kapita ayam kampung 16.000

Tabel 4. Break even point (BEP) kampung ayam terangkat


No.1. Barang Nomor (Rp)
Harga per ekor ayam kampung) 055.000
2. Biaya tetap 3. 732.000
Biaya variabel per ekor 4. 043.000
BEP* ayam kampung (ekor) 61

10.1007/s11250-007-9000-x
KESIMPULAN
Anas, S., Rohmadi, D., & Fadwiwati, Y. (2020).
Subsistem produksi dan pemasaran agrobisnis ayam
Potensi usaha dan analisis nilai tambah pemasaran
kampung di Kabupaten Batang berada pada kategori
ayam kampung di Gorontalo.
sedang. Perbaikan sistem produksi melalui perbaikan
Agrovital: Jurnal Ilmu Pertanian, 5(1), 47–50.
pencatatan pembukuan, jumlah skala pemeliharaan dan
Diperoleh dari https://journal.lppm-unasman.
proses sanitasi akan menghasilkan produktivitas ayam
ac.id/index.php/agrovital/article/download/64
kampung yang baik. Peningkatan subsistem pemasaran
1/521
melalui penerapan pemasaran elektronik akan
meningkatkan efisiensi pasar dan biaya. Penerapan BPS-BPS Indonesia. (2019). Buku Tahunan Statistik
pendekatan agribisnis dapat meningkatkan sistem Indonesia 2019. Jakarta: BPS Statistik Indonesia.
produksi dan pemasaran usaha ayam kampung di Diambil dari https://
Kabupaten Batang. www.bps.go.id/publication/2019/07/04/daac1
ba18cae1e90706ee58a/statistik-indonesia-201
9.html#:~:text=Statistik%20Indonesia%2020
19%20merupakan%20seri,demografi%20dan
PENGAKUAN %20perekonomian%20di%20Indonesia
Kami mengucapkan terima kasih kepada reviewer Desta, TT, & Wakeyo, O. (2012). Penggunaan dan
dan editor atas masukan berharganya, serta kepada praktik pengelolaan kawanan ayam pemulung di
Departemen Penelitian dan Penyuluhan Universitas Zona Wolaita, Ethiopia Selatan. Kesehatan dan
Diponegoro yang telah memberikan dukungan pendanaan. Produksi Hewan Tropis, 44, 537–544. https://doi.org/

REFERENSI 10.1007/s11250-011-9933-y

Abdelqader, A., Wollny, CBA, & Gauly, M. Desta, TT, & Wakeyo, O. (2013). Pengelolaan ayam
(2007). Karakterisasi sistem produksi ayam lokal dan desa di Zona Wolaita, Ethiopia Selatan. Kesehatan
potensinya pada berbagai tingkat praktik manajemen dan Produksi Hewan Tropis, 45, 387–396. https://
di Yordania. Kesehatan dan Produksi Hewan Tropis, doi.org/
39, 155–165. https://doi.org/ 10.1007/s11250-012-0228-8

Gondwe, TN, & Wollny, CBA (2007). Lokal

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

334 Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336

sistem produksi ayam di Malawi: Struktur LPPM Bidang Sains Dan Teknologi, 3(1), 51–
kawanan rumah tangga, dinamika, manajemen 56. Diperoleh dari https://ejournal.unsrat.ac.
dan kesehatan. Kesehatan dan Produksi Hewan id/index.php/lppmsains/article/view/15207
Tropis, 39(2), 103–113. https://doi.org/10.1007/
Mahoro, J., Muasya, TK, Mbuza, F., Habimana,
s11250-006-4293-8
R., & Kahi, AK (2017). Karakterisasi sistem
Halima, H., Neser, FWC, van Marle-Koster, E., & produksi ayam pribumi di Rwanda. Ilmu Unggas,
De Kock, A. (2007). Sistem produksi ayam asli 96(12), 4245–4252. https://doi.org/10.3382/ps/
berbasis desa di Ethiopia Barat Laut. Kesehatan pex240
dan Produksi Hewan Tropis, 39, 189–197.
Mastuti, S., & Hidayat, NN (2009). Peranan tenaga
https://doi.org/
10.1007/s11250-007-9004-6 kerja perempuan dalam usaha ternak sapi
perah di Kabupaten Banyumas. Produksi
Hasriani, Arifin, & Pata, AA (2019). Faktor faktor Hewan, 11(1), 40–47. Diperoleh dari http://
yang mempengaruhi permintaan ayam kampung www.animalproduction.net/index.php/J
di Kabupaten Maros. Jurnal Agribis, 1(1), 53– AP/artikel/tampilan/221
64. Diambil dari http://
Moussa, HO, Keambou, TC, Hima, K., Issa, S.,
ejournals.umma.ac.id/index.php/agribis/articl
e/lihat/321 Motsa, SJ, & Bakasso, Y. (2019).
Produksi ayam pribumi di Niger.
Haunshi, S., Doley, S., & Shakuntala, I. (2009). Ilmu Kedokteran Hewan dan Hewan, 7, 100040.
Kinerja produksi ayam kampung di Wilayah https://doi.org/10.1016/j.vas.2018.11.001
Timur Laut dan varietas unggul yang
Mtileni, BJ, Muchadeyi, FC, Maiwashe, A.,
dikembangkan untuk peternakan di pekarangan
Chimonyo, M., Mapiye, C., & Dzama, K.
belakang. Jurnal Ilmu Hewan India, 79(9), 901–905.
(2013). Pengaruh faktor sosial ekonomi
Diperoleh dari https://www.cabdirect.org/
cabdirect/abstrak/20093273052 terhadap kendala produksi yang dihadapi
produsen ayam pribumi di Afrika Selatan.
Henning, J., Khin, A., Hla, T., & Meers, J. (2006). Kesehatan dan Produksi Hewan Tropis, 45, 67–
Peternakan dan perdagangan ayam asli di 74. https://doi.org/10.1007/s11250-012-0175-4
Myanmar-Hasil penilaian pedesaan partisipatif
Muchadeyi, FC, Wollny, CBA, Eding, H., Weigend,
di Divisi Yangon dan Mandalay. Kesehatan dan
S., Makuza, SM, & Simianer, H.
Produksi Hewan Tropis, 38, 611–618. https://
(2007). Variasi sistem produksi ayam kampung
doi.org/
10.1007/s11250-006-4425-1 di antara zona agro-ekologi Zimbabwe.
Kesehatan dan Produksi Hewan Tropis, 39,
Homer, BE, Iyai, DA, & Sangkek, M. (2017). 453–461. https://doi.org/
Sistem, kendala, keberlanjutan, dan skenario 10.1007/s11250-007-9050-0
peternakan ayam kampung di Manokwari,
Okeno, TO, Kahi, AK, & Peters, KJ (2012).
Papua Barat. Jurnal Sain Peternakan Indonesia,
Karakterisasi sistem produksi ayam pribumi di
12(1), 24–37. https://doi.org/
Kenya. Kesehatan dan Produksi Hewan Tropis,
10.31186/jspi.id.12.1.24-37
44(3), 601–
Ja'far, Baba, S., & Abdullah, A. (2019). Pengaruh 608.https://doi.org/10.1007/s11250-011-994
lama beternak terhadap tingkat adopsi teknologi 2-x
perkandangan pada pemeliharaan ternak
Oskar, B., Darus, HMMB, & Iskandarini. (2013).
kambing di Kecamatan Limboro Kabupaten Analisis faktor-faktor yang
Polewali Mandar, 15(1), 46–50.
mempengaruhi perilaku konsumen dalam
Diambil dari http://ejournal.polbangtan
mengkonsumsi daging ayam kampung di Kota
gowa.ac.id/index.php/J-Agr-Sosekpenyuluhan
/artikel/lihat/7 Medan (Studi kasus: Pasar Sambas, Medan).
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis,
Loing, JC, & Makalew, A. (2016). Analisis finansial 2(10), 1–11. Diperoleh dari https://
usaha ternak ayam kampung di Kecamatan media.neliti.com/media/publications/1
Kawangkoan kawasan agropolitan Kabupaten 5144-ID-analisis-faktor-faktor-yang-mempe
Minahasa. Jurnal ngaruhi-perilaku-konsumen-dalam-mengkon

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336 335

sumsi-da.pdf Setiadi, A., Santoso, SI, Sumarsono, Mahfudz, LD,


& Susanto, AB (2016). Analisis ekonomi produksi
Paltasingh, KR, & Goyari, P. (2018). Dampak
ayam kampung dengan menggunakan tanaman
pendidikan petani terhadap produktivitas
air kecil Azolla microphylla dalam pakannya.
pertanian dengan berbagai teknologi: Kasus
Jurnal Nutrisi Pakistan, 15(3), 264–267. https://
petani padi di India. Ekonomi Pertanian dan
doi.org/10.3923/pjn.
Pangan, 6(7), 1–19. https://doi.org/10.1186/s40100- 2016.264.267
018-0101-9
Setiana, L., Sugiarto, M., & Djatmiko, OE
Penggu, P., Santa, NM, Makalew, A., & Waleleng,
(2019). Faktor sosio demografi mempengaruhi
POV (2014). Hubungan biaya produksi dengan
pendapatan peternakan ayam kampung di
pendapatan usaha ternak ayam kampung (Studi
pedesaan Kabupaten Ciamis. Produksi Hewan,
kasus di Desa Pungkol, Kecamatan Tatapaan,
21(2), 110–115. https://doi.org/10.20884/1.jap
Kabupaten Minahasa Selatan). Zootek, 34, 67– .21.2.757.2019
75. https://
doi.org/10.35792/zot.34.0.2014.4794 Sinaga, A., Salmiah, & Kesuma, SI (2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Rahayu, RS, Roessali, W., Setiadi, A., & Mukson.
daging ayam kampung. Jurnal Sosial Ekonomi
(2014). Kontribusi usaha sapi perah terhadap
Pertanian dan Agribisnis, 3(2), 1–10. Diambil
pendapatan keluarga peternak di Kecamatan
dari https://media.
Getasan Kabupaten Semarang.
neliti.com/media/publications/15194-ID-fakto
Agriekonomika, 3(1), 45–54. Diambil dari https://
r-faktor-yang-mempengaruhi-permintaan-dagi
journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika/
artikel/lihat/439 ng-ayam-kampung.pdf
Soekartawi. (2006). Analisis usaha tani. Jakarta: UI
Rahmah, UIL (2015). Analisis pendapatan usaha Pers.
ternak ayam ras pedaging pada pola usaha
yang berbeda di Kecamatan Cingambul Sofyan, A., Suprijatna, E., Santosa, SI, & Setiadi,
Kabupaten Majalengka. Agrivet: Jurnal Ilmu A. (2019). Model keberlanjutan bisnis peternakan
Pertanian dan Peternakan, 3(1), 1–15. ayam petelur rakyat di Kabupaten Kendal, Jawa
Diambil dari https://www.jurnal.unma.ac.id Tengah, Indonesia. Jurnal Peternakan Tropis
/index.php/AG/article/view/194/0 Indonesia, 44(4), 408–414. https://doi.org/
10.14710/jitaa.
Rasyaf, M. (2010). Manajemen peternakan ayam 44.4.408-414
kampung. Yogyakarta: Kanisius.
Menabur, TMA, & Grongnet, JF (2010). Karakteristik
Rodríguez, LC, Herrero, M., & Baltenweck, I.
sensorik dan preferensi konsumen terhadap
(2011). Intervensi berbasis masyarakat untuk
daging ayam di Guinea. Ilmu Unggas, 89(10),
pemanfaatan dan konservasi sumber daya
2281–2292. https://doi.org/10.3382/
genetik ternak: Kasus produksi ayam pemulung
hal.2010-00679
lokal di Benin. Kesehatan dan Produksi Hewan
Tropis, 43, 961–966. https:// Suharyon, Zubir, & Susilawati, E. (2020).
doi.org/10.1007/s11250-011-9790-8 Analisis dan kelembagaan usaha peternakan
ayam kampung (Kub) di Kecamatan Jambi
Rosningsih, S. (2012). Kajian sosial ekonomi
Selatan Kabupaten Muaro ekonomi Jambi.
pengembangan ayam kampung di Argorejo
Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi,
Sedayu Bantul. Jurnal AgriSains, 3(4), 20–32.
4(1), 24–33. Diperoleh dari https://online-journal.
Diambil dari https://ejurnal.mercubuana
unja.ac.id/JIITUJ/article/view/9785
yogya.ac.id/index.php/Agrisains/article/view/
39 Teklewold, H., Dadi, L., Yami, A., & Dana, N.
(2006). Penentu adopsi teknologi unggas:
Sekeroglu, A., & Aksimsek, SD (2009). Produksi
Pendekatan rintangan ganda.
ayam desa di Turki: Contoh di Provinsi Tokat.
Penelitian Peternakan untuk Pembangunan
Kesehatan dan Produksi Hewan Tropis, 41, 103–
Pedesaan, 18(3), 75–86. Diambil dari https://www.
108. https://doi.org/
10.1007/s11250-008-9163-0 lrrd.org/lrrd18/3/tekl18040.htm

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret


Machine Translated by Google

336 Caraka Tani: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 2020.35(2), 326-336

Wantasen, E., Elly, FH, & Santa, NM (2014). Prosiding Seminar Nasional Pengembangan
Analisis usaha peternakan ayam kampung semi Unggas Lokal di Indonesia (hlm. 15–22).
intensif di masyarakat pedesaan (Studi kasus Universitas Sam Ratulangi. Diambil dari http://
pada kelompok peternak “Poyuyanan” di Desa repo.unsrat.ac.id/1939/4/article_002.pdf
Poyowa Besar, Kabupaten Kotamobagu Selatan,
Widyantari, IN (2015). Analisis kelayakan finansial
Provinsi Sulawesi Utara). Jurnal Pertanian Tropis
usaha ayam kampung di Distrik Semangga
dan Peternakan Indonesia, 39(2), 126–
Kabupaten Merauke. Agricola, 5(1), 47–54.
133.https://doi.org/10.14710/jitaa.39.2.126-
133 Diambil dari http://www.
ejournal.unmus.ac.id/index.php/agricola/articl
Widjastuti, T., Asmara, IY, & Anang, A. (2018). e/lihat/410/
Pengembangan ayam lokal di Indonesia. Di dalam

Hak Cipta © 2020 Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai