Anda di halaman 1dari 19

Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Keputusan Peternak Ayam Broiler Untuk Mempertahankan Usahanya


Di Era Pandemi di Indonesia

Mochamad Sugiarto
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman
Jalan HR Boenyamin No.708, Purwokerto, Indonesia
mochamad.sugiarto@unsoed.ac.id

Yusmi Nur Wakhidati


Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman
Jalan HR Boenyamin No.708, Purwokerto, Indonesia
yusmi.wakhidati@unsoed.ac.id

Dyah Gandasari
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor (POLBANGTAN Bogor), Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penyuluhan, Kementerian Pertanian
Jl. Aria Surialaga No.1, Bogor, Indonesia
dyah.gandasari@gmail.com

ABSTRAK
COVID-19 merupakan gangguan yang berdampak pada peternak ayam broiler di pedesaan Kabupaten Banyumas,
Indonesia. Wabah COVID 19 telah menghadirkan ketidakpastian dalam menjalankan aktivitas bisnis. Pengambilan
keputusan bisnis dalam menghadapi COVID-19 diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian bisnis. Peternak ayam
broiler dihadapkan pada keputusan bisnis apakah akan mempertahankan atau menghentikan sementara usaha ayam
broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keputusan usaha peternak ayam broiler pada masa wabah
COVID-19 dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan usahanya. 49 responden peternak broiler kemitraan di
Kabupaten Banyumas dipilih secara acak sebanyak 20 persen dari total populasi peternak broiler kemitraan. Data
dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa
pandemi COVID 19, sebagian besar peternak ayam broiler (75,5 persen) tetap berkomitmen untuk melanjutkan
usahanya di masa pandemi, sedangkan sisanya mengambil keputusan untuk berhenti sementara. Hasil analisis
diskriminan menunjukkan fungsi diskriminan sangat signifikan (P<0,01). Ada dua kelompok keputusan bisnis yang
berbeda berdasarkan beberapa variabel independen. Usia peternak, pengalaman beternak, ukuran peternakan, dan
persepsi dampak COVID-19 merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan peternak ayam broiler untuk
mempertahankan atau menghentikan usahanya (P<0,01) selama wabah COVID-19.

Kata Kunci: COVID-19; keputusan bisnis; peternakan ayam pedaging

PERKENALAN

Perkembangan peternakan terutama peternakan ayam ras telah memberikan kontribusi terhadap
pembangunan pedesaan dan pembangunan nasional dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan konsumsi
masyarakat. Berdasarkan BPS (2020), pada tahun 2019, populasi ayam broiler di Indonesia mencapai 3,15 miliar
dengan sentra produksi terbesar berada di pulau Jawa yaitu Jawa Barat (25,37 persen), Jawa Tengah (19,01 persen), dan

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Jawa Timur (14,60 persen). Meningkatnya jumlah penduduk hingga tahun 2019 ditopang oleh konsumsi
masyarakat terhadap daging ayam broiler yang juga menunjukkan peningkatan dalam lima tahun terakhir
2015-2019 dari 0,092 kg per kapita per minggu pada tahun 2015 menjadi 0,109 kg per kapita per minggu pada
tahun 2019 (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2020).
Usaha ayam broiler memproduksi dan mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen untuk
meningkatkan kinerja usaha dan memperoleh pendapatan/keuntungan. Kegiatan produksi ayam broiler dilakukan
di daerah pedesaan yang mempunyai suasana yang cocok untuk pertumbuhan ayam broiler. Usaha ayam broiler
telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian dalam pembangunan pedesaan dan
pembangunan nasional dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan konsumsi masyarakat, mencukupi
pangan masyarakat, dan meningkatkan perekonomian keluarga peternak ayam broiler. Kegiatan ekonomi pada
ayam broiler mempunyai ciri-ciri usaha antara lain produksi, transaksi jual beli, dan proses yang berkesinambungan.
Namun kegiatan produksi dan distribusi ayam broiler menghadapi perubahan lingkungan usaha secara internal
dan eksternal yang berdampak pada keberlangsungan usaha. Bisnis adalah suatu kegiatan ekonomi dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk dan jasa kepada masyarakat yang dapat memberikan kesempatan
kerja dan memuaskan keinginan masyarakat serta keuntungan bagi organisasi (Frazier dan Howell, 1983; Brown
dan Clow, 2008). Menurut teori bisnis Drucker, kegiatan bisnis memperhatikan pemenuhan kebutuhan konsumen
yang mempunyai tantangan yang semakin besar, terutama perubahan lingkungan bisnis.
(Daly dan Walsh, 2010).
Usaha ayam broiler yang dikelola masyarakat di Indonesia khususnya di Kabupaten Banyumas Provinsi
Jawa Tengah sebagian besar dilakukan dengan model contract growing dengan perusahaan inti. Model
pertumbuhan kontrak broiler berkolaborasi antar inti
perusahaan dan peternak plasma dalam memproduksi ayam broiler untuk didistribusikan dan dikonsumsi
masyarakat (Sugiarto, Wakhidati dan Aunurrohman, 2019). Adanya kemitraan ini dimaksudkan untuk mengurangi
risiko usaha yang dihadapi petani plasma yang lebih bercirikan keterbatasan modal, terbatasnya akses pasar,
dan terbatasnya keterampilan. Pada tahun 2019, di Kabupaten Banyumas sebagai daerah berbasis pertanian
yang cocok untuk usaha ayam broiler, terdapat 15 perusahaan inti yang bekerja sama dengan 365 peternak
plasma. Pada tahun 2019, produksi ayam broiler di pedesaan Kabupaten Banyumas mampu memberikan
kontribusi efektif terhadap produksi ayam broiler nasional. Namun tantangan yang dihadapi petani plasma adalah keberlangsungan
Berbagai perubahan internal dan eksternal dari peternak ayam broiler dapat mempengaruhi perubahan dalam
pengelolaan usaha ayam broiler. Karakteristik suatu bisnis, jasa, produk, pasar, cara mengelola bisnis dan
kerjasama, keuangan dan sumber daya, strategi, dan perubahan lingkungan eksternal harus diperhatikan untuk
mewujudkan keberhasilan menjalankan usaha kecil (Chittithaworn et al., 2011 ). Selain itu, tujuan usaha ayam
broiler untuk menghasilkan keuntungan sangat dipengaruhi oleh karakteristik peternak (umur dan ukuran
keluarga), modal yang ditanam, usahatani
pengalaman, dan layanan teknis yang diperoleh permasalahan produksi yang dihadapi (Mendes et al., 2014).
Penyakit virus corona 2019 (COVID-19) telah memberikan tekanan perekonomian pada berbagai sektor
kehidupan di Indonesia. COVID-19 telah menjadi masalah eksternal yang menyebabkan ayam broiler skala kecil

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

bisnis yang terkena dampak pada tahap produksi dan pemasaran. Wabah COVID-19 telah memaksa banyak
usaha skala kecil tutup dan tidak melanjutkan usahanya. COVID-19 telah mengganggu kondisi keuangan usaha
kecil, rantai pasokan, penurunan penjualan dan keuntungan.
Oleh karena itu, perlu banyak penelitian yang dilakukan terkait COVID-19, yaitu perilaku konsumen
selama COVID-19, pasar selama COVID-19, dan kelangsungan bisnis (Donthu dan Gustafsson, 2020; Shafi, Liu
dan Ren, 2020). Sejak bulan Maret 2020, pemerintah Indonesia menerapkan pembatasan sosial dan fisik yang
berdampak pada menurunnya aktivitas masyarakat dalam mengkonsumsi produk peternakan dan terhambatnya
distribusi sarana produksi peternakan. Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka tidak
menutup kemungkinan akan mempengaruhi motivasi petani untuk melanjutkan usahanya.
Gangguan biologis telah mempengaruhi pendapatan peternak ayam pedaging, mengurangi jumlah tenaga kerja
di usaha ayam pedaging skala kecil, dan menurunkan konsumsi ayam pedaging. Peternak ayam broiler sedang
dalam proses beradaptasi terhadap perubahan yang disebabkan oleh COVID-19 (Bartik et al., 2020). Dalam
proses adaptasi terhadap perubahan akibat COVID-19, pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana petani
menyesuaikan diri, berapa lama dunia usaha berharap krisis ini akan berakhir, dan bagaimana COVID-19 akan
mempengaruhi keputusan bisnis. COVID-19 mampu menyebabkan banyak bisnis tutup, gangguan di banyak
sektor, tantangan pemasaran dan penjualan produk, serta arus kas perusahaan.
Dalam situasi pandemi seperti COVID-19, yang tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir, peternak
ayam broiler skala kecil sangat terkena dampaknya. Kuatnya permodalan dan menurunnya motivasi usaha
mungkin disebabkan oleh tekanan COVID-19 yang tiba-tiba dan belum diketahui kapan berakhirnya. Lingkungan
usaha yang sangat sulit ini menjadi pertimbangan penting bagi peternak ayam broiler skala kecil dalam
melanjutkan usahanya. Keberlanjutan usaha ayam broiler skala kecil milik peternak di pedesaan Indonesia sangat
diharapkan bagi pertumbuhan ekonomi keluarga peternak dan pembangunan pedesaan. Namun perubahan
lingkungan bisnis akibat COVID-19 juga menjadi perhatian para petani ini dalam mengambil keputusan bisnis.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan profil individu peternak ayam
broiler yang menjalankan pola kemitraan, (2) menganalisis keputusan usaha peternak ayam broiler terkait
keberlangsungan usaha dalam menghadapi perubahan akibat COVID-19, dan (3) menganalisis faktor-faktor utama
yang berperan dalam menentukan keputusan bisnis peternak ayam broiler dalam menghadapi COVID-19.

METODE

Penelitian mengenai keputusan usaha peternak ayam broiler terkait keberlangsungan usaha di era
pandemi COVID-19 dilakukan dengan menggunakan metode survei terhadap 49 responden peternak.
Responden peternak ayam broiler dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling sebanyak 20
persen dari total jumlah peternak ayam broiler yang mengikuti model contract growing di Kabupaten Banyumas.
Variabel yang digunakan meliputi variabel bebas yaitu umur peternak (X1), tingkat pendidikan (X2), status
perkawinan (X3), besar keluarga (X4), pengalaman kontrak budidaya (X5), pengalaman beternak ayam broiler
(X6), luas peternakan ( X7), mata pencaharian utama (X8), dirasakan

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Dampak COVID-19 (X9), dan sikap terhadap COVID-19 (X10). Sedangkan keputusan bisnis digunakan
sebagai variabel terikat (Y). Data yang terkumpul dianalisis uji normalitas kemudian dianalisis dengan
analisis diskriminan untuk mengetahui perbedaan kelompok data yang mengambil keputusan usaha
berhenti sementara dan melanjutkan usaha.
Uji normalitas dilakukan dengan pendekatan eksak, bila p value > 0,05 berarti data berdistribusi
normal. Multikolinearitas antar variabel independen dinilai berdasarkan eigenvalue. Jika eigenvalue
menjauhi 0 berarti tidak terjadi multikolinearitas. Pada analisis diskriminan, jika Wilk’s Lambda menunjukkan
nilai signifikansi Chi square (p<0,05), berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok
responden (berhenti usaha sementara dan melanjutkan usaha) yang didasarkan pada sepuluh variabel
independen.

HASIL DAN DISKUSI


Dalam lima tahun terakhir, masyarakat lebih memilih usaha ayam pedaging karena terbatasnya
lahan dan pakan ternak untuk usaha peternakan ruminansia. Selain itu usaha ayam broiler dipilih karena
perputaran investasi yang cepat tidak terlalu banyak dan produk daging ayam diterima oleh semua
kalangan masyarakat (Mbuza et al., 2017). Peternakan ayam broiler di pedesaan Kabupaten Banyumas
juga semakin berkembang dengan masuknya perusahaan inti yang bekerja sama dengan peternak plasma
dalam memproduksi ayam broiler. Kegiatan usaha tersebut meliputi proses produksi ayam broiler yang
melibatkan kerjasama antara perusahaan inti dengan peternak plasma, serta proses distribusi yang
dilakukan perusahaan inti kepada konsumen. Produksi dan distribusi ayam broiler dilakukan untuk
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan inti dan peternak plasma. Dalam model kerjasama bisnis ini,
petani plasma menyediakan lahan, perumahan, dan tenaga kerja. Sementara itu, nukleus
Perusahaan menyediakan sarana produksi ternak, tenaga pendamping/penyuluh peternakan, dan jasa
penjualan produk.

Profil peternak ayam broiler menggunakan model contract growing


Peternak ayam broiler dengan model contract growing di Kabupaten Banyumas mempunyai usia
produktif untuk melakukan produksi ayam broiler. Peternak ayam broiler mempunyai rata-rata umur 42,77
tahun dan termasuk dalam kategori umur produktif. Usia produktif berkisar antara 15-64 tahun dan sangat
layak untuk digolongkan sebagai usia manusia untuk bekerja (Gardnier dan Gardnier, 2013). Usia peternak
ayam broiler yang tidak terlalu tua mendukung kegiatan produksi produksi ayam broiler. Pada usia yang
lebih tua, tenaga kerja akan mudah mengalami banyak gangguan kesehatan. Masalah kesehatan yang
sering dikaitkan dengan pekerja peternakan ayam broiler adalah gangguan pernafasan (Iversen et al., 2000).
Selain itu, usia peternak yang tergolong dalam usia produktif mendukung kegiatan proses produksi ayam
broiler, terutama yang masih menggunakan peralatan manual atau belum menggunakan mesin otomatis.
Proses produksi peternakan ayam broiler yang masih manual memerlukan tenaga kerja yang mampu

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

untuk melakukan lebih banyak aktivitas. Aktivitas produksi manual menghadapi risiko kesehatan tenaga kerja, termasuk nyeri
pinggang (Alencar, Naas dan Gontijo, 2009).

Tabel 1. Profil individu peternak ayam broiler


TIDAK Variabel Berarti Deviasi Standar

1 Umur petani (tahun) 42.77 12.20


2 Pencapaian pendidikan (tahun) 11.75 3.11

3 Ukuran keluarga (anggota) 3.83 1.08

4 Pengalaman pertumbuhan kontrak (tahun) 9.46 6.89


5 Pengalaman beternak ayam broiler (tahun) 11.42 6.40

6 Ukuran peternakan (kepala) 10.510,20 12.889,95

Pendidikan formal peternak ayam broiler di Kabupaten Banyumas sebagian besar (42,9 persen) adalah lulusan
SMA dengan rata-rata lama mengikuti pendidikan formal 11,75 tahun. Tingkat pendidikan yang memadai ini menjadi landasan
penting dalam menjalankan usaha ayam broiler. Peternak dengan pendidikan yang memadai diharapkan memiliki kemampuan

memahami permasalahan dan tantangan dalam industri ayam broiler. Perubahan lingkungan bisnis akan diwujudkan dalam
tindakan adaptif untuk terus berbisnis dan bertahan di industri ayam broiler. Peternak ayam pedaging lebih mudah memahami
produksi ayam pedaging dan teknik yang diberikan oleh asisten/penyuluh. Kasih sayang dan kepercayaan peternak dalam

menjalankan kegiatan produksinya dapat menurunkan angka kematian ayam pedaging dan meningkatkan performa produksi
ayam pedaging (De Alencar et al., 2007). Ditambahkan oleh (Rondhi et al., 2020; P. Baliyan, 2017) bahwa pendidikan

mendorong peternak untuk mengambil keputusan dan terlibat dalam proses produksi ayam broiler berdasarkan contract
farming. Pendidikan yang dimiliki peternak berpengaruh terhadap keterampilan mengelola usaha ayam broiler. Peningkatan
pendidikan peternak akan mampu meningkatkan kemampuan peternak dalam mengelola usaha ayam broiler.

Family size merupakan jumlah anggota keluarga peternak ayam broiler yang dapat membantu proses produksi dan
meningkatkan motivasi ekonomi untuk melanjutkan usaha ayam broiler. Usaha ayam broiler di pedesaan Kabupaten
Banyumas merupakan usaha berskala kecil dan didorong oleh aktivitas keluarga. Anggota keluarga merupakan input produksi

yang penting dalam penyediaan tenaga kerja pada peternakan ayam broiler di pedesaan (Mbuza et al., 2017). Peternak ayam
broiler di pedesaan Kabupaten Banyumas memiliki rata-rata jumlah anggota keluarga sebesar 3,83 orang. Mengikuti program

pemerintah Indonesia yaitu program keluarga berencana, setiap keluarga dianjurkan berjumlah empat orang.

Model contract growing merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi antara peternak plasma broiler dengan perusahaan

inti. Peternak plasma broiler yang mempunyai kelemahan dalam pengetahuan beternak, akses permodalan, dan pemasaran
dibantu oleh perusahaan inti untuk mendapatkan keuntungan sesuai kontribusi masing-masing pihak. Permasalahan dan
kendala yang dihadapi petani skala kecil cenderung kurangnya pengetahuan bertani, harga yang berfluktuasi, rendahnya

kemauan dan akses terhadap permodalan, serta rendahnya akses terhadap modal.

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

produktivitas (Ali et al., 2015). Kondisi ini memerlukan kerja sama dengan perusahaan inti dalam mengatasi kendala tersebut.
Peternak ayam broiler di Kabupaten Banyumas mempunyai pengalaman mengikuti dan mengikuti kontrak budidaya sejak

lama yaitu 9,46 tahun. Pengalaman mengikuti kegiatan contract growing melambangkan kemampuan peternak ayam broiler
dalam memahami hak dan kewajibannya serta menambah pengetahuan dan keterampilan dalam beternak ayam broiler.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam beternak ayam broiler dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam

menghadapi berbagai kendala dan perubahan yang mempengaruhi usaha ayam broiler. Keterlibatan aktif petani plasma
dalam suasana usaha yang menyenangkan pada model contract growing dapat mendorong adopsi teknologi produksi berjalan

efektif dan menumbuhkan motivasi serta kepercayaan diri petani (Sebuliba Mutumba, Kibwika dan Agea, 2018).

Selain pengalaman mengikuti program contract growing, peternak broiler juga memiliki pengalaman panjang selama
11,42 tahun dalam melakukan kegiatan produksi broiler. Pengalaman beternak ayam broiler yang panjang membuat para
peternak ayam broiler mempunyai pengalaman yang beragam dalam menjalankan usaha ayam broiler. Pengalaman panjang

tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan yang muncul dalam peternakan ayam broiler.
Keberhasilan usaha ayam broiler dapat dijelaskan dari pengalaman penting dalam proses produksi dan distribusi broiler.

Pengalaman para peternak mampu memberikan pembelajaran penting dalam merumuskan strategi menghadapi permasalahan
dan perubahan usaha ayam broiler.
Semakin lama ilmu yang diperoleh maka akan semakin mudah untuk mengembangkan cara-cara baru dalam menyelesaikan

masalah (Adepoju dan Osunbor, 2018).


Peternak ayam broiler di pedesaan Kabupaten Banyumas termasuk dalam skala kecil

usaha dengan rata-rata ukuran peternakan 10.510 ekor ayam broiler. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008,
usaha kecil adalah kegiatan usaha yang mempunyai kekayaan bersih lebih dari Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan. Peningkatan luas lahan peternak ayam broiler berdampak langsung pada perluasan kegiatan usaha.
Pendapatan dari penjualan ayam broiler dan bonus kinerja usaha yang diberikan perusahaan inti dapat meningkatkan
keuntungan usaha peternak ayam broiler

di Kabupaten Banyumas. Memperluas luas peternakan berpengaruh langsung terhadap peningkatan keuntungan dan efisiensi
usaha ayam broiler. Secara umum, ukuran peternakan juga mempengaruhi kinerja usaha ayam broiler dengan menggunakan

model contract farming (Shaikh dan Zala, 2011; Majid dan Hassan, 2014).

Tabel 2. Karakteristik individu peternak ayam broiler

Jumlah Persentase
TIDAK Variabel Klasifikasi
Petani ya

1 Status pernikahan Belum nikah 6 12.2

Telah menikah 43 87.8

2 Mata pencaharian primer Peternakan ayam pedaging merupakan mata 19 38.8


pencaharian utama

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Peternakan ayam pedaging bukanlah mata 30 61.2


pencaharian utama

3 Persepsi dampak COVID-19 COVID 19 tidak berdampak 10 20.4

COVID 19 mempunyai dampak 39 79.6


4 Sikap terhadap COVID-19 Tidak takut terhadap COVID 19 16 32.7

Takut akan COVID-19 33 67.3

Berdasarkan Tabel 2 diketahui pula bahwa sebagian besar peternak ayam broiler (87,8 persen) sudah berkeluarga.
Peternak ayam broiler yang belum menikah cenderung berusia di bawah 30 tahun dan berpendidikan tinggi. Peternak ayam
broiler yang berpendidikan tinggi tidak memutuskan untuk langsung menikah namun berpikir untuk berbisnis, menerapkan

ilmu, dan mencari jati diri. Di daerah pedesaan, masyarakat relatif menikah pada usia muda dan pendidikannya relatif rendah.
Masyarakat dengan pendidikan yang relatif rendah cenderung menikah lebih awal dibandingkan masyarakat dengan

pendidikan tinggi (Delprato, Akyeampong dan Dunne, 2017). Namun petani yang sudah menikah cenderung lebih rasional
dan banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan. Pasangan perempuan dalam sebuah pernikahan dapat memberikan
kontribusi terhadap motivasi bisnis dan pengambilan keputusan bisnis untuk tujuan ekonomi, kepuasan, dan tanggung jawab

keluarga. Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam meningkatkan kewirausahaan dan usaha kecil (Pinho dan S,
2014; Blenkinsopp dan Owens, 2010).

Usaha ayam broiler mempunyai peranan penting bagi keluarga peternak, terutama dalam meningkatkan pendapatan
keluarga dan mengoptimalkan tenaga kerja keluarga. Para petani di pedesaan Indonesia, khususnya di Kabupaten Banyumas,

merasa optimis dengan peningkatan pendapatan keluarga. Namun sebagian besar peternak ayam broiler di Kabupaten
Banyumas menjadikan usaha ayam broiler bukan sebagai usaha utama mereka. Itu
Usaha utama peternak ayam pedaging adalah petani tanaman pangan, pegawai swasta dan pemerintah
(Mozumdar dkk., 2009)

COVID-19 sudah satu tahun hadir di Indonesia dan berdampak pada berbagai sektor, termasuk industri ayam

broiler. Dampak berat dari ancaman kematian ini mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk menerapkan pembatasan
sosial (social distance), yang berdampak pada penjualan produk ayam broiler dan ketersediaan fasilitas produksi unggas.
Sebagian besar peternak (79,6 persen) merasa bahwa COVID 19 berdampak pada bisnis ayam broiler. COVID-19 telah

menghambat penjualan ayam broiler, kesulitan memperoleh DOC, dan menurunnya kunjungan tenaga pendamping/penyuluh
ke lokasi peternakan ayam broiler.

Usaha skala kecil yang terkena dampak COVID-19 pada aspek keuangan (arus kas) dan terus menutup usahanya untuk

sementara (Bartik et al., 2020).


Sebagian besar peternak ayam broiler (67,3 persen) takut terhadap COVID-19. Ketakutan para peternak ayam

broiler karena mereka selalu update COVID-19 dari televisi dan media online. Masifnya informasi yang didapat dari media
online dan televisi membuat para petani paham akan bahaya COVID 19. Informasi inilah yang kemudian menjadi salah satu
pertimbangan penting dalam melakukan usaha.
keputusan.

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Keputusan usaha peternak ayam broiler terkait dengan keberlangsungan usaha dalam menghadapi perubahan akibat
COVID 19

Peternak ayam broiler sebagai pengelola mempunyai tugas mengambil keputusan bisnis terkait dengan
perubahan lingkungan eksternal. Gangguan biologis seperti COVID-19 telah menimbulkan beberapa dampak negatif
pada bisnis ayam broiler dan mendorong keputusan bisnis yang menguntungkan. Dalam situasi yang penuh
ketidakpastian, beberapa alternatif keputusan usaha yang dapat dilakukan adalah menutup usaha seluruhnya, menutup
sebagian usaha, meningkatkan akses terhadap pinjaman keuangan, dan melanjutkan usaha ayam broiler (Shafi, Liu
dan Ren, 2020). Berdasarkan Tabel 3 diketahui mayoritas peternak ayam broiler (75,5 persen) cenderung mengambil
keputusan untuk melanjutkan usaha ayam broiler di tengah tantangan menghadapi COVID-19. Peternak ayam broiler
masih memiliki harapan bahwa pandemi COVID-19 akan segera berakhir, dan adanya pelonggaran kebijakan pemerintah
dalam menanganinya.
COVID 19.
Tabel 3. Keputusan usaha peternak ayam broiler dalam menghadapi COVID-19

TIDAK Variabel Jumlah petani Persentase


1 Hentikan bisnis untuk sementara 12 24.5
2 Melanjutkan bisnis 37 75.5

Hasilnya menunjukkan bahwa selama masa pandemi COVID-19, sebagian besar peternak ayam broiler (75,5
persen) tetap berkomitmen untuk melanjutkan usahanya selama masa pandemi dan setelahnya, sedangkan sisanya
memutuskan untuk berhenti sementara. Peternak yang memutuskan tetap melanjutkan usahanya di masa ancaman
COVID-19 adalah mereka yang memiliki rata-rata jumlah ternak ayam broiler sebanyak 12.567 ekor. Sebagian besar
peternak ayam broiler di perdesaan (61,2 persen) memiliki peternakan ayam broiler dengan luas peternakan lebih dari
5.000 ekor. Semakin besar skala usaha ayam broiler dapat menyebabkan efisiensi biaya produksi sehingga dapat
mempengaruhi ketahanan usaha. Daya tahan usaha ayam broiler semakin meningkat jika skala peternakan ayam
broiler semakin besar dan diikuti dengan pola pemeliharaan yang semakin baik, sehingga performa produk dan
pendapatan pun meningkat (Kawsar et al., 2018).
Berdasarkan Tabel 4 terlihat adanya perbedaan karakter antara kelompok peternak ayam broiler yang
memutuskan menghentikan usaha ayam broiler sementara dengan yang tetap melanjutkan usahanya di tengah
perubahan akibat COVID 19. Peternak ayam broiler yang berhenti sementara Jumlah usaha mereka adalah ayam broiler
(4.1667 ekor) lebih sedikit dibandingkan dengan usaha ayam broiler (12.567 ekor). Peternak yang memiliki kurang dari
5.000 ekor ayam broiler cenderung memiliki arus kas yang terbatas serta penjualan dan pasar yang sempit. Keterbatasan
arus kas yang dimiliki peternak ayam broiler dengan skala kepemilikan terbatas rentan terhadap perubahan/gangguan,
tidak ramah terhadap risiko usaha yang muncul seperti inflasi, penurunan harga ayam broiler, dan kepercayaan diri
menghadapi risiko rendah.
Keuangan, cakupan pasar, dan strategi bisnis merupakan faktor pembatas kelangsungan hidup usaha skala kecil.
Rendahnya kemampuan mengelola risiko usaha juga menjadi kendala bagi usaha kecil.

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

ketahanan (Hove dan Tarisai, 2013; Agbolade Obasan, 2014). Peningkatan skala usaha ayam broiler dapat meningkatkan
kinerja usaha dan selanjutnya berdampak pada kelangsungan hidup usaha ayam broiler.

Peternak ayam broiler yang memutuskan untuk berhenti menjalankan usahanya di masa pandemi COVID-19
memiliki rata-rata usia yang lebih tua dan pendidikan yang lebih rendah dibandingkan peternak yang memilih untuk
melanjutkan usahanya di masa pandemi COVID 19. Petani yang lebih tua cenderung kurang mampu menghadapi risiko
dan tantangan yang terjadi akibat perubahan lingkungan usaha. Kecepatan dalam mengambil keputusan sudah mulai
menurun dibandingkan dengan petani muda. Usia merugikan kelangsungan hidup usaha kecil, artinya semakin tua
pemilik usaha akan menyebabkan ketahanan usaha kecil menurun.

(Woldehanna, Amha dan Yonis, 2018). Pendidikan formal peternak ayam broiler merupakan sumber pengetahuan dan
keterampilan. Pendidikan formal peternak ayam broiler juga mendukung kemampuan peternak dalam memahami
masalah dan mengurangi serta memecahkan masalah. Peternak broiler lulusan perguruan tinggi memiliki kapasitas
kognitif yang lebih tinggi sehingga lebih mampu bertahan dalam perubahan lingkungan bisnis. Kapasitas kognitif
berpengaruh positif terhadap survivabilitas dalam berbisnis.
Individu dengan pendidikan terbatas cenderung memiliki keterbatasan finansial dan sumber daya manusia

mengelola risiko bisnis atau memiliki kapasitas kewirausahaan yang rendah (Asoni dan Sanandaji, 2016; Chimucheka,
2013).
Peternak ayam pedaging yang cenderung menghentikan usahanya selama masa COVID-19 untuk sementara
mempunyai pengalaman mengikuti kontrak budidaya dan pengalaman beternak ayam pedaging yang relatif lebih singkat
dibandingkan kelompok peternak yang memutuskan tetap menjalankan usahanya di masa pandemi COVID-19.
Pengalaman beternak ayam broiler menyebabkan peternak terbiasa menghadapi hal-hal yang kurang menyenangkan
dan menguntungkan dalam usaha ayam broiler. Para petani ini tidak terkejut dengan perubahan lingkungan usaha dan
cenderung optimis bahwa dampak buruk tersebut akan teratasi. Pengalaman peternak ayam broiler, baik pengalaman
beternak maupun mengikuti pola kontrak budidaya, dapat meningkatkan kualitas usaha dan ketahanan usaha. Individu
dengan pengalaman yang lebih luas dapat meningkatkan kemungkinan kesuksesan dan ketahanan bisnis. Pihak lain

akan lebih percaya diri dalam memberikan akses permodalan dan akses bisnis lainnya kepada individu yang lebih
berpengalaman menjalankan bisnis (Rusiana, Brewer dan Escalante, 2017). Selain itu, pengalaman bertani dan
dimasukkan ke dalam pola kontrak tanam dapat mendorong petani berinovasi untuk memprediksi dan memitigasi
perubahan terkait perubahan tersebut. Inovasi yang dilakukan khususnya pada proses produksi dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha masyarakat (Ortiz-Villajos dan Sotoca, 2018).

Tabel 4. Profil peternak ayam broiler berdasarkan keputusan bisnis dalam menghadapi COVID-19

Keputusan bisnis
TIDAK Variabel
Hentikan bisnis untuk sementara Lanjutkan bisnis

1 Umur petani (tahun) 49.33 40.64

2 Pencapaian pendidikan (tahun) 10.00 12.32

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

3 Status pernikahan (%)


Belum nikah 8.33 13.52

Telah menikah 91.67 86.48

4 Ukuran keluarga (anggota) 4.00 3.78

5 Kontrak pengalaman yang berkembang 8.58 9.75

(bertahun-tahun)

6 Pengalaman beternak ayam broiler 8.25 12.45

(bertahun-tahun)

7 Ukuran peternakan (kepala) 4.166,66 12.567,56

8 Mata pencaharian utama (%)

Peternakan ayam pedaging adalah yang utama 33.33 40.54

mata pencaharian

Peternakan ayam pedaging bukanlah yang utama 66.67 59.46

mata pencaharian

9 Persepsi dampak COVID-19 (%)

COVID-19 mempunyai dampak 100,00 72,97

COVID-19 tidak berdampak apa pun 0,00 27.03

10 Sikap terhadap COVID-19 (%)

Tidak takut dengan COVID-19 50.00 27.03

Takut akan COVID-19 50.00 72,97

Peternak ayam broiler di pedesaan Kabupaten Banyumas yang memutuskan untuk menghentikan usahanya beralasan

bahwa COVID-19 mempengaruhi usaha ayam broiler yang dijalankan. Peternak pada kelompok ini mempunyai skala usaha

peternakan ayam broiler yang terbatas sehingga cukup rentan terhadap peningkatan perunggasan

fasilitas produksi dan penurunan harga jual akibat kebijakan sosial dan penjarakan fisik pada masa pandemi COVID-19. Sementara

itu, petani yang memutuskan untuk melanjutkan usahanya di masa pandemi COVID-19 didominasi oleh petani yang menganggap

bahwa COVID-19 berdampak pada usahanya. Namun, sebanyak 27,03 persen peternak menyatakan bahwa COVID-19 tidak

berdampak signifikan terhadap operasional usaha ayam broiler. Selain itu, relatif tingginya pendidikan petani yang berkomitmen

untuk melanjutkan usahanya di era COVID-19 membuat petani sadar akan bahaya COVID-19. Sebagian besar peternak ayam

broiler (72,97 persen) takut terhadap COVID-19 karena mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai COVID-19. Namun

ketakutan akan COVID 19 tidak serta merta membuat mereka menghentikan usahanya untuk sementara waktu. Petani pada

kelompok ini memiliki pendidikan dan pengalaman bertani yang relatif lebih tinggi sehingga merasa mampu melewati tantangan

tersebut. Pendidikan peternak ayam broiler pada kelompok peternak yang mengambil keputusan usaha untuk melanjutkan usahanya

di masa pandemi COVID-19 relatif lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi pada peternak ayam broiler menyebabkan peternak

memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang bisnis dan mengetahui eksternal

10

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

faktor yang dapat mendorong perubahan bisnis sehingga mereka merasa mampu mengambil keputusan bisnis yang tepat

(Virglerova et al., 2017). Pengalaman yang lebih luas dalam mengikuti kontrak budidaya membuat peternak ayam broiler

semakin percaya diri untuk melanjutkan usahanya. Partisipasi peternak ayam broiler

dalam skema contract growing dapat mengurangi risiko usaha petani, antara lain ketidakpastian harga jual dan ketersediaan

input produksi (Putri dan Rondhi, 2020).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bisnis peternak ayam broiler dalam menghadapi COVID 19
Wabah COVID-19 menjadi salah satu gangguan terhadap usaha ayam broiler di Indonesia

dalam hal produksi dan distribusi. COVID-19 telah mengubah sistem produksi dan distribusi ayam broiler untuk beradaptasi

dengan perubahan perilaku konsumen, daya beli konsumen, dan harga jual. Pengambilan keputusan bisnis sangat penting

pada masa wabah COVID-19 untuk menyesuaikan sistem bisnis dengan perubahan yang muncul akibat COVID-19. Pada masa

pandemi COVID-19, peternak skala kecil dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan keputusan usahanya: kelompok peternak

yang mengalami kegagalan usaha atau menghentikan usahanya untuk sementara waktu dan kelompok peternak yang tetap

melanjutkan usaha ayam broiler pada masa pandemi COVID-19. .

Kegagalan bisnis merupakan ancaman dari keberadaan COVID-19 yang tidak dapat diatasi

langsung. COVID-19 masih menjadi ancaman dan gangguan jangka panjang terhadap bisnis ayam broiler sehingga berujung

pada kegagalan bisnis. Kegagalan bisnis adalah suatu kondisi ketika suatu bisnis tidak dapat beroperasi karena kurangnya

arus kas dan penurunan penjualan (Amankwah-Amoah, Khan dan Wood, 2020).

Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian, pengambilan keputusan usaha harus segera dilakukan oleh peternak ayam

broiler skala kecil apakah dihentikan sementara atau dilanjutkan di masa wabah COVID-9. Berdasarkan Tabel 3, sebagian

besar peternak ayam broiler (75,5 persen) cenderung tetap melanjutkan usaha ayam broiler meskipun situasi kurang mendukung

akibat COVID-19.

Sementara itu, sisanya (24,5 persen) lebih memilih menghentikan sementara usahanya.

Analisis diskriminan digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan petani berdasarkan
terhadap keputusan bisnis peternak ayam broiler.

Uji normalitas

Asumsi penting yang dibuat sebelum melakukan analisis diskriminan adalah data terdistribusi normal. Variabel

independen yang berjumlah sepuluh dari X1 sampai X10 harus berdistribusi normal, hal ini diketahui melalui Uji Normalitas

dengan pendekatan Exact seperti terlihat pada Tabel 5. Pendekatan eksak analisis diskriminan dilakukan karena sampel yang

digunakan sedikit <50 responden.

11

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Tabel 5. Uji normalitas


Residu Tidak Standar
N 49

Parameter Normala,b Berarti .0000000

Std. .31270285
Deviasi

Paling Ekstrem Mutlak .086


Perbedaan Positif .060

Negatif -.086

Statistik Uji .086

Asymp. tanda tangan. (2-ekor) .200c,d

Tanda Tangan Tepat. (2-ekor) .829

Probabilitas Poin .000

A. Distribusi tes Normal.


B. Dihitung dari data.

C. Koreksi Signifikansi Lilliefors.

Berdasarkan uji normalitas dengan pendekatan Exact terlihat p-value Exact lebih dari 0,05 (P>0,05) yang
berarti data pada variabel independen berdistribusi normal. Selanjutnya data dianalisis menggunakan uji diskriminan
seperti pada Tabel 6.
Berdasarkan uji Wilks Lambda terlihat nilai signifikansinya lebih kecil dari alpha (p<0,05). Hal ini menggambarkan
perbedaan antara kelompok 1 (peternak yang memutuskan menghentikan sementara usaha ayam broiler) dan
kelompok 2 (peternak yang memilih melanjutkan usaha ayam broiler di masa pandemi COVID 19).

Tabel 6. Uji beda rata-rata antar kelompok menggunakan uji Wilks Lambda

Uji Fungsi Alun-alun Lambda Chi Wilks df tanda tangan.

1 .554 26.575 4 .000

Dapat dilihat juga pada Tabel 7 mengenai perbedaan signifikan antar kelompok pada masing-masing variabel
independen. Berdasarkan Tabel 7 terlihat terdapat 50 persen jumlah variabel independen yang menunjukkan adanya
perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2.
Asumsi selisih rata-rata antar kelompok terpenuhi karena lebih dari 50 persen total variabel independen yang dianalisis
mempunyai perbedaan signifikan antar kelompok sehingga dapat dilakukan analisis diskriminan.

12

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Tabel 7. Uji kesetaraan rata-rata kelompok


Wilks' Lambda df1 F df2 tanda tangan.

Umur petani (X1) .904 4.967 1 47 .031*

Pencapaian pendidikan (X2) .895 5.529 1 47 .023*

Status pernikahan (X3) 0,995 .218 1 47 .643

Ukuran keluarga (X4) 0,993 .354 1 47 .555

Kontrak pengalaman berkembang 0,995 .258 1 47 .614


(X5)

Pengalaman beternak ayam broiler .918 4.175 1 47 .047*


(X6)

Ukuran peternakan (X7) .920 4.097 1 47 .049*

Mata Pencaharian Utama (X8) 0,996 .191 1 47 .664

Dirasakan COVID-19 19 .917 4.263 1 47 .044*

dampak (X9)
Sikap terhadap COVID-19 .956 2.183 1 47 .146
(X10)

Berdasarkan hasil proses metode bertahap pada Tabel 8 dengan enam kali iterasi, ditemukan empat variabel
signifikan yang membedakan kelompok 1 (peternak yang memutuskan untuk menghentikan usaha ayam broiler
sementara selama COVID 19) dan kelompok 2 (peternak yang memutuskan untuk melanjutkan usahanya). bisnis ayam
broiler di masa pandemi COVID-19). Dengan tingkat kesalahan sisa yang lebih kecil yang dinyatakan oleh Wilk’s Lambda,
dimulai pada level 0,023 dan menurun hingga mencapai 0,000 setelah
empat variabel dipilih untuk dimasukkan dalam fungsi diskriminan.
Tabel 8. Metode bertahap
Lambda Wilks
Ste F yang tepat
Masuk DIHAPUS
P ahli statistik df df ahli statistik df
ic 1 2 df3 ic 1 df2 Tanda tangan.

1 Pencapaian pendidikan 0,895 1 1 47,00 5.529 1 47.000 .023


0

2 Pengalaman beternak 0,764 2 1 47,00 7.087 2 46.000 .002

ayam broiler 0

3 Usia petani 0,671 3 1 47,00 7.362 3 45.000.000


0

4 Ukuran peternakan 0,617 4 1 47,00 6.835 4 44.000 .000


0

13

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

5 Pendidikan 0,632 3 1 47,00 8.727 3 45.000.000


Al 0
pencapaian
T

6 Persepsi tentang COVID-19 0,554 4 1 47,00 8.855 4 44.000.000

dampak 0

Pada setiap langkah, variabel yang meminimalkan keseluruhan Wilks' Lambda dimasukkan.
A. jumlah langkah maksimum adalah 20.
B. Minimum parsial F untuk masuk adalah 3,84.
C. F parsial maksimum yang harus dihilangkan adalah 2,71.

D. Level F, toleransi, atau VIN tidak mencukupi untuk perhitungan lebih lanjut.

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa eigenvalue menunjukkan ada tidaknya multikolinearitas antar variabel
independen. Multikolinearitas akan terjadi bila eigenvalue mendekati 0 (nol). Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai
eigenvalue menjauhi angka nol yaitu 0,805. Fungsi diskriminan yang diperoleh cukup baik karena tidak adanya
multikolinearitas antar variabel independen.

Tabel 9. Ringkasan Diskriminan Kanonik


Resmi
Fungsi Nilai eigen % Varians Kumulatif %
Korelasi

1 .805a 100,0 100,0 .668

A. 1 fungsi diskriminan kanonik pertama digunakan dalam analisis.

Tabel 9 menunjukkan nilai korelasi kanonik sebesar 0,668 yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan
antara besarnya variabilitas yang dapat dijelaskan oleh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari tabel diatas
diperoleh nilai korelasi kanonik sebesar 0,668 sehingga diperoleh R
2
adalah 0,446 yang berarti 44,6 persen perubahan keputusan bisnis dapat terjadi
dijelaskan dari model diskriminan yang terbentuk.
Tabel 10. Koefisien fungsi diskriminan kanonik

Fungsi
1

Usia petani -.073

Pengalaman beternak ayam broiler .140

Ukuran peternakan .000

Dampak COVID-19 yang dirasakan -1.403

(Konstan) 2.084

14

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Tabel koefisien fungsi diskriminan kanonik menjelaskan model diskriminan


terbentuk: Y = 2,084 -0,073 Umur peternak + 0,14 Pengalaman beternak ayam broiler + 0,00 Luas peternakan -
1.403 Dampak corona yang dirasakan.
Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa rangkaian analisis diskriminan menghasilkan 4 hal utama
faktor yang mempengaruhi keputusan bisnis peternak ayam broiler dalam menghadapi COVID

19 wabah. Keempat faktor tersebut adalah usia peternak ayam pedaging, pengalaman beternak ayam pedaging, ukuran
peternakan, dan persepsi dampak COVID-19. Usia peternak ayam broiler yang semakin tua memberikan sinyal adanya
kecenderungan peternak untuk menutup sementara usaha ayam broiler. Petani yang lebih tua cenderung tidak suka
menghadapi risiko bisnis. Pengalaman beternak ayam broiler merupakan faktor penting yang mempengaruhi peternak
untuk menutup usahanya atau melanjutkan usahanya sementara. Berdasarkan analisis diskriminan terlihat bahwa
pengalaman beternak ayam broiler semakin lama dan akan mempengaruhi peternak
untuk melanjutkan bisnis mereka selama pandemi COVID-19. Luas peternakan juga memberikan gambaran strategis
bahwa bertambahnya luas peternakan akan mendorong peternak mengambil keputusan bisnis untuk melanjutkan usaha
ayam broiler di tengah pandemi COVID-19. Meningkatnya ukuran peternakan dapat menjamin penjualan dan sumber daya
keuangan. Usaha kecil yang memiliki rencana yang sehat untuk menghadapi perubahan dengan sumber daya keuangan
yang memadai kemungkinan besar akan bertahan dalam menjalankan produksinya (Obrenovic et al., 2020). Selain itu,
persepsi peternak broiler terhadap dampak COVID-19 juga mempengaruhi pengambilan keputusan bisnis. Peternak yang
mempunyai persepsi bahwa COVID-19 merugikan berbagai sektor perekonomian akan cenderung memilih keputusan
untuk menghentikan sementara usaha ayam broiler.
Daya saing sumber daya manusia peternak ayam broiler yang meliputi umur, pengalaman, akses informasi, dan
jumlah ayam broiler yang dimiliki sangat erat kaitannya dengan kemampuan inovasi peternak. Kemampuan inovatif
peternak ayam broiler dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pelaku usaha peternakan ayam broiler untuk
menghentikan sementara atau melanjutkan usahanya di masa pandemi COVID-19.
Salah satu faktor dalam pengambilan keputusan bisnis untuk menghadapi situasi ketidakpastian adalah sumber daya
manusia yang berkaitan dengan kemampuan inovasi (Visnja et al., 2016).

KESIMPULAN

Wabah COVID-19 membawa ketidakpastian pada bisnis ayam broiler. Produksi,


Permasalahan distribusi dan konsumsi muncul akibat kebijakan pemerintah dalam merespons wabah COVID-19.
Pengambilan keputusan bisnis diperlukan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan bisnis ayam broiler akibat COVID-19.

Sebagian besar peternak ayam broiler yang mengikuti skema contract growing cenderung mengambil keputusan
untuk melanjutkan usahanya di masa pandemi COVID-19. Peternak yang memutuskan untuk melanjutkan usahanya di
masa pandemi COVID-19 memiliki usia, pendidikan, ukuran peternakan, dan sikap yang lebih baik terhadap COVID-19
dibandingkan peternak yang memutuskan untuk menutup usaha ayam broilernya untuk sementara waktu. Perubahan
usaha ayam broiler akibat pandemi COVID-19 dapat diatasi dengan baik oleh peternak

15

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

memiliki sumber daya manusia berkualitas yang memadai berdasarkan usia, pendidikan, luas lahan, dan
sikap individu terhadap COVID-19. Usia peternak, pendidikan, ukuran peternakan, dan sikap pribadi
terhadap COVID-19 merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan usaha ayam broiler skala kecil
membuat.

PENGAKUAN
Pekerjaan ini didukung oleh lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas
Jenderal Soedirman pada tahun 2020.

REFERENSI
Adepoju, AO, & Osunbor, PP (2018). Strategi Adaptasi Pilihan Peternak Unggas Skala Kecil terhadap
Perubahan Iklim di Negara Bagian Ogun, Nigeria. Penelitian Keberlanjutan Pedesaan, 40(335), 32–
40. https://doi.org/10.2478/plua-2018-0009
Alencar, M.d. CBD, Naas, IA, & Gontijo, LA (2009). Aktivitas kerja dan kesehatan pekerja di produksi ayam
pedaging: studi kasus. Jurnal Ilmu Unggas Brasil, 11(2), 73-78. https://doi.org/10.1590/
S1516-635X2009000200001
Alencar, M.d. CBD, Naas, IA, Gontijo, LA, & Salgado, DA (2007). Pengaruh motivasi kerja pada produksi
unggas. Jurnal Ilmu Unggas Brasil, 9(4), 249-253.
https://doi.org/10.1590/S1516-635X2007000400007
Ali, Y., Jahan, S., Islam, A., & Islam, MA (2015). Dampak faktor sosial ekonomi terhadap kinerja produksi
peternakan ayam broiler ukuran kecil dan menengah di Bangladesh. Jurnal Ilmu Pengetahuan
Baru, 15(1), 479–487.
Amankwah-Amoah, J., Khan, Z., & Wood, G. (2021). COVID-19 dan kegagalan bisnis: Paradoks
pengalaman, skala, dan ruang lingkup teori dan praktik. Jurnal Manajemen Eropa, 35(2), 179-184.
https://doi.org/10.1016/j.emj.2020.09.002
Asoni, A., & Sanandaji, T. (2016). Mengidentifikasi pengaruh pendidikan perguruan tinggi terhadap bisnis
kelangsungan pekerjaan. Kecil Bisnis dan Ekonomi, 46(2), 311-324.
https://doi.org/10.1007/s11187-015-9686-5
Baliyan, SP, & Masuku, MB (2017). Faktor Sosial Ekonomi Sebagai Penentu Keterampilan Manajemen
Peternakan Diantara Produsen Unggas Broiler di Botswana. Jurnal Internasional Ekonomi
Pertanian, 2(2), 27-34.
Bartik, AW, Bertrand, M., Cullen, Z., Glaeser, EL, Luca, M., & Stanton, C. (2020). Dampak COVID-19
terhadap hasil dan ekspektasi usaha kecil. Prosiding National Academy of Sciences Amerika
Serikat, 117(30), hlm.17656–17666.
https://doi.org/10.1073/pnas.2006991117

16

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Blenkinsopp, J., & Owens, G. (2010). Intinya: Peran pasangan “menikah” dalam kewirausahaan dan bisnis
keluarga. Jurnal Internasional Perilaku & Penelitian Wirausaha, 16(5), 357-369. https://doi.org/
10.1108/13552551011071850
Coklat, BJ, & Clow, JE (2008). Pengantar Bisnis. Perusahaan McGraw-Hill.
Chimucheka, T. (2013). Dampak Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Pembentukan dan Kelangsungan
Hidup Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UKM). Jurnal Ekonomi, 4(2),
157–168. https://doi.org/10.1080/09765239.2013.11884975
Chittithaworn, C., Islam, A., Keawchana, T., & Yusuf, DHM (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan bisnis usaha kecil & menengah (UKM) di Thailand. Ilmu Sosial Asia, 7(5), 180–
190. https://doi.org/10.5539/ass.v7n5p180
Daly, P., & Walsh, JS (2010). Teori Drucker tentang bisnis dan organisasi: Manajemen yang menantang
bisnis asumsi. https://doi.org/ Keputusan, 48(4), 500-511.
10.1108/00251741011041319
Daulay, AR, & Ermansyah, D. (Eds.). (2020). Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2020/ Statistik
Peternakan dan Kesehatan Hewan 2020. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian RI.
Delprato, M., Akyeampong, K., & Dunne, M. (2017). Pengaruh Pendidikan Antargenerasi Dini
Pernikahan di Afrika Sub-Sahara. Pembangunan Dunia, 91, https://doi.org/10.1016/ 173-192.
j.worlddev.2016.11.010
Donthu, N., & Gustafsson, A. (2020). Dampak COVID-19 terhadap bisnis dan penelitian. Jurnal Riset Bisnis,
117, 284-289. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.06.008
Frazier, GL, & Howell, RD (1983). Definisi dan Kinerja Bisnis. Jurnal Pemasaran,
47(2), 59-67. https://doi.org/10.2307/1251493
Gardnier, MO, & Gardnier, P. (2013). DIVIDEN DEMOGRAFI INDONESIA ATAU JENDELA PELUANG?
Masyarakat Indonesia, 39(2), 481-504.
Hove, P., & Tarisai, C. (2013). Faktor Internal yang Mempengaruhi Keberhasilan Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Perusahaan Agribisnis Kecil dan Mikro di Wilayah Komunal Alice. Jurnal
Ekonomi, 4(1), 57-67. https://doi.org/10.1080/09765239.2013.11884965
sebaliknya. M., Kirychuk, S., Drost, H., & Jacobson, L. (2000). Dampak kesehatan manusia dari paparan
debu di bangunan kandang hewan. Jurnal Keamanan dan Kesehatan Pertanian, 6(4), 283-288.
https://doi.org/10.13031/2013.1911
Kawsar, MH, Chowdhury, SD, Raha, SK, Rashid, A., & Sarkar, PK (2018). Peternakan Ayam Broiler Skala
Kecil di Rumah Tangga Pedesaan Dengan atau Tanpa Intervensi Pengelolaan Selama Musim Dingin.
Jurnal Pertanian dan Ilmu Kedokteran Hewan IOSR, 11(3), 7–14.
Majid, RB, & Hassan, S. (2014). Kinerja Peternak Kontrak Broiler: Studi Kasus di Perak, Malaysia. Procedia
UMK, 1, 18-25. https://doi.org/10.1016/j.umkpro.2014.07.003

17

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

Mbuza, F., Manishimwe, R., Mahoro, J., Simbakabo, T., & Nishimwe, K. (2017). Karakterisasi sistem produksi
unggas broiler di Rwanda. Kesehatan dan Produksi Hewan Tropis, 49, 71-77. http://dx.doi.org/10.1007/
s11250-016-1160-0
Mendes, AS, Gudoski, DC, Cargnelutti, AF, Silva, EJ, Carvalho, EH, & Morello, GM (2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan produksi ayam pedaging di negara bagian selatan
Paraná, Brazil. Jurnal Ilmu Unggas Brasil, 16(1), 113-119. https://doi.org/10.1590/
S1516-635X2014000100016
Mozumdar, L., Farid, K., Ahmed, J., & Rahman, M. (2009). Peternakan ayam pedaging: Sebuah pendekatan
untuk meningkatkan penghidupan pedesaan. Jurnal Universitas Pertanian Bangladesh, 7(2), 395–402.
http://doi.org/10.3329/jbau.v7i2.4752
Obasan, KA, 2014. Dampak Lingkungan Bisnis terhadap Kelangsungan Usaha Skala Kecil di Nigeria. Jurnal
Internasional Penelitian Manajemen dan Bisnis, 4(3), 165–170.
Obrenovic, B., Du, J., Godinic, D., Tsoy, D., Khan, MAS, & Jahongirov, I. (2020). Mempertahankan Operasional
dan Produktivitas Perusahaan selama Pandemi COVID-19: “Efektifitas Perusahaan dan 12(15).
Keberlanjutan Model". Keberlanjutan,
http://doi.org/10.3390/su12155981
Ortiz-villajos, JM, & Sotoca, S. (2018). Inovasi dan kelangsungan bisnis: Pendekatan jangka panjang.
Kebijakan Penelitian, 47(8), 1418-1436. http://doi.org/10.1016/j.respol.2018.04.019
Pinho, JC, & Sá, ESD (2014). Karakteristik pribadi, hubungan bisnis dan kinerja kewirausahaan: Beberapa
bukti empiris. Jurnal Pengembangan Usaha Kecil dan Usaha, 21(2), 284-300. https://doi.org/10.1108/
JSBED-10-2013-0150
Putri, ATR, & Rondhi, M. (2020). Contract Farming dan Pengaruhnya terhadap Resiko Harga pada Peternakan
Broiler. Web Konferensi E3S, 142. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202014205002
Rondhi, M., Aji, JMM, Hasan, AF, & Yanuarti, R. (2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi peternak
dalam contract farming: Kasus sektor ayam pedaging di Indonesia. Jurnal Ilmu Hewan Tropis, 43(2),
183–190. https://doi.org/10.5398/tasj.2020.43.2.183
Rusiana, H., Brewer, B., & Escalante, C. (2017). Pengaruh kematangan usaha, pengalaman, dan ukuran
terhadap vitalitas ekonomi pertanian: Analisis migrasi kredit peminjam Badan Pelayanan Pertanian.
Tinjauan Pembiayaan Pertanian, 77(1), 153–163.
Subuliba-Mutumba, R., Paul, K., & Jacob, AG (2018). Pengaruh mekanisme pemanfaatan pengetahuan
terhadap inovasi kelompok tani kecil. Jurnal Pembangunan Pedesaan Afrika, 3(4), 973–986.

Shafi, M., Liu, J., & Ren, W. (2020). Dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor mikro, kecil, dan menengah
Perusahaan berukuran besar yang beroperasi di Pakistan. Penelitian Globalisasi, 2. https://doi.org/
10.1016/j.resglo.2020.100018
Syaikh, AS, & Zala, YC (2011). Kinerja Produksi dan Penilaian Ekonomi Peternakan Broiler di Distrik Anand
Gujarat. Tinjauan Penelitian Ekonomi Pertanian, 24, 317–323.

18

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407


Machine Translated by Google

Konferensi Internasional LSPR tentang Komunikasi dan Bisnis ke-4 2021

http://dx.doi.org/10.22004/ag.econ.119385
Sugiarto, M., Wakhidati, YN, & Aunurrohman, H. (2019). Kepuasan Peternak Terhadap Kualitas
Pelayanan Model Contract Farming Broiler Di Kabupaten Banyumas. Buletin Peternakan
(Buletin Sains), 43(3), Satwa
dari https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v43i3.44853 207-212.

Visnja, I., Joviÿiÿ, J., Arsovski, S., & Drezgiÿ, M.Ž. (2016). Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Bisnis. Dalam P. Mitrevski, Prosiding Konferensi Internasional ke-6
tentang Internet Terapan dan Teknologi Informasi (hlm.396–403). Universitas “St Kliment Ohridski” –
Bitola. http://dx.doi.org/10.20544/AIIT2016.48
Woldehanna, T., Amha, W., & Yonis, MB (2018). Korelasi dengan kelangsungan hidup bisnis: bukti
empiris tentang usaha mikro dan kecil milik kaum muda di Perkotaan Ethiopia. Jurnal
Pembangunan dan Migrasi IZA, 8(1). https://doi.org/10.1186/s40176-018-0122-x

19

Salinan elektronik tersedia di: https://ssrn.com/abstract=3830407

Anda mungkin juga menyukai