Anda di halaman 1dari 7

Nama Anda

Volume 2 Nomor 1 Mei 2023 https://doi.org/10.01010/ssej.2088

Veron Hidayat1, Ade Putra2


1,2
Universitas Pasir Pengaraian, Riau, Indonesia
Feronhidayat5@gmail.com

Abstract
This study aims to explain the social meaning of nyumbang tradition in Masda Makmur Village,
Rambah Samo District, Rokan Hulu Regency. This research is qualitative descriptive research. The
model used in this study is a case study. The population in this study is the entire community in
Masda Makmur Village. Meanwhile, informant retrieval is carried out using snowball sampling
techniques. The techniques used in data collection are observation, interviews, and documentation.
Researchers use data validity techniques in the form of triangulation, namely triangulation
techniques and source triangulation. Furthermore, the data will be analyzed through interactive
analysis consisting of four stages, namely data collection, data reduction, data presentation, and
drawing conclusions. The results showed that 85% of Masda Makmur people interpret the
nyumbang tradition as reciprocal and debt.

Keywords: Social Meaning, Traditions, Nyumbang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna sosial tradisi nyumbang di Desa Masda Makmur
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Desa Masda Makmur. Sementara itu, pengambilan
informan dilakukan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Teknik yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan
teknik keabsahan data berupa triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Selanjutnya, data akan dianalisis melalui analisis interaktif yang terdiri atas empat tahap, yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 85% masyarakat Masda Makmur memaknai tradisi nyumbang sebagai
resiprokal dan utang.

Keywords: Makna Sosial, Tradisi, Nyumbang

To cite this article:


Rina Ari Rohmah, & Purwantoro. (2023). Makna Sosial Tradisi Nyumbang dalam Berbagai Hajatan

1
Rohmah & Purwantoro

di Desa Masda Makmur: Bidang Sosial Humaniora. Journals of Indonesian Multidisciplinary


Research, 2(1), 1–16. https://doi.org/10.61291/joinmr.v2i1.8

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian dan pangannya.
Berbagai macam varietas tanaman pokok dan hasil olahan pangan yang mampu di
produksi oleh masyarakat Indonesia. Sektor pangan merupakan usaha manusia untuk
mengelola lahan dan agroekosistem dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan
manajemen untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan, serta kesejahteraan
rakyat (Undang-Undang No. 41 Tahun 2009). Produk Domestik Bruto (PDB) sektor
makanan dan minuman pada 2016 mencapai Rp 586,5 triliun atau 6,2% dari total PDB
nasional senilai Rp 9.433 triliun. Selain itu, sektor makanan dan minuman selalu tumbuh
di atas pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Pada triwulan III 2017 PDB
sub sektor makanan dan minuman tumbuh 9,46% menjadi Rp 166,7 triliun, sementara
ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,06% (Katadata.co.id, 2019). Pertumbuhan industri
makanan dan minuman ini didorong oleh peran sektor usaha kecil dan mikro dalam
menjalankan perekonomian nasional. Pada tahun 2010, jumlah usaha makanan dan
minuman di kategori industri kecil dan mikro mencapai 960.305 dan meningkat hingga
mencapai 1.614.149 di tahun 2015 (Mahardika, 2018)
UMKM merupakan salah satu pelaku kegiatan di industri pengolahan pangan dimana
dengan adanya proses kegiatan tersebut mampu menyerap banyak tenaga kerja dan
meningkatkan situasi daya saing usaha yang ada di lingkungan ekonomi masyarakat
menengah, selain itu UMKM juga berperan dalam pendistribusian hasilhasil
pembangunan (Kristiyanti, 2012). Namun, pengembangan UMKM masih perlu
diperhatikan oleh beberapa pihak seperti dari pemerintah maupun masyarakat agar
dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya (Hafsah, 2004).
Keberadaan industri olahan pangan menjadi motor penggerak yang penting bagi
pertumbuhan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Salah satu UMKM yang menjadi
perhatian yaitu sentra industri Mie Soun Desa Manjung, Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan
industri di Desa Manjung merupakan kegiatan industri turun menurun karena sudah ada
sejak dahulu, saat ini para pelaku industri pangan mie soun merupakan keturunan
keempat dari para pendahulunya. Ada sekitar 80 pelaku usaha yang bergerak dalam
bidang usaha produksi mie soun
Pengelolaan UMKM seringkali dilakukan oleh pelaku itu sendiri karena faktor
ketidaksengajaan sehingga pelaku UMKM seringkali tidak memiliki pengetahuan yang
memadahi tentang bagaimana menjalankan usahanya (Bismala, 2016). Hal ini
menyebabkan rendahnya tingkat keberlanjutan usaha yang dijalankan oleh UMKM.
Keberlanjutan usaha yang berkaitan erat dengan pemeliharaan jangka panjang dari
sistem yang sesuai dengan pertimbangan lingkungan, ekonomi dan sosial menjadi point
penting yang perlu diperhatikan oleh setiap pelaku UMKM (Crane & Matten dalam Bonn
& Fisher, 2011). Dengan perkembangan jaman yang ada, saat ini segala lini kehidupan
manusia telah terhubung dengan berbagai teknologi dan inovasi. Perubahan tersebut
turut berpengaruh terhadap perekonomian dan tidak terkecuali dunia industri

2
Rohmah & Purwantoro

(Mahardika, 2018). Dalam pengertian yang lebih luas, keberlanjutan berkaitan dengan
dampak dimana tindakan yang diambil saat ini sama sebagaimana pilihanpilihan tersebut
tersedia dimasa mendatang (Aras & Crowther, 2008). Keberlanjutan usaha menjadi faktor
yang sangat penting dikarenakan terus berkembangnya faktor internal dan faktor
eksternal yang mempengaruhi kegiatan usaha UMKM (Radarwati, 2010). Oleh karena itu,
diperlukan adanya upaya pengelolaan yang berkelanjutan bagi pelaku UMKM khususnya
sentra industri mie soun Desa Manjung, Klaten, Jawa Tengah. Analisis faktor internal dan
faktor eksternal yang mempengaruhi keberlanjutan usaha mie soun Desa Manjung perlu
diidetifikasi agar mendapatkan status posisi usaha terhadap strategi keberlanjutan usaha.
Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan yaitu 1) mengidentifikasi faktor internal
dan faktor eksternal yang ada di UMKM sentra industri mie soun Desa Manjung, Klaten.
2) menganalisis strategi keberlanjutan usaha untuk pengembangan UMKM sentra industri
mie soun Desa Manjung. Berdasarkan urgensi strategi keberlanjutan usaha yang ada di
UMKM mie soun Manjung, maka hipotesis penelitian ini yaitu 1) Terdapat faktorfaktor
yang mempengaruhi secara multidimensi terhadap pengelolaan dan aktivitas usaha
UMKM mie soun Manjung. 2) Diperlukan implementasi strategi keberlanjutan secara
sistematis pada UMKM mie soun Manjung.
INDUSTRI MAKANAN
Industri makanan merupakan usaha yang prospektif di Indonesia, karena makanan
merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi manusia.Semakin berkembangnya industri
makanan menimbulkan minat pengusaha untuk menggarap bisnis makanan.Bukan hanya
restoran dan kafe yang banyak bermunculan.Namun, bisnis rumahan seperti bisnis
katering pun saat ini banyak bermunculan dan bersaing di pasaran. Beberapa faktor yang
dapat menyebabkan usaha katering tidak bertahan lama, antara lain faktor manajemen
yang masih sederhana, kekurangan modal usaha, kurangnya strategi pemasaran, dan
berpindahnya konsumen untuk mencari alternatif produsen lain dikarenakan kurangnya
pelayanan yang diberikan. Dalam pemasaran hal yang sulit adalah mempertahankan
konsumen untuk menjadi pelanggan (Wibowo&Bachtiart, 2018). Penyelenggaraan
makanan institusi adalah serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, penyediaan
atau pembelian bahan makanan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan
makanan, persiapan dan pemasakan bahan makanan, pencatatan dan pelaporan serta
evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka penyediaan makanan bagi kelompok
masyarakat di sebuah institusi. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi, penyelenggaraan
makanan bertujuan untuk menyediakan makanan yang baik dari segi mutu, jenis maupun
jumlahnya (Departemen Kesehatan RI, 2006).Secara khusus institusi dituntut untuk
menghasilkan makanan yang memiliki kualitas yang baik, dipersiapkan dan dimasak
dengan layak, pelayanan yang cepat dan menyenangkan, menu yang seimbang dan
bervariasi, serasi dengan pelayanan yang diberikan dan standar kebersihan dan juga
sanitasi yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut maka rancangan menu/perencanaan
menu menjadi sangat penting dan sebagai critical focal point karena menu sebagai alat
informasi dan komunikasi dalam kegiatan produksi sampai dengan distribusi 2
makanan.Perencanaan menu akan menjadi faktor penentu dan citra dari institusi
penyelenggaraan makanan. Menu yang berkualitas juga dapat menjadi alat pemasaran
(Bakri, Intiyati & Widartika, 2018). Salah satu kunci dalam persaingan bisnis kuliner adalah

3
Rohmah & Purwantoro

ragam menu yang disediakan oleh rumah makan. Oleh karena itu, perusahaan harus
membuat keputusan yang tepat mengenai keragaman menu yang dijual, karena dengan
adanya penawaran pelayanan dari rumah makan atas macam-macam masakan dalam arti
menu yang lengkap mulai dari rasa, jenis makanan dan minuman, dan ketersediaan
produk setiap saat, hal tersebut akan dapat menarik perhatian konsumen untuk
melakukan suatu pembelian dan memudahkan konsumen dalam memilih dan membeli
berbagai macam menu sesuai dengan keinginan mereka (Karya, 2019). Menciptakan
suatu variasi pada produk akan menghasilkan keragaman pilihan bagi konsumen,
keragaman produk sendiri adalah kelengkapan produk yang menyangkut kedalaman, luas
dan kualitas produk yang ditawarkan juga ketersediaan produk tersebut setiap saat di
toko. Kotler (2002) juga mengatakan bahwa kelengkapan produk adalah tersedianya
semua jenis produk yang ditawarkan untuk dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi oleh
konsumen yang dihasilkan oleh suatu produsen. Hasil penelitian sebelumnya oleh Karya
(2019) bahwa variasi menu, harga, dan suasana tempat berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen.Hasil penelitian Wibowo & Bachtiart(2018) menunjukkan hasil
bahwa faktor-faktor yang membuat konsumen puas salah satunya adalah variasi menu.
Dalam penelitian tersebut, variasi menu mendapat urutan kedua dari 16 indikator dengan
mendapatkan bobot poin 199 dan mempunyai bobot persentase 79,6% dari 100%. Menu
adalah cerminan misi penyelenggaraan makanan sehingga akan sangat bervariasi antara
satu institusi dengan institusi lainnya. Dalam institusi komersial menu dirancang untuk
menarik pelanggan dan mendapatkan keuntungan.Daftar menu katering merupakan
format efektif yang membantu pelanggan untuk memilih menu.Variasi menu merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen.Setiap 3 konsumen
memiliki selera makan yang berbeda-beda. Jika suatu restoran atau catering menyediakan
menu yang beraneka ragam atau bervariasi, maka akanlebih memudahkan restoran atau
katering untuk menarik konsumen (Karya, 2019).
INDUSTRI MINUMAN
Cafetaria No Caffe terletak di Tanjung Balai Karimun Jl. Pendidikan Teluk-air, RT.004, RW.
007, didirikan oleh Ibu Rosita pada 05 Mei 2017. Cafetaria No Caffe merupakan salah satu
usaha mikro kecil yang menjual aneka makanan dan minuman. Menu makanan dan
minuman dibanyak tempat makan relatif sama, sehingga ada suatu rasa kebosanan dan
keinginan menikmati menu yang lainnya. Jarang sekali pada suatu tempat menyediakan
banyak jenis makanan dan minuman Cafetaria No Caffe banyak sekali pilihan menunya,
buka dari jam 07.00 pagi s/d 23.00 malam. Makanan yang di jual pun beraneka seperti
aneka sayuran, soup, cemilan bahkan makanan seafood. Dan Minuman nya juga beraneka
macam seperi Juice, Milkshake, Bubble, Soda dan lain-lain. Tetapi Dalam hal ini, sistem
penjualan Makanan dan Minuman di Cafetaria No masih mengalami permasalahan yaitu
proses pengolahan data penjualan masih manual, catatan pesanan yang tidak teratur,
sehingga keamanan dari datanya kurang terjamin dan juga di saat pemesanan yang
banyak terkadang mengalami kesalahan penghantaran makanan di meja oleh waiters.
Selain dari waktu yang banyak terbuang dari proses pencarian data pun mengalami
kesulitan dan sering terjadi kesalahan dalam pengolahan data penjualan. Perkembangan
teknologi informasi semakin luas, hal ini sejalan dengan perkembangan komputer yang
semakin hari semakin pesat. Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat

4
Rohmah & Purwantoro

dipisahkan satu sama lain. Perkembangan teknologi yang pesat dalam perkembangan
perangkat keras dan perangkat lunak serta teknologi komunikasi merupakan alternatif
bagi suatu perusahaan untuk menunjang pengolahan data yang baik. Apabila pengolahan
data tidak teratur dan tidak terkoordinasi dengan baik akan mengakibatkan sulitnya
Hampir di semua perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan maupun industri
membutuhkan suatu sistem informasi yang baik terutama sistem informasi penjualan,
agar dalam kegiatannya dapat berjalan dengan efektif dan seefisien mungkin. Keadaan
tersebut menyebabkan banyaknya perusahaan yang meningkatkan pengembangan
dibidang penjualan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik lagi dan agar dapat
mengolah data dengan mudah, cepat dan akurat.
Pemesanan pada Cafetaria No Caffe di Tanjung Balai Karimun yang sedang berjalan
menjadi sistem yang terorganisir, sehingga dapat memberikan informasi secara cepat,
tepat, dan akurat serta relevan dan tepat waktu agar dapat membantu proses
pengambilan keputusan.
INDUSTRI MINUMAN
Industri minuman praktis di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang,
permintaan pasar semakin hari makin bertambah seiring perubahan gaya hidup
konsumen. Terdapat banyak jenis minuman praktis yang sedang berkembang bahkan
sudah mempunyai pasar yang besar di Indonesia, salah satunya Teh Pucuk Harum.
Pertumbuhan minuman praktis utamanya teh di Indonesia diuntungkan oleh populasi
masyarakat Indonesia yang banyak menyukai teh. Maasyarakat Indonesia pada umumnya
sangat indentik dengan sesuatu yang praktis dan simpel, dengan demikian sangat banyak
perusahaan yang membuat produknya praktis agar mendapatkan pasar dikalangan
masyarakat. Akan tetapi ada beberapa aspek yang harus di penuhi suatu perusahaan
untuk memenuhi harapan konsumen dengan memberikan jaminan kualitas pada setiap
kesempatan penggunaannya agar menciptakan kesetiaan konsumen pada produk. Pada
era saat ini banyak produk dengan berbagai kategori dengan kualitas bagus yang sudah
memenuhi standar di pandangan konsumen, hal ini tentu menuntut perusahaan untuk
menciptakan inovasi baru agar tetap bertahan. Perusahaan minuman praktis di Indonesia
semakin hari semakin ketat khususnya teh, di Indonesia hampir semua orang menyukai
teh dan kebanyakan wilayah di Indonesia sangat cocok untuk dijadikan lahan untuk
menanam teh. Banyaknya teh yang tumbuh Indonesia membuat persaingan perusaahaan
yang berbahan dasar teh semakin banyak sehingga muncul lah beberapa produk dan
inovasi baru. Dengan banyak pendatang baru dengan membawa inovasi dipasaran
membuat perusahaan dan para ahli pembuat teh harus mempunyai strategi-strategi yang
efektif agar menjadi yang terbaik dipasaran. Pada umunya konsumen sangatlah selektif
dalam memilih suatu produk, untuk mencapai tingkat kesetiaan konsemen pada suatu
produk. Ada beberapa tahapan yang harus benar-benar membuat konsumen yakin akan
produk tersebut. Suatu perusahaan harus benar-benar memahami apa yang diinginkan
konsumen, dari mulai memperhatikan kualitas secara keseluruhan untuk mendapatkan
kesetiaan konsumen, Melalui citra merek dan kepercayaan merek. Berikut beberapa hal
yang harus dilakukan perusahaan yaitu Perceived Quality, Brand image ke, Brand trust
dan Brand Loyalty untuk memberikan kesan baik kepada konsumen agar tidak berpindah
ke produk yang lain.

5
Rohmah & Purwantoro

Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha yang terus
mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk
di Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman pun terus meningkat
pula. Kecenderungan masyarakat Indonesia untuk menikmati makanan siap saji ini
menyebabkan banyak bermunculan perusahaan-perusahaan baru di bidang makanan dan
minuman karena mereka menganggap sektor industri food dan beverages memiliki
prospek yang menguntungkan baik masa sekarang maupun yang akan datang (Nur, 2016)
Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang menopang dunia
perindustrian Indoneisa. Dari data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan
industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV tahun 2017 mengalami kenaikan
sebesar 4,74 persen terhadap tahun 2016. Kenaikan tersebut terutama disebabkan
naiknya produksi industri makanan sebesar 9,93%. Sedangkan industri minuman
mengalami penurunan sebesar 2,77%. Data pertumbuhan Industri Manufaktur
Seiring meningkatnya laju pertumbuhan industri makanan dan minuman perusahaan
harus mampu meningkatkan kinerja yang didasarkan dari total keseluruhan kinerja pada
sebuah perusahaan yang disebut efisiensi, yakni kemampuan untuk mendapatkan tingkat
input yang sangat minim untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Loran laba-rugi
juga merupakan ringkasan dari kegiatan menjual produk ataupun jasa, beban produksi
untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual, beban yang timbul dalam
mendistribusikan produk atau jasa kepada konsumen, serta yang berkaitan dengan beban
administrasi operasional dan beban keuangan dalam menjalankan bisnis (Jayadi, 2007).
Keberhasilan suatu perusahaan salah satunya dapat dinilai melalui seberapa jauh
perusahaan mampu meningkatkan penjualan dan memperoleh laba. Menurut Meriewaty
dan Setyani (2005), laba dapat digunakan sebagai indikator penilaian kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan merupakan pencapaian perusahaan yang diperoleh dari pengambilan
keputusan yang kompleks meliputi efektivitas, efisiensi, pemanfaatan modal dan
rentabilitas dalam operasional perusahaan. Selain dari sudut pandang laba, output pada
industri manufaktur dapat dilihat berdasarkan periode berjalan. Dengan menggunakan
faktor input dalam kegiatan industri yang efisien, otomatis akan menekan biaya yang
dikeluarkan, sehingga dapat memperoleh output berupa tingkat penjualan dan juga laba
usaha maksimal.

Rumusan Masalah:
1. Apa saja pertimbangan yang harus di lakukan umkm di era medern saat ini ?
2. Apa saja pengaruh pemasaran umkm di era modern?
3. Apa dampak pembayaran digital terhadap umkm?
4. Bagaimana pengaruh teknologi dan informasi terhadap perkembangan umkm?
5. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam memasarkan makanan dan minuman?

METODE

6
Rohmah & Purwantoro

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai