Anda di halaman 1dari 31

Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DESA


PASCA KEBERADAAN USAHA TERNAK AYAM BROILER
(Studi Kasus di Dusun Dengok IV, Desa Dengok, Kecamatan Playen,
Kabupaten Gunungkidul)
Oleh:
Ibnu Nurhuda Kasendar dan Nur Hidayah, M.Si.
E-mail: ibnunurhudakasendar@gmail.com
Pendidikan Sosiologi – Fakultas Ilmu Sosial – Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses keberadaan usaha ternak
ayam broiler di wilayah perdesaan dan gejala perubahan sosial yang terjadi pada
masyarakat desa pasca keberadaan usaha ternak ayam broiler, dengan mengambil
setting penelitian di Dusun Dengok IV, Desa Dengok, Kecamatan Playen,
Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan sifat studi kasus. Teknik pengumpulan data mengunakan teknik
wawancara dan observasi serta beberapa dokumentasi sebagai pendukung.
Pembahasannya dianalisis melalui hasil wawancara serta menggunakan
interpretasi. Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara purposive sampling, menggunakan beberapa informan terpilih dengan jumlah
10 (sepuluh) informan yang mewakili masing-masing kebutuhan yang menunjang
hasil penelitian. Adapun teknik analisis data menggunakan model analisis
interaktif dari Miles dan Huberman yang meliputi empat tahap yakni
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa proses keberadaan usaha ternak ayam broiler di
Desa Dengok dipengaruhi oleh beberapa yang berasal dari dalam seperti ketidak
puasan terhadap situasi yang ada, kemampuan modal finansial, sikap masyarakat
yang terbuka terhadap suatu inovasi dan keterbatasan pengetahuan terhadap
dampak limbah peternakan; dan faktor dari luar seperti kebijakan pemerintah
tentang model kemitraan pada usaha ternak ayam broiler, perusahaan inti
peternakan, dan keberadaan lembaga keuangan penyedia kredit modal. Sedangkan
perubahan sosial yang teridentifikasi dalam penelitian ini dapat digolongkan
menjadi tiga pembabagan yakni: Fase perubahan pertama, yang meliputi beberapa
perubahan seperti perubahan sistem norma, pergeseran status sosial, dan perilaku
sosial; Fase perubahan kedua, perubahan sosial yang terjadi ditandai dengan
beberapa perubahan seperti: munculnya usaha ternak ayam broiler sebagai
lembaga ekonomi baru di Desa Dengok, perkembangan sistem norma dan
munculnya golongan peternak sebagai kelompok sosial baru, pergeseran mata
pencaharian, perubahan pola organisasi sosial dan perubahan orientasi ekonomi;
dan Fase perubahan ketiga yang ditandai dengan perkembangan tata peraturan
mengenai usaha ternak ayam broiler, perubahan perilaku peternak, perubahan
struktur sosial-ekonomi peternak ayam broiler.
Kata Kunci: Perubahan Sosial, Masyarakat Desa, Usaha Ternak Ayam Ras

Jurnal Sosiologi | 1
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

SOCIAL CHANGES IN THE VILLAGE SOCIETY


AFTER THE PRESENCE OF BROILER CHICKEN BUSINESS
(A Case Study in Dengok IV Village, Playen Sundistrict, Gungkidul Regency)
Written by:
Ibnu Nurhuda Kasendar and Nur Hidayah, M. S.i
Email: ibnunurhudakasendar@gmail.com
Sociology Education – Faculty of Social Sciences – Yogyakarta State University
ABSTRACT
This study was aims to find out the process of broiler chicken business in a
rural area and the signs of social change in the village community after the
presence of broiler chicken business by taking the study setting in Dengok IV
Village, Playen Sundistrict, Gungkidul Regency. This research used descriptive
qualitative approach with case study. Data collection technique used interview
and observation, while documentation used as a support. The discussion was
analysed by using the results of interview and interpretation. Informant selection
technique in this research was performed by using purposive sampling with 10
selected informants represented each need supported the results. Data analysis
technique used interactive analysis model from Miles and Huberman consisted of
four stages; data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.
The results of the research show that the process of broiler chicken business in
Dengok Village was influenced by some internal factors such as dissatisfaction
with the situations, the ability of financial capital, the community’s openness to an
innovation and knowledge limitation on the impacts of livestock waste; and
external factors such as the government’s policy on the partnership model of
broiler chicken business, livestock core enterprise, and the existence of financial
institution provider of capital credit. Whereas the social changes identified in this
research could be categorized into three phase: The first phase of change,
included some changes such as norm system changes, social status shift, and
social behaviour; The second phase of change, it was marked by some changes
included: the presence of broiler chicken business as a new economic institution
in Dengok Village, the development of norm system and the presence of breeders
as a new social group, the shift of livelihood, changing pattern of social
organization, and changes in economic orientation; and The third phase of
change marked by the development of regulation on broiler chicken business,
changes in breeder behaviour and changes in the socio-economic structure of
broiler chicken breeders.
Keywords: Social Changes, Village Community, Poultry Enterprises

Jurnal Sosiologi | 2
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

PENDAHULUAN ternak ayam broiler yang ada di


Indonesia dijalankan dalam beberapa
Penggunaan teknologi telah
sistem yang dikenal secara luas, yakni
diyakini dapat mempercepat
dalam sistem mandiri, semi mandiri,
produktifitas yang nantinya akan
dan kemitraan atau disebut juga dengan
mendorong terjadinya kesejahteraan
istilah kontrak (Tamalluddin, 2014).
sosial. Melalui mekanisme
Akan tetapi meskipun ketiga sistem
pembangunan, setiap negara berlomba-
usaha tersebut secara umum terjadi di
lomba melakukan alih iptek ataupun
Indonesia, namun sistem kemitraan
menyiptakan inovasi-inovasi baru
adalah yang paling banyak dijalankan
untuk menyelesaikan permasalahan
oleh masyarakat. Menurut hasil analisis
yang sekiranya sangat perlu untuk
Sensus Pertanian 2013 atau ST2013 hal
diselesaikan. Seperti halnya
ini disebabkan oleh resiko dan
pemanfaatan ayam ras pedaging pada
tantangan dari fluktuasi harga pakan,
sektor peternakan di Indonesia. Ayam
daya beli masyarakat, serta kondisi
ras pedaging atau juga dikenal secara
moneter nasional, yang harus dihadapi
umum sebagai ayam broiler tersebut
oleh peternak (Badan Pusat Statistik,
merupakan suatu jenis unggas hasil
2015). Kenyataan ini juga senada
dari pengembangan teknologi
dengan hasil penelitian dari Meylani
peternakan yang dapat tumbuh dan
Lestari pada tahun 2009 pada golongan
berkembang relatif lebih cepat serta
peternak plasma pelaksanaan kemitraan
memiliki produktifitas daging yang
ayam broiler di wilayah provinsi D.I.
tinggi (Tamalluddin, 2014).
Yogyakarta, yang mendapati bahwa
Hasil Sensus Pertanian 2013
sebagian besar para peternak plasma
mencatat jumlah Rumah Tangga Usaha
terbukti merasa puas dengan
(RTU) Peternakan ayam ras pedaging
pelaksanaan sistem kemitraan dengan
atau broiler di Indonesia sudah
suatu perusahaan sapronak meskipun
mencapai 77.100 unit, dengan
masih ada kekurangan dari pihak
prosentase terbesar berada di pulau
perusahaan inti dalam beberapa hal
Jawa (dikutip dari Badan Pusat
seperti kualitas DOC, kualitas pakan,
Statistik, 2015). Secara umum usaha
kecepatan pembayaran hasil panen, dan

Jurnal Sosiologi | 3
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

pemberian bonus. Hal ini kurang lebih Gunungkidul mampu mencapai angka
menunjukkan bahwa usaha peternakan 1.503.889 ekor dan menduduki posisi
yang mulai berkembang sejak tahun ketiga terbanyak setelah Kabupaten
1960-an itu, selain telah mampu Sleman dan Kulonprogo (Badan Pusat
memenuhi kebutuhan protein dalam Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta,
negeri ini, juga menggerakkan 2017). Bahkan produktivitas tersebut
perekonomian di tingkat rumah tangga. terbilang cukup jauh melebihi jumlah
Berdasarkan pemaparan di atas, populasi ternak lainnya seperti ayam
dapat dikatakan apabila peternakan petelur, ayam kampung, sapi, domba
ayam broiler bisa menjadi suatu mata dan kambing yang hanya sampai pada
pencaharian alternatif bagi masyarakat. angka ratusan ribu ekor di tahun yang
Ditambah dengan adanya sistem sama (Badan Pusat Statistik Kabupaten
kemitraan, calon peternak maupun Gunungkidul, 2017).
peternak bisa mengatasi permasalahan Meskipun belum diketahui secara
klise pada aspek pemodalan serta pasti kapan pertama kali usaha ternak
mendapat kepastian harga yang ayam broiler mulai muncul di
bermuara pada jumlah pendapatan yang Gunungkidul, namun pada tahun 2001
akan diterima. Hal ini menarik minat telah tercatat sebanyak 74.700 ekor
peneliti untuk menyelami keberadan jumlah populasi ayam broiler.
usaha peternakan ayam broiler di Sedangkan hingga tahun 2015, usaha
tengah kehidupan masyarakat agraris di ternak ayam broiler di Gunungkidul
Kabupaten Gunungkidul. telah tersebar dihampir seluruh wilayah
Kabupaten Gunungkidul kecamatan, terkecuali Kecamatan
merupakan salah satu wilayah Tanjungsari (Badan Pusat Statistik
penghasil ternak di provinsi D.I. Kabupaten Gunungkidul, 2017). Hal ini
Yogyakarta. Salah satu jenis ternak menunjukkan bahwa usaha ternak
unggulan Kabupaten Gunungkidul ayam broiler sudah menjadi suatu
adalah ayam ras pedaging atau lebih aktivitas peternakan yang cukup
umum dikenal dengan istilah ayam familiar bagi masyarakat setempat.
broiler. Pada tahun 2016 produktivitas Menurut hasil observasi pra-
ayam broiler di Kabupaten penelitian, salah satu desa yang jelas

Jurnal Sosiologi | 4
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

menunjukkan keberadaan usaha yang dilakukan oleh Anjani pada tahun


peternakan ayam broiler adalah Desa 2015 tentang Dampak Sosial Ekonomi
Dengok. Keberadaan tersebut ditandai Akibat Adanya Usaha Ternak Ayam
dengan adanyabangunan kandang ayam Broiler di Desa Wadas Kecamatan
yang banyak berdiri di areal pertanian Kandangan Kabupaten Temanggung,
sawah tadah hujan. Selain itu, menurut yang menginformasikan bahwa
dokumen Daftar Pengusaha peternak keberadaan peternakan ayam broiler di
Ayam Potong Desa Dengok, diketahui tengah pemukiman warga
ada sebanyak 21 unit kandang dengan menyebabkan pencemaran lingkungan
15 orang peternak di desa Dengok pada yang sulit terkontrol. Di lain sisi juga
tahun 2007. Sebagian besar atau menyebabkan berbagai sikap dan
sebanyak 15 unit kandang berada di perilaku yang ditunjukkan oleh para
wilayah padukuhan Dengok IV, salah anggota masyarakat di desa Wadas.
satu dusun yang terdapat di desa Mengingat usaha peternakan ayam
Dengok. Sedangkan sampai saat broiler berawal dari kebijakan
penelitian ini berjalan, usaha pemerintah dan keberadaannya juga
peternakan ayam broiler masih nampak dapat menimbulkan gejolak konflik,
keberadaannya dan menunjukkan maka studi mengenai perkembangan
tanda-tanda adanya kegiatan yang terjadi di tengah masyarakat perlu
pemeliharaan atau produksi. Akan untuk dilakukan. Oleh sebab itu,
tetapi juga ada beberapa kandang yang peneliti mengambil fokus penelitian
nampak kosong. terhadap keterkaitan antara suatu
Hasil observasi pra penelitian keberadaan usaha peternakan ayam
semakin menarik minat peneliti untuk broiler dengan gejala perubahan sosial,
mengkaji tentang gejala perubahan khususnya yang terjadi pada
sosial yang terjadi pada masyarakat masyarakat Desa Dengok.
Desa Dengok. Minat ini juga berdasar
pada kenyataan tentang adanya dampak
lingkungan disamping usaha METODE PENELITIAN
peternakan ayam broiler. Sebagaimana Lokasi Penelitian
yang tercermin pada hasil penelitian

Jurnal Sosiologi | 5
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

Penelitian ini dilakukan di Dusun usaha ternak ayam broiler di Desa


Dengok IV, Desa Dengok, Kecamatan Dengok serta gejala-gejala perubahan
Playen, Kabupaten Gunungkidul. sosial yang terjadi pada masyarakat
Padukuhan Dengok IV dipilih sebagai setempat pasca keberadaan usaha
lokasi penelitian karena berdasarkan ternak ayam broiler, maka dalam hal
hasil penelusuran pra-penelitian kepada ini peneliti menggunakan metode
beberapa aparat pemerintahan Desa penelitian kualitatif yang bersifat studi
Dengok maupun beberapa warga Desa kasus. Metode penelitian yang
Dengok yang sama-sama berlandaskan pada filsafat positivisme,
menginformasikan hal yang hampir digunakan untuk meneliti pada kondisi
sama bahwa Dusun Dengok IV objek alamiah, dimana peneliti adalah
merupakan lokasi awal keberadaan dan sebagai instrumen kunci, teknik
perkembangan usaha ternak ayam pengumpulan data dilakukan secara
broiler di Desa Dengok. Selain itu di trianggulasi (gabungan) analisis data
dalam arsip Daftar Pengusaha Ternak bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
Ayam Potong Desa Dengok yang di penelitian kualitatif menekankan pada
dapatkan dari instansi pemerintah desa makna dari pada generalisasi
setempat juga menunjukkan bahwa (Sugiyono, 2011: 9). Kemudian studi
Dusun Dengok IV merupakan wilayah kasus dipilih karena sejalan dengan
dengan jumlah peternak maupun unit penelitian ini yang ingin menyingkap
kandang terbanyak Dengok IV. berbagai perkembangan realitas atau
situasi perubahan sosial secara
Waktu Penelitian mendalam pada masyarakat desa
Penelitian ini dilaksanakan selama Dengok, khususnya di lingkungan
tiga bulan, yakni dimulai sejak bulan Dusun Dengok IV selama keberadaan
Januari 2017 sampai sampai dengan usaha peternakan ayam broiler. Sejalan
selesai pada bulan Maret 2017. dengan pendapat dari Yin (2014), studi
kasus juga dapat memungkinkan
Jenis Penelitian peneliti untuk mempertahankan
Supaya mendapatkan gambaran karakteristik holistik dan bermakna dari
jelas mengenai proses keberadaan peristiwa-peristiwa kehidupan nyata,

Jurnal Sosiologi | 6
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

terlebih dengan metode ini juga Data atau sumber sekunder yang
mengandung strategi ekplanatoris digunakan dalam penelitian ini
dimana secara deskriptif mampu diantaranya seperti jurnal penelitian,
menjadi sarana dalam memberikan data statistik, berkas atau arsip
penjelasan dari serentetan stuasi sosial dokumen, baik dari instansi
yang terjadi. pemerintahan Desa Dengok maupun
dari publikasi kebijakan pemerintah
Sumber Data Penelitian yang memiliki relevansi dengan objek
Penelitian menggunakan beberapa penelitian.
sumber data yang dapat digolongkan
menjadi dua yakni sumber primer dan Subjek Penelitian
sumber sekunder. Sumber primer Subjek penelitian adalah sumber
adalah sumber data yang langsung data yang dimintai informasi mengenai
memberikan data kepada pengumpul topik penelitian (Arikunto, 2006: 10).
data, dan sumber sekunder merupakan Secara praktis, subjek penelitian ini
sember yang tidak langsung diambil untuk memperkaya data-data
memberikan data kepada pengumpul dan informasi terkait perkembangan
data (Sugiyono, 2011). Sumber primer situasi sosial masyarakat desa Dengok
sebagaimana yang juga disebutkan oleh pasca berkembangnya usaha
Moleong (2011) sebagai data primer peternakan ayam broiler. Adapun
merupakan suatu data atau informasi subjek penelitian yang diketengahkan
yang diperoleh secara langsung oleh dalam penelitian ini meliputi para
peneliti melalui berbagai teknik warga masyarakat desa Dengok yang
pengambilan data seperti observasi telah digolongkan dan dipilih karena
maupun wawancara dengan informan. memang terbukti memiliki
Sedangkan sumber sekunder atau data pengetahuan maupun pengalaman
sekunder sebagai data yang digunakan dengan situasi dan kondisi yang terjadi
oleh peneliti untuk memberikan selama keberadaan usaha ternak ayam
gambaran tambahan, gambaran broiler di Dusun Dengok IV, Desa
pelengkap atau sebagai informasi Dengok, Kecamatan Playen,
tambahan untuk diproses lebih lanjut. Kabupaten Gunungkidul.

Jurnal Sosiologi | 7
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

siapa informan yang akan diambil


Teknik Pengumpulan Data sesuai dengan maksud dan tujuan
Trianggulasi merupakan teknik penelitian. Teknik pengambilan
pengumpulan data yang digunakan sampling ini menggunakan
dalam penelitian ini. Trianggulasi dapat pertimbangan tertentu, misalnya orang
dipahami sebagai teknik pengumpulan tersebut yang dianggap paling
data yang bersifat menggabungkan mengetahui tentang apa yang
beberapa teknik pengumpulan data dan diharapkan. Sedangkan sampel yang
sumber-sumber data yang telah ada dipilih peneliti yang dipilih dalam
(Sugiyono, 2011: 241). Tujuan dalam penelitian ini dapat bagi menjadi 3
menggunakan teknik trianggulasi golongan diantaranya adalah aparat
sebagai berikut: Terdapat lima sumber pemerintahan desa dan tokoh
yang dapat dijadikan fokus bagi masyarakat, pelaku usaha atau peternak
pengumpulan data studi kasus, yaitu: ayam broiler, dan warga masyarakat
dokumentasi, rekaman arsip, Desa Dengok.
wawancara, observasi langsung, dan
perangkat fisik (Yin, 2013 : 103). Dari Validitas Data
enam sumber tersebut, berikut yang Trianggulasi sumber merupakan
telah peneliti gunakan dalam cara yang diguakan untuk menguji
melaksanakan penelitian ini kreibilitas data yang dilakukan dengan
diantaranya adalah wawancara, cara mengecek data yang telah
observasi langsung, dokumentasi, dan diperoleh melalui beberapa sumber
rekaman arsip. yang selanjutnya menghasilkan
kesimpulan atas dasar kesepakatan dari
Teknik Pemilihan Informan sumber-sumber data (Sugiyono, 2011).
Penelitian Pengaplikasian teknik dalam penelitian
Teknik pemilihan informan yang ini dilakukan dalam mendapatkan
akan dilakukan peneliti termasuk tipe kesamaan informasi mengenai proses
non probability sampling yakni secara keberadaan usaha ternak ayam broiler
purposive sampling. Teknik purposive hingga berbagai situasi perubahan
sampling digunakan untuk mencari sosial yang terjadi selama keberadaan

Jurnal Sosiologi | 8
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

maupun perkembangan dari kondisi menjadi tantangan bagi masyarakat


usaha ternak ayam broiler di desa desa Dengok di bidang pertanian.
Dengok. Diantaranya seperti faktor alami,
dimana masyarakat Desa Dengok hidup
Teknik Analisis Data dan menetap di wilayah dengan jenis
Teknik analisis data dalam dalam tanah yang marginal dan tidak adanya
penelitian ini dilakukan secara air permukaan untuk keperluan
interaktif dan berlangsung secara terus pertanian. Hal ini menyebabkan para
menerus sampai tuntas menggunakan petani di Desa Dengok menerapkan
model analisis Miles dan Huberman, sistem pertanian sawah tadah hujan dan
yang terdiri dari empat hal , yakni: (1) tegalan yang mampu menjadi cara
Pengumpulan data, (2) Reduksi data, dalam memanfaatkan air hujan ketika
(3) Penyajian data, dan (4) Penarikan musim penghujan. Selain faktor alam,
kesimpulan. faktor ekonomi yang dicerminkan oleh
sempitnya rata-rata kepemilikan lahan
HASIL PENELITIAN &
pertanian yang dimiliki oleh setiap
PEMBAHASAN
keluarga petani juga menjadi kenyataan
1. Potret Kehidupan Masyarakat
lain yang mengindikasikan gejala
Desa Dengok Sebelum
kemiskinan di kalangan keluarga petani
Keberadaan Usaha Ternak Ayam
di Desa Dengok.
Broiler
Usaha ternak ayam broiler mulai
2. Proses Keberadaan Usaha Ternak
berdiri di Desa Dengok sejak Tahun
Ayam Broiler di Desa Dengok
1999 yang berlokasi di wilayah Dusun
Keberadaan usaha ternak ayam
Dengok IV. Keberadaannya diprakarsai
broiler di Desa Dengok telah
oleh dua warga Desa Dengok yakni
menunjukkan suatu gejala perubahan
Bapak HRJ dan Bapak GNW. Kandang
dalam masyarakat. Hal ini
ayam di Desa Dengok pada saat awal
berdasarpada fakta dimana karakeristik
keberadaannya berjumlah 2 dengan
yang dibawa oleh usaha ternak ayam
kapasitas masing-masing 2.500 dan
broiler memiliki perbedaan besar
3.000. Terdapat beberapa faktor yang
dibanding usaha peternakan yang

Jurnal Sosiologi | 9
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

sebelumnya telah dijalankan oleh dan sempitnya rerata luas pemilikan


masyarakat Desa Dengok, khususnya lahan pertanian menimbulkan suatu
pada jenis ternak ayam. permasalahan ekonomi yang bersifat
Berdasarkan hasil penelitian dan umum bagi masyarakat desa Dengok.
analisis yang telah dilakukan, maka Kenyataan tersebut sedikit banyak
proses keberadaan usaha ternak ayam menggambarkan begitu kecilnya
broiler di Desa Dengok dapat peluang bagi para petani di Desa
disederhanakan dalam bentuk bagan, Dengok untuk bisa mendapatkan
sebagaimana pada bagan di bawah ini. pendapatan dan terlebih keuntungan
secara ajeg dari hasil pertaniannya.
Sehingga apabila dibandingkan dengan
jumlah pengeluaran yang dibutuhkan
unuk mencukupi kebutuhan hidup tidak
sebanding atau tidak mencukupi.
Meskipun demikian, keberadaan usaha
ternak ayam broiler di desa Dengok di
lain sisi juga menunjukkan bahwa pada
Gambar 4. Proses Keberadaan Usaha
Ternak Ayam Broiler Di Desa Dengok dasarnya ada sebagian anggota
proses keberadaan usaha ternak ayam masyarakat desa Dengok yang merasa
broiler di Desa Dengok pada dasarnya tidak puas dengan kondisi yang
telah dipengaruhi oleh beberapa faktor, tergolong stagnan.
baik yang berasal dari dalam
masyarakat maupun dari luar. Faktor- 2) Kemampuan modal finansial
faktor tersebut diantaranya adalah: Meskipun telah ada pihak swasta

a. Faktor yang berasal dari dalam yang membawa jenis usaha pertanian
masyarakat dengan berbagai kemudahan, tetapi
untuk bisa menjadi anggota sebagai
1) Ketidakpuasan terhadap situasi peternak plasma, seorang individu

yang ada harus memenuhi beberapa prasyarat


Kenyataan kondisi pertanian di yang ditetapkan oleh perusahaan inti.
Desa Dengok yang tergolong marginal Setidaknya beberapa prasyarat yang

Jurnal Sosiologi | 10
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

harus dipenuhi diantaranya seperti


barang jaminan, unit kandang, dan b. Faktor berasal dari luar
lokasi atau tanah tempat berdirinya masyarakat
kandang. Ketiga prasyarat tersebut 1) Kebijakan pemerintah tentang
memiliki konsekuensi terhadap model kemitraan pada usaha
kemampuan finansial atau kepemilikan ternak ayam broiler
modal yang harus dimiliki oleh seorang Keberadaan usaha ternak ayam
peternak plasma. Kenyataannya, kedua broiler di desa Dengok tidak terlepas
kedua peternak pionir tersebut mampu dari dampak kebijakan pembangunan
menunjukkan kemampuannya dalam peternakan yang menghendaki para
memenuhi prasyarat yang ditetapkan perusahaan peternakan atau Poutry
oleh pihak perusahaan inti. shop untuk berperan sebagai agen
penyebar maupun pendorong
3) Sikap masyarakat yang perkembangan usaha ternak ayam
terbuka terhadap suatu inovasi broiler sebagai suatu lapangan
dan keterbatasan pengetahuan pekerjaan di wilayah pedesaan.
terhadap dampak limbah Sehingga secara garis besar apa yang
peternakan dilakukan oleh PT GUT juga menjadi
Pada awal keberadaannya, bagian dari aktualisasi program
masyarakat cenderung menunjukkan pembangunan peternakan Indonesia
suatu sikap terbuka terhadap hal-hal dengan membuka peluang lapangan
baru yang dianggap dapat pekerjaan, khususnya bagi masyarakat
mendatangkan keuntungan secara yang bermukim di pedesaan.
finansial meskipun sebelumnya belum
pernah ada usaha ternak semacam itu 2) Perusahaan Inti Peternakan
seperti usaha ternak ayam broiler. Workshop atau penyuluhan
Tetapi dilain sisi masyarakat belum yang diprakarsai oleh PT GUT
mengetahui dampak limbah yang secara fungsi manifesnya menjadi
dihasilkan oleh peternakan ayam saluran persebaran informasi
broiler lebih besar dari pada peternakan mengenai usaha ternak ayam broiler
yang telah ada sebelumnya. yang sebagai salah satu bentuk

Jurnal Sosiologi | 11
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

lembaga ekonomi pertanian berbasis formal juga perlu diperhitungkan


indistri. Ditambah lagi secara laten, sebagai faktor yang secara tidak
PT GUT juga berperan dalam langsung menyebabkan keberadaan
melembagakan sistem ekonomi usaha ternak ayam broiler di Desa
kapitalisme karena dengan Dengok.
terlembagakannya sistem
kapitalisme maka sistem agribisnis 3. Proses Perubahan Sosial
yang telah dijadikan grand design Masyarakat Desa Dengok Pasca
perekonomian pertanian nasional Keberadaan Usaha Ternak
dapat berjalan dan pada akhirnya Ayam Broiler
dapat menjadi kantong-kantong 1) Perubahan Sosial Masyarakat
pendapatan negara. Desa Dengok pada Fase
Perubahan Pertama
3) Keberadaan lembaga keuangan a) Perubahan sistem norma
penyedia kredit modal Perubahan sosial yang terjadi pada
Keberadaan lembaga keuangan level sistem norma nampak pada
formal seperti bank, ternyata telah kemunculan tata peraturan yang
berfungsi dan mendukung dalam membatasi perilaku peternak dan warga
menyediakan kredit modal bagi masyarakat Dusun Dengok IV. Terlihat
perkembangan usaha di kalangan dalam gerak pembentukannya yang
rakyat. Sebagaimana yang dialami berangkat dari kesadaran para warga
oleh Bapak GNW dimana dalam hal masyarakat dalam memahami suatu
mendapatkan modal finansial beliau fakta dimana mereka sedang sama-
bisa mengajukan kredit ke sejumlah sama mengalami permasalahan
bank ketika dalam hendak memulai ekonomi sekaligus hidup bersama atas
usaha ternaknya. Hal ini dasar kekeluargaan. Kemudian
menunjukkan bahwa infrastruktur munculah suatu bentuk solusi
kelembagaan ekonomi nasional permasalahan ekonmi dalam bentuk
telah mampu menyokong perjalanan usaha peternakan ayam broiler. Akan
sistem agribisnis. Sehingga tetapi usaha ternak ayam broiler
keberadaan lembaga keuangan berbeda dengan peternakan warga pada

Jurnal Sosiologi | 12
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

umumnya karena menimbulkan formulasi norma-norma sosial baru


dampak bau dan lalat. Hal ini seketika yang bisa mengubah perubahan yang
memicu pandangan normatif dimana tidak diinginkan seperti dampak bau
pihak peternak adalah satu-satunya menjadi perubahan yang bisa
pihak yang mengetahui atau memiliki dikehendaki secara umum.
cara untuk mengendalikan dampak Bahkan jika dipahami lebih lanjut,
limbah peternakanya serta memiliki kerangka normatif yang terdapat dalam
peranan sosial untuk menjaga keempat poin peraturan tersebut juga
hubungan kekeluargaan. Pandangan mempengaruhi pandangan umum
normatif tersebut juga tidak terlepas terhadap usaha ternak ayam broiler
dari bentuk dan pengalaman peternakan maupun atribut peranan yang harus
masyarakat yang terbatas pada bentuk dijalankan oleh seorang peternak ayam
peternakan keluarga berskala kecil dan broiler. Sehingga disamping secara
tradisional saja. Sedangkan pada manifes peraturan tersebut berguna
kenyataannya, telah hadir di tengah untuk menciptakan suatu keadaan tertib
kehidupan mereka suatu peternakan sosial, secara laten masyarakat telah
yang berskala besar dan menimbulkan mempersiapkan instrumen kebudayaan
dampak negatif. untuk mengatasi kemungkinan-
Dilema yang dialami masyarakat kemungkinan perkembangan usaha
Desa Dengok akhirnya diselesaikan ternak ayam broiler di masa depan
dengan cara kompromi antara pihak melalui tata peraturan tersebut.
masyarakat desa Dengok dengan para Sehingga konflik-konflik sosial bisa
peternak ayam broiler hingga akhirnya ditangani secara lebih cepat.
membentuk suatu tata aturan baru yang
kelak akan menjadi patokan umum atau
kerangka normatif bagi para peternak
dalam menjalani aktivitas peternakan b) Pergeseran status / kedudukan
ayam broiler di Desa Dengok. Aturan
sosial
yang terbentuk dari peristiwa
Keberadaan usaha ternak ayam
musyawarah, mengantarkan
broiler yang kemudian memicu
masyarakat pada suatu peristiwa

Jurnal Sosiologi | 13
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

terbentuknya sistem norma baru di hubungan dekat dengan warga melalui


dalam masyarakat Desa Dengok tentu aktivitas pemberian ayam kepada
berdampak pada dimensi struktur sosial warga yang bermukim di sekitar
masyarakat. Sebelum terbentuknya kandang, dibanding anggota
peraturan mengenai aktivitas usaha masyarakat lain baik sebagai petani
ternak ayam broiler di desa Dengok, maupun sebagai anggota warga
status atau kedudukan antara peternak masyarakat biasa.
dan warga tidak dibedakan sama sekali.
Akan tetapi karena ada suatu hal yang c) Perubahan perilaku sosial
cukup membedakan terkait dampak Keberadaan sistem norma baru
limbah bau dan lalat, peternak ayam dalam peraturan yang telah disepakati
broiler secara normatif mendapat bersama antara peternak dan warga
tekanan untuk memperoleh peranan masyarakat secara langsung
sosial yang lebih di bandingkan warga mengarahkan dan memberi dampak
setempat atau warga yang menjalankan kepada perilaku hidup peternak dalam
pertanian. kehidupan sosialnya. Poin-poin di atas
Tata peraturan mengenai mengarahkan perilaku peternak supaya
keberadaan usaha ternak ayam broiler tetap memiliki rasa kepedulian
secara langsung telah menambah peran terhadap kondisi masyarakat
sosial peternak ayam broiler dibanding sekitarnya. Tetapi di lain sisi, peraturan
anggota masyarakat lain yang bukan tersebut juga menyebabkan perilaku
sebagai peternak. Hal ini sebagaimana konsumtif terhadap penggunaan obat
yang jelas disebutkan pada poin lalat dari warga sekitar. Serta
peraturan ke 3 dan 4 yang telah menimbulkan sifat ketergantungan
memberikan pembedaan yang jelas terhadap peternak.
antara kedudukan individu sebagai 2) Faktor Perubahan Sosial yang
peternak dan sebagai anggota Terjadi pada Fase Perubahan
masyarakat. Perbedaan ini terletak pada Pertama di Desa Dengok
peranan lebih pada seorang peternak a) Faktor yang berasal dari dalam
sebagai pihak yang bertanggung jawab masyarakat
atas dampak limbah lalat dan menjaga

Jurnal Sosiologi | 14
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

Sebagaimana yang telah di dari masyarakat desa Dengok, seperti


paparkan sebelumnya nampak jika dalam hal ini rasa tanggungjawab
serentetan konflik yang terjadi akibat sosial.
dari kebuntuan penanganan limbah
peternakan mengantarkan masyarakat b) Faktor yang berasal dari luar
desa Dengok kepada suatu titik masyarakat
kesepakatan bersama yang dapat Faktor-Faktor yang berasal dari
memenuhi setiap kebutuhan dan luar berupa keadaan fisik lingkungan
aspirasi masyarakat. Hal ini Desa Dengok yang sudah terlanjur
menandakan bahwa pada dasarnya menjadi lokasi kandang ayam.
masyarakat Dusun Dengok IV Khususnya milik Bapak HRJ. Padahal
senantiasa mendambakan suatu menurut informasi yang diterima oleh
perubahan yang bersifat positif dan pihak tokoh masyarakat dari
tanpa merusak nilai-nilai kekeluargaan. segolongan orang ahli di bidang
Peristiwa musyawarah yang terjadi peternakan, kandang ternak tidak
menggambarkan secara utuh bahwa diperkenankan berdiri di dekat
baik warga maupun peternak masih pemukiman warga. Hal ini tidak
memiliki ikatan sebagai bagian dari terlepas dari dampak limbah
masyarakat Desa Dengok. Sehingga peternakan yang akan mengganggu
berbagai kekurangan-kekurangan yang aktivitas hidup warga sekitarnya.
ada pada usaha ternak ayam broiler Sehingga solusi utama yang dianjurkan
mampu rubah sifatnya menjadi suatu ialah dengan memindahkan kandang
bentuk kelebihan-kelebihan dengan tersebut. Akan tetapi melalui forum
cara mengubah peranan-peranan sosial musyawarah, warga masyarakat dapat
yang di bebankan oleh para peternak meloloskan keberadaan usaha ternak
ayam broiler. Dengan kata lain ayam broiler setelah mengetahui ada
masyarakat Dusun Dengok IV semakin teknologi baru yakni obat lalat untuk
memiliki kekuatan baru dalam mengurangi dampak limbah lalat
menyeleksi unsur-unur kebudayaan peternakan. Dalam peraturan kemudia
yang berasal dari luar, yang bersifat disebutkan bahwa pihak peternak
negatif atau bisa mengubah karakter mendapat kewajiban untuk senantiasa

Jurnal Sosiologi | 15
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

memenuhi permintaan obat lalat bagi dengan kata lain usaha ternak ayam
warga sekitar peternakan sebagai suatu broiler sebagai suatu manifestasi dari
bentuk peran sosial barunya. unsur kebudayaan luar telah mengalami
pelembagaan di dalam sistem budaya
3) Perubahan sosial masyarakat masyarakat Desa Dengok.
Desa Dengok pada Fase
Perubahan Kedua b) Perkembangan Sistem Norma
a) Munculnya Usaha Ternak Ayam dan Munculnya Golongan
Broiler sebagai Lembaga Peternak sebagai Kelompok
Ekonomi Baru di Desa Dengok Sosial Baru
Kondisi dan situasi usaha Pasca dikeluarkannya Keputusan
peternakan ayam broiler yang telah Kepala Desa Desa Dengok Kecamatan
berkembang hingga tahun 2007 pada Playen Kabupaten Gunungkidul
dasarnya menunjukkan bahwa Nomor: 07/KPTS/2007 Tentang
masyarakat Desa Dengok secara umum Pengelolaan Usaha Ternak Ayam
telah menerimanya sebagai suatu Potong, maka golongan peternak ayam
bentuk bidang pekerjaan atau mata broiler di desa Dengok secara langsung
pencaharian. Hal ini dibuktikan dengan diarahkan ke dalam suatu bentuk
fakta yang menunjukkan persebaran organisasi yang mengemban dua
usaha peternakan yang telah keluar dari tanggung jawab yakni tanggungjawab
lingkup wilayah Dusun Dengok IV. dalam meminimalisir terjadinya konflik
Sehingga dengan begitu dapat akibat dampak lingkungan, serta
dikatakan bahwa pada fase perubahan memiliki peranan sosial lain yang
kedua ini masyarakat desa Dengok berifat khusus dalam mendukung
telah mengalami perubahan dalam pembangunan desa.
aspek kelembagaan ekonomi. Melalui mekanisme pungutan,
Perubahan tidak hanya terlihat dalam pihak peternak mendapat peranan
hal spesialisasi komoditas peternakan sebagai salah satu pihak yang berperan
yang dihasilkan tetapi juga termasuk dalam menyediakan modal aktivitas
pada dimensi kebudayaan dari yang pembangunan maupun pemberdayaan
semula subsisten menjadi komersil atau masyarakat. Selain itu golongan

Jurnal Sosiologi | 16
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

peternak juga diberikan otoritas pangan pokok, dan jenis hasl pertanian
langsung dari pemerintah desa untuk palawija yang dapat dijual dan
membuat peraturannya sendiri dalam menghasilkan pendapatan. Kondisi ini
kelompoknya kaitannya dengan nampak sebagai gejala diversifikasi
aktivitas pungutan yang nantinya. matapencaharian.
Dengan begitu, kedudukan seorang
peternak ayam broiler di Desa Dengok d) Perubahan pola organisasi sosial
tidak hanya sebagai anggota Pasca perkembangan usaha ternak
masyarakat dan peminimalisir konflik, ayam broiler dan perkembangan sistem
namun juga sebagai mitra bagi norma menjadi suatu peraturan umum
pemerintah desa dalam hal mendorong yang memiliki legalitas dari
laju pembangunan desa. Pemerintah Desa Dengok, pola
organisasi sosial masyarakat desa
c) Pergeseran mata pencaharian Dengok secara langsung mengalami
perubahan. Perubahan yang terjadi
Setelah menjalankan usaha ternak
berkaitan dengan terbentuknya pola
ayam broiler ternyata tidak
organisasi sosial dalam hal penanganan
menyebabkan para peternak ayam
limbah peternakan dan pembangunan.
broiler melepaskan atau meninggalkan
Golongan peternak ayam broiler di
usaha pertanian yang sebelumnya
desa Dengok mendapat amanat untuk
sudah beliau jalankan bersama anggota
membentuk kelompok sendiri dan
keluarganya. Justru dengan tetap
diberikan kebebasan untuk membentuk
menjalankan usaha pertanian tanaman
pola komunikasi antar peternak.
pangan, para peternak mendapatkan
Kelompok peternak yang dibentuk
banyak pemasukan dengan jenis
secara umum mengubah pola
penghasilan yang berbeda. Misalnya
komunikasi antara warga, peternak
dari usaha peternakan ayam broilernya,
dengan pihak pemerintah desa. Dalam
para peternak mendapatkan
hal ini, faktanya para kelompok secara
penghasilan finansial setiap panennya
mandiri mampu menjalankan
dan ditambah dengan hasil dari
kewajibannya dalam mengorganisir
pertanian peternak masih bisa
para peternak dalam urusan pungutan
menghasilkan gabah sebagai sumber

Jurnal Sosiologi | 17
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

yang dibebankan kepada mereka. fungsi lahan dilakukan untuk


Selain itu, mereka juga secara langsung memenuhi tuntutan kebutuhan lahan
mendapat kontrol sosial secara sebagai lokasi kandang ternak. Melalui
langsung baik dari pemerintah desa mekanisme sewa dengan warga pemilik
maupun dari warga masyarakat baik lahan, mereka kemudian mendapatkan
dalam hal kewajiban dalam menjaga lahan yang diinginkan. Sedangkan bagi
lingkungan maupun dalam hal Bapak SKRD, orientasi ekonomi
pungutan. Perubahan pola organisasi pertanian nya berubah setelah melihat
tersebut dipengaruhi oleh keterlekatan peluang bisnis yang menjanjikan di
golongan peternak terhadap program bidang ternak ayam broiler, sehingga
atau aktivitas pemberdayaan secara suka rela beliau mengalih
masyarakat. karena dalam hal ini fungsikan lahan pertaniannya sebagai
golongan peternak menjadi salah satu lokasi kandang ayam. Meskipun beliau
sumber daya finansial bagi setiap telah berhenti karena faktor kesehatan,
wilayah padukuhan yang terdapat tetap saja mendapat pendapatan setelah
bangunan kandang mereka. kandang dijual kepada bapak BRT.

e) Perubahan orientasi ekonomi 4) Faktor Perubahan Sosial yang


Perkembangan usaha ternak ayam Terjadi pada Fase Perubahan
broiler di Desa Dengok semakin lama Kedua di Desa Dengok
mempengaruhi perubahan orientasi a) Faktor dari dalam masyarakat
ekonomi masyarakat dalam bidang Sebagaimana hasil penelitian
pertanian. Perubahan orientasi ekonomi yang telah dipaparkan, diketahui
tersebut dijelaskan pada fenomena alih bahwa pertambahan jumlah peternak
fungsi lahan dari yang semula dan unit kandang di Desa Dengok
digunakan untuk keperluan pertanian dari tahun ke tahun mendorong
tanaman pangan menjadi areal kandang terjadinya perubahan pada tata
ayam broiler. motif para pelaku alih peraturan yang mengatur aktivitas
fungsi lahan cukup beragam. ternak ayam broiler dari yang semula
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh menekankan pada stabilitas sosial
bapak GNW dan Bapak SRJ, alih meningkat ke arah kebutuhan

Jurnal Sosiologi | 18
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

pemerintah desa terhadap warga yang mengalih fungsikan


pembangunannya. Selain itu lahannya. Sehingga sistem sewa lahan
peraturan tersebut juga menghendaki yang semula tidak lazim terjadi di
para peternak di Desa Dengok untuk kalangan petani desa Dengok menjadi
bisa bersatu dalam suatu wadah dan suatu hal yang umum jika berkaitan
kekuasaan dalam mengatur dengan tujuan fungsinya sebagai
anggotanya sendiri. Di lain sisi lokasi kandang ayam.
perkembangan usaha ternak ayam
broiler di desa Dengok juga b) Faktor dari luar masyarakat
dipengaruhi oleh keberadaan peternak
Berdasarkan keterangan dari
ayam broiler yang lebih dahulu
bapak GNW, sebagaimana yang telah
menjalankan atau yang telah
terpapar sebeumnya nampak jika pada
berpengalaman dalam memberikan
tahun terbentuknya kebijakan
informasi-informasi kepada para
pemerintah desa Dengok mengenai
warga yang berminat terkait aktivitas
aktivitas ternak ayam broiler kondisi
dan cara-cara yang dilakukan untuk
bisnis ternak ayam broiler pada saat
bisa menjalankan usaha ternak ayam
itu sedang dalam keadaan stabil.
broiler. hal ini sedikit banyak
Sehingga meskipun menerima beban-
menunjukkan bahwa perkembangan
beban sosial ekonomi seperti
usaha ternak ayam broiler di Desa
pemberian obat lalat dan pungutan
Dengok juga dipengaruhi oleh
kas untuk kegiatan pembangunan dan
keberadaan mereka sebagai agen
pemberdayaan masyarakat, para
perubahan yang juga secara tidak
peternak tidak menunjukkan sikap
sadar turut membantu dalam proses
menentang. Dengan kata lain, beban-
pelembagaan usaha ternak ayam
beban yang ditanggung para peternak
broiler sebagai suatu lembaga
tidak samapi menimbulkan kerugian
ekonomi baru.
besar bagi usaha para peternak ayam
Disamping kedua faktor di atas,
broiler di Desa Dengok. Kemudian
kebutuhan hidup juga menjadi faktor
kemunculan peraturan yang
utama yang dominan menjadi alasan
dikeluarkan oleh pemerintah Desa
kuat bagi setiap peternak maupun
Dengok juga sangat nampak

Jurnal Sosiologi | 19
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

mempengaruhi sistuasi dan kondisi a) Perkembangan Tata Peraturan


usaha ternak ayam broiler. Hal ini Mengenai Usaha Ternak Ayam
disebabkan oleh kekuatan yang ada Broiler
dalam peraturan tersebut yang secara Perubahan sosial yang terjadi
umum membuka ruang bagi setiap pada fase perubahan ketiga ialah
warga untuk bisa menjadi peternak terlihat pada perubahan tata peraturan
dengan tetap memperhatikan setiap mengenai usaha ternak ayam broiler
kewajiban yang kelak akan menjadi yang terjadi di Dusun Dengok IV.
tanggungan mereka baik secara sosial Tata peraturan yang semula sudah
maupun ekonomi. berjalan sebagaimana harapan
masyarakat secara berangsur sering
5) Perubahan Sosial Masyarakat dilanggar oleh pihak peternak.
Desa Dengok pada Fase Pelanggaran yang sering dilakukan
Perubahan Ketiga terkait pembayaran pungutan di
Perubahan sosial meliputi tingkat Dusun. Disamping itu,
perubahan-perubahan pada lembaga- kelompok peternak ayam broiler di
lembaga masyarakat yang Desa Dengok juga sudah tidak
mempengaruhi sistem sosialnya, mampu lagi menjalankan organisasi
termasuk nilai-nilai sosial, sikap dan pungutan sebagaimana amanat dari
pola tingkah laku antar kelompok peraturan Pemerintah Desa Dengok.
dalam masyarakat (Soemardjan, Karena Dusun Dengok IV merupakan
2009). Berdasarkan hasil penelitian wilayah yang paling banyak dalam
ini, maka dapat diketahui apabila hal jumlah kandang ayam dan
keberadaan usaha ternak ayam broiler peternaknya, maka pemerintah Dusun
di Desa Dengok telah menyebabkan Dengok Iv mengambil insiatif untuk
serentetan perubahan pada aspek mendata kembali kondisi usaha ternak
sosial masyarakat desa. Berikut ayam broiler untuk mendapat
adalah beberapa perubahan yang gambaran jelas atas permasalahan
tertangkap dalam penelitian ini, yang sedang dihadapi baik dari pihak
diantaranya seperti: peternak maupun di pihak pemerintah
Desa. Berdasarkan peraturan yang

Jurnal Sosiologi | 20
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

terdahulu, pemerintah Dusun Dengok pungutannya. Sampai pada suatu


IV hanya menginginkan para peternak peristiwa pergeseran kekuasaan
segera memenuhi kewajibannya untuk Dusun Dengok IV pasca pemilihan
kemudian bisa ditarik kesimpulan Dukuh, kondisi semakin tidak terarah
sebagai dasar perubahan peraturan kepada usaha penyelesaian yang
yang dianggap lebih relevan untuk solutif.
kondisi saat itu. Akan tetapi karena
negosiasi dengan pihak peternak b) Perubahan Perilaku Peternak
terbilang alot, maka Pemerintah Pada fase perubahan ketiga
Dusun Dengok IV membuat peraturan sangat nampak perubahan perilaku
yang bersifat khusus dengan tujuan dari golongan peternak dari yang
mempercepat proses stabilisasi sosial semula bisa menaati peraturan yang
ekonomi. Peraturan khusus tersebut telah disepakati lambat laun
memang tidak secara utuh menggeser kemudian menyimpang.
peraturan pada tahun 2007. Tetapi Penyimpangan ditandai dengan
justru berdampak langsung bagi pola sebagian besar dari golongan peternak
organisasi pada kelompok peternak yang memenuhi kewajiban pungutan
ayam broiler. Karena secara langsung, setiap habis panen mereka. Secara
peraturan tersebut menghendaki berangsur, perilaku mereka lebih
adanya kontrol langsung dari pihak condong mengedepankan sikap
pemerintah desa dalam urusan individual mereka padahal secara
internak peternak ayam broiler normatif mereka ditetapkan memiliki
dimana Kepala Dusun Dengok IV tanggungjawab secara ekonomi dan
menjadi pihak yang sosial.
bertanggungjawab penuh dalam c) Perubahan Struktur Sosial-
mengatasi kebuntuan pungutan. Ekonomi Peternak Ayam Broiler
Dengan perubahan Pada akhirnya Kemunduran usaha ternak ayam
langkah yang diambil pemerintah broiler di Desa Dengok juga diiringi
Dusun Dengok IV tidak berhasil dengan perubahan struktur sosial
karena hanya sebagian kecil dari peternak ayam broiler. pada awalnya
peternak yang bisa melunasi hutang struktur sosial peternak ayam broiler

Jurnal Sosiologi | 21
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

hanya terbatas pada peternak ayam yang dibentuk tidak dapat mengubah
broiler pemilik kandang dan pemilik perilaku peternak secara utuh.
lahan, peternak ayam broiler pemilik
kandang dan penyewa lahan. Namun b) Faktor dari luar masyarakat
ketika fase perubahan ketiga, muncul Fluktuasi harga sapronak dan
bentuk status sosial ekonomi baru semakin terbatasnya pihak perusahaan
yakni golongan peternak ayam broiler inti yang mau menjalin kemitraan
penyewa kandang dan golongan dengan peternak di Desa Dengok
peternak yang membuka jasa mengancam keberlangsungan usaha
persewaan kandang. Sebagaimana ternak ayam broiler di Desa Dengok.
yang terjadi pada bapak GNW. Setidaknya kedua faktor tersebut juga
menjadi penyebab perubahan perilaku
6) Faktor Perubahan Sosial yang peternak yang semakin menjadi
Terjadi pada Fase Perubahan individualis. Peran-peran sosial
Ketiga di Desa Dengok ekonomi yang sebelumnya
a) Faktor dari dalam masyarakat meningkatkan status kedudukan sosial
Perilaku menyimpang yang di mata masyarakat berangsur
dilakukan oleh sebagaian besar menjadi suatu beban yang
peternak ayam broiler di Desa memberatkan mereka. Karena dengan
Dengok menyebabkan perubahan fluktuasi harga yang tidak menentu,
pada tata aturan yang pada awalnya maka pendapatan mereka pun
telah berjalan dan dijadikan pedoman semakin kecil. Maka wajar apabila
bagi pemerintah desa maupun semakin banyak peternak ayam
masyarakat untuk mengawasi broiler yang kemudian berhenti dan
perjalanan aktivitas peternakan ayam sekedar menyewakan kandang ayam
broiler. Di lain sisi peraturan yang miliknya. Di lain sisi karena ada
dibuat kembali oleh pemerintah stigma tertentu dari kalangan
Dusun Dengok IV lebih bersifat perusahaan inti peternakan, juga
memaksa golongan peternak. menyebabkan kesulitan tersendiri
Sehingga pada akhirnya peraturan bagi peternak. Dengan begitu
peternak tidak dapat serta merta atau

Jurnal Sosiologi | 22
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

dengan mudah mendapat peternak karena dengan keberadaan usaha


dari kalangan Masyarakat Desa ternak ayam broiler di Desa Dengok
Dengok dan harus menuggu hingga telah membuka potensi ekonomi baru
ada calom peternak dari luar di bidang pertanian yakni di bidang
Daerahnya. Dengan kondisi semacam peternakan. Selain itu, keberadaan
itu, maka lambat laun aturan lembaga ekonomi baru tersebut juga
mengenai usaha ternak ayam broiler bisa menjadi solusi bagi para petani
semakin tidak berfungsi seiring yang sedang mengalami kesulitan
dengan penurunan dan ketidak ekonomi mellaui mekanisme sewa
menentuan jumlah peternak ayam lahan yang dimilikinya. Di samping
broiler di Desa Dengok. itu, keberadaan usaha ternak ayam
broiler juga dapat menjadi sumber
4. Dampak Keberadaan Usaha dana masyarakat untuk keperluan
Ternak Ayam Broiler di Desa aktivitas pemberdayaan masyarakat.
Dengok Bagi kehidupan Dengan tingkat produktifitasnya yang
Masyarakat Desa tinggi, maka masyarakat dan
Dalam serangkaian proses pemerintah desa dapat memiliki
perubahan sosial di Desa Dengok sumber dana swadaya secara rutin.
pasca keberadaan usaha ternak ayam 2) Sosial
broiler, dapat diketahui bahwa Dampak positif juga terjadi pada
keberadaan usaha ternak ayam broiler dimensi sosial masyarakat Desa
di Desa Dengok telah membawa Dengok yang meliputi kemunculan
dampak bagi kehidupan sosial nilai-norma sosial baru pasca
ekonomi masyarakat. Dampak yang keberadaan usaha ternak ayam broiler
dirasakan oleh masyakat dapat berupa sebagai wujud adaptasi terhadap
dampak positif dan dampak negatif. unsur-unsur luar. Selanjutnya dalam
hal pengetahuan mengenai
a. Dampak Positif peternakan, warga Desa Dengok juga
1) Ekonomi semakin paham mengenai dampak
Dampak positif terdapat di bidang limbah peternakan, tata cara
kehidupan ekonomi masyarakat menjalankan usha ternak ayam

Jurnal Sosiologi | 23
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

broiler, termasuk di dalamnya dalam broiler. Kondisi tersebut sebenarnya


hal hubungan sosial yang terjalin diperparah dengan proses
dengan kelompok luar melalui sistem pelembagaan usaha ternak ayam
kemitraan ayam broiler. broiler sebagai suatu lembaga
ekonomi baru yang sekaligus
b. Dampak negatif menempatkan golongan peternak
1) Ekonomi ketengah posisi sosial yang strategis.
Tidak hanya dampak positif saja Karena golongan peternak kemudian
yang dirasakan oleh masyarakat Desa menjadi pemegang kunci atas
Dengok setelah adanya Usaha Ternak stabilitas sosial ekonomi masyarakat.
Ayam Broiler, namun terdapat Dengan begitu masyarakat desa
dampak negatif bagi dimensi ekonomi maupun pihak Pemerintah Desa
masyarakat seperti melemahnya Dengok mengalami pola
ketahanan ekonomi keluarga ketergantungan terhadap kondisi
peternak, karena ketergantungannya usaha ternak ayam broiler. Sehingga
terhadap fluktuasi harga sarana tatkala kondisi bisnis peternakan
produksi peternakan. Keberadaan ayam broiler mengalami guncangan,
usaha ternak ayam broiler secara tidak seketika itu juga masyarakat
langsung juga berdampak negatif mengalami keguncangan sosial
terhdap fungsi lahan pertanian warga. ekonomi.
Karena dengan adanya kandang
ayam, maka secara langsung warga
PENUTUP
tidak dapat menjalanan usaha
pertanian. A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
2) Sosial
pembahasan yang telah dipaparkan,
Berdasarkan hasil penelitian pasca
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
keberadaan usaha ternak ayam broiler
potret kondisi kehidupan masyarakat
masyarakat desa Dengok menjadi
Desa Dengok sebelum keberadaan
sering mengalami konflik sebagai
usaha ternak ayam broiler tergolong
akibat dari dinamika perubahan yang
dekat dengan kemiskinan. Kondisi
disebabkan oleh usaha ternak ayam

Jurnal Sosiologi | 24
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

tersebut banyak disebabkan oleh aspek kemitraan pada usaha ternak ayam
lingkungan disamping juga aspek sosial broiler, perusahaan inti peternakan, dan
budaya masyarakat Desa Dengok yang keberadaan lembaga keuangan
lekat dengan bidang pertanian penyedia kredit modal.
tradisional. Namun pasca keberadaan Perubahan sosial yang terjadi
usaha ternak ayam broiler, perubahan pada masyarakat Desa Dengok pasca
kondisi hidup masyarakat Desa Dengok keberadaan usaha ternak ayam broiler
secara berangsur mengalami perubahan terbagi menjadi tiga fase perubahan,
secara radikal. Hal ini tidak terlepas diantaranya adalah:
dari unsur-unsur baru yang terbawa
oleh usaha ternak ayam broiler yang a. Fase perubahan pertama.
mana secara langsung bersinggungan Pada Fase perubahan pertama,
dengan aspek ekonomi masyarakat perubahan sosial yang terjadi ditandai
desa, khususnya dalam hal mode dengan perubahan sistem norma,
produksi pertanian. pergeseran status sosial, dan perilaku
Keberadaan usah ternak ayam sosial. Perubahan yang terjadi
broiler di Desa Dengok tidak terlepas dipengaruhi oleh faktor yang baik
dari beberapa faktor yang melatar berasal dari dalam maupun luar
belakanginya. Faktor-faktor tersebut masyarakat. Faktor yang berasal dari
juga dapat digolongkan menjadi dua dalam masyarkat seperti konflik sosial
yakni faktor yang berasal dari dalam antara warga dan peternak, keinginan
dan faktor yang berasal dari luar. bersama untuk memperbaiki kondisi
Faktor-faktor yang berasal dari dalam hidup, dan berfungsinya lembaga
masyarakat meliputi: ketidak puasan pemerintahan desa sebagai katalisator
terhadap situasi yang ada, kemampuan perubahan. Sedangkan faktor yang
modal finansial, sikap masyarakat yang berasal dari luar Faktor-Faktor yang
terbuka terhadap suatu inovasi dan berasal dari luar berupa keadaan fisik
keterbatasan pengetahuan terhadap lingkungan Desa Dengok yang sudah
dampak limbah peternakan. Sedangkan terlanjur menjadi lokasi kandang ayam,
faktor yang berasal dari luar meliputi: dan ada teknologi baru yakni obat lalat
kebijakan pemerintah tentang model

Jurnal Sosiologi | 25
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

untuk mengurangi dampak limbah lalat perkembangan tata peraturan mengenai


peternakan. usaha ternak ayam broiler, perubahan
perilaku peternak, perubahan struktur
b. Fase Perubahan kedua. Pada sosial-ekonomi peternak ayam broiler.
fase perubahan kedua, perubahan sosial Perubahan yang terjadi dipengaruhi
yang terjadi ditandai dengan beberapa oleh faktor yang baik berasal dari
perubahan seperti: munculnya usaha dalam maupun luar masyarakat. Faktor
ternak ayam broiler sebagai lembaga yang berasal dari dalam masyarakat
ekonomi baru di Desa Dengok, seperti perilaku menyimpang yang
perkembangan sistem norma dan dilakukan oleh sebagaian besar
munculnya golongan peternak sebagai peternak ayam broiler di Desa Dengok.
kelompok sosial baru, pergeseran mata Sedangkan faktor yang berasal dari luar
pencaharian, perubahan pola organisasi Faktor-Faktor yang berasal dari luar
sosial dan perubahan orientasi adalah fluktuasi harga sapronak dan
ekonomi. Perubahan yang terjadi semakin terbatasnya pihak perusahaan
dipengaruhi oleh faktor yang baik inti yang mau menjalin kemitraan
berasal dari dalam maupun luar dengan peternak di Desa Dengok.
masyarakat. Faktor yang berasal dari Sedangkan dampak perubahan sosial
dalam masyarakat seperti pertambahan yang terjadi pada masyarakat desa
jumlah peternak ayam broiler dan Dengok pasca keberadaan usaha ternak
bangunan kandang, peternak senior ayam broiler juga menimbulkan
yang menjadi agen penyebar informasi dampak tertentu terhadap kehidupan
mengenai usaha ternak ayam broiler, masyarakat Desa Dengok. Dampak
dan kebutuhan hidup. Sedangkan faktor tersebut dapat digolongkan menjadi
yang berasal dari luar Faktor-Faktor dua yakni dampak positif dan dampak
yang berasal dari luar berupa kondisi negatif. Dampak positif terdapat di
bisnis ayam broiler yang stabil. bidang kehidupan ekonomi masyarakat
karena dengan keberadaan usaha ternak
c. Fase Perubahan ketiga. Pada ayam broiler di Desa Dengok telah
fase perubahan ketiga, perubahan sosial membuka potensi ekonomi baru di
yang terjadi ditandai dengan bidang pertanian yakni di bidang

Jurnal Sosiologi | 26
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

peternakan. Selain itu, keberadaan Dengok mengalami pola


lembaga ekonomi baru tersebut juga ketergantungan terhadap kondisi usaha
bisa menjadi solusi bagi para petani ternak ayam broiler. Sehingga tatkala
yang sedang mengalami kesulitan kondisi bisnis peternakan ayam broiler
ekonomi mellaui meet. Al.kanisme mengalami guncangan, seketika itu
sewa lahan yang dimilikinya. Di juga masyarakt mengalami
samping itu, keberadaan usaha ternak keguncangan sosial ekonomi.
ayam broiler juga dapat menjadi
sumber dana masyarakat untuk B. Saran
keperluan aktivitas pemberdayaan Penelitian tentang Perubahan

masyarakat. Dengan tingkat Sosial Masyarakat Desa Pasca

produktifitasnya yang tinggi, maka Keberadaan Usaha Ternak Ayam

masyarakat dan pemerintah desa dapat Broiler yang berlokasi Dusun Dengok

memiliki sumber dana swadaya secara IV, Desa Dengok, Kecamata Playen,

rutin. Sedangkan dampak negatifnya Kabupaten Gunungkidul, maka peneliti

pasca keberadaan usaha ternak ayam menyaranakan beberapa hal kepada

broiler masyarakat desa Dengok beberapa pihak terkait. Bagi

menjadi sering mengalami konflik Pemerintah setempat hendaknya perlu

sebagai akibat dari dinamika perubahan memperhatikan masalah pengelolaan

yang disebabkan oleh usaha ternak sisa produksi peternakan yang berupa

ayam broiler. Kondisi tersebut kotoran serta penanganan dampak

sebenarnya diperparah dengan proses limbah peternakan yang mudah

pelembagaan usaha ternak ayam broiler diterapkan oleh masyarakat, melalui

sebagai suatu lembaga ekonomi baru workshop atau seminar untuk semakin

yang sekaligus menempatkan golongan mendorong kualitas produksi

peternak ketengah posisi sosial yang peternakan di Kabupaten Gunungkidul.

strategis. Karena golongan peternak Disamping itu perlu adanya suatu

kemudian menjadi pemegang kunci sosialisasi mengenai dampak

atas stabilitas sosial ekonomi lingkungan peternakan beserta cara

masyarakat. Dengan begitu masyarakat pengolahan dampak peternakan. Bagi

desa maupun pihak Pemerintah Desa masyarakat diharapkan dapat memetik

Jurnal Sosiologi | 27
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

pelajaran dan makna yang ada di balik kritisi maupun di sempurnakan kembali
perubahan sosial yang terjadi di desa dengan penelitian yang akan datang,
Dengok pasca keberadaan usaha ternak dengan menyoroti beberapa masalah
ayam broiler, sebagai suatu wawasan seperti etos kerja para peternak ayam
tentang dampak-dampak pembangunan broiler, organisasi sosial dalam usaha
dan pola kehidupan masyarakat desa peternakan ayam ras, atau dampak
pada saat ini. Bagi peternak ayam perkembangan konsumsi terhadap
broiler, khususnya peternak ayam tingkat penggunaan teknologi
broiler di Desa Dengok yang masih peternakan itu sendiri.
menjalankan usaha ternaknya
DAFTAR PUSTAKA
diharapkan membentuk kelompok dan
membangun jaringan yang seluas-
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian
luasnya melalui berbagai media sosial. Kualitatif. Jakarta: Bumi
Hal ini berguna untuk mendapatkan Aksara.
informasi tambahan mengenai situasi Badan Pusat Statistik Kabupaten
dan kondisi bisnis maupun industri Gunungkidul. (2017). Kabupaten
Gunungkidul Dalam Angka 2017.
peternakan ayam ras di Indonesia dan
Yogyakarta: Badan Pusat
Luar negeri. Selain itu peternak juga Statistik Kabupaten Gunugkidul.
perlu membaca jurnal penelitian
Badan Pusat Statistik Provinsi D.I
mengenai pengelolaan dampak limbah Yogyakarta. (2017). Provinsi
peternakan untuk memicu perilaku Daerah Istimewa Yogyakarta
Dalam Angka 2017. Yogyakarta:
inovatif dalam menyelesaikan
Badan Pusat Statistik Provinsi
permasalahan seputar dampak D.I. Yogyakarta.
lingkungan. Kemudian bagi penelitian
Badan Pusat Statistik. (2015). Analisis
ini masih sangat banyak kekurangan, Rumah Tangga Usaha
terlebih dalam hal menjelaskan realita Peternakan Di Indonesia Hasil
Survei Rumah Tangga Usaha
pembangunan ekonomi dengan gejala
Peternakan 2014. Jakarta: Badan
perubahan sosial yang terjadi pada Pusat Statistik.
suatu masyarakat desa maupun dalam
Krisnamurthi, B. et. al. (2010). Refleksi
penerapan metoda penelitiannya. Oleh agribisnis: 65 tahun Profesor
sebab itu penelitian ini haruslah di

Jurnal Sosiologi | 28
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

Bungaran Saragih. Bogor: IPB Soemardjan, S. (2009). Perubahan


Press. Sosial di Yogyakarta. Jakarta:
Komunitas Bambu.
Miles, B. M. & Huberman, M.(1992).
Analisis Data Kualitatif Buku Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Sumber Tentang Metode- Kuantitatif, Kualitatif dan
metode Baru.Jakarta: UIP. R&D. Bandung: Afabeta.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Tamalluddin, F. (2014). Panduan


Penelitian Kualitatif Edisi Lengkap Ayam Broiler. Jakarta:
Revisi. Bandung: PT Remaja Penebat Swadaya.
Rosdakarya.
Yin, R.K. (2013).Studi Kasus Desain
Mulyadi, U. (2014). Buku Lengkap dan Metode. Jakarta: PT.
Beternak & Berbisnis Ayam RajaGrafindo Persada.
Kampung, Ayam Pedaging, dan
Yuwanta, T. (2008). Dasar Ternak
Ayam Arab. Yogyakarta:
Unggas. Yogyakarta: Kanisius.
FlashBook.
Hatu. R. (2011). Perubahan Sosial
Murdiyanto, E. (2008). Sosiologi
Kultural Masyarakat Pedesaan
Perdesaan Pengantar Untuk
(Suatu Tinjauan Teoritik-
Memahami Masyarakat Desa.
Empirik). Jurnal INOVASI.
Yogyakarta: UPN "Veteran"
8(2): 1-11.
Yogyakarta Press.
Ilham, N. (2015). Kebijakan
Rahardjo. (2017). Pengantar Sosiologi
Pemerintah terhadap Usaha
Pedesaan Dan Pertanian.
Unggas Skala Kecil dan
Yogyakarta: UGM Press.
Kesehatan Lingkungan di
Rasyaf, M. (2008). Panduan Beternak Indonesia. WARTAZOA. 25(2).
Ayam Pedaging. Jakarta: 95-105.
Penebar Swadaya.
Nafidah, L. N. & Suryaningtyas, M.
Salim, A. (2002). Perubahan Sosial; (2015). Akuntabilitas
Sketsa Teori dan Refleksi Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Metodologi Kasus. Indonesia. Dalam Upaya Meningkatkan
Yogyakarta: Tiara Wacana. Pembangunan Pemberdayaan
Masyarakat. BISNIS. 3(1): 214-
Shahab. K. (2013). Sosiologi Pedesaan.
239.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Oktalina, S. N. et. al. (2015). Strategi
Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu
Petani Hutan Rakyat Dan
Pengantar. Jakarta: PT Rajawali
Kontribusinya Terhadap
Pers.
Penghidupan Di Kabupaten

Jurnal Sosiologi | 29
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

Gunungkidul. KAWISTARA. Ternak Ayam Broiler (Studi


5(3): 221-328. Kasus di Desa Wadas Kecamatan
Kandangan Kabupaten
Puspani, E. et. al. (2008). Pengaruh
Temanggung). Skripsi S1. Tidak
Tipe Lantai Kandang Dan
Diterbitkan. Universitas Negeri
Kepadatan Ternak Terhadap
Semarang.
Tabiat Makan Ayam Pedaging
Umur 2-6 Minggu. Majalah Lestari, M. (2009). Analisis
Ilmiah Peternakan. 11(1): 7-11. Pendapatan Dan Tingkat
Kepuasan Peternak Plasma
Saptana. et. al. (2002). Industri
Terhadap Pelaksanaan
Perunggasan: Memadukan
Kemitraan Ayam Broiler (Studi
Pertumbuhan Dan Pemerataan.
Kasus: Kemitraan PT X di
FAE. 20(1): 50-64.
Yogyakarta). Skripsi S1. Tidak
Saptana. (2014). Dinamika Kemitraan Diterbitkan. Institut Pertanian
Usaha Industri Broiler Berdaya Bogor.
Saing. Dalam: Haryono. (ed).
Melani. (2010). Karakteristik Sistem
Memperkuat Daya Saing
Pemeliharaan Ayam Kampung
Produk Pertanian. Jakarta:
Dan Ayam Leher Gundul Di
Badan Penelitian dan
Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Pengembangan Pertanian, 581-
Skripsi S1. Tidak diterbitkan.
609.
Institut Pertanian Bogor.
Sudaryanto, T. et. al. (1998). Analisis
Putra, W.I. (2010). Analisis Usaha
Kebijakan Industri Ayam Ras
Ternak Ayam Broiler Selama 35
Setelah Krisis Meneter.
Hari Pemeliharaan. Skripsi S1.
Seminar Nasional Peternakan
Tidak Diterbitkan. Institut
dan Veteriner 1998. Puslitbang
Pertanian Bogor.
Peternakan. Bogor.
Suardika, I. P. P. (2015). Efektifitas
Suparta, N. (2003). Penyuluhan Sistem
Kemitraan Usaha Ternak Sapi
Agribisnis suatu Pendekatan
Potong Terhadap Pendapatan
Holistik. SOCA: Jurnal Sosial-
Petani-Peternak di Kabupaten
Ekonomi Pertanian. 3(2): 1-16.
Timor Tengah Utara NTT. Tesis.
Yusdja, Y. et. al. (2004). Tinjauan Tidak diterbitkan. Universitas
Penerapan Kebijakan Industri Udayana.
Ayam Ras: Antara Tujuan dan
Utoyo, D. P. (2016). Era Perintisan &
Hasil. Forum Penelitian Agro
Perkembangan Perunggasan
Ekonomi. 5(1):22-36.
Nasional. Tersedia di:
Anjani, H. M. (2015). Dampak Sosial http://www.trobos.com/detail-
Ekonomi Akibat Adanya Usaha berita/2016/09/01/22/8002/don-

Jurnal Sosiologi | 30
Perubahan Sosial Masyarakat… (Ibnu Nurhuda Kasendar)

p-utoyo-era-perintisan--
perkembangan-perunggasan-
nasional. Diakses pada 5 Maret
2017.

Jurnal Sosiologi | 31

Anda mungkin juga menyukai